Dian Novita-Feb PDF
Dian Novita-Feb PDF
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Prasyarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
DIAN NOVITA
NIM. 1112084000039
JAKARTA
2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lngkap : Dian Novita
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Desember 1994
3. Alamat : Jl. Mawar I No.3 RT.03/13 Bintaro –
Jakarta Selatan
4. Telepon : 08997448200
5. Email : diannovita29@gmail.com
i
3. 4 Pilar Goes To Campus “Sosialisasi Pancasila, UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika”, MPR-RI.
4. Dialog Kebangsaan “Kedaulatan Pangan & Martabat Bangsa”.
Pembicara: Presiden Ke-5 RI, Hj. Megawati Soekarnoputri dan Presiden
Ke-7 RI, Joko Widodo.
5. Workshop Kepemudaan “Integrity Goes To You”, Transparency
International Indonesia.
6. Seminar dan Dialog Publik “Mendekatkan Progran Financial Inclusion
Kepada Rakyat; Upaya Meningkatkan Kemampuan Rakyat dalam
Mengelola Keuangan”, Bank Indonesia.
7. Seminar Kewirausahaan “Burn Your Spirit! Be A Super Student”, LDK
Komda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
ABSTRACT
This research to analyzes the level of efficiency and effectiveness and multiplier
effects management Dana Desa Leuwiliang Village. The analytical method used
descriptive mixed methods, which analyzes the target data, expenditures &
revenue by using the ratio of efficiency & effectiveness, and analyzes the interview
data to measure the multiplier. These results indicate that the level of average
efficiency village reach 81%, result can be said to be quite efficient, and the
average level of effectiveness of each village reach 92%, this is an effective
category. Purasari’s village has a Multiplier Effect highest of eleven other
villages in the district Leuwiliang, with a value of multiplier is 7.0 and increase
economic growth of Rp.1,46,007 to Rp.10,052,049. Purasari’s village has a
priority program of road construction concrete rebates and culverts.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan efektivitas serta
efek pengganda pengolahan Dana Desa Kecamatan Leuwiliang Bogor. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kombinasi,
yaitu menganalisis data target, realisasi belanja dan pendapatan dengan
menggunakan rasio efisiensi dan efektivitas, serta menganalisis data wawancara
dengan mengukur pengganda pengeluaran pemerintah. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa tingkat rata-rata efisiensi Desa-desa di Kecamatan Leuwiliang
sebesar 81%, yang memenuhi kriteria cukup efisien, dan tingkat rata-rata
efektivitas Desa-desa di Kecamatan Leuwiliang sebesar 92%, termasuk dalam
kategori efektif. Desa Purasari mempunyai Multiplier Effect tertinggi dari sebelas
Desa yang lain di Kecamatan Leuwiliang, dengan nilai pengganda sebesar 7,0 dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dari Rp.1,46,007 menjadi
Rp.10,052,049. Desa Purasari mempunyai program prioritas pembangunan jalan
rabat beton dan gorong-gorong.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb.
Dengan mengucapkan segala puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapta
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Efisiensi Dan Efektifitas
Pengelolaan Anggaran Dana Desa Tahun 2015 Di Kecamatan Leuwiliang
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat” dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Maka dalam kesempatan ini penulis ini mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah memberikan dorongan moril maupun materil terutama kepada :
1. Ayahanda Amarulloh, dan Ibunda Aminah atas limpahan kasih sayang, doa,
dan dukungan baik secara moril dan materil. Terima kasih telah mendidik,
membesarkan, dan ngajarkan banyak hal yang tidak dapat terbalaskan oleh
apapun hingga saat ini. Semoga Allah SWT, selalu memberikan ridho dan
rahmat kepada keduanya.
2. Kepada kakak-kakak penulis yang menjadi panutan dan pelindung di berbagai
situasi. Terima kasih atas semua yang telah diberikan, moril dan materil serta
nasehat yang berguna. Semoga Allah SWT. melipat gandakan pahala dan
memudahkan rezeki serta dilancarkan urusannya.
3. Dr. M. Arief Mufriani, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga Bapak selalu diberikan kemudahan
oleh Allah SWT. untuk membangun dan mengembangkan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis lebih baik lagi.
4. Bapak Arief Fitrijanto, M.si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan dan dosen pembimbing yang telah memberikan mengarahan
dan saran yang sangat berguna bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
v
5. Bapak Rizkon Halal Syah Aji, M.si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembanguan yang telah memberikan arahan serta motivasi yang
sangat bermanfaat selama penyelesaian masa perkuliahan.
6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberian
ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan berharga dalam menyampaikan
materi selama masa perkuliahan.
7. Seluruh jajaran staff administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-
lainnya selama masa perkuliahan.
8. Teman-teman konsentrasi Otonomi dan Keuangan Daerah angkatan pertama
yang selalu memberikan dukungan satu sama lain. Terima kasih atas setiap
momen kebersamaan yang sangat bermakna, serta canda tawa selama masa
perkuliahan.
9. Teman-teman seperjuangan IESP angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Terima kasih atas kerja sama dan dukungan satu sama lain
selama masa perkuliahan. Serta telah memberikan pengalaman perkuliahan
yang sangat berharga bagi penulis.
10. Alvi Auzan yang selalu membantu, mendoakan, memberi semangat dan
mengingatkan untuk segera menyelsaikan skripsi ini, serta memberi
dukungan hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................ 10
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian.................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian.................................................................................. 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 70
B. Saran ....................................................................................................... 71
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1 Kerangka Pemikiran Teoritis 46
2 Peta Kecamatan Leuwiliang 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
Anggaran Pendapatan Dana Desa per-Desa dalam Tiga
1 75
Tahap
Target dan Realisasi Dana Desa Pada Setiap Desa di
2 76
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor Jawa Barat
Perhitungan Rasio Efisiensi dan Efektivitas Pada Setiap
3 77
Desa
4 Transkrip Wawancara 79
Program Desa Melalui Anggaran Dana Desa Secara
5 93
Umum
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan
6 107
Leuwiliang, Kabupaten Bogor
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perimbang keuangan pusat dan daerah tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan
pemerintah baik pusat maupun daerah tidak mengikapi dengan baik konsekuensi
bersumber dari alokasi APBN, atau Dana Desa bersumber dari belanja pusat
berkeadilan.
untuk mengurangi angka desa tertinggal di Indonesia. Suatu desa dapat dikatakan
komunikasi.
sumber daya alam, daerah yang memiliki sumber daya alam yang besar
2
3. Sumber daya Manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal
secara fisik lokasinya amat terisolasi, disamping itu seringnya suatu daerah
mengalami konflik sosial bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan dan
dan ekonomi.
pendekatan relatif berdasarkan pada perhitungan enam (6) kriteria dasar dan 27
persentase keluarga miskin dan konsumsi perkapita; (ii) sumber daya manusia,
dengan indikator utama angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf; (iii) prasarana (infrastruktur) dengan indikator utama jumlah jalan
dengan permukaan terluas aspal/beton, jalan diperkeras, jalan tanah, dan jalan
lainnya, persentase pengguna listrik, telepon dan air bersih, jumlah desa dengan
(iv) kemampuan keuangan daerah dengan indikator utama celah fiskal, (v)
3
aksesibilitas dengan indikator utama rata-rata jarak dari desa ke kota kabupaten,
lebih besar dari 5 km dan (vi) karakteristik daerah dengan indikator utama
persentase desa rawan gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya,
persentase desa di kawasan lindung, desa berlahan kritis, dan desa rawan konflik
Dengan kriteria tersebut, maka saat ini terdapat 183 kabupaten yang
tertinggal. Angka ini merupakan 27,22 persen dari jumlah total desa yang ada
yang mencapai 74.093 desa. Adapun sebaran desa tertinggal terbanyak di Pulau
Papua, dengan jumlah mencapai 6.139 desa. Sementara itu desa berkembang dan
desa mandiri paling banyak ada di Pulau Jawa-Bali. Di Pulau Jawa-Bali jumlah
desa berkembang mencapai 20.827 desa, dan desa mandiri mencapai 2.253 desa.
menyiapkan dana yang tertulis pada PP No. 22 tahun 2015 pasal 30 A untuk
4
2018 dengan visi “Terwujudnya Kecamatan Leuwiliang sebagai kota santri,
terdapat tiga kata kunci sebagai pedoman terealisasninya program lima tahun
kedepan, yaitu:
dan sarana wilayah, (iii) Meningkatkan kinerja pelayanan publik dan kapasitas
pemerintahan desa.
pendapatan keuangan desa, yang meliputi (a) sumber pendapatan desa terdiri atas
pendapatan asli desa, diantaranya hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil
5
swadaya dan partisipasi dan lain-lain pendapatan desa yang sah, (b) bantuan dari
Alokasi Dana Desa, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang disebut dengan Dana Desa, (c) bantuan dari pemerintah provinsi, (d)
daerah atau Dana Desa dalam APBN dilakukan secara bertahap, yang
seratus), dari anggaran Transfer ke Daerah. Tetapi pada realisasinya saat ini,
APBN baru membagi proporsi anggara sebesar 3,23% untuk pengalokasi Dana
Desa.
Tabel. 1
APBN 2015
Belanja Kementrian
647,3 Triliun 32%
Negara / Lembaga
6
Belanja Lainnya 178,4 Triliun 9%
Dijelaskan pada data diatas, bahwa besaran APBN tahun anggaran 2015
sebesar Rp. 1.793,6 Triliun, yang 26,77% atau sekitar Rp.638 T dialokasikan
untuk Dana Desa. Dana desa ini dimasudkan untuk membiayai penyelenggaraan
atau sekitar 20,6 Triliun. Jika ditansfer secara merata ke seluruh desa di Indonesia,
kurang lebih mendapat anggaran sebesar 280,3 juta per-Desa setiap tahunnya.
Anggaran yang cukup besar bagi desa yang belum mepersiapkan sumber daya
manusia untuk mengola kebijakan tersebut. Sumber daya manusia yang dimaksud
disini adalah para aparatur desa, karena aparatur desa selaku pengelola/pelaksana
dari kebijakan Dana Desa ini akan memiliki andil yang sangat besar dalam
ke desa. Sehingga aparatur desa harus memiliki sumber daya dan pengetahuan
yang cukup dalam melaksanakan kebijakan pengelolan dana desa yang akan
Rp.12 triliun Dana Desa mengendap di kas kabupaten karena masih banyak desa
7
yang belum siap dengan program untuk mengakses dana sesuai ketentuan yang
dimaklumi karena perencanaan dan realisasi kebijakan Dana Desa baru berjalan
satu tahun dan untuk pertama kalinya, tetapi menteri Bambang menegaskan
kepada pembangunan desa adalah Alokasi Dana Desa dan Dana Desa. Alokasi
Dana Desa berbeda dengan Dana Desa. Pada penelitian ini penulis membahasa
tentang dana desa. Alokasi dana desa adalah bagian keuangan Desa yang
diperoleh dari Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagian dari Dana Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten. Dana yang
dianggarkan untuk Alokasi Dana Desa Kabupaten Bogor tahun 2015 sebesar
570,1 juta per masing masing desa. Jika dijumlahkan anggaran Alokasi Dana
Desa dan Dana Desa 882,5 Juta per desa setiap tahunnya. Dana desa yang di
bersumber dari APBN dan di Tranfer melalui APBD Kabupaten Bogor Tahun
Anggaran 2015 sebesar 199,5 Juta dari total dana perimbangan sebesar 2,471 Juta.
Tabel. 2
8
II Rp. 52,104,824,400 Rp. 6,513,103,050 Rp. 81,413,788
Anggaran Dana Desa tahun 2015 didistribusikan dalam tiga tahap dengan
proporsi tahap I 40%, tahap II 40% dan tahap III 20% dari total anggaran per-
Desa. Pendistribusian Dana Desa dilakukan setiap empat bulan saat anggaran
Desa dimana kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan laporan atau
terdapat Sisa Laporan Penggunaan Anggaran (SiLPA) lebih dari 30 persen pada
sanksi administrasi terhadap adanya SiLPA Dana Desa itu, berupa penundaan
Kebijakan Dana Desa ini sangat didukung dan diharapkan bagi pemerintah
Kebijakan Ekonomi Jilid VII yang dikeluarkan oleh Presiden Joko widodo,
didalamnya memuat kebijakan kebijakan tentang Dana Desa, lebih tepatnya upaya
apa saja yang dilakukan pemerintah dalam penyerapan anggaran Dana Desa. PP
No 22 Tahun 2015 Pasal 2 bahwa Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada
Berdasarkan uraian diatas, dari data yang dijelaskan, jumlah proporsi Dna
Desa yang ditransfer pada setiap Desa yang tidak sebanding dengan masih
dan kebutuhan kebutuhan desa. Dengan pertanyaan tersebut penulis menarik judul
B. Perumusan Masalah
Kabupaten Bogor?
10
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya membatasi pada dua
prioritas utama alokasi program Dana Desa yang tercantum pada Peraturan
Pemerintah No.60 Tahun 2014, yaitu untuk membiayai pembangunan desa yang
Kabupaten Bogor.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
11
1. Untuk para pengambil keputusan pemerintah daerah maupun
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan
agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui
Didalam desa terdapat pemerintah desa yang sering disebut Kepala desa serta
13
tentang pembangunan desa sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Kebutuhan yang saat ini
diperlukan masyarakat desa adalah Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya
disebut BUMDesa yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
membuat desa lebih tertata secara pendapatan rutin yang diperoleh dan
saing desa.
1. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
14
2. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota;
6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
Aset desa yang disebutkan diatas berupa tanah kas Desa, tanah ulayat,
pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan,
pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian
umum, dan aset lainnya milik Desa. Aset lainnya milik desa antara lain kekayaan
Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
dan Belanja Desa; kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau
undangan; hasil kerja sama Desa; dan kekayaan Desa yang berasal dari perolehan
15
masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa kembali dengan
huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, berasal
dari alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara, dengan itu memutuskan
bahwa adanya peraturan pemerintah tentang dana desa yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara yaitu pada PP nomor 22 tahun 2015.
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung
dengan bobot:
16
Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukan oleh indeks kemahalan
konstruksi, indeks ini sebagai faktor utama dari hasil perhitungan kesulitan
geografis. Perhitungan rata-rata Dana Desa setiap provinsi dihitung dengan cara:
perhitungan besaran Dana Desa pada Kabupaten/ Kota. Berikut adalah besaran
17
meliputi; ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infastruktur, transportasi,
Penyaluran Dana Desa dilakukan dalam tiga tahap pada tahun anggaran
berjalan. Tahap I pada bulan April, sebesar 40%; tahap II pada Agustus, sebesar
40%; tahap III pada bulan Nopember, sebesar 20% dari total besaran Dana Desa
pada setiap Desa yang bersangkutan. Penyaluran Dana Desa tersebut dilakukan
paling lambat tujuh hari kerja pada minggu ke dua setalah ditetapkannya APBDes.
kemasyarakatan. Tetapi dalam hal ini dana desa diprioritaskan untuk membiayai
sesuai pedoman peraturan yang berlaku secara efisien dan efektivitas. Realisasi
semester. Semester I paling lambat minggu ke-empat bulan Juli tahun anggaran
berjalan, dan semester II paling lambat minggu ke-empat bulan Januari tahun
anggaran berjalan. Jika kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan laporan
dengan Dana Desa antara lain memantau dan mengevaluasi atas pengalokasian,
18
penyaluran, dan penggunaan Dana Desa tersebut. Pemantauan dilakukan
terhadap:
pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh Kabupaten/Kota dan realisasi
penggunaan Dana Desa. Hasil pemantauan dan evaluasi akan menjadi dasar
Dalam hal terdapat SiLPA Dana Desa secara tidak wajar, bupati/walikota
pengurangan Dana Desa sebesar SiLPA. SiLPA Dana Desa secara tidak wajar
terjadi karena penggunaan Dana Desa tidak sesuai dengan prioritas pengunaan
Dana Desa, pedoman umum, atau pedoman teknis kegiatan, dan penyimpanan
Desa Tahun 2015 untuk melaksanakan ketentuan pasal 21 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN.
19
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa yang diatur dan
diurus oleh Desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang
merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan
Desa dan prakarsa masyarakat Desa. Penggunaan Dana desa tertuang dalam
prioritas belanja Desa yang disepakati dalam Musyawarah Desa. Dana Desa
melalui:
20
1. Pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pengembangan poskesehatan Desa
produksi di Desa.
kios Desa, tempat pelelangan ikan, keramba jaring apung dan bagan ikan,
21
Prioritas pengunaan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat Desa
ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap
Desa.
batas administrasi sebagai berikut: (1) Batas Utara, Kecamatan Leuwisadeng. (2)
Batas Barat, Kecamatan Nanggung. (3) Batas Selatan, Provinsi Banten. (4) Batas
22
Timur, Kecatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan. Kecamatan Leuwiliang
terdiri dari 11 desa, yaitu Desa Barengkok, Desa Cibeber I, Desa Cibeber II, Desa
tanaman pangan. Seperti padi gogo, jagung, terong, dan cabe. Biasanya
lahan digunakan dua sampai tiga tahun untuk tanaman pangan, setelah itu
lahan ditanami oleh tanaman keras seperti durian, rambutan dan duku.
masa panen tiba atau sampai tanah tersebut tidak lagi subur. Setelah tanah
tidak lagi subur, lahan tersebut dibuat pemukiman oleh warga setempat.
Ciri-ciri khusus daerah ini adalah tanah yang digarap dan diairi
23
Daerah persawahan terdapat di Desa Karacak, Desa Purasari, Desa
Tipologi daerah ini merupakan daerah kegiatan ekonomi yang dengan cara
Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank
Tabel. 3
Kecamatan tersebut. Pada tahun 2014 ke tahun 2015, jumlah masjid di Kecamatan
24
Leuwiliang mengalami peningkatan secara drastis, karena setelah resmi dilantik
pada tahun 2014, Kepala Kecamatan Drs. Chairuka Judhyanto Nugroho membuat
kota santri”. Dengan visi tersebut maka diperlukan misi untuk meningkatkan
evaluasi Dana Desa menjelaskan bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14,
Pasal 18, Pasal 23, dan Pasal 28 Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2015
dasar sebesar 90% dari anggaran Dana Desa yang dibagi rata setia Desa. Rincian
25
= (0,25 ) + (0,35 ) + (0,10 ) + (0,30 )
Keterangan :
yang bersangkutan.
Z4 : Rasio IKG (Indeks Kesulitan Geografis) setiap Desa terhadap total IKG
Geografis (IKG) dengan rentang nilai 0-100. Semakin tinggi nilai indeks
menujukan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi. Desa dengan fasilitas
pelayanan dasar yang terbatas, kualitas infrastruktur yang rendah, dan akses
tranportasi yang sulit akan memiliki angka indeks yang relatif lebih tinggi
dibanding desa lainnya. Penggunaan IKG dalam perhitungan rincian Dana Desa
26
pemerataan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 taahun
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 tentang Dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, IKG tahun 2015 disusun
transportasi.
Jarak ke fasilitas yang tersedia di desa diukur dari kantor kepala Desa ke
fasilitas terdekat yang ada di Desa lain. Fasilitas pendidikan, fasilitas keshatan,
dan fasilitas ekonomi yang digunakan untuk menyusun IKG ditimbang secara
Sumber data untuk menyusun IKG diperoleh dari hasil pendataan potensi
variabel yang relatif rendah (mendekati 0). Demikian pula Desa yang
tidak ada fasilitas atau jarak akses ke fasilitas terdekat relatif jauh, maka
akan memiliki skor yang relatif lebih tinggi (mendekati 5). Penetuan batas
kategori rincian didasarkan pada sebaran data (rata-rata atau nilai tengah)
Indonesia.
28
penginapan, bank), jenis bahan bakar untuk memasak dan keberadaan
e. Akses ke bank.
aksebilitas/transportasi, yaitu:
b. Aksebilitas jalan.
29
f. Biaya per kilometer menuju kantor camat.
1. Efisiensi
tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian (sharing) dari
Pemerintah Pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan
masukan-masukan yang berupa tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu
30
menghubungkan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar
input atau dengan istilah lain output/ unit input (Mahmudi: 2007). Efisiensi
dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika
diinginkan.
31
1) Faktor teknologi pelaksanaan pekerjaan.
efisiensi yang terjadi akan lebih besar apabila biaya yang dikeluarkan untuk
tertentu.
32
Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau
Efisiensi atau daya guna adalah perbandingan antara output dengan input.
dalam hal ini adalah belanja dan input merupakan realisasi dari penerimaan
berikut:
= × 100%
100% tidak efisien; antara 90%-kurang 100% kurang efisien; antara 80%-
kurang 90% cukup efisien; antara 60%-kurang 80% efisien; dibawah 60%
sangat efisien.
2. Efektivitas
33
adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dikatakan efektif jika dapat
memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara) yang tepat
34
Konsep efektivitas merupakan pernyataan secara menyeluruh tentang
dapat berarti kegiatan yang selesai tepat pada waktunya sesuai rencana yang
Desa dapat dilihat dari perbandingan antara realisasi belanja dengan target
= × 100%
berikut:
35
d) Hasil perbandingan 60%-80% berarti kurang efektif
1. Wawancara
atas pertanyaan itu. Menurut Benney & Hughes (dalam Denzin, 2009),
terlepas apakah hal tersebut benar-benar kejadian nyata atau tidak”. Dengan
secara lisan dalam hubungan tatap muka, jadi responden tidak perlu
suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara
lisan, baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data responden
36
Sedangkan wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang ditujukan
a. Wawancara terstruktur
sedang berlangsung.
2009):
37
1) Tidak menggunakan pemaparan atau uraian yang panjang tentang
saja.
dijawab responden.
topik pertanyaan.
memberikan klarifikasi.
namun pada kenyataannya hal ini sulit terjadi, karena dalam melakukan
bisa diatur, ada yang berusaha membuat senang peneliti, atau ada
38
responden yang berusaha tidak mengungkapkan informasi penting
via telepon, atau bahasa pertanyaan yang kadang tidak dapat dipahami
oleh responden.
sedang berlangsung.
sangat dipengaruhi oleh konteks tersebut. Dalam hal ini, seorang peneliti
39
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ada keuntungan
E. Penelitian Terdahulu
yang telah dilakukan para peneliti perlu dilakukan. Pengkajian atas hasil-hasil
terdahulu akan sangat membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan
40
Peneliti pertaman bernama Eko Santoso (2011), dengan penelitian
keuangan daerah dari sisi belanja daerah. Alat analisis yang digunakan untuk
adalah, dengan penjabaran secara deskriptif yang meliputi; penyajian data, dan
dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah, mengunakan rasio efisiensi dan rasio
sebesar 97,53%, ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi masih rendah karena
hasilnya kurang dari 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah masih
efektif, hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan yang menunjukkan angka lebih
dari 90% .
produktivitas terdapat tiga tahap yang harus dilewati, pertama adalah input,
selanjutnya proses, dan yang terakhir output. Jika ketiga tahap itu telas
41
dilaksanakan, maka peneliti akan tahu bagaimana hasil dari suatu kebijakan yang
dikeluarkan, apakah itu efisien atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti juga
menjelaskan teknik teknik apa saja yang dipakai untuk mengukur efisiensi,
antara input dan output pada data yang diperolah. Selanjutnya Regresi Kuadrat
asumsi bahwa penelitian yang dilakukan adalah efisien. Lalu Total Faktor
Produktivitas, teknik ini dipakai untuk mengatasi kelemahan analisis rasio yang
tidak mampu menghitung efisiensi dari lebih dari satu input/output. TFP diukur
dengan menggunakan angka indeks, yang dapat mengukur perubahan harga dan
yangan juga parametik, yang mengassumsikan bahwa semua entitas tidak efisien.
Dan yang terakhir adalah Data Envelopment Analysis yang menjelaskan bahwa
teknik ini non parametik, yang tidak mengasumsikan bahwa tidak semua entitas
Jasa Pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah Pada Kabupaten Lumajang”, yang
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Lumajang serta hasil kinerja dari efisiensi
42
capaian indikator kinerjanya sebesar 131,12% yang mengandung arti sangat baik,
sedangkan tahun 2010 capaian indikator kinerjanya hanya mencapai 97,72% yang
baik. Kinerja proses internal menunjukkan bahwa, pada tahun 2008/2009 capaian
indikator kinerja sebesar 122,22 % yang berarti termasuk katagori sangat baik dan
untuk tahun 2010 mencapai 85,71% juga termasuk katagori sangat baik. Dan,
capaian indikator kinerjanya sebesar 28,57% yang berarti kurang baik dan pada
tahun 2010 capaian indikator kinerja juga menurun hanya mencapai 25% yang
Efektifitas dan Efisiensi Pengolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pada Unit
untuk analisis efektivitas pendapatan pada tahun 2008 adalah 103,10%, tahun
2009 adalah 97,57% dan tahun 2010 adalah 113,06%, bila dinilai dengan kategori
2008 dan tahun 2010 dapat dinilai sangat efektif dalam pengelolaan anggaran
pendapatan dan tahun 2009 dinilai cukup efektif dalam pengelolaan anggaran
pendapatan. Untuk analisis efisiensi pendapatan pada tahun 2008 adalah 44,68%,
tahun 2009 adalah 50,42% dan tahun 2010 adalah 57,60%, bila dinilai dengan
43
tahun 2008-2010 dinilai tidak efisien dalam pengelolaan anggaran pendapatan.
Untuk analisis efisiensi belanja pada tahun 2008 adalah 106,99%, tahun 2009
adalah 97,79% dan tahun 2010 adalah 128,28%, bila dinilai dengan kategori
penilaian rasio efisiensi belanja maka efisiensi belanja pada tahun 2008 dan tahun
2010 dapat dinilai tidak efisien dalam pengelolaan anggaran belanja dan tahun
efektivitas kinerja pada dinas yang terkait pada penelitian, bedanya peniliti Julita
Utara”, yang berisi bahwa rasio efektivitas anggaran pendapatan pada tahun 2009
dan 2012 kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara (BLH-
PROVSU) dinilai sangat efektif. Hanya saja pada tahun 2010 perhitungan
dalam pengelolaan anggaran belanja. Hal ini berdampak baik bagi Instansi karena
44
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan
diatas, peneliti Try Raharjo, Sjamsiar Sjamsuddin, Imam Hardjanto (2013), dalam
jurnal berjudul “Implemendasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2011
jurnal ini berisi Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Sumengko
model yang dikembangkan oleh Merilee S. Grindle. Model ini berangkat dari ide
implementasinya.
Dalam hal Dana Desa telah dipenuhi sebesar 10% (sepuluh per seratus)
Cadangan Dana Desa yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan
45
Rakyat akan ditetapkan sebagai Dana Desa yang merupakan bagian dari Anggaran
Dana Desa tetap terlihat adanya pengalihan Belanja Pusat ke Dana Desa berupa
komitmen kuat kepada Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk lebih
memberdayakan Desa. Dengan adanya data tersebut sehingga dapat peneliti buat
suatu kerangka berpikir yang membantu untuk mempermudah apa saja yang
Gambar. 1
Dana Desa
Berhasil
2015 merumuskan anggaran sebesar Rp.20,6 Triliun untuk anggaran Dana Desa
46
yang di transfer ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Bogor tahun anggaran 2015, selanjutnya ditransfer ke rekening kas Desa untuk
Pengalokasian anggaran tersebut disebut dalam program Dana Desa yang tertuang
dijelaskan bahwa Dana Desa harus dilaksanakan secara Efektif dan Efisien serta
dilaksanakan dengan baik, maka Dana Desa di katakan Berhasil, dan jika Gagal
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
masyarakat Desa serta multiplier effect yang terjadi jika prioritas Dana Desa
bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih
explanatory, dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada
tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisi data kualitatatif pada
tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
tahap pertama.
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini ditetapkan secara sengaja (purposive), yaitu
48
pengambilan lokasi berdasarkan kriteria yang dianggap mempunyai sangkut paut
dengan lengkap diantara Desa-desa lain yang terancam gagal dicairkan karena
pemerintahan Desa yang belum siap untuk mengalokasikan Dana Desa tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2010:122) dan data primer yang
merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber asli. Data sekunder
penelitian ini berasal dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan Humas
pusat.
Desa dari pemerintah pusat, dan proporsi anggaran Dana Desa yang
3. Data output yang telah dihasilkan oleh desa-desa melalui Dana Desa.
49
Sedangkan data primer penelitian ini berasal dari wawancara Kepala Desa
dapat disimpulkan adakah Multiplier Effect dari program Dana Desa Tersebut.
Dalam penelitian ini, terdapat dua metode dalam pengumpulan data yang
1. Data Primer : Data atau informasi yang diperoleh secara langsung yang
a) Metode observasi
secara cermat dan sistematis pada suatu objek yang diteliti. Mtode
Boogor.
b) Metode Dokumentasi
50
Metode dokumentasi yanitu mencari data mengenai hal-hal atau
c) Metode Wawancara
Leuwiliang)
Dana Desa.
D. Instrumen Penelitian
51
untuk mengumpulkan data kuantitatif yaitu efektivitas program Dana Desa yang
melihat pada realisasi belaja dan target belanja, sedangkan Efisiensi anggaran
melihat pada realisai belanja dan realisasi pendapatan. Untuk mendapatkan hasil
penelitian data- data yang harus diperoleh yaitu Data perolehan besaran Dana Desa
instrumen adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
analisis, memberi arti dan makna terhadap data yang ditemukan dan selanjutnya
membuat kesimpulan.
Tabel. 4
BUTIR PERTANYAAN
ASPEK PERTANYAAN
PERTANYAAN WAWNCARA
Dana Desa?
52
2. Apa saja program prioritas
prioritas Desa?
Efektif?
Total Pertanyaan 5
tingkat efisiensi yang terjadi akan lebih besar apabila biaya yang
53
dikeluarkan untuk merealisasikan penerimaan ditekan serendah mungkin,
Efisiensi atau daya guna adalah perbandingan antara output dengan input.
dalam hal ini adalah belanja dan input merupakan realisasi dari
( )
= × 100%
( )
Tabel. 5
54
SKOR HASIL PENCAPAIAN
60 – 79% Efisien
hal ini adalah realisasi belanja sedangkan tujuan atau target adalah target
( )
= × 100%
( )
55
dapat diketahui efektif atau tidak dengan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Tabel. 6
90 – 100% Efektif
56
BAB IV
1. Keadaan Geografis
relatif luas dan menyimpan potensi alam berupa pertanian. Potensi pertanian
yang paling besar adalah padi gogo. Hasil produksi padi gogo mencapai
23.444 Ton per-tahun. Produksi pertanian keduan adalah ubi kayu, yang
57
Kecamatan Leuwiliang memiliki 11 Desa, diantaranya :
Desa Purasari
tanaman pangan. Seperti pagi gogo, jagung, terong, dan cabe. Biasanya
lahan digunakan dua sampai tiga tahun untuk tanaman pangan, setelah itu
lahan ditanami oleh tanaman keras seperti durian, rambutan dan duku.
masa panen tiba atau sampai tanah tersebut tidak lagi subur. Setelah tanah
tidak lagi subur, lahan tersebut dibuat pemukiman oleh warga setempat.
58
2. Daerah Topografi Persawahan
Ciri-ciri khusus daerah ini adalah tanah yang digarap dan diairi
Tipologi daerah ini merupakan daerah kegiatan ekonomi yang dengan cara
Leuwiliang.
2. Kependudukan
berbanding 57,777 jiwa Perempuan. Itu berarti pada tahun 2014 jumlah
59
laki-laki lebih dominan dibanding dengan jumlah perempuan. Jumlah
yaitu sebesar 7,088 jiwa. Secara rinci jumlah penduduk kecamatan per-
Tabel. 7
Tahun 2014
JUMLAH KEPADATAN
2
DESA LUAS (KM )
PENDUDUK (Jiwa) (Jiwa/KM2)
60
Karehkel 11,732 4.69 2793
3. Pemerintahan
tingkat desa, atau yang sering disebut Kepala Desa. Kepala pemerintahan
keuangan.
4. Pendidikan
pendidikan disajikan data antara lain; banyaknya sekolah, guru dan murid
negeri dan 11 sekolah swasta. Untuk tingkat SMU/K terdiri dari 2 sekolah
61
negeri dan 11 sekolah swata. Kecamatan Leuwiliang lebih banyak
sedini mungkin.
SMP tercatat sebanyak 4,448 siswa, serta siswa SMU/K berjumlah 3.068
sebanyak 573 orang, dan tingkat SMP berjumlah 313 orang, serta 329
orang.
5. Kesehatan
orang.
62
B. Analisis Pengelolaan Anggaran Dana Desa
input atau realisasi belanja dengan realisasi pendapatan Desa dalam hal ini
yaitu Dana Desa. Semakin kecil rasio ini maka semakin efisien, begitu
sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat atau apa yang yang
Tabel. 8
Desa di
Kecamatan Tahap I Tahap II Tahap III Total
Leuwiliang
Leuwiliang Rp.119,549,660 Rp.120,149,660 Rp.59,174,829 Rp.298,844,149
Purasari Rp.114,170,280 Rp.114,170,280 Rp.57,085,140 Rp.285,425,701
Karya Sari Rp.114,671,234 Rp.114,671,234 Rp.57,335,617 Rp.286,678,086
Pabangbon Rp.112,591,547 Rp.112,591,547 Rp.56,295,773 Rp.281,478,867
Karacak Rp.107,536,470 Rp.107,536,470 Rp.53,768,235 Rp.268,841,175
Barengkok Rp.112,510,743 Rp.112,510,743 Rp.56,255,372 Rp.281,276,858
63
Leuwimekar Rp.115,506,561 Rp.115,506,561 Rp.57,753,280 Rp.288,766,402
Puraseda Rp.116,219,144 Rp.116,219,144 Rp.58,109,572 Rp.290,547,861
Cibeber I Rp.119,000,078 Rp.119,000,078 Rp.59,500,039 Rp.297,500,194
Cibeber II Rp.109,380,724 Rp.109,380,724 Rp.54,690,362 Rp.273,451,810
Karehkel Rp.109,173,149 Rp.109,173,149 Rp.54,586,575 Rp.272,932,873
Sumber : Laporan Realisasi Dana Desa Kecamatan Leuwiliang
Dana Desa dibagi dalam tiga tahap. Tahap I sebesar 40%, Tahap II sebesar
40% dan Tahap III sebesar 20% dari total Anggaran Dana Desa per-Desa. Setiap
mencapai tujuan yang diharapkan dengan penggunaan sumber daya yang lebih
hemat.
Tabel. 9
Leuwiliang
Desa di
Realisasi Realisasi
Kecamatan Efisiensi Kategori
Belanja Pendapatan
Leuwiliang
64
Karya Sari Rp.245,130,936 Rp.286,678,086 85% Cukup Efisien
mengolah Dana Desa secara cukup efisien, yaitu sebesar 81%. Hanya ada
beberapa Desa yang memiliki kategori efisien, yaitu Desa Leuwiliang dengan
nilai 76%, Desa Karacak sebesar 79%, Desa Puraseda sebesar 79%, dan Desa
infrastruktur Desa lebih memadai daripada desa-desa yang lainnya, dan kepadatan
penduduk yang lebih rendah dari desa-desa lainnya. Efisiensi lebih menitik
diharapkan dengan penggunaan sumber daya yang lebih hemat. Kategori cukup
65
Suatu kerja organisasi dikatakan efisien apabila mencapai keluaran yang
masukan yang berupa tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu yang
pelayanan, jika masyarakat telah memperoleh hasil yang diinginkan dengan biaya
paling minimal. Biaya yang disebutkan adalah waktu, tenaga atau bahkan uang.
Kategori cukup efisien pada data diatas menunjukan bahwa hasil produktivitas
aparatur desa tidak lebih tinggi dari tenaga kerja, uang serta waktu yang
program yang dibuat mengarah kepada pesediaan fasilitas di kantor kepala desa
untuk kegiatan pelatihan, yang jika ditelusuri tidak berdampak pada penambahan
tindak lanjuti lebih jauh, sehingga kegiatan ekonomi desa masih berbasis pada
pertanian. Dana Desa juga masih terbilang baru, karena pelaksanaanya baru satu
tahun dari kebijakan yang dikeluarkan pada tahun 2014 sehingga untuk hasil
maksimal dari efisiensi masih dirasa jauh. Kategori efisien masih dapat berubah
(kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah tercapai. Dimana semakin besar
dalam hal ini adalah pemerintahan pusat sampai pemerintahan tingkat Desa dalam
pusat sampai pemerintah tingkat desa dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
Tabel. 10
Leuwiliang
Desa di
Realisasi
Kecamatan Target Belanja Efektifitas Kategori
Belanja
Leuwiliang
67
Karehkel Rp.230,665,353 Rp.254,695,629 90% Efektif
92%, termasuk dalam kategori efektif. Tingkat efektivitas desa tertinggi yaitu
Desa Leuwiliang sebesar 96%, sedangkan tingkat efektifitas desa terendah yaitu
rata setiap warga Desa melalui Kepala Desa menyampaikan bahwa warga sangat
membutuhkan perbaikan jalan, pembuatan tampungan air, agar pada saat musim
operasi pada sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan
analisis efektivitas pengolaan Dana Desa bagi masyarakat adalah sebagai tolak
ukur tentang penyediaan pelayanan yang disediakan oleh aparatur Desa tersebut.
Dana Desa dengan kategori efektif dapat menjelaskan jika pelayanan yang
68
Hal tersebut sejalan dengan kondisi di-lapangan. Masyarakat dengan
posyadu dan polindes baru didua titik setiap Desa yang bersumber dari Dana
Desa, sehingga posyandu tersebut lebih mencakup warga untuk mendapat layanan
kesehatan.
Dana Desa masih berjalan. Tujuan adanya Dana Desa adalah meningkatkan
kesejahteraan warga Desa. Program Dana Desa pada tahun 2015 mayoritas adalah
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efektifitas Serta Pada Program Dana Desa tahun 2015 Yang Terjadi Di
berikut:
efisien. Hanya ada empat dari sebelas Desa yang memiliki kategori efisien,
yaitu Desa Leuwiliang, Desa Karacak, Desa Puraseda, dan Desa Cibeber I.
yang lebih rendah dari desa-desa lainnya. Efisiensi lebih menitik beratkan
dengan penggunaan sumber daya yang lebih hemat. Kategori cukup efisien
70
tingkat efektifitas desa terendah yaitu Desa Leuwimekar. Tingkat
B. Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2011 Di Desa Jembul Dan
Tri Puspita, Devi. 2016. Analisis Efektifitas Penerimaan Pajak Restoran, Pajak
72
Widjaja, HAW. 2011. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan
Utuh.
Negara.
Tahun 2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
73
Kecamatan Leuwiliang. Laporan Target, Realisasi Dana Desa dan APBDesa
74
Lampiran 1
Desa di
Kecamatan Tahap I Tahap II Tahap III Total
Leuwiliang
Leuwiliang Rp.119,549,660 Rp.120,149,660 Rp.59,174,829 Rp.298,844,149
Purasari Rp.114,170,280 Rp.114,170,280 Rp.57,085,140 Rp.285,425,701
Karya Sari Rp.114,671,234 Rp.114,671,234 Rp.57,335,617 Rp.286,678,086
Pabangbon Rp.112,591,547 Rp.112,591,547 Rp.56,295,773 Rp.281,478,867
Karacak Rp.107,536,470 Rp.107,536,470 Rp.53,768,235 Rp.268,841,175
Barengkok Rp.112,510,743 Rp.112,510,743 Rp.56,255,372 Rp.281,276,858
Leuwimekar Rp.115,506,561 Rp.115,506,561 Rp.57,753,280 Rp.288,766,402
Puraseda Rp.116,219,144 Rp.116,219,144 Rp.58,109,572 Rp.290,547,861
Cibeber I Rp.119,000,078 Rp.119,000,078 Rp.59,500,039 Rp.297,500,194
Cibeber II Rp.109,380,724 Rp.109,380,724 Rp.54,690,362 Rp.273,451,810
Karehkel Rp.109,173,149 Rp.109,173,149 Rp.54,586,575 Rp.272,932,873
75
Lampiran 2
Target dan Realisasi Dana Desa Pada Setiap Desa di Kecamatan Leuwiliang
Kabupaten Bogor Jawa Barat
Desa di
Realisasi
Kecamatan Realisasi Belanja Target Belanja
Pendapatan
Leuwiliang
Leuwiliang Rp.227,998,996 Rp.235,871,880 Rp.297,844,194
Purasari Rp.244,746,662 Rp.258,555,382 Rp.285,425,701
Karya Sari Rp.245,130,936 Rp.262,549,199 Rp.286,678,086
Pabangbon Rp.231,202,322 Rp.250,444,152 Rp.281,478,867
Karacak Rp.213,820,510 Rp.233,043,680 Rp.268,841,175
Barengkok Rp.240,440,401 Rp.255,865,199 Rp.281,276,858
Leuwimekar Rp.241,284,087 Rp.267,101,050 Rp.288,766,402
Puraseda Rp.232,004,348 Rp.248,952,678 Rp.290,547,861
Cibeber I Rp.221,555,006 Rp.238,134,440 Rp.298,844,149
Cibeber II Rp.232,050,669 Rp.252,401,546 Rp.273,451,810
Karehkel Rp.230,665,353 Rp.254,695,629 Rp.272,932,873
76
Lampiran 3
A. Efisiensi
= × 100%
B. Efektivitas
= × 100%
Desa di Realisasi
Target Belanja Efektifitas
Kecamatan Belanja (a / b)
(b) (a/b) . 100%
Leuwiliang (a)
Leuwiliang Rp.227,998,996 Rp.235,871,880 0,96621 96,62%
Purasari Rp.244,746,662 Rp.258,555,382 0,94659 94,65%
Karya Sari Rp.245,130,936 Rp.262,549,199 0,93365 93,36%
77
Pabangbon Rp.231,202,322 Rp.250,444,152 0,92316 92,31%
Karacak Rp.213,820,510 Rp.233,043,680 0,91751 91,75%
Barengkok Rp.240,440,401 Rp.255,865,199 0,93971 93,97%
Leuwimekar Rp.241,284,087 Rp.267,101,050 0,90334 90,33%
Puraseda Rp.232,004,348 Rp.248,952,678 0,93192 93,19%
Cibeber I Rp.221,555,006 Rp.238,134,440 0,93037 93,03%
Cibeber II Rp.232,050,669 Rp.252,401,546 0,91937 91,93%
Karehkel Rp.230,665,353 Rp.254,695,629 0,90565 90,56%
78
Lampiran 4
Transkrip Wawancara
Keterangan
P : Peneliti
K : Kepala Desa
1. Desa Leuwiliang
P : Saat ini saya Dian Novita sedang bersama Kepala Desa Leuwiliang, yaitu
Bapak R. Yanto Suyanto. Assalamualiakum Pak, Selamat siang?
P : Jadi mengenai Dana Desa, sulit ga untuk mengolah Dana pertahapnya? Setiap
tahap hanya diberi waktu kurang lebih 4 bulan ya pak?
K : Tidak sulit si sebenernya, semakin cepat diolah, semakin cepat juga masalah
selesai kan. Apalagi untuk bisa mencairkan Dana Desa tahap selanjutnya kan
harus selesai program tahap sebelumnya dulu.
P : Menurut Bapak lebih baik dicairkan secara langsung atau bertahap gini pak?
79
K : Sebenarnya si sama saja, jika program yang dikerjakan terhambat karena
kekurangan dana, atau Dana Desa tahap senlanjutnya belum cair, kan
pendapatan yang lain bisa digabungkan.
K : Saya lebih melihat fasilitas kesehatan itu lebih penting, jadi kami memutuskan
untuk merenovasi posyandu yang ada dan membangun posyadu kedua.
P : Lalu efek pengganda atau efek lain yang warga rasakan terhadap pembanguna
posyadu kedua apa pak?
K : Untuk saat ini sepertinya belum ada, karena Posyadu itu baru banget selesai
dibangun. Lalu Dana Desa baru di terapkan tahun ini kan. Tapi warga punya
harapan posyadu memudahkan mereka untuk dapat fesilitas kesehatan.
2. Desa Purasari
K : Program utama Desa itu pembangunan jalan rabat beton dan gorong-gorong.
80
K : Jadi dari beberapa bulan yang lalu, warga banyak yang usul untuk perbaikan
jalan. Karena ada beberapa Dusun yang Jalannya masih tanah, ada juga yang
sudah di hotmix tapi karena usia, akhinya rusak juga. Dampaknya kalo hujan
jalan itu licin, takutnya malah terjadi kecelakaan, apalagi jalan Dusun itu
akses utama ke luar Desa.
P : Nah kalo multiplier effect atau efeek lain yang dirasain warga tentang jalan
yang dirabat itu ada apa engga pak?
K : Jalan yang dirabat itu jalan utam keluar Desa, warga dusun kalo mau kerja
sekolah harus lewat jalan itu. Disitu juga banyak yang jualan, kalo jalannya
ga enak, ga nyaman siapa yang mau beli? Kalo jalan bagus kan pembeli
banyak, yang jual dapat untung, warungnya makin gede terus Desa juga
yaang diliatnya bagus.
P : Waah banyak ya pak yang dirasain. Ya sudah cukup itu aja pak. Terima Kasih
banyak ya pak
P : Saat ini saya sedang bersama Bapak Deni Sopian, Kepala Desa Karyasari
Kecamatan Leuwiliang. Assalamualaikum Pak?
K : Waalaikumsalam.
K : Alhamdulillah baik.
P : Jadi seperti yang saya sampaikan tadi, saya ingin mewawancarai bapak
mengenai Dana Desa. Program utama apa yang dirumuskan dengan sumber
pendapatan Dana Desa?
81
P : Manfaat pembanguan Talud itu apa pak?
K : Pertama karena lahan Desa ini kan miring ya neg, untuk menghindari longsor,
warga menyarakan agar dibangun Talud jalan. Kan gunanya talud untuk
membuat tanah agar tetap stabil.
P : Dari program utama tersebut, ada ga pak multiplier effeknya, atau dampak lain
yang dirasakan warga?
K : Saya rasa si belum ada ya, tapi dampak dari Dana Desa itu sendiri saya
harapkan bisa mensejahterakan warga desa gitu, karena anggapan orang,
orang desa itu tertinggal, tidak berpendidikan, saya mau pemikiran itu
dirubah gitu hehehe.
P : Hahaha iya Baik pak, tujuan Pemerintah Pusat membuat kebijakan Dana Desa
kan juga itu ya pak. Yaudah pak itu aja pertanyaannya. Terima kasih banyak
atas jawabannya ya pak.
4. Desa Pabangbon
P : Saat ini saya sedang bersama Bapak Iik Kusmana Kepala Desa Pabangbon
untuk melakukan wawancara. Assalamualikum pak, bagaimana kabar bapak
sekeluarga?
K : Hahaha kesini lagi nih, saya kira lupa sama orang sini. Alhamdulillah baik
semuanya.
K : Iya program prioritas Desa Pabangbon perbaikan jalan Kampung Cilame dan
Nangela Lebak. Sudah tahu kan dulu jalannya gimana? Sekarang sudah bisa
dilihat jalannya sudah mulus. Hehehe
82
P : Iya ya pak, dulu jalannya berbatu, mungkin abis ini saya liat kesana pak hehe.
Tapi kenapa pada saat itu hanya jalan di kampung cilame dan nangela yang
belum diaspal pak, padahal yang lainnya sudah rapi?
K : Program itu sudah ada dari dulu, tapi belum jadi prioritas, makanya setiap
pendapatan tahunan masih menyelesaikan yang lain, ya bergilir lah, satu satu
masalah diselesaikan. Apalagi Kampung Cilame dan Nangela itu jalan paling
dekat ke Gunung Pongkor, jadi setelah ada Dana Desa dibuatlah program
prioritas perbaikan jalan Kampung Cilame dan Nangela.
P : Iya ya pak, sebagian besar warga sebagai buruh tambang emas gunung
pongkor. Lalu efek lain yang dirasakan warga tentang pembanguna jalan
tersebut apa pak?
K : Aktifitas warga bekerja mencari mata pencaharia lebih mudah, dari jalan yang
diaspal cari emas kegunung tidak ada hambatan, jadi makin giat kerjanya,
harapannya Desa Pabangbon menjadi salah satu Desa yang memproduksi
emas mentah.
P : Semakin menarik ya pak setelah lama selesai KKN sayaa belum pernah kesini
lagi. Sudah cukup pak pertanyaannya. Terima kasih banyak Pak.
5. Desa Karacak
P : Saat ini saya sedng bersama Bapak Dudi Rachmansyah, beliau adalah Kepala
Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang. Assalamualaikum pak?
K : Waalaikumsalam
P : Saya disini untuk mewawancarai bapak terkait Dana Desa. Kesulitan tidak Pak
untuk Mengolah Dana tersebut?
83
K : Kesulitan si tidak yaa, karena sebelum ada Dana Desa kan juga ada
pendapatan lain yang juga harus diolah, tapi bedanya ini hanya dari pusat
langsung.
P : Program prioritas apa si pak yang dijalannya melalui Dana Desa ini?
K : Tahun ini saya membuat peltihan, Pembinaan yang terkait dengan PAUD,
seperti gurunya, metode ajarnya terus membangun ruang kelas PAUD dan
TK juga.
K : Pendidikan harus sudah dikenalkan sejak kecil ya. Kami juga warga Desa
tidak mau kalah denga yang dikota, anak-anaknya juga harus sudah mengerti
huruf. Biar tidak tertinggal mulu neng hehehe.
P : Hehe Baik Pak, memang jumlah PAUD yang ada di Desa Karacak ini berapa
Pak?
K : Sebenarnya ada empat PAUD yang sudah berdiri, tapi hanya dua yang baru
diresmikan, dengan adanya pembinaan ini tujuannya juga untuk
meperkenalkan dan meresmikan PAUD lainnya.
P : Efek lain yang dirasakan warga Desa menurut bapak apa si pak? Kami
menalnya dengan sebutan Multiplier Effect.
K : Efek lain Pembinaan PAUD? PAUD kan tingkat pendidikan paling dasar, jadi
anak-anak diajarkan untuk menuntut ilmu sedini mungkin. Kalau sudah
dikenalkan sama sekolah dari kecil nanti seterusnya mudah. Penduduk yang
berpendidikan Desa juga yang dapet dampak baiknya, Desa bisa lebih maju.
P : Baik pak, Terima Kasih Jawabannya. Cukup segitu yang saya tanyakan. Sekali
lagi terima Kasih Banyak ya Pak.
84
6. Desa Barengkok
P : Kita mulai aja ya pak, mengenai Dana Desa, menurut Bapak efektif atau
tidak pak kebijakan pemerintah tentang Dana Desa?
K : Jalan usaha tani menurut saya itu penting ya, jadi itu yang menjadi program
utama yang bersumber dari Dana Desa.
K : Jalan usaha tani sudah ada di desa ini, kita hanya menormalisasi saja. Jalan
usaha tani itu dapat mempermudah aktifitas pertanian, dijual ke pasar,
pengangkutan pupuk dari pasar ke kebun. Apalagi disini banyak petani petani
manggis dan pengusah kolang – kaling yang bisa dijual sampai ke Jakarta.
Jadi menurut saya jalan usaha tani itu penting.
P : Lalu efek lain yang dirasakan warga tentang program normalisasi jalan usaha
tani apa pak?
85
7. Desa Leuwimekar
P : Maaf sebelumnya nih pak, saya kesini mau nanya-nanya dikit ya pak tentang
dana desa yang jadi pemasukan desa ini. Jadi kan dana desa itu program yang
bisa dibilang baru ya pak, baru tahun 2015 kan ya diterapinnya. Menurut
bapak cukup ga si buat membiayai operasional dan program desa?
K : Program yang kita buat kan harus laksanaain, nah pelaksanaannya itu harus
ada anggarannya. Anggarannya si cukup, tapi kadang suka lama turunnya.
Jadi kan kalo ada program yang mendesak jadi agak lama.
K : Yah kaya kekeringan air, kan ga bisa di prediksi tuh sekarang kapan kemarau
kapan hujan. Nah pas lagi kekeringan kita ajukan dana untuk membuat
penggalian air agar dialirkan ke warga, kita si maunya cepet ya tapi
realisasinya ga sesuai yang diharapin.
P : Ooh begitu pak. Balik lagi ya pak, dana desa itu kan setelas dicairkan terus
harus cepet dialokasikan ya pak, maksimal 4 bulan setelah didistribusikan
dari kecamatan. Itu bukannya waktu yang cepet banget ya pak? Sulit ga si?
K : Engga sulit, malah saya lebih setuju seprti ini, jadi semua permasalahan yang
ada kan cepet selesai.
K : Program desanya yang deket deket aja si, warga minta apa yang tampung. Kan
sebelum ditetapkan progran satu tahunnya diadain rapat dulu kan setiap RT
warganya minta apa. Yang paling dominan saya ajukan duluan.
86
P : Yang banyak dibutuhin warga apa pak?
K : Kemarin waktu kemarau panjang warga kesulitan air, nyari airnya jauh sampe
keatas, warga minta dibikinin aliran air biar masuk rumah gitu.
K : Oh ada untuk pelaksanaan PAUD, PAUD butuh dana operasional kan, salah
satu dari program desa itu untuk biaya operasional PAUD.
P : Dana Desa yang di dapat itu ada efek penggandanya ga si pak? Kaya efek lain
yang dirasakan masyarakat gitu. Kaya misalnya tadi kan warga butuh aliran
air untuk sampai rumah ya pak, terus selain untuk keperluan rumah tangga
ada lagi ga yang dirasain warga?
K : Iya ada, sebagai dari kami kan petani, aliran air itu ga cuma dialirin ke rumah
neng, dialirin ke sawah juga. Jadi padi padi ga mati karena kekeringan. Jadi
warga masih dapet penghasilan
8. Desa Puraseda
K : Baik alhamdulillah.
P : Setelah pendapatan Desa di tambah yaitu Dana Desa, sudah cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan Desa?
87
P : Sulit tidak mengolahnya pak, apalagi setiap tahap hanya diberi waktu kurang
lebih 4 bulan jika ingin mencairkan tahap selanjutnya.
K : Menurut saya tidak sulit ya, karena kami tinggal mengerjakan apa yang telah
diagendakan dalam musrenbang desa. Sudah memilih program utama, dan
program program selanjutnya.
K : Program utama Desa yaitu Pemeliharaan dan penyemiran jalan desa, jalan itu
lama kelamaan akan rusak karena dilewati terun menerus, maka dari itu
pemeliharaan jalan menjadi program utama, lebih baik dipelihara lebih
menghemat biaya dapi pada harus di perbaiki.
P : Kemudian apa manfaat lain yang dirasakan warga tentang perbaikan dan
penyemiran jalan tersebut?
9. Desa Cibeber 1
P : Hari ini 29 Meret 2016 saya Dian Novita sedang berada di kantor Kepala Desa
Cibeber I bersama Pak Ucu Sukma selaku Kepala Desa. Apa kabar Pak?
P : Langsung aja ya pak, terait pendapatan desa khususnya Dana Desa. Gimana
menurut bapak cukup ga untuk biayain semua keperluan yang ada di desa?
K : Sebenarnya kan Pendapatan Desa tidak hanya dari Dana Desa, tapi ada
pendaptana pendapatan yang lain. Menurut saya si cukup. Kalo tahun ini
masalah belum terselesaikan, insya Allah tahun depan udah beres. Yang
penting pas masa jabatan saya selesai, program udah dijalanin semua.
88
P : Nah untuk Tahun ini, program prioritass apa si Pak yang sumber Dananya dari
Dana Desa?
K : program yang saya bikin lebih kepada pelatihan pelatihan, yang paling penting
si pelatihan kewirausahaan. Soalnya dari yang saya liat sekitar 68% warga
disini jadi buruh serabutan. Kalau mereka punya keahlian kan bisa dilatih.
P : Dari program prioritas itu ada Multiplier effect ga pak? Effek lain yang
dirasakan warga adanya program tersebut.
K : Saya rasa si belum ada ya, karena kan ini baru berjalan. Tapi harapannya
setelah pelatihan selesai, warga bisa berpenghasilan dari keahliannya sendiri,
terus kalo warganya sejahtera, kita juga yang senang.
P : Pak, Desa mulai tahun ini mendapat pendapatan tambahan berupa Dana Desa,
bagaimana pendapatnya?
89
P : Mengapa drainase pak? Desa ini termasuk daerah banjir?
K : Tidak, tidak. Jadi Desa ini mata pencaharian terbesarnya dalam mengolah
emas, dalam pengolahan emas memerlukan banyak air, limbahnya dialiri
melalui drainase.
K : Apa ya? Dulu pembangunan drainase sudah sering diusulkan warga, tapi
semenjak ada Dana Desa ini baru terealisasi. Yang penting tidak merusak
lingkungan lah limbahnya.
P : Hari ini, 29 Maret 2016 saya sedang berada di wilayah kecamatan leuwiliang
Bogor, tepatnya di Desa Karehlel. Tujuannya saya disini untuk
mewawancarai Pak Jendi Rain selaku kepaala desa mengenai Dana Desa.
Assalamualaikum pak?
K : Waalaikumsalam.
P : Ooh alhamdulillah ya pak, kita mulai aja ya pak. Terkait Dana Desa nih.
Sumber pendapatan desa kan ada banyak ya, yang saya tau itu ada 6. Nah
salah satu diantaranya itu Dana Desa. Setelah ada Dana Desa, cukup ga si pak
90
untuk membiayai semua program desa selama 1 tahun berjalah? Atau malah
kelebihan pak?
K : engga sulit si. Contohnya kemaren jalan di sekitar RW.13 rusak, setelah dana
itu cair saya langsung telpon ke orang yang mengerjakan perbaikan jalan,
jalan itu diaspal. Untuk pengaspalan jalan paling lama seminggu selesai lah.
Sebelum sebelumnya kan kita undah tampung keluhan masyarakat, ya tinggal
kerjain aja satu per satu.
P : Ooh begitu pak, sebenarnya apa saja si program Desa Karehkel yang
dialokasikan dari dana desa?
K : Yaa semua keluhan keluhan warga. Yang pertama dikerjakan yang dapan
dirasakan sama banyak pihak. Kaya perbaikan jalan lah gitu, terus pengaliran
air bersih, soalnya bulan bulan kemaren kita sempat kekeringan, makanya
dibuat aliran air untuk mandi, masak.
P : Jadi bisa dikatakan program prioritas atau program utama itu untuk
pembangunan fisik dulu ya pak. Kalau program pmberdayaan masyarakatnya
gimana pak?
91
K : Disini kan ada PKK, kita panggil orang dari luar buat ngajarin ibu ibu PKK
disini. Masak, bikin kue, tujuannya si hasilnya bisa dijual nanti kalau ibu ibu
udah bisa, biar jadi penghasilan.
P : Pak ada ga si efek lain yang dirasalah oleh masyarakat desa dengan adanya
Dana Desa?
K : Ada. Jalananya yang tadinya rusak udah enak sekarang, udah ga kekurangan
air buat masak, buat mandi. Jadinya kan kalo kerja, kalo sekolah enak,
semangat karena jalan yang dilaluinnya udah bagus.
P : Berarti banyak juga ya pak dampak yang dirasain. Yaudah pak segitu aja.
Makasih banyak ya pak jawabannya.
K : Hahaha iya iya kirain mau apaan nih nanya nanya kaya gini.
92
Lampiran 5
1. Desa Leuwiiliang
PENDAPATAN Rp. 857.361.949
Pendapatan Asli Desa Rp. 36.980.000
Dana Desa Rp. 298.844.149
Alokasi Dana Desa Rp. 451.509.400
Bantuan Keuangan Kabupaten Rp. 50.000.000
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp. 20.028.400
BELANJA Rp. 857.361.949
Penyelenggaraan Pemerintahan Rp. 447.437.800
Pelaksanaan Pembangunan
- Pembangunan Pendopo Balai Desa
- Pemeliharaan Jalan Paving
- Kerjabakti Lingkungan dan Pemeliharaan
Jalan Paving
- Pemasangan dan Perbaikan Lampu
Penerangan Jalan
- Penambahan Aset Desa dan
Penyertifikatan Kas Tanah Desa Rp.633.280.000
- Penanaman Holtikultura
- Penambahan Lokasi Polindes
- Pembangun Gapura Desa
- Pembangun Gorong-Gorong
- Pembangunan TPT Jalan RT 3
- Plesterisasi Rumah RTLH 2 Unit
- Pembangunan Pagar SDN Leuwiliang 1
- Pembangunan Sarana Sumber Air
93
Pembinaan Kemasyarakatan
- Bantuan Operasional Organisasi Pemuda
- Kegiatan Peringatan HUT RI (PHBN)
- Sosialisasi Lingkungan Bersih (4 Dusun)
- Pelatihan Kegiatan Remaja
- Sosialisasi Sadar Keamanan
- Pelatihan Wirausaha (Pembuatan Kue)
- Pelatihan Wirausaha (Pembuatan Batik)
Rp.358.000.000
- Pelatihan Wirausaha (Menjahit)
- LCD Proyektor untuk kegiatan Pelatihan
dan Pembinaan
- Sound Aktif untuk Kegiatan Pelatihan dan
Pembinaan
- Kegiataan Pembinaan Keagamaan
- Bantuan DAK Pendidikan untuk Siswa
SLTA Sederajat
Pemberdayaan Masyarakat
- Pelatihan peningkatan SDM Lembaga
Desa dan Pemerintahan Desa
- Menunjang Kegiatan Pendidikan Usaha
Dini (PAUD)
- Bantuan Operasional PKK
- Bantuan Operasional Posyandu dan Gizi
Rp. 136.670.200
- Bantuan Kepada Lansia, Jompo, dan Cacat
- Bantuan Keuangan Operasional LPMD
- Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan
Ketertiban
- Bantuan Keuangan Operasional
Musyawarah Desa
- Honor Pengelola Keuangan Desa / PTPKD
94
- Pembangunan Wisata Tanaman Hias
- Penanaman Pohon dan Tanaman Hias
Lingkungan Balai Desa
2. Desa Purasari
95
3. Desa Karya Sari
96
4. Desa Pabangbon
5. Desa Karacak
97
Poros dan Jembatan Desa Dana Desa
Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Jalan APBD Kab,
2.
Usaha Tani Dana Desa
Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Jalan APBD Kab,
3.
antar Desa Dana Desa
Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan APBD Kab,
4.
Prasarana Air Bersih Dusun I dan II Dana Desa
Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan saluran irigasi APBD Kab,
5.
sekunder Dana Desa
Pembangunan dan Pemeliharaan Drainase dan Talud APBD Kab,
6.
Jalan Desa Dana Desa
7. Pembangunan Gedung TK dan PKD Dana Desa
8. Pemeliharaan Gedung Paud Dana Desa
9. Pemeliharaan Gedung embung Desa Dana Desa
10. Pembangunan Balai Latihan Keterampilan Bersama Dana Desa
11. Rehabilitasi Lapangan Bola Dana Desa
12. Pelatihan Kewirausahaan bagi Kelompok Usia Produktif Dana Desa
Pengembangan Manajemen Produk bagi Kelompok
13. Dana Desa
Usaha Bersama (KUB)
Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Dalam
APBD Kab,
14. Pengembangan Wirausaha, Peningkatan Pendapatan,
Dana Desa
Serta Perluasan Skala Ekonomi Individu Warga Desa
15. Pelatihan Budidaya Tanaman Obat Tradisional Dana Desa
16. Pengembangan Benih Lokal Dana Desa
17. Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pakan Organik Dana Desa
18. Pelatihan Pelohan Makanan dari Sumber Potensi Lokaal Dana Desa
Pelatihan Pengolahan Sampah Rumah Taangga Bagi
19. Dana Desa
Perempuan
20. Pelatihan Kewirausahaan Desa bagi Pemuda Dana Desa
21. Pelatihan Manajemen Usaha Tani Dana Desa
98
Pemeliharaan dan rehabilitasi Balai Poskedes dan
22. Dana Desa
Polindes
23. Pembanguna Gedung TK Dana Desa
24. Pengadaan Penunjang Alat Kesehatan untuk Polindes Dana Desa
25. Pembangunan Gedung Posyandu APBD Kab, DD
26. Revitalisasi Sumber-Sumber Mata Air Dana Desa
6. Desa Barengkok
99
17. Pembangunan Talud / Brojong APBD Kab, DD
18. Penyediaan Sarana Air Bersih Berskala Desa APBD Kab, DD
19. Penyediaan Sanitasi Lingkungan APBD Kab, DD
20. Pengolaan Air Minum dan Air Limbah APBD Kab, DD
21. Pembangunan Irigasi Tersier APBD Kab, DD
7. Desa Leuwimekar
Penyelenggaraan Pemerintah
- Siltap dan Tunjangan Pemdes
- Tunjangan dan Operasional BPD
- Insentif RT dan RW Rp. 367.575.968
- Belanja Modal, Lelang dan PBB
- Operasional dan Pengisian Perangkat
- Pengadaan Papan Info dan Tanah Kas
Pembangunan
- Pembagunan Jalan Inspeksi Sawah
- Pembangunan Bendungan – Irigasi Rp. 422.063.598
- Pembangunan Talud Lapangan Desa
- Pembangunan Kantor Lembaga Desa
100
- Perbaikan Jalan Lingkungan di 3 RT
8. Desa Puraseda
101
Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp. 481.119.861
9. Desa Cibeber I
102
Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp. 430.519.194
103
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Rp. 252.136.810
- Penghasilan Tetap dan Tunjangan
- Insentif RT RW
- Operasional Perkantoran
- Operasional BPD
- Pemeliharaan Sapras Kantor Desa
- Sosialisasi dan Penyampaian SPPT PBB
- Bulan Bhakti Gotong Royong
- Inventarisasi, Pengelolaan Aset
- Desa Penyelenggaraan PKB
- Penyusunan Laporan APB Desa
- Pembangunan Kantor Desa dan Ruang
Kelembagaan Desa
- Penyusunan Profil Desa
Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp. 353.877.000
- Pembangunan Drainase
- Pembangunan Jalan Paving
- Pembangunan Deuker
- Pembangunan Saluran Air dan Paving
- Renovasi Gedung Posyandu
PembinaanMasyarakat Rp. 21.000.000
- Limnas
- PKK
- LPSD
- Pembinaan Taman Bacaan dan Festival
Budaya
- Pembinaan Sosial Budaya Masyarakat
- Karang Taruna Desa
Pemberdayaan Masyarakat Rp. 172.142.000
- Pelatihan Limnas
104
- Pelatihan LPMD
- Pelatihan Karang Taruna
- Pelatihan TPQ
- Pelatihan PKK
- Pelatihan Kader Posyandu
- Pelatihan RT RW
- Pelatihan Kelompok Seni dan Budaya
- Pelatihan Guru Paud
Biaya Tak Terduga Rp. 14.066.476
105
17. Perayaan Hari Besar Dana Desa
18. Bantuan warga Miskin Dana Desa
Fasilitasi Peningkatan Peran serta Forum Kesehatan
19. Dana Desa
Desa
Fasilitasi Peningkatan Peran Serta Lembaga
20. Dana Desa
Pendidikan Pra Sekolah (TK/RA/PAUD)
21. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Dana Des
22. Belanja Bidang Tak Terduga Dana Desa
106
Lampiran 6
107