Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

LEUKIMIA

DI SUSUN OLEH:

1. SEILYN K.KEMBAU (1814201080)

2. PRETTY ANGEL REPY (1814201263)

3. VALENTINA M. Q. SUMOLANG (1814201069)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
20
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
Bab II Pembahasan........................................................................................................
A. Definisi ...................................................................................................................
B. klasifikasi.................................................................................................................
C. Etiologi....................................................................................................................
D. Patofisiologi.............................................................................................................
E. Pengobatan ..............................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. komplikasi...............................................................................................................
H. Epidemiologi & Pencegahan...................................................................................
I. Pathway...................................................................................................................
J. Asuhan Keperawatan..............................................................................................
Bab III Penutup..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-NYA, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : ASUHAN

KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA.Makalah ini kami buat sebagai tugas dari
mata kuliah keperawatan anak II. kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran
dalam penyempurnaan makalah ini, dan kami juga minta maaf jika terdapat kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertambahan
jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta
bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi
terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit)
putih (neoplasma hematology) (Wijaya, 2010).
Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian di Amerika Serikat karena leukemia
meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1971 (Katrin, 1997). Di Amerika Serikat setiap 4 menitnya
seseorang terdiagnosa menderita leukemia. Pada akhir tahun 2009 diperkirakan 53.240 orang
akan meninggal dikarenakan leukemia (WHO, 2009 dalam Ningsih, 2011). Di Indonesia
kasus leukemia sebanyak lebih kurang 7000 kasus/tahun dengan angka kematian mencapai
83,6% (Herningtyas, 2007). Data dari International Cancer Parent Organization (ICPO)
menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120 anak yang mengidap kanker dan 60
% diantaranya disebabkan oleh leukemia (Sindo, 2007).
Di Aceh sendiri belum mempunyai data lengkap mengenai penderita ini namun data dari
Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUDZA) (Blood for life foundation,2009).
Kanker darah dikatakan dapat menular oleh beberapa orang, tapi bila dikaji lebih lanjut tidak
ada alasan yang dapat menyebabkan kanker ini dapat menular.Jadi, penyakit ini
bukanmerupakan penyakit menular. Penyakit ini juga bukan merupakan penyakit keturunan,
walaupun mungkin ada kebetulan yang dalam 1 keluarga misalnya anak dengan ibu terkena
penyakit ini.Tapi, penyakit ini bukan merupakan penyakit keturunan.
Sebagai mahasiswa keperawatan perlu mempelajari materi Leukemia agar diharapkan
nantinya bisa menerapkan dalam perannya sebagai perawat yang professional. Sebagai
perawat,sangatlah penting kita menjalankan tugas kita dimana kita dituntut untuk bekerja
sebaik mungkin untuk kesembuhan seseorang yang mengidap penyakit mematikan
tersebut,tugas kita sebagai perawat diantaranya : 1. Memberikan asuhan keperawatan yang
dapat membantu dalam proses penyembuhan, 2. Pembuat Keputusan Klinis untuk
memberikan perawatan yang efektif, 3. Sebagai Pelindung dan Advokat Klien, 4. Sebagai
Komunikator, 5. Sebagai Penyuluh untuk menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan, 6.
Sebagai Kolaborator, dan 7. Sebagai Edukator untuk membantu meningkatkan pengetahuan
kesehatan, serta 8. Sebagai Konsultan,.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan sebuah makalah yang berjudul
“ Asuhan Keperawatan Leukemia”. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis pribadi dan pembaca sekalian.

B. Tujuan
 Diharapkan mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Leukemia.
 Mahasiswa mengetahui konsep teoritis Leukemia.
 Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan teoritis pada penderita Leukemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliperasi abnormal dari sel-sel
homotopeitik (Price, 2007).
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentukan
darah (Suriadi, 2010).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan dahwa leukemia adalah proliperasi sel leukosit
yang abnormal, ganas sering disertai bentuk leukosit yang lain dari normal, jumlahnya yang
berlebihan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian.
B. Klasifikasi
Menurut Wijaya (2013) leukemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
Leukemia Mieloblastik
 Leukemia Mioloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya mendadak atau
progresif dalam masa 1-6 bulan, jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada
pria dan wanita 3:2.
 Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60 tahun puncak
kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-anak. Leukemia mieloblastik
dimulai dengan reproduksi sel mielogenosa muda yang bersifat kanker di sumsum tulang dan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi di berbagai organ
ekstramedular terutama di nodus limfe, limpa dan hati (Wijaya, 2013).
Leukemia limfoblastik
 Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak berumur di bawah umur
15 tahun, dengan puncak insiden antara umur 3-4 tahun, insiden pada para pria dan wanita
5:4.
 Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada kelompok umur tua (lebih
kurang 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1.
Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker, biasanya
dimulai dalam nodus limfe atau jaringan limfogenosa yang lain dan selanjutnya menyebar ke
area tubuh lainnya.

C. Etiologi
1. Faktor Prediposisi
a. Genetik
1) Keturunan
 Adanya Penyimpangan Kromosom
Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya
pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma
Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-
Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis.
Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan
informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola
kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
 Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik
dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal
ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi
2) Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal: radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan
insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ALL ,
b. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata. Penelitian pada manusia menemukan
adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan
pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus
RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. Salah satu virus yang terbukti dapat
menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia. Jenis leukemia
yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia.
c. Bahan Kimia dan Obat-obatan
1)  Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia (misal: benzen) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen. Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan resiko
tinggi dari AML, antara lain: produk – produk minyak, cat, ethylene oxide,
herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik
2) Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik (misal: alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML.
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML
d. Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia (ANLL) ditemukan pada pasien-
pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti
peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan
bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat
terapi radiasi misal: pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para
radiologis.
e. Leukemia Sekunder
Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain
disebut Secondary Acute Leukemia (SAL) atau treatment related leukemia. Termasuk
diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara. Hal ini
disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan
imunosupresif selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA .
f. Faktor lain
Menurut Ngastiyah (2005) penyebab ALL sampai sekarang belum diketahui dengan
jelas, diduga kemungkinan besar karena virus (virus onkologik), faktor lain yang turut
berperan adalah:
a. Faktor eksterogen seperti sinar X, sinar radioaktif, hormon, bahan kimia (bentol,
arsen, preparat sulfat), infeksi (virus, bakteri).
b. Faktor endogen seperti Ras (orang Yahudi mudah menderita).
D. Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan
anemia dan trombositopenia. Sistem retikulo endotelial akan terpengaruh dan menyebabkan
gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi (Wijaya, 2013).
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem
saraf pusat. Gangguan pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan
tekanan jaringan. Adanya infiltrasi padaekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran
hati, limfe dan nodus limfe dan nyeri persediaan (Suriadi, 2010).

E. Pengobatan

Dokter spesialis hematologi onkologi (dokter spesialis darah dan kanker) akan menentukan


jenis pengobatan yang dilakukan berdasarkan jenis leukemia dan kondisi pasien secara
keseluruhan. Berikut ini beberapa metode pengobatan untuk mengatasi leukemia:

 Kemoterapi, yaitu metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk


membunuh sel kanker. Obat dapat berbentuk tablet minum atau suntik infus.
 Terapi imun atau imunoterapi, yaitu pemberian obat-obatan untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan sel kanker. Jenis obat yang
digunakan, misalnya interferon.
 Terapi target, yaitu penggunaan obat-obatan untuk menghambat produksi protein
yang digunakan sel kanker untuk berkembang. Contoh jenis obat yang bisa digunakan
adalah penghambat protein kinase, seperti imatinib.
 Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk menghancurkan dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi.
 Transplantasi sumsum tulang, yaitu prosedur penggantian sumsum tulang yang rusak
dengan sumsum tulang yang sehat.
Terkadang, prosedur operasi juga dilakukan untuk mengangkat organ limpa (splenectomy)
yang membesar. Organ limpa yang membesar dapat memperburuk gejala leukemia yang
dialami penderita.

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan pada anak dengan Leukemia Limfositik
Akut adalah:
1. Pemeriksaan sumsum tulang Leukemia Limfositik Akut (BMP/Bone Marrow
Punction):
a. Ditemukan sel blast yang berlebihan
b. Peningkatan protein
2. Pemeriksaan darah tepi Leukemia Limfositik Akut
a. Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia)
b. Peningkatan asam urat serum
c. Peningkatan tembaga (Cu) serum
d. Penurunan kadar Zink (Zn)
e. Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 – 200.000/µl) tetapi dalam bentuk sel
blast/sel primitif
3. Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan/infiltrasi sel kanker ke
organ tersebut
4. Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum
5. Sitogenik: 50-60% dari pasien ALL mempunyai kelainan berupa:
a. Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
(2n+a)
b. Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
c. Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan
komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang
sangat  kecil
G. Komplikasi

Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak segera dilakukan. Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi adalah:
 Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru.
 Tubuh rentan terhadap infeksi.
 Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.

Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan. Berikut ini
beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia:

 Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum tulang.
 Anemia hemolitik.
 Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
 Gangguan fungsi ginjal.
 Infertilitas.
 Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan.

Anak-anak penderita leukemia juga berisiko mengalami komplikasi akibat pengobatan yang
dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi meliputi gangguan sistem saraf pusat,
gangguan tumbuh kembang, dan katarak.

H. Epidemiologi dan pencegahan


Leukemia secara global prevalensi 13.7 per 100.000 populasi dengan tingkat mortalitas 6.8
per 100.000 populasi per tahun. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan bahwa leukemia merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada
anak-anak.
Global

Menurut data statistic kanker Surveillance, Epidemiology, and End Results Program


National Cancer Institute prevalensi leukemia sebesar 13.7 per 100.000 populasi per tahun,
dan jumlah kematian leukemia sebesar 6.8 per 100.000 populasi per tahun. Pada tahun 2017
diperkirakan sebanyak 62.130 kasus baru leukemia dan 24,500 orang akan meninggalan
karena leukemia. Leukemia berada di urutan ke-9 dilihat dari prevalensi kejadiannya, yaitu
sebesar 3.7% dari seluruh kanker di United States.

Prevalensi kasus leukemia pada kelompok usia 65-74 merupakan prevalensi tertinggi yaitu
sebesar 22.4% dengan median usia 66 tahun saat terdiagnosis leukemia. Sedangkan jumlah
kematian akibat leukemia paling tinggi ditemui pada kelompok usia 75-84 tahun yaitu
sebesar 30.2% dengan median usia 75 tahun saat kematian.
Prevalensi kasus leukemia dilihat dari jenis kelamin didapatkan bahwa kejadian pada laki-
laki lebih tinggi dari perempuan yaitu sebesar 17.6%, dan perempuan sebesar 10.7%. Ras
yang paling tinggi menderita leukemia adalah ras kaukasian (18.5% laki-laki, 11,3%
perempuan).
Kejadian leukemia pada anak (0-19 tahun) menurut CDC pada tahun 2014 adalah sebesar 8.4
per 100.000 ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun dan tingkat kematian akibat leukemia
sebesar 0.8 per 100.000 anak ditemukan pada kelompok usia 15-19 tahun.
Indonesia

Menurut data Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan
RI dan Data Penduduk Sasaran, prevalensi kanker di Indonesia berturut-turut adalah kanker
serviks (0.8%), kanker payudara (0,5%), dan kanker prostat (0,2%). Riset yang dilakukan di
RS Kanker Dharmais pada tahun 2010-2013 menyebutkan bahwa leukemia tidak termasuk
dalam 10 kanker terbanyak di Indonesia.
Namun menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi kanker anak
umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dan jenis kanker yang paling banyak diderita anak di
Indonesia yaitu leukemia dan retinoblastoma. Pada riset yang dilakukan pada pasien anak di
RS Kanker Dharmais pada tahun yang sama menyatakan bahwa leukemia adalah  penyakit
dengan jumlah kasus baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais.
I. Asuhan keperawatan
1. Identitas
a. Identitas Anak
 Umur: ALL lebih sering terjadi pada umur kurang dari 5 tahun. Angka
kejadian tertinggi adalah pada umur 3 tahun.
 Jenis kelamin: leukemia limpfositik akut paling sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan.
b. Identitas Orang Tua
 Pendidikan: Pendidikan yang rendah pada orang tua mengakibatkan
kurangnya pengetahuan terhadapa penyakit anaknya.
 Pekerjaan: Pekerjaan orang tua yang berhubungan dengan bahan kimia,
radiasi sinar X, sinar radioaktif, berpengaruh kepada anaknya. Selain itu
sejauh mana orang tua mempengaruhi pengobatan penyakit anaknya.

2. Keluhan Utama
Nyeri sendi dan tulang sering terjadi, lemah, nafsu makan menurun, demam
(jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala, purpura, penurunan berat
badan dan sering ditemukan suatu yang abnormal. Kelelahan dan petekie berhubungan
dengan trombositopenia juga merupakan gejala-gejala umum terjadi
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Saat hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan
penyedap rasa. Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko Saat
hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa.
Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko pada janinnya. Lebih
sering pada saudara sekandung, terutama pada kembar.
4. Riwayat Keluarga
Insiden ALL lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang
terlebih pada kembar monozigot (identik).
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Pada penderita ALL pertumbuhan dan perkembangannya mengalami keterlambatan
akibat nutrisi yang didapat kurang karena penurunan nafsu makan, pertumbuhan
fisiknya terganggu, terutama pada berat badan anak tersebut. Anak keliatan kurus, kecil
dan tidak sesuai dengan usia anak.
a. Riwayat Perkembangan
 Motorik Kasar
Pada anak dengan penyakit ALL pada umumnya dapat melakukan aktivitas
secara normal, tapi mereka cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas yang
terlalu berat (membutuhkan banyak energi).
 Motorik Halus
Pada umumnya anak dengan ALL masih dapat melakukan aktivitas ringan
seperti halnya anak-anak normal. Karena aktivitas ringan tidak
membutuhkan energi yang banyak dan anak tidak mudah lelah
6. Data Psikososio Spiritual
a. Psikologi
Anak belum tahu tentang penyakitnya, sehingga anak tidak merasa memiliki
penyakit.  Orang tua mengalami kecemasan mengenai penyakit yang dialami
anak, kondisinya apakah bisa sembuh atau tidak, serta masalah financial
keluarga.
b. Sosial
Anak jarang bermain dengan teman-temannya, karena kondisi anak lemah
sehingga orangtua tidak mengizinkan anak untuk beraktivitas yang berat.
Dirumah anak bermain dengan orang tua dan saudaranya, tetapi bermain yang
ringan.
c. Spiritual
Sebelum tidur anak diingatkan oleh orang tua untuk berdoa. Saat anak melihat
orang tuanya berdoa anak mengikuti cara orang tuanya berdoa.
7. ADL
a. Nutrisi
Anak  makan 2 kali sehari, pada ALL terjadi penurunan nafsu makan. Anak suka
makan makanan siap saji maupun  jajan diluar rumah. Anak tidak suka makan
sayur-sayuran, makan buah kadang-kadang sehingga zat besi yang diperlukan
berkurang. Selain itu pengaruh ibu yang  suka masak menggunakan penyedap rasa
dan sering menyediakan makanan siap saji dirumah.
b. Aktivitas istirahat dan tidur
Saat beraktivitas anak cepat kelelahan.  Anak kebanyakan istirahat dan tidur karena
kelemahan yang dialaminya. Sebagaian aktivitas biasanya dibantu oleh keluarga.
Saat tidur anak ditemani oleh ibunya. Tidur anak terganggu karena nyeri sendi
yang sering dialami oleh leukemia.
c. Eliminasi
Anak gangguan ALL pada umumnya mengalami diare, dan penurunan haluran
urin. BAB 3-5x sehari, dengan konsistensi cair. Haluan urin sedikit yang
disebabkan susahnya masukan cairan pada anak,  warna urine kuning keruh. Saat
BAK anak merasa nyeri karena nyeri tekan diperianal.
d. Personal hygiene
Anak mandi 2x sehari, gosok gigi 2x setelah makan dan mau tidur. Sebagaian
aktivitas hygiene personal sebagaian dibantu oleh orang tua.
8. Keadaan Umum
Pada anak –anak tampak pucat, demam, lemah, sianosis
9. Pemeriksaan  TTV
a. RR: Pada penderita PDA, manifestasi kliniknya pada umumnya anak sesak nafas,
tachypnea (Pernafasan >70x/menit)
b. Nadi: Pada penderita ALL, terdapat manifestasi klinik nadi teraba kuat dan cepat
(takikardia)
c. TD: pada penderita ALL, tekanan darahnya tinggi  disebabkan oleh hiperviskositas
darah (Aziz, 2005)
d. Suhu: Pada penderita ALL yang terjadi infeksi l suhu akan naik (hipertermi,
>37,50C) (Weni K, 2010)
10. Pemeriksaan Fisik head to toe
a. Kepala  dan Leher
1) Rongga mulut: apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),
perdarahan gusi, pertumbuhan gigi apakah sudah lengkap, ada atau tidaknya
karies gigi.
2) Mata: Konjungtiva (anemis atau tidak), sclera (kemerahan, ikterik)
3) Telinga : ketulian
4) Leher: distensi vena jugularis
5) Perdarahan otak: Leukemia system saraf pusat: nyeri kepala, muntah (gejala
tekanan tinggi intrakranial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf
otak, terutama saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal.
b. Pemeriksaan Dada dan Thorax
1) Inspeksi: bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada, penggunaan otot
bantu pernapasan
2) Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
3) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
4) Auskultasi: suara nafas, adakah  ada suara napas tambahan: ronchi (terjadi
penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
c. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada kelenjar limfe,
ginjal, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltik usus, palpasi nyeri tekan
bila ada pembesaran hepar dan limpa
2) Perkusi adanya asites atau tidak.
d. Pemeriksaan Genetalia
e. Pemeriksaan integument
1) Perdarahan kulit (pruritus, pucat, sianosis,  ikterik, eritema, petekie, ekimosis,
ruam)
2) nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, luka bernanah, diaforesis (gejala
hipermetabolisme).
3) peningkatan suhu tubuh
4) Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, sianosis perifer.
f. Pemeriksaan Ekstremitas
1) Adakah sianosis, kekuatan otot
2) Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel leukemia

Analisa data
NO. Data Etiologi masalah
1. DS: - klien merasa demam, sakit Resiko infeksi Menurunnya sistem
kepala. pertahanan Tubuh

DO: - Tubuh Klien terasa hangat


dengan suhu 38°c
2. DS: - klien merasa tidak Intoleransi aktivitas Kelemahan tubuh
Nyaman saat beraktivitas.
- Klien merasa nyeri
pada tulang dan
persendian
DO: - saat beraktivitas klien tampak
cepat lelah

3. DS: - klien merasa tidak nafsu makan Gangguan tumbuh Efek


DO: - pertumbuhan Fisik terganggu kembang ketidakmampuan
fisik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
N Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan
O
1. Resiko infeksi b/ d Intervensi utama : manajemen imunisasi/vaksinasi
Observasi
menurunnya sistem
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
pertahanan tubuh d/d demam - Identifikasi kontraindikasi pemberian
imunisasi(mis.reaksi anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa
demam)
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan
Terapeutik
- Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi(mis.nama
produsen,tanggal kadaluarsa)
Edukasi
- Jelaskan tujuan,manfaat,reaksi yang terjadi,jadwal,dan
efek samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah(mis.hepatitis B
,BCG,difteri,tetanus,pertussis,H.influenza,polio,campak
,measles,rubella)
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah
(mis.influenza,pneumokokus)
- Informasi vaksinasi untuk kejadian khusus
(mis.rabies,tetanus)
- Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi
Nasional yang menyediakan vaksin gratis
Intervensi pendukung :
- Dukungan pemeliharaan rumah
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi pencegahan luka tekan
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pengaturan posisi

2 Intoleransi aktivitas b/ d Intervensi utama : manajemen energy


kelemahan d/d merasa tidak Observasi
nyaman setelah beraktivitas - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus(mis.cahaya,suara,kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan /atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Intervensi pendukung :
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Dukungan tidur
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
3 Gangguan tumbuh kembang Intervensi utama : perawatan perkembangan
b/d efek ketidakmampuan Observasi
fisik d/d nafsu makan - Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
menurub - Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang
ditunjukan bayi(mis.lapar,tidak nyaman)
Terapeutik
- Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi
prematur
- Memberikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak
ragu-ragu
- Meminimalkan nyeri
- Meminimalkan kebisingan ruangan
- Pertahankan knyamanan anak
- Sediakan aktivitas yang memotivasi anakberinteraksi
dengan anak lainnya
Edukasi
- Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang
milenstone perkembangan anak dan perilaku anak
- Anjurkan orangtua berinteraksi dengan anaknya
- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Kolaborasi
- Rujuk unuk konseling,jika perlu
Intervensi pendukung :
- Edukasi nutrisi anak
- Konseling
- Promosi berat badan
- Manajemen nutrisi
- Menejemen perilaku
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
      Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker
darah adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentukan darah
(Suriadi,2010).
Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu
Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Saferi, 2013).
Gejala – gejala yang dirasakan antara lain anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan gusi,
mimisan, mudah memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi.
B. Saran
- Bagi mahasiswa
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memahami asuhan keperawatan Leukemia.
-Bagi Institusi
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memudahkan dalam proses belajar mengajar.
-Bagi perawat lain
Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan

Daftar Pustaka
http://kandafy/2017/10/askep-leukemia.html
https://www.academia.edu/31690187/Asuhan_Keperawatan_Leukemia_pada_Anak1_docx
https://www.academia.edu/34219192/Askep_Leukimia_Anak

Anda mungkin juga menyukai