Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOMUNIKASI SEL
Disusun Oleh:
Nim : 4183341028
JURUSAN BIOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari organisme. Dikatakan
demikian karena sel yang tersusun atas banyak organel tersebut dapat melakukan aktivitas-
aktivitas layaknya organisme. Misalnya fungsi respirasi pada mamalia yang dilakukan oleh paru-
paru untuk menghasilkan energi dapat pula dilakukan oleh sel. Bagian sel yang berperan untuk
menghasilkan energi adalah mitokondria
Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi
dengan sel yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk
mengkoordinasikan aktivitasnya sehingga memungkinkan organisme untuk tumbuh dan
berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan sistem
organ yang menjalankan organisme untuk hidup.Sel sebagai unit terkecil kehidupan, juga
mengalami proses komunikasi antar sesama sel (komunikasi sel). Oleh karena itu penting untuk
mempelajari komunikasi sel yang akan dibahas lebih mendetail dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi sel?
2. Apa saja jenis-jenis hubungan antar sel?
3. Apa yang dimaksud dengan reseptor sinyal?
4. Apa yang dimaksud dengan second messenger?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai komunikasi sel.
5. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis hubungan antar sel.
2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai reseptor sinyal.
3. Untuk mengetahui dan memahami mengenai second messenger.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Sel
Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain ataupun
antara sel dengan lingkungannya. Komuniasi sel juga dapat diartikan sebagai proses
penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan
dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
Peran komunikasi dalam kehidupan pada tingkat selular tak kalah pentingnya.
Komunikasi dari satu sel ke sel yang lain mutlak bagi organisme multiseluler, misalnya manusia
dan pohon. Triliunan sel dalam organisme multiseluler harus berkomunikasi satu sama lain untuk
mengoordinasikan aktivitasnya dalam suatu cara yang memungkinkan organisme berkembang
dari telur yang dibuahi, kemudian bias bertahan hidup dan bereproduksi sendiri. Komunikasi
diantara sel-sel juga penting bagi banyak organisme uniseluler.
2.2 Hubungan Antarsel (Cell Junctions)
Tubuh manusia yang terdiri dari berbagai bentuk dan struktur sel yang beragam dengan
kuantitas yang tinggi, memungkinkan adanya sebuah hubungan yang dilakukan oleh berbagai sel
tersebut. Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam
jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu
struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3
grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan
cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring
junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler),
dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik
dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).
Klasifikasi fungsional cell junctions:
A. Occluding junctions
1. Tight junctions (hanya vertebrata)
2. Septate junctions (invertebrata)
B. Anchoring junctions
1. Situs-situs pelekatan filamen aktin
Cell-cell junctions (adherens junctions)
Cell-matrix junctions (focal adhesions)
2. Situs-situs pelekatan intermediate filament
Cell-cell junctions (desmosom)
Cell-matrix junctions (hemidesmosom)
C. Communicating junctions
1. Gap junctions
2. Chemical synapses
3. Plasmodesmata (hanya tumbuhan)
2. Septate junctions
Septate junctions merupakan occluding junctions yang utama pada invertebrata.
Morfologinya berbeda dengan tight junctions. Protein yang disebut Discs-large, yang dibutuhkan
untuk pembentukan septate junctions pada Drosophila, secara struktur berhubungan dengan
protein ZO yang ditemukan dalam tight junctions vertebrata.
B. Anchoring junctions
Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton sel
tetangganya atau ke matriks ekstraseluler. Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringan-
jaringan hewan dan paling melimpah dalam sel-sel jantung, otot, dan epidermis. Fungsi
anchoring junctions adalah menghubungkan sel dengan sel, menghubungkan sitoskeleton 2 sel
yang berdampingan, menyatukan sel dalam satu kesatuan kokoh, dan menghubungkan sel
dengan matriks ekstraseluler.
Protein penyusun anchoring junctions adalah intracellular anchor proteins dan
transmembrane adhesion proteins.
Anchoring junctions terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda secara fungsional yaitu
adherens junctions dan desmosom (memegang sel bersama-sama dan dibentuk oleh
transmembrane adhesion proteins yang termasuk dalam famili cadherin), focal adhesions dan
hemidesmosom (mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan dibentuk oleh transmembrane
adhesion proteins pada famili integrin).
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain ataupun antara sel
dengan lingkungannya
2. Hubungan antar sel ada 3 yaitu gap junction, contact dependent signal, dan persinyalan sel
(persinyalan lokal dan persinyalan jarak jauh).
3. Reseptor sinyal merupakan molekul khusus pada permukaan sel target yang merespon
sinyal dari luar sel.
4. Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil
nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat
reseptor membran merupakan jalur first messenger.