Anda di halaman 1dari 5

Judul : Resume Bab 10 “Pengelolaan dan Pemanfaatan Harta”

Matkul : Pendidikan Agama Islam


Nama : Suci Novita
Prodi : Pendidikan Matematika B 2020
NIM : 2008336

A. Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak akan bisa dipisahkan dengan persoalan harta.
Manusia berusaha mendapatkan harta, mengelola, dan membelanjakannya. Ini
merupakan inti dari persoalan ekonomi. Oleh karena itu, masalah ekonomi
merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian islam.
B. Penghormatan terhadap Hak dan Kepemilikan
Menurut istilah hak adalah suatu kekhususan yang dengannya syara’
menetapkan kewenangan. Berdasarkan pengertian ini, kewenangan yang dimiliki
oleh manusia pada hak merupakan ketentuan dari Allah swt. Dengan kata lain,
Allah lah yang menentukan kewenangan pada manusia berkaitan dengan hak pada
sesuatu.
Secara umum hak dibagi dua
1. Hak terhadap harta, adalah hak yang berpautan dengan harta seperti hak
seseorang terhadap suatu benda yang dimilikinya. Misalnya, jika seseorang
memiliki kendaraan maka hak pada orang itu untuk memakai,
meminjamkan, menyewakan, menjual, atau memberikan kendaraan itu.
2. Hak terhadap bukan harta, seperti hak perwalian terhadap seseorang.
Seorang ayah memiliki hak perwalian atas anak kandungnya. Seorang
kakek memiliki hak perwalian atas cucu karena ayahnya sudah meninggal
dunia, misalnya.
Kepemilikan adalah kekhususan seorang pemilik terhadap sesuatu untuk
dimanfaatkan selama tidak ada larangan syar’i seperti gila, idiot, masih anak-anak,
dan lain sebagainya.
Hakikat kepemilikan adalah semua yang ada milik Allah swt, manusia hanya
diberi amanah atau titipan. Maka ketika manusia memiliki sesuatu, mereka harus
memerhatikan pesan dan aturan dari Sang Pemilik dalam menggunakan harta milik-
Nya.
Kepemilikan dalam islam dibagi tiga.
1. Kepemilikan Individu/Pribadi
Islam membolehkan individu menguasai dan memiliki harta benda dan
membenarkan pemilikan semua jenis harta benda yang diperoleh secara halal
dimana seseorang mendapatkan sebanyak harta yang mampu diperolehnya. Islam
membenarkan hak milik pribadi. Akan tetapi islam tidak memberikan kebebasan
tanpa batas menggunakan hak tersebut sekendaknya.
2. Kepemilikan Umum atau Masyarakat
Semua harta dan kekayaan milik masyarakat yang memberikan kepemilikan
atau pemanfaatan atas berbagai macam benda yang berbeda-beda kepada warganya.
Pembagian mengenai harta yang menjadi milik masyarakat dengan milik individu
secara keseluruhan berdasarkan kepentingan umum.
3. Kepemilikan Negara
Hak milik negara pada dasarnya adalah hak milik umum. Akan tetapi dalam
pengelolaan hak yang mengelola adalah hak pemerintah. Negara juga memiliki hak
milik terhadap barang dan jasa, terutama yang terkait untuk melaksanakan
kewajibannya untuk menyelenggarakan pendidikan, penyediaan fasilitas publik,
memelihara hukum dan keadilan menyantumi fakir miskin, dan lain-lain.
Kepemilikan terhadap suatu harta oleh seseorang atau sekelompok orang dapat
diperoleh melalui beberapa hal, yaitu:
a. Ihrazul mubahat (penguasaan terhadap benda yang boleh dan belum dimiliki
siapa pun).
b. Transaksi jual beli. Dengan adanya transaksi jual beli, maka kepemilikan
barang beralih kepada pembeli, dan kepemilikan uang beralih kepada penjual.
c. Warisan. Waris menjadi sebab terjadinya pemilikan terhadap harta.
d. Tawallud min mamluk (sesuatu yang berasal dari sesuatu yang dimiliki).
e. Pemberian negara kepada rakyatnya. Hak milik dapat terjadi ketika negara
memberikan sesuatu kepada rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
memanfaatkan kepemilikan mereka, maka rakyat menjadi berhak atas hak
tersebut.
f. Harta yang diperoleh tanpa mengeluarkan harta atau tenaga apapun. Pemberian
seseorang secara Cuma-Cuma, kepemilikan harta sebagai ganti rugi, harta
pemberian berupa mahar, barang temuan, dan santunan.
Islam menerangkan dalam hukum kepemilikan dipandang dalam segi ekonomi
sebab-sebab kepemilikan didefinisikan:
a. Sebab kepemilikan penuh
1) Mengambil harta mubah yaitu harta yang belum ada pemiliknya
2) Hasil dari milik sendiri
3) Dengan jalan pusaka
4) Dengan pemindahan hak dari perjanjian
b. Sebab kepemilikan terbatas
1) Milik bendanya misalnya rumah dan barang-barang lainnya.
2) Milik manfaat seperti sewa dan wasiat
C. Sikap Positif terhadap Harta
Harta dalam Bahasa arab disebut al-mal yang berarti condong, cenderung, dan
miring. Sedangkan harta menurut istilah adalah segala sesuatu yang memiliki nilai.
1. Cara Memperoleh Harta
Islam tidak membatasi cara seseorang dalam mencari dan memperoleh harta
selama yang demikian itu tetap diberlakukan dalam prinsip umum yang berlaku
yaitu halal dan baik.
2. Etika Membelanjakan Harta
a. Menggunakan harta secukupnya
b. Tidak berbuat mubazir
c. Tidak menghambur-hamburkan harta (boros)
d. Kewajiban membelanjakan harta
e. Membelanjakan harta untuk kebaikan
f. Menghindari pembelanjaan untuk barang mewah
g. Menghindari pembelanjaan yang tidak disyariatkan
h. Bersikap tengah-tengah dalam pembelanjaan
D. Prinsip-Prinsip Akad
1. Pengertian dan Pembentukan Akad
Kata akad berasal dari kata al-aqd berarti mengikat, menyambung, atau
menghubungkan. Sedangkan akad menurut istilah adalah pertemuan antara ijab
yang muncul dari satu pihak dengan qabul dari pihak lain yang menimbulkan akibat
hukum pada objek akad.
a. Syarat dan Rukun Akad
1) Syarat akad
• Tamyiz
• Ada dua pihak
• Persesuaian antara ijab dan qabul
• Kesatuan majelis akad
• Objek akad dapat diserahkan
• Objek akad tertentu atau dapat ditentukan
• Objek akad dapat ditransaksikan
• Tujuan akad tidak bertentangan dengan syara’
2) Rukun akad
• Aqid (orang yang beraqad), orang yang berakad harus baligh,
berakal, tidak mengandung unsur penipuan.
• Mauqud alaih (sesuatu yang diakadkan)
• Shigat aqad (ijab dan qabul)
• Dua pihak atau lebih yang saling berkaitan dengan akad
• Sesuatu yang diikat dengan akad yakni barang yang dijual dalam
akad jual beli
1. Barang tersebut suci atau meskipun terkena najis bisa
dibersihkan
2. Barang tersebut harus bisa digunakan dengan cara yang
disyari’atkan
3. Komoditi harus bisa diserah terima
4. Barang yang dijual harus merupakan milik sempurna dari yang
melakukan penjualan
5. Harus diketahui wujudnya
2. Macam-macam Akad/Transaksi
a. Akad menurut tujuannya
1) Akad tabarru, yaitu akad nirlaba yang dimaksudkan untuk
menolong dan murni semata mata karena mengharapkan ridla dan
pahala dari Allah swt. Contoh: hibah, wakaf, wasiat, ibra’, wakalah,
kafalah, hawalah, rahn, dan qirad.
2) Akad tijari, yaitu akad yang dimaksudkan untuk mencari dan
mendapatkan keuntungan dimana rukun dan syarat telah dipenuhi
semuanya. Contoh: Murahabah, Salam, Istishna’, dan ijarah
muntahiyah bittamilik serta mudharabah dan musyaraqah.
b. Akad menurut keabsahannya
1) Akad sahih, yaitu akad yang memenuhi semua rukun dan
syariatnya.
2) Akad fasid, yaitu akad yang semua rukunnya terpenuhi, namun ada
syarat yang tidak terpenuhi.
3) Akad bathil, yaitu akad dimana salah satu rukunnya tidak terpenuhi
dan otomatis syaratnya juga tidak dapat terpenuhi.
E. Ekonomi di era modern
1. Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang
disimpulkan dari Al-Quran dan sunnah dan merupakan bangunan perekonomian
yang didirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan keadaan
sosial-budaya.
Prinsip sistem ekonomi islam
a. Berbagai sumber daya sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt
b. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
c. Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama
d. Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai
oleh segelintir orang saja
e. Ekonomi islam menjamin pemilikian masyarakat dan penggunaannya
direncanakan untuk kepentingan banyak orang
f. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt di hari penentuan di akhirat
nanti
g. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas
h. Islam melarang riba dalam segala bentuk
Ciri-ciri ekonomi islam
a. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakan dan mengarahkan
kegiatan ekonomi
b. Syari’ah sebagai Batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
c. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan
ekonomi
2. Ragam Transaksi Islami Era Modern
a. Transaksi Perbankan
Fungsi bank secara garis besar adalah sebagai Lembaga intermediasi
yang mengarahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk
fasilitas pembiayaan.
b. Transaksi Asuransi
Perbedaan utama antara asuransi Syariah dan konvensial
• Asuransi Syariah bertujuan saling menolong
• Kepemilikan dana pada asuransi Syariah merupakan hak peserta
• Dalam asuransi islam menggunakan akad wakalah dan tabarru atau
mudlarabah dan ta’awun
c. Transaksi pasar modal
Pasar modal adalah tempat dimana modal diperdagangkan antara
pihak yang memiliki kelebihan modal dengan orang yang memerlukan
modal untuk mengembangkan investasi.

Anda mungkin juga menyukai