Anda di halaman 1dari 24

DISASTER MANAGEMENT

BENCANA BANJIR : LITERATUR REVIEW

Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Disaster Management.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Angga Saputra 4002180138


Yogi Anggara 4002180128
Widi Astuti 4002180101
Ercia Smith 4002180135
Riqna Marda 4002180145
Rizal Ermanto 4002180117

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA

BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana dimana terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia
mengalami masalah banjir, tidak terkecuali negara-negara yang telah maju sekalipun.
Banjir akan menimbulkan dampak pada kehidupan manusia dan lingkungan terutama
dalam hal korban jiwa dan kerugian materi. Banjir merupakan peristiwa yang setiap tahun
menjadi topik pemberitaan.
Ada beberapa kejadian banjir di dunia yang paling menghancurkan, di Itali pada
4 november 1966 sungai arno meluap dan membawa lumpur,dan butuh waktu puluhan
tahun untuk proses restrorasi. Pada tahun 1931 di tiongkok juga ada benjcana banjir yang
paling dahsyat dalam sejarah ada 3,7 juta orang meninggal karena tenggelam, di amerika
serikat pada tahun 1927 hujan tidakberhenti berbulan bulan membuat sungai mississipi
meluap , sehingga 16 juta hektar lahan terendam banjir
Musim hujan di Indonesia (yang terjadi dari Desember sampai Maret) biasanya
menyebabkan curah hujan yang tinggi. Dikombinasikan dengan pengundulan hutan dan
saluran-saluran air yang tersumbat oleh sampah, ini bisa menyebabkan sungai-sungai
meluap dan terjadi banjir. Banjir dan tanah longsor terjadi di banyak wilayah di Indonesia
dan bisa menyebabkan jatuhnya ratusan korban, hancurnya rumah-rumah dan
infrastruktur lain, dan kerugian bagi bisnis-bisnis lokal. Di Indonesia, Menurut
kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ada 20 kota yang yang rawan
terjadinya banjir yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Medan, Padang, Pekan baru,
Jambi, Bandar lampung, Pontianak, samarinda, Makasar Ambon, Manado,
Gorontalo,Kendari, Palembang,Jayapura, Sorong, Palu. Telah banyak usaha yang
dilakukan pemerintah untuk menanggulangi banjir antara lain pembuatan bendungan,
pembuatan kanal, menormalisasi sungai dan reboisasi hutan, namun banjir masih sering
terjadi.
Pada Awal tahun 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB)
menyatakan ada tiga kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian
yang cukup besar selama 2019, pertama banjir dan longsor di Sulawesi Selatan
(22/1/2019) yang menyebabkan 82 orang meninggal dan kerugian yang ditaksir sebesar
Rp 926 miliar. Kedua, kejadian banjir dan longsor di Sentani, Papua (16/3/2019).
Bencana ini menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 82 orang hilang, dan 965 orang
luka-luka. Adapun kerugian yang dialami diperkirakan sebesar Rp 668 miliar. Ketiga,
banjir dan longsor di Bengkulu (27/4/2019) menyebabkan 29 orang meninggal dunia, 13
orang hilang, dan 4 orang luka-luka. Kerugian yang dialami sekitar Rp 200 miliar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah studi literature
sebagai berikut: “Menganalisis hasil penelitian pada jurnal nasional dan internasional
tentang “Bencana Banjir”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil penelitian pada
jurnal nasional dan internasional tentang Bencana Banjir.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat menganalisa jurnal nasional maupun internasional
tentang Bencana Banjir.
b. Mahasiswa dapat mereview jurnal nasional maupun internasional tentang
Bencana Banjir.
c.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi penting
bagi pengembangan ilmu keperawatan, khususnya bidang keperawatan bencana
yang berfokus pada, manajemen keperawatan bencana yang harus dilakukan pada
bencana banjir.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Keperawatan
Bencana.
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian literature review ini
berisikan jurnal-jurnal yang berfokus pada manajemen keperawatan bencana
alam dengan spesifik dilakukan pada bencana banjir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Banjir
Banjir di definisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air
yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah dan menimbulkan kerugian
fisik, sosial dan ekonomi ( Rahayu,dkk,2009). Banjir adalah ancaman musiman yang
terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah
sekitar. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak
merugikan, baik dari segi kemanusiaan atau ekonomi( IDEP,2007).
Banjir menurut Suripin ( 2003) adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air
dalam saluran pembuang ( palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran
pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah sekitarnya.
Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan
daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain itu
terjadinya banjir jua dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff) yang meluap
dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem aliran
sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan infiltrasi
tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi
akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan
suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran
air di tempat lain” (Ligal, 2008).

B. Penyebab terjadinya Banjir


Menurut Kodotie dan Sugiyanto (2002) faktor penyebab terjadinya banjir dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori , yaitu banjir alami dan banjir oleh tindakan
manusia. Banjire akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan
sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Sedangkan
banjir akibat aktivasi manusia dosebabkan karena ulah manusia yang menyebabka
perubahan perubahan lingkungan seperti : perubahan konsisi Daerah Aliran Singai
(DAS),kawasan pemukimandi sekitar bantaran,rusaknya drainase lahan,kerusakan
bangunan pengendali banjir,rusaknya hutan( vegetasi alami), dan perencanaan
sistimpengendali banjir yang tidak tepat.
1. Penyebab banjir secara alami
Yang termasuk penyebab banjir secara alami diantaranya adalah :
a. Curah hujan
Oleh karena beriklim tropis, Imdonesia mempunyadua musim sepanjang
tahun, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim hujan, curah
hujan yang tinggi berakibat banjir di sungai dan bila melebihi sungai dan bila
melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan.
b. Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan
daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai,geometriki hidrolik (bentuk
penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai) dan juga lokasi sungai merupakan hal-hal ynag mempengauhi terjadinya
banjir.
c. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di DOS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang
sungai. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran sehingga timbul
genangan dan banjir di sungai.
d. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengndapan bersal dari eropso DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan.
Sedimentasi sungai sungaiterjadi karena tidak adanya vegetasi penutup dan
adanya penggunaan lahan yang tidak tepat. Sedimentasi menyebabkan
menyebabkan terjadinya agradasi dan pendangkalan pada sungai, hal inidapat
menyebabkan berkurangnya kapsitas tampungan sungai. Efek langsung dari hal
ini menyebabkan meluapnya air dari alur sungai keluar dan menyebabkan banjir.
e. Kapasitas drainage yang tidak memadai
Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainage daerah
genangan yang tidak memadai , sehingga sering terjadi banjir.
f. Pengaruh air pasang
Air pasang laut memperlambat aliran air ke laut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasnag yang tinggi makatinggi genangan atau banjir
menjadi besar karena terjadi aliran balik ( bactwater).
2. Penyebab banjir akibat aktifitas manusia
Yang termasuk penyebab banjir karena tindakan manusia adalah :
a. Perubahan kondisi DAS
Perubahan kondisi DAS seperti penggunduan hutan, usaha pertanian yang
kurang tepat, perluasan kota, danperubahan tata guna lainnya dapat
memperburuk masalah banjir karena meningkatnya aliran banjir.
b. Kawasan kumuh dan sampah
Perumahan kumuh di sepanjang bantaran sungai dapat menjadi penghambat
aliran. Masyarakat membuang sampah langsung ke alur sungai, sehingga dapat
meninggikan muka air, banjir disebabkan karena aliran air terhalang.
c. Drainage lahan
Drainage perkotaan perkotaan danpengembangan pertanian pada daerah
bantaran banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit
air yang tinggi.
d. Kerusakan bangunan pengendali air
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir
sehingga menmbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi, dapat
menimbulkan kuantitas banjir.
e. Perencanaan sistem pengendaliam banjir tidak tepat
Bebrapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan
akibat banjirkecil sampai sdang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan
selama banjir-banjir yang besar.
f. Rusaknya hutan ( hilangnya vegetasi alam)
Penebangan pohon dan tanaman oleh masyarakat secara liar (Illegal Logging),
tani berpindah-pindah dan permainan rwboisasi hutanuntuk bisnis dan
sebagaianyamenjadi salah satu sumber penyebab terganggunya siklus hidrologi
dan terjadinya banjir.

C. Jenis- jenis banjir


Menurut Pusat Kritis Kesehatan Kemenkes RI (2018), banjir dibedakan
menjadi lima tipe sebagai berikut:
1. Banjir Bandang
Banjir yaitu banjir yang sangat berbahaya karena bisa mengangkut apa saja.
Banjir ini cukup memberikan dampak kerusakan cukup parah. Banjir bandang
biasanya terjadi akibat gundulnya hutan dan rentan terjadi di daerah pegunungan.
2. Banjir Air
Banjir air merupakan jenis banjir yang sangat umum terjadi, biasanya banjir in
terjadi akibat meluapnya air sungai, danau atau selokan. Karena intensitas
banyak sehingga air tidak tertamoung dan meluap itulah banjir air.
3. Banjir Lumpur
Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip dengan banjir bandang tapi banjir
lumpur yaitu banjir yang keluar dari dalam bumi yang sampai ke daratan.banjir
lumpur mengandung bahan yang berbahaya dan bahan gas yang mempengaruhi
kesehatan makhul hidup lainnya.
4. Banjir Rob (Banjir Laut Air Pasang)
Banjir rob adalah banjir yang terjadi akibat air laut. Biasanya banjir ini menerjang
kawasan di wilayah sekitar pesisir pantai.
5. Banjir Cileunang
Banjir cileunang mempunyai kemiripan dengn banjir air , tapi banjir cileunang terjadi
akibat deras hujan sehingga tidak tertampung.
D. Cara mencegah terjadinya banjir
Untuk mencegah banjir dan berbagai dampak negatif yang dapat terjadi sebaiknya
kita mulai melakukan pencegahan sedini mungkin. Diharapkan dengan keseriusan
berbagai pihak dalam pelaksanaan pencegahan banjir ini, kita bukan hanya dapat
meminimalisir banjir yang terjadi namun juga bisa menghindarinya. Berikut adalah
ulasan beberapa cara mencegah banjir, yaitu :
1. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Bukan hal yang baru kita ketahui, bahwa sampah menjadi salah satu penyebab banjir.
Orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah di jalanan dan
terbawa masuk ke gorong-gorong. Akhirnya sampah tersebut terbawa hingga ke
sungai dan mengakibatkan banyak dampak negatif lainnya. Pendangkalan sungai
adalah salah satu akibatnya. Dalam jangka panjang, pada saat curah hujan tinggi
(baca : manfaat curah hujan yang tinggi bagi kehidupan manusia) , kubik air yang tak
tertampung akan mengakibatkan banjir. Karena itulah mari membuang sampah pada
tempatnya.
2. Membuat Saluran Air atau Terowongan Air Bawah Tanah
Banjir merupakan masalah pembuangan air. Jika sudah mengetahui akan dibuang
kemana, maka membuat saluran air merupakan salah satu cara pencegahan banjir.
Saluran air yang dibuat tidak boleh terhubung ke sungai mati atau sungai yang
buntu . Tapi harus dipastikan tujuannya, yaitu terhubung dengan sungai yang
memiliki aliran air yang lancar dan terhubung langsung ke laut. Di Jepang, saluran
air yang dibuat berupa terowongan air bawah tanah yang cukup besar dan menuju
langsung ke lautan. Di maksudkan dengan konstruksi ini maka kubik air yang masuk
ke perkotaan dapat langsung di alirkan ke lautan dalam waktu yang singkat.
3. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
Bukan hanya saluran air yang baik, tapi bangunan pencegahan banjir dapat dijadikan
sebagai salah satu metode pencegahan banjir . Bendungan dan waduk adalah
konstruksi yang tepat untuk dijadikan media pencegahan banjr, dikarenakan dapat
menampung kubik air yang cukup banyak sebelum di alirkan ke laut . Sehingga air
tidak sampai mengalir ke pemukiman penduduk.
4. Membersihkan dan Merawat Fasilitas Penyaluran Air
Setelah saluran air yang baik dan konstruksi bangunan pencegahan banjir telah
dibangun, maka kewajiban kita adalah untuk rutin membersihkan dan melakukan
perawatan sedini mungkin. Saluran air yang kotor akan memiliki aliran air yang tidak
lancar dan tersumbat. Sedangkan bendungan yang tidak terawat, lebih rentan rusak
dan mengalami pendangkalan . Hal ini memungkinkan potensi banjir yang lebih
besar.
5. Menanam Pohon Berbatang Besar di Sekitar Rumah
Banyak saran pencegahan banjir yang mengatakan tentang penanaman pohon, namun
itu saja tidak cukup. Pohon yang ditanam baiknya merupakan pohon yang dapat
tumbuh besar. Hal ini dikarenakan, pohon yang besar memiliki akar yang kuat dan
menciptakan rongga-rongga tanah yang lebih baik. Hal ini berfungsi agar air dapat
cepat diserap oleh akar dan resapan air ke tanah dapat lebih optimal.
6. Penciptaan Green Open Space (kawasan terbuka hijau)
Kawasan Terbuka Hijau adalah kawasan yang khusus ditujukan untuk penanaman
pohon di daerah perkotaan. Hal ini digunakan sebagai pengganti hutan. Pada kota-
kota yang cukup luas dan jarak kehutan cukup jauh, area resapan air sangat sedikit.
Sehingga dibutuhkan area tambahan dengan fungsi pengganti.
7. Melestarikan Hutan
Hutan berfungsi sebagai sponge. Dengan menyerap air hujan dan mengalirkan
perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Mengapa disebut sponge? hal ini dikarenakan
fungsi hutan yang mampu menyerap air hujan hingga 20% . Sebagian air hujan akan
diikat dan sebagian lagi akan dibebaskan kembali ke atmosfer dengan melakukan
kondensasi air pada saat tumbuhan melakukan fotosintesis.
Karena itulah upaya melestarikan hutan sangat penting untuk dilakukan, Selain
sebagai upaya pencegahan banjir namun juga sebagai upaya pelestarian lingkungan .
Reboisasi adalah salah satu upaya untuk melakukan pelestarian hutan.
8. Membuat Lubang Biopori
Lubang biopori adalah lubang sedalam kira2 30 cm ke dalam tanah dan berisi
sampah daun-daunan. Cara kerja lubang biopori adalah dengan menarik hama cacing
oleh sampah daun-daunan yang ada. Cacing kemudian akan membuat pori-pori tanah
sehingga menambah tingkat resapan pada tanah .

E. Tindakanyang dilakukan pada saat terjadi banjir


1. Jangan panik
Walaupun hal ini sulit dilakukan, namun bersikap gegabah dan panik akan semakin
menyulitkan situasi. Usahakan untuk tenang dan tetap berpikir jernih.
2. Evakuasi ke tempat yang lebih tinggi
Jika air semakin tinggi, segera evakuasi ke tempat lebih tinggi. Bila memungkinkan,
pindahlah ke tempat yang lebih kering dan hangat, bisa mengungsi ke lantai dua atau
atap rumah
3. Amankan barang berharga
Jika banjir mulai masuk ke daerah rumah, segera pindahkan barang-barang ke tempat
yang lebih tinggi.
4. Selalu berhati-hati
Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
5. Pantau perkembangan cuaca
Apabila cuaca / hujan deras tidak berhenti waspada ancaman bencana banjir yang
akan datang.
6. Matikan aliran listrik
Segera matikan aliran listrik dari saklar utama saat banjir datang. Hal ini penting
untuk mencegah terjadinya korsleting listrik.
7. Mengungsi ke tempat yang lebih aman
Jika Air terus naik selamatkan diri dan anggota keluarga ketempat yang lebih aman
dan jangan lupa untuk membawa tas siaga yang telah disiapkan sebelumnya.
8. Hubungi dinas bencana
Hubungi RT, RW, Kelurahan, atau BNBP (Badan Nasional Penanggulangan Bencan)
di wilayah untuk meminta bantuan tim evakuasi.

F. Dampak yang ditimbulkan banjir


Banjir tentunya sangat meresahkan dan menyebabkan banyak kerugian. Tidak
hanya bersifat ekonomis, namun juga mengganggu kesehatan karena membawa banyak
bibit penyakit. Berikut ini adalah macam-macam dampak yang ditimbulkan karena
adanya banjir.
Adanya korban jiwa, dalam skala yang besar seperti pada banjir bandang di medan
beberapa waktu lalu atau dalam cakupan yang cukup luas. Tidak jarang banjir juga bisa
memakan korban. Tidak hanya luka ringan, berat, bahkan kematian.
Sarana dan prasarana menjadi rusak, akibat arus air yang cukup kencang terkadang
dapat menyeret dan merusak sarana dan prasarana yang ada seperti rumah penduduk,
bangunan kantor dan fasilitas umum, jembatan, dan masih banyak lagi.
Harta benda banyak yang hilang, hal ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya
saat banjir yang terjadi memiliki kuat arus yang cukup besar maka tak jarang ikut
menyeret harta benda yang ada. Tak jarang oknum yang tidak bertanggung jawab turut
campur dalam penjarahan rumah para korban banjir.
Area pertanian menjadi rusak, Tumbuhan adalah makhluk hidup yang sangat rentan
terhadap perubahan kondisi yang terjadi di sekitar mereka. Bahkan terkadang cuaca panas
pun dapat merusak kondisi tanaman. pada saat banjir, bukan hanya kondisi berlebihnya
air yang membuat tanaman rusak, namun sampah, batu-batu (baca : jenis-jenis batuan) ,
ranting, dan benda-benda lain yang terseret banjir dapat merusak tidak hanya tumbuhan,
namun juga areal pertanian. Dampak jangka panjangnya adalah gagal panen hingga
merosotnya kondisi ekonomi para petani.
Timbulnya berbagai macam penyakit, air yang terbawa oleh banjir berasal dari
berbagai sumber. tentu saja banyak mengandung bakteri dan penyakit. Beberapa penyakit
yang muncul akibat banjir diantaranya: infeksi kulit, virus leptospirosis, hepatitis A.
BAB III
REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN

A. Review Journal

1. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat dalam


Menghadapi Bencana Banjir di Desa Perkebunan Bukit Lawing Kecamatan Bahorok
Tahun 2011

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan


Judul Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Banjir di Desa
Perkebunan Bukit Lawing Kecamatan Bahorok Tahun 2011
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Volume &
Vol. 1, No. 1,
Halaman
Tahun Februari 2015
Penulis 1. Mukhtar Effendi Harahap, 2. Muslich Lufti, 3. Abdul Muthalib

Tanggal 26-Juni-2020

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap


Penelitian kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir
di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok tahun
2011.
Subjek Seluruh kepala keluarga (KK) di Desa Perkebunan Bukit
Penelitian Lawang tahun 2011. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Kantor Kepala Desa Perkebunan Bukit Lawang serta Kantor
Kecamatan Bahorok, KK di Desa Bukit lawang berjumlah
740 KK dan tersebar di 7 Dusun.
Metode Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk survei dengan
Penelitian menggunakan pendekatan explanatory research yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-
variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun, 1996).
Pada analisis ini, digunakan uji Chi Square
Variabel Variabel Independen 1. Pengetahuan adalah pemahaman
Penelitian kepala keluarga di Desa Perkebunan Bukit Kecamatan
Bahorok tentang informasi kesiapsiagaan di rumah tangga
dalam menghadapi banjir.
2. Sikap adalah kecenderungan kepala keluarga di Desa
Perkebunan Bukit Kecamatan Bahorok untuk memberikan
respon tentang tindakan yang harus dilakukan apabila akan
terjadi bencana banjir, bersikap positif atau negatif. Variabel
Dependen adalah kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir.
Cara dan Alat Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah daftar
Ukur pertanyaan (kuesioner) untuk wawancara langsung dengan
Mengukur responden.
Variabel
Hasil Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara
Penelitian pengetahuan terhadap kesiapsiagaan responden dalam
menghadapi bencana banjir di Desa Perkebunan Bukit
Lawang. Juga kita lihat hasil analisis multivariat dengan nilai
p=0,043 (p < 0,05). Artinya, variabel pengetahuan memiliki
pengaruh terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
banjir di Desa Perkebunan Bukit Lawang Tahun 2011. Hasil
analisis multivariat dengan nilai p=0,001 (p < 0,05). Artinya,
variabel sikap memiliki pengaruh terhadap kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana banjir di Desa Perkebunan Bukit
Lawang Tahun 2011. Selain itu, variabel sikap juga
merupakan variabel yang dominan memengaruhi
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir di Desa
Perkebunan Bukit Lawang dengan nilai β = 21,623.
Kelebihan Kelebihan penelitian terdapat pada metode analisa data yang
Penelitian digunakan adalah: univariat, bivariat, dan multivariat serta
jumlah responden yang dijadikan sampel adalah semua
Kepala keluarga di Desa Perkebunan Bukit Lawang dijadikan
subjek,
Kekurangan Kekurangan penelitian ini terdapat pada abstrak dimana hanya
Penelitian mencantungkan abstrak dalam bahasa inggris.

2. Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia


Judul Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia
Jurnal Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia No. 1
Volume &
Vol. 15, No. 1, Halaman.42-51
Halaman
Tahun 2013
Penulis Seno Adi
Tanggal 8 April 2013

Tujuan Untuk memahami karakteristik kejadian bencana banjir


Penelitian bandang yang pada umumnya menyebabkan kerusakan harta
benda yang masif dan menimbulkan korban jiwa yang cukup
besar, sehingga perlu diketahui faktor yang signifikan
kejadian bencana banjir bandang tersebut yang terjadi pada
kawasan yang sudah tereksploitasi seperti di Jawa dan
ternyata terjadi juga di kawasan yang masih alami seperti di
Sumatera dan Papua. Selain itu akan dibahas upaya-upaya
mitigasi atau antisipasi yang harus dilakukan agar dampak
kejadian banjir bandang dapat dikurangi.
Subjek Kejadian banjir bandang berlangsung selama periode tahun
Penelitian 2012 serta bencana banjir bandang besar yang telah terjadi
pada tahun sebelum 2012 yang mengakibatkan kematian
dalam jumlah besar dan kerugian harta benda yang signifikan.
Metode Penelitian ini menggunakan metode diskriptif – kuantitatif.
Penelitian
Variabel Klasifikasi banjir bandang
Penelitian
Cara dan Alat Data diperoleh dari media cetak dan elektronik yang pada
Ukur umumnya merupakan press release BNPB atau BPBD dimana
Mengukur kejadian banjir bandang berlangsung, dengan pendekatan
Variabel analogi dan studi komparatif dari beberapa kajian dan laporan
banjir bandang yang terjadi di Indonesia
Hasil Faktor utama banjir bandang adalah dipicu oleh intensitas
Penelitian hujan ekstrim. Kemudian berhubungan dengan kejadian
longsor yang menyumbat aliran sungai membentuk bendung
alam. Selanjutnya tekanan aliran sungai menjebol bendung
alami tersebut sehingga terjadi banjir bandang yang ditandai
dengan kecepatan aliran yang tinggi dengan membawa
lumpur, kayu, dan batu. Setidaknya terjadi 10 kejadian banjir
bandang di Indonesia pada tahun 2012 yang mengakibatkan
15 korban jiwa dan kerusakan harta benda pada setiap
kejadian bencana.
Kelebihan Penelitian ini menyampaikan solusi beberapa tindakan
Penelitian mitigasi dapat dilakukan yaitu dengan pemetaan daerah
bahaya, sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, dan
peramalan hidrometeorologi, namun dari upaya tindakan
mitigasi tersebut, hanya beberapa daerah yang berpotensi
bencana banjir bandang yang siap dengan upaya tersebut.
Kekurangan Fokus penelitian terlalu luas.
Penelitian

3. Manajemen Bencana Internasional: Tinjauan Historis dan Tantangan bagi Indonesia


Manajemen Bencana Internasional: Tinjauan Historis dan
Judul
Tantangan bagi Indonesia
Jurnal GLOBAL
Volume &
Vol.10 No.1, Halaman 1-16
Halaman
Tahun 2010
Penulis Patrya Pratama
Tanggal Mei-November 2010

Tujuan Ada tiga tujuan dari penelitian ini yaitu:


Penelitian - untuk menginformasikan bahwa manajemen bencana selalu
penting dalam menjaga eksistensi manusia, sehingga studi
Hubungan Internasional tidak dapat mengabaikan
permasalahan bencana,
- untuk menghargai fakta di negara lain betapa berbedanya
sumber daya manajemen bencana dalam situasi
kontemporer, dan
- untuk menyatakan bahwa negara-bangsa masih menjadi
tulang punggung yang menyatukan semua sumber daya
manajemen bencana sehingga dapat dikelola dan efektif
dalam mengurangi kerugian manusia dan material akibat
bencana.
Subjek Sejarah manajemen bencana yang mencakup bencana lintas
Penelitian peradaban, blue-print pembentukan manajemen bencana
internasional di tingkat internasional (melalui badan PBB) dan
pengaturan penanggulangan bencana tingkat regional, dan
upaya manajemen bencana di Indonesia.
Metode Penelitian ini menggunakan metode diskriptif – kuantitatif.
Penelitian
Variabel Sejarah manajemen bencana lintas peradaban, blue-print
Penelitian pembentukan manajemen bencana internasional (melalui
badan PBB), dan manajemen bencana di Indonesia.
Cara dan Alat Analisis dilakukan dengan pendekatan analogi dan studi
Ukur komparatif dari beberapa kajian dan laporan manajemen
Mengukur bencana yang ada di dunia dan Indonesia.
Variabel
Hasil Dengan adanya perangkat-perangkat regulasi seperti yang
Penelitian telah dibangun oleh Indonesia di atas, manajemen bencana
ekstemal (baik internasional maupun negara) dapat lebih
maksimal memberikan komplemen atau dukungan bagi
manajemen bencana nasional. Dengan perangkat aturan yang
jelas dan dengan disertai dengan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam sistem negara yang demokratis,
keterlibatan pihak "asing" dalam manajemen bencana nasional
tidak lagi relevan untuk dibenturkan dengan isu state
sovereignty yang senantiasa menjadi basis dalam Hubungan
Intemasional. State sovereignty justru harus dijadikan pemacu
agar aktor negara dapat tetap meng-update relevansinya dalam
manajemen bencana yang kian kompleks. Justru ketika negara
tidak dapat beradaptasi pada proses difusi kapabilitas aktor-
aktor internasional yang terlibat dalam manajemen bencana
intemasional, chaos merupakan konsekuensi yang sangat
mungkin terjadi.
Kelebihan Memberikan masukan manajemen bencana sangatlah penting
Penelitian untuk memitigasi bencana dan penanganan bencana banjir.
Kekurangan Fokus penelitian terlalu luas.
Penelitian

4. The Human Impact of Floods: A Historical Review of Events 1980-2009 and


Systematic Literatur Riview
The Human Impact of Floods: A Historical Review of Events
Judul
1980-2009 and Systematic Literatur Riview
Jurnal PLoS Curr
Volume &
Vol. 5. p 1-27
Halaman
Tahun 2013
Penulis Doocy S, Daniels A, Murray S, Kirsch TD
Tanggal 16 Apr 2013
Tujuan Untuk menggambarkan dampak kejadian banjir terhadap
Penelitian populasi manusia dalam hal kematian, cedera, dan
perpindahan dan, sejauh mungkin, mengidentifikasi faktor
risiko yang terkait dengan hasil ini
Subjek Banjir sebagai bencana alam yang paling umum dan penyebab
Penelitian utama kematian akibat bencana alam di seluruh dunia
Metode Dengan menggunakan metode kuantitaif dengan tinjauan
Penelitian historis peristiwa banjir serta tinjauan literatur.
Variabel Banjir dari 1980 hingga 2009 dari berbagai basis data dan
Penelitian tinjauan literatur sistematis publikasi yang berakhir pada
Oktober 2012.
Cara dan Alat Analisis meliputi statistik deskriptif, tes bivariat untuk
Ukur asosiasi dan regresi logistik multinomial regresi karakteristik
Mengukur banjir dan kematian menggunakan Stata 11.0.
Variabel
Hasil Banjir telah banyak menyebabkan banyak korban pada
Penelitian manusia dibandingkan dengan bencana alam lainnya Jumlah
kematian lebih tinggi banjir bandang, dibandingkan dengan
banjir sungai, namun banjir sungai terkena dampak yg lebih
besar populasi dan luas daratan.
Kematian mayoritas di negara yang kurang berkembang dan
berpenduduk padat
Kelebihan Data yang detail terkait korban bencana
Penelitian
Kekurangan
Penelitian

5. Health Impacts Floods

Judul Health Impacts Floods


Jurnal Prehospital and Disaster Medicine
Volume &
Vol. 25 , p 265-272
Halaman
Tahun 2010
Penulis Weiwei Du,Gerard joseph, Michele clark,Xiang-yu Hou
Tanggal 3 Juni 2010

Tujuan Mengidentifikasi dampak bencana banjir terhadap kesehatan


Penelitian
Subjek Dampak banjir pada komunitas manusia terkait langsung
Penelitian dengan lokasi dan topografi area, serta demografi manusia
dan karakteristik lingkungan binaan.
Metode Analisis literatur
Penelitian
Variabel Dampak kesehatan dari bencana dan penyebab yang
Penelitian mendasari dampak kesehatan yang terkait dengan banjir.
Cara dan Alat Menggunakan tinjauan literatur yang luas yang terletak> 500
Ukur referensi, yang dianalisis untuk mengidentifikasi tema umum,
Mengukur temuan, dan pandangan ahli. Temuan kemudian disaring
Variabel menjadi tema umum.
Hasil Dampak kesehatan bisa segera, jangka menengah dan jangka
Penelitian panjang. Masalah kesehatan yang bisa muncul antara lain :
keracunan karbonmonoksida, penyakit menular,penyakit
pernafasan, pemondahan hewan,disabilitas,, masalah
kesehatan mental, masalah sosial, nutrisi.

Kelebihan Penelitian ini menemukan bahwa dampak kesehatan langsung


Penelitian dari banjir termasuk tenggelam, cedera, hipotermia, dan
gigitan hewan. Risiko kesehatan juga terkait dengan evakuasi
pasien, kehilangan tenaga kesehatan, dan hilangnya
infrastruktur kesehatan termasuk obat-obatan dan persediaan
penting. Dalam jangka menengah, luka yang terinfeksi,
komplikasi cedera, keracunan, kesehatan mental yang buruk,
penyakit menular, dan kelaparan adalah efek tidak langsung
dari banjir. Dalam jangka panjang, penyakit kronis, kecacatan,
kesehatan mental yang buruk, dan penyakit terkait kemiskinan
termasuk kekurangan gizi adalah warisan potensial.
Kekurangan
Penelitian

B. Pembahasan
Banjir di definisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air
yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah dan menimbulkan kerugian
fisik, sosial dan ekonomi.
Jurnal- jurnal diatas merupakan jurnal tentang kejadian banjir, Jurnal pertama
“Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Menghadapi Bencana Banjir di Desa Perkebunan Bukit Lawing Kecamatan Bahorok
Tahun 2011” dalam jurnal ini disampaiakn bahwa pengetahuan dan suikap seseorang
mempengaruhi kesiap sediaan dalam menghadapi bencana banjir.
Jurnal kedua ” Karakteristik Bencana banjir bandang di Indonesia “. Bencana
banjir bandang merupakan bencana yang banjir yang membawa materialtanah( lumpur),
batu dan kayu sehingga memiliki daya rusak tinggi secara masif dalam waktu yang cepat
pada daerah yang dilalui. Upaya mitigasi banjir bandang dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan sebagai berikut : sistem peringatan dini,identifikasi zona bahaya
banjir bandang dengan melakukan pemetakan karakterisasi geomorfologi dan hidrologi
danjuga dengan pendekatan kesiapsiagaan masyarakayt dengan meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana
Jurnal ketiga tentang “Manajemen bencana internasional: Tinjauan Historis dan
tantangan bagi Indonesia “.Dengan semakin kompleksnya manajemen bencana
internasional, negara diharapkan lebih siap dalam menghadapi bencana. Sejaktahun 2008
indonesia sdh mempunyai regulasi yang mengatur relasi dengan manajemen bencana
internasional/ regional. Manajemen bencana internasional diharapkan mendukung
manajemen bencana nasional sehingga bencana alam yang kerap terjadi tidak
mengasilkan kerugian materi besar dan memunculkan korban jiwa yang lebihbesar, harus
diperbesar untuk mendukung fase mitigasi dan persiapan bencana.
Jurnal keempat berjudul “The Human Impact of Floods:a Historical Review of
Events 1980-2009 and Systematic Literatur Riview”. Jurnal Literatur ini menyampaiakn
bahwa bencana banjir merupakan bencana yang menyebabkan banyak korban pada
manusia dibandingkan dengan bencana alam lainnya, disini juga disampaiakan bahwa
banjir bandang menyebabkan kematian lebih tinggi dibandingkan dengan banjir sungai,
namun banjir sungai terkena dampak yg lebih besar populasi dan luas daratan. Kematian
korban bencana banjir mayoritas di negara yang kurang berkembang dan berpenduduk
padat.
Jurnal kelima “ Health Impacts Floods”. Jurnal ini mengifentifikasi dampak
bencana banjir terhadap kesehatan. Di dalam jurnal ini disampaikan bahwa dampak
bencana banjir terhadap kesehatan bisa segera, jangka pendek dan jangka panjang.
Masalah kesehatan yang bisa muncul antara lain: keracunan karbonmonoksida, penyakit
menular, penyakit pernafasan, pemindahan hewan,disabilitas,, masalah kesehatan mental,
masalah sosial, nutrisi.

BAB IV

KESIMPULAN

Banjir di definisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air


yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah dan menimbulkan kerugian
fisik, sosial dan ekonomi. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi apalagi
di Indonesia merupkan negara tropis, hampir setiap musim penghujan setiap tahu nnya
selalu ada pemberiataan mengenasi bencana banjir. Banjir juga merupakan bencana yang
menyebabkan banyak kematian diabningkan engan bancana lainnya. Banjir yang paling
merugikan adalah banjir bandang. faktor penyebab terjadinya banjir dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori , yaitu banjir alami dan banjir oleh tindakan
manusia. Namun demikin akibat dari banjir bisa diminalkan dengan upaya-upaya
mitigasi banjir dengan berbagai pendekatan sebagai berikut : sistem peringatan dini,
identifikasi zona bahaya banjir bandang dengan melakukan pemetakan karakterisasi
geomorfologi dan hidrologi danjuga dengan pendekatan kesiapsiagaan masyarakat
dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Doocy S; Daniels A; Murray S; Kirsch TD,2013(The Human Impact of Floods: A Historical


Review of Events 1980-2009 and Systematic Literatur Riview)Jurnal PLoS Curr Vol. 5. p 1-
27, 16 Apr 2013
Kodoatie, R.J. dan Sugiyanto, 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ligal, S. 2008. Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir. Jurnal. Dinamika
Teknik Sipil Volume 8, No. 2 Juli 2008
Mukhtar Effendi Harahap; Muslich Lufti; Abdul Muthalib, 2015. (Pengaruh pengetahuan dan
sikap terhadap Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi Bencana banjir di desa
perkebunan bukit lawing Kecamatan bahorok tahun 2011) Jurnal Ilmiah Keperawatan
IMELDA Vol. 1, No. 1, Alumni Program Pascasarjana IKM FKM - USU, Medan. Diakses
pada tgl 26-06-2020.
Patrya Pratama,2010 (Manajemen Bencana Internasional: Tinjauan Historis dan Tantangan bagi
Indonesia), Jurnal Gobal, Vol.10 No.1, Halaman 1-16 ,Mei-November 2010
Suripin, 2003. Sistem Drainase Kota Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Seno Adi, 2013.(Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia)Jurnal Sains dan Teknologi
Indonesia Vol. 15, No. 1, Halaman.42-51,8 April 2013
Weiwei Du;Gerard joseph; Michele clark;Xiang-yu Hou;2010.(Health Impacts Floods) Jurnal
Prehospital and Disaster Medicine Vol. 25 , p 265-272,3 Juni 2010
Yayasan IDEP (2007), Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat. Yayasan IDEP -Ubud,
UNESCO –Jakarta
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/cara-mencegah-banjir
https://www.rukita.co/stories/tindakan-saat-dan-pasca-banjir/

Anda mungkin juga menyukai