Oleh:
Nim : 1701120
3. Nina Rishanti
I. Tujuan Praktikum
Melakukan proses pengolahan, pengemasab dan sterilisasi sediaan injeksi
dosis tunggal volume besar.
R/ Manitol 1%
NaCl 3,5 g
Aqua PI ad 700 ml
Mf. Infusa
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air
atau pembawa yang cocok, steril dan digunakan secara parentral.
Digunakan dengan cara merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa.
Penggolongan injeksi menurut Farmakope dibagi 2 yaitu :
1. Parentral volume kecil yaitu volume larutan obat lebih kecil dari
100 ml
2. Parentral volume besar yaitu volume larutan obat lebih besar dari
100 ml
V. PERENCANAAN
a. Usul Penyempurnaan
Pada pembuatan sediaan infus manitol 1%, dilakukan usulan penambahan
carbo adsorben (norit) untuk menghilangkan pirogen pada sediaan
b. Komposisi
Tiap 700 ml infus manitol 1% mengandung :
Manitol 1%
NaCl 3,5 g
Carbo adsorben 0,1%
c. Pembawa
Aqua Pro Injeksi
d. Kemasan primer
Kemasan primer pada sediaan infus ini adalah botol infus
g. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat
Volume sediaan yang dibuat sebanyak 700 mL, jumlah dilebihkan
2%, karena untuk cairan encer yang volumenya lebih dari 50 mL
sesuai dengan Farmakope Indonesia.
Volume sediaan yang dibuat juga dilebihkan 10% untuk evaluasi
NaCl = 3,92 g
Carbo adsorben =
3. Perhitungan tonisitas
E manitol = 0,17
W = 1% = = 7,84 g
V = W x E x 111,1
V = 7,84 g x 0,17 x 111,1
V = 148,074 mL
= 5,7233 g
= 3,5 g/ 784 mL x 5,7233 g
= 0,025 g/ 784 ml
VI. PENGOLAHAN
VII. PENGEMASAN
a. Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda
Proses produksi produk steril infus manitol 1% dilakukan di ruang
kelas C dan D, pemilihan ini didasarkan pada proses sterilisasi infus
manitol 1% menggunakan sterilisasi akhir. Pengisian produk infus
dilakukan di lingkungan dengan kriteria klasifikasi kelas minimal C,
sedangkan untuk mengurangi resiko cemaran mikroba dan partikulat,
proses penyiapan komponen dan sebagian besar produk yang
memungkinkan untuk disaring dan disterilisasi dilakukan di
lingkungan minimal kelas D.
b. Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada
bagian ini
Fusitol®
Infus Manitol 1%
Komposisi
Tiap 700 ml larutan mengandung
Manitol ………………………………………………………………1 %
NaCl ……………………………………………………………….. 3,5 g
Aqua p.i ……………………………………………………... ad 700 ml
Indikasi
Diuretik osmotik
Kontraindikasi
Penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat,
dehidrasi hebat.
Peringatan
Hati-hati dalam menggunakan manitol jika mengalami gagal
jantung, edema paru, dehidrasi berat, dan pendarahan berat
Sebakinya tidak diberikan bersama dengan transfuse darah,
terutama whole blood
Efek Samping
Sakit kepala, mual, muntah, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan
sesak nafas
Interaksi Obat
Penggunaan besamaan dengan cyclosporine dapat meningkatkan efek
penurunan fungsi ginjal
Farmakologi
Manitol menyebabkan peningkatan osmolaritas di tubuus ginjal dan
pembuluh darah, sehingga meurunkan reabsorpsi air dan elektrolit dan
menyebabkan diuresis.
Aturan Pemakaian
Diberikan melalui intravena
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (25-30OC), terlindung dari cahaya matahari
Kemasan
Botol @ 700 ml
No. Reg : DKL 2003412049A1
Diproduksi Oleh :
1. Komposisi :
Manitol 1%
NaCl 3,5 g
Carbo adsorben 0,1%
Manitol = 7,84 g
NaCl = 3,92 g
Carbo adsorben =
2. Spesifikasi
A. Pemerian sediaan
Larutan jernih, steril, bebas pirogen
B. Bahan-bahan
Manitol
NaCl
Carbo adsorben
Aqua pro injeksi
C. Kemasan primer
Kemasan primer pada sediaan infus ini adalah botol infus
3. Penimbangan
4. Peralatan
5. Pengolahan
7. Sterilisasi
Sterilisasi sediaan infus dilakukan dengan cara sterilisasi akhir menggunakan
metode panas lembab dengan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit
8. Rekonsiliasi
3. Penyiapan brosur :
Fusitol®
Infus Manitol 1%
Komposisi
Tiap 700 ml larutan mengandung
Manitol ………………………………………………………………1 %
NaCl ……………………………………………………………….. 3,5 g
Aqua p.i ……………………………………………………... ad 700 ml
Indikasi
Diuretik osmotik
Kontraindikasi
Penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat,
dehidrasi hebat.
Peringatan
Hati-hati dalam menggunakan manitol jika mengalami gagal
jantung, edema paru, dehidrasi berat, dan pendarahan berat
Sebakinya tidak diberikan bersama dengan transfuse darah,
terutama whole blood
Efek Samping
Sakit kepala, mual, muntah, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan
sesak nafas
Interaksi Obat
Penggunaan besamaan dengan cyclosporine dapat meningkatkan efek
penurunan fungsi ginjal
Farmakologi
Manitol menyebabkan peningkatan osmolaritas di tubuus ginjal dan
pembuluh darah, sehingga meurunkan reabsorpsi air dan elektrolit dan
menyebabkan diuresis.
Aturan Pemakaian
Diberikan melalui intravena
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (25-30OC), terlindung dari cahaya matahari
Kemasan
Botol @ 700 ml
No. Reg : DKL 2003412049A1
Diproduksi Oleh :
X. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengolahaan dan pengemasan
sediaan injeksi dosis tunggal volume besar (infus). Tujuan dilakukannya
praktikum kali ini adalah untuk melakukan proses pengolahan,
pengemasan dan sterilisasi sediaan injeksi dosis tunggal volume besar.
Infus adalah sediaan parenteral dengan volume besar berupa
sediaan cairan steril yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah
lebih dari 100 mL, dan umumnya diberikan secara intravena dengan
kecepatan pemberian dosis yang konstan.
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah,
disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relative banyak. Tujuan
dibuat sediaan infus steril karena berhubungan langsung dengan darah atau
cairan tubuh dan jaringan tubuh lainnya. Persyaratan infus intravena antara
lain adalah :
a) Sediaan (dapat berupa larutan/emulsi) harus steril (FI IV, hlm 855)
b) Injeksi harus memenuhi syarat Uji Sterilitas yang tertera pada Uji
Keamanan Hayati.
c) Bebas pirogen (FI IV, hlm 908)
f) Isohidris
partikel
Selain zat aktif digunakan juga zat tambahan lain diantaranya yaitu
digunakan NaCl, carbo adsorben dan aqua pro injeksi yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda dari zat tambahan masing-masingnya. NaCl
ditambahkan pada formulasi sediaan berfungsi sebagai zat pengisotonis,
dimana zat pengisotonis merupakan bahan yang digunakan untuk
membuat larutan mempunyai sifat osmostis yang sama dengan cairan
fisiologis. Penambahan zat pengisotonis ini dimaksudkan untuk
mengurangi rasa sakit dan iritasi selama penyuntikan, karena diharapkan
mampu menyamakan tekanan osmosis didalam tubuh..
Selain zat pengisotonis ditambahkan juga aqua pro injeksi yang
berfungsi sebagai zat pembawa, yang berguna untuk melarutkan zat aktif
dan zat tambahan yang ditambahkan dalam formulasi. Pada formulasi ini
juga ditambahkan carbo adsorben. Dimana Norit (carbo adsorben) pada
pembuatan sediaan infus ditambahakan dengan tujuan untuk
menghilangkan pirogen pada larutan obat karena sediaan infus harus bebas
dari pirogen dan juga untuk menyerap atau menghilangkan bahan-bahan
pengotor yang mungkin ada dalam sediaan.
Sebelum dilakukannya proses produksi sediaan, maka perlu
dilakukan sterilisasi alat dan bahan yang digunakan terlebih dahulu. Yang
dilanjutkan dengan penimbangan bahan, pencampuran dan pengisian
sediaan di white area. Sebelum pengisian kedalam kemasan primer larutan
sediaan disaring terlebih dahulu tujuannya agar menghilangkan zat
pengotor yang terdapat dalam larutan sediaan.
Larutan sediaan yang telah jadi dilakukan evaluasi, dimana
evaluasi yang dilakukan antara lain, yaitu meliputi evaluasi kimia, fisika
dan biologi. Evaluasi kimia terdiri dari penetapan kadar, dan uji
identifikasi umum. Pada evaluasi fisika terdiri dari uji bahan partikulat
dalam injeksi, penetapan pH, uji kejernihan dan uji kebocoran. Sedangkan
untuk evaluasi biologi terdiri dari ui sterilitas, uni endotoksi dan uji
pirogenitas.
Setelah sediaan dimasukkan kedalam kemasan primer yaitu berupa
botol infus dengan tutup dan dievaluasi dilakukan sterilisasi akhir. Metode
sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah
sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi. Sterilisasi
akhir yang dilakukan pada sediaan dengan cara sterilisasi menggunakan
metode panas lembab dengan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit.
Pemilihan metode sterilisasi ini berdasarkan pertimbangan kestabilan
bahan dan zat kimia yang terhadap panas atau kelembaban (stabilitas,
kompatibilitas dan efektifitas serta efisiensi).
XI. KESIMPULAN
o Sediaan infus manitol dibuat dengan komposisi yaitu : manitol 1%,
NaCl 3,5 g, carbo adsorben 0,1% dan aqua pro injeksi ad 700 ml
o Sediaan infus dibuat pada ruang white area (kelas C) dan
disterilisasi pada ruang grey area. Alat-alat yang digunakan juga
disterilisasikan pada ruang grey area sebelum penggunaan
o Sediaan dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit