Ringkasan
Ringkasan
anak
A. Perkembangan Keterampilan pada Masa Kanak-Kanak
» Perkembangan keterampilan berkaitan dengan kemampuan indera dengan
perkembangan motorik.
Contoh perkembangan koordinasi sensor motorik yaitu :
- Bayi kalau dia merasakan basah / indra peraba, dia hanya dapat menangis.
- Setelah anak dapat berjalan, kalau dia merasa basah maka dia akan
menghindar mencari tempat yang kering.
1. Keterampilan Tangan pada Awal Masa Kanak-Kanak.
» Keterampilan tangan pada anak-anak ini berkaitan dengan penggunaan tangan
kanan atau kiri.
» Awal masa kanak-kanak merupakan periode kritis dalam menentukan pilihan
penggunaan tangan, tangan mana yang dominan dan tangan mana yang
digunakan sebagai pembantu.
2. Ketrampilan Kaki Pada Awal Masa Kanak-Kanak
» Keterampilan kaki pada awal masa kanak-kanak ditunjukkan melalui
kemampuan berlari, melompat, memanjat, keseimbangan tubuh, dll.
» Untuk perkembangan kemampuan ketrampilan tangan dan kaki anak perlu
mendapat bimbingan dan bantuan dari guru-guru taman kanak-kanak.
3. Perkembangan Ketrampilan Anak Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
» Ketrampilan anak pada akhir masa kanak-kanak berkembang menjadi lebih
halus dan terkoodinir. Pada umumnya, pada masa akhir kanak-kanak adalah
siswa SD.
Ketrampilan dapat dikategorikan menjadi 4 :
1. Ketrampilan menolong diri sendiri
2. Ketrampilan menolong orang lain
3. Ketrampilan sekolah
4. Ketrampilan bermain
B. Perkembangan Bicara Anak Pada Masa Kanak-Kanak
» Beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan bicara anak, ialah : Kecerdasan, Jenis
disiplin orang tua, Posisi urutan anak, Status sosial ekonomi, dan Ras primitif
» Isi pembicaraan pada anak-anak :
Awalnya bersifat egosentris (berbicara tentang dirinya sendiri)
saat anak berkumpul dengan teman sebayanya, bicara mereka yang bersifat
egosentris berkurang dan berubah ke arah bicara yang berpusat ke orang lain.
C. Emosi anak pada masa Kanak-Kanak
1. Emosi pada awal masa kanak-kanak
» Diungkapkan melalui beberapa cara seperti marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri
hati, gembira, sedih.
2. Emosi anak pada akhir masa kanak-kanak
» Emosi pada akhir anak-anak pada umunya adalah periode yang relatif tenang dan
berlangsung sampai mulainya masa puber
a) Pubertas : periode terjadinya kematangan organ seksual dimulai pada
usia
sekitar 11 atau 12 tahun untuk anak perempuan dan 13 atau 14
tahun untuk anak laki-laki
b) Laki-laki : penambahan tinggi badan,pertumbuhan penis,ejakulasi
pertama,tumbuh rambut kemaluan
c) Perempuan : penambahan tinggi badan,menstruasi pertama,pertumbuhan
payudara,tumbuh rambut pada kemaluan
remaja
A. Perkembangan Fisik
Tahap dimana seorang individu mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dikarenakan hormon mereka sudah mulai aktif sehingga mempengaruhi
perkembangan beberapa bagian tubuh juga organ reproduksi.
B. Perkembangan Intelligensi (Kecerdasan)
1. Spatial mempresepsikan dan mentransformasikan sebuah dunia ruang visual.
2. Bodily Kinesthetic kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek
– objek secara terampil.
3. Interpersonal kemampuan inti misalnya mengamati dan merespons suasana hati,
temperamen, dan motivasi orang lain.
4. Intrapersonal kemampuan memahami perasaan, kekuatan, dan kelemahan serta
intelligensi sendiri
5. Logical Mathematical kemampuan berpikir yang tertuju pada pola logis misalnya,
bilangan / angka juga cara berpikir rasional.
6. Linguistic kemampuan otak dalam memproses bunyi kata / makna misalnya
kemampuan berbahasa
7. Musical kemampuan mengapresiasikan nada / ritme misalnya terfokus bidang
musik.
C. Tahapan Perkembangan Remaja
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
Mulai meninggalkan pola berpikir dan tingkah laku masa anak – anak
2. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini pergaulan dengan teman sebaya sangat berperan dalam pembentukan
karakter individu.
Mulai menemukan pola pikir yang baru dan mulai menghadapi masalah
3. Remaja Akhir (19-22 tahun)
Mulai berpikir jauh kedepan, mulai memantapkan tujuan hidup mereka, dan
beruasaha sebaik mungkin berusaha mencapai target mereka
dewasa
Menurut eric ericson
A. Tahapan Dewasa Awal (20-30 tahun)
1. Perkembangan Fisik
Berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi, dan daya tahan, serta di puncak
fungsi sensorik dan motorik
2. Perkembangan kognitif (teori turner, helms, dan jean peaget)
Mengalami masa ketegangan emosional berupa emosional tidak terkendali
(labil), resah, memberontak, emosi bergelora, tegang, sering khawatir dengan status
pekerjaan
3. Perkembangan sosial (eric ericson)
Dalam dewasa awal berupa keintiman dan isolasi harus seimbang untuk
memunculkan nilai positif yaitu cinta secara luas dan universal (misal keluarga,
teman, saudara, binatang)
4. Tugas – tugas dewasa awal
Mulai bekerja, Memilih pasangan hidup, Belajar hidup dengan suami / istri,
Mulai membentuk keluarga, Mengasuh anak, Mengelola rumah tangga
Menerima tanggung jawab warga negara, Menemukan kelompok sosial yang
menyenangkan
B. Dewasa Madya / usia setengah baya (30-60 tahun)
» Antara usia 40 – 60 tahun ditandai perubahan fisik maupun mental (hurlock 1980 :
320)
1. Perkembangan fisik
» Adanya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik
» Fungsi tubuh mulai menurun
» Tidak sekuat tahap sebelumnya
» Terjadi perubahan penampilan
2. Perkembangan kognitif
» Memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal
» Menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya maupun lingkungannya
» Menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya, menyelesaikan
secara konkrit
» Memikirkan masalah secara teoritis
» Kemampuan kognitif menurun
3. Perkembangan emosi
» Terjadi kegoncangan jiwa
» Kaku dan canggung karena penampilannya ingin terlihat muda
» Introvert
» Proses penyesuaian dan penyeimbang
» Meningkatnya penghayatan beragama
C. Tahapan Perkembangan Dewasa Akhir (Lanjut Usia) (60 tahun keatas)
1. Karakteristik
» Adanya penurunan kemunduran disebabkan faktor fisik dan psikologis
» Perbedaan individu dalam efek penuaan, banyak yang menganggap waktunya
untuk santai dan ada juga yang menganggap sebagai hukuman
» Sikap sosial terhadap usia lanjut, banyak yang beranggapan bahwa usia lanjut
tidak begitu dibutuhkan karena energinya mulai melemah
» Adanya keinginan untuk muda kembali, mencari cara memperlambat penuaan
2. Perkembangan fisik
» Terlihat pada perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran
» Menurut Harlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia
dewasa akhir, diantaranya daerah kepala, tubuh, dan persendian
3. Perkembangan kognitifnya
» Kecepatan memproses, mengingat, dan memecahkan masalah, misalnya mulai
menurun daya ingatannya
» Memusuhi generasi muda dan mempertahankan cara lama dan tidak ingin adanya
perubahan
4. Perkembangan Kepribadian
» Teori Freud : akan kembali pada kecenderungan pada masa kanak – kanak awal
» Teori carl jung : pikirannya tenggelam jauh dalam ketidaksadaran, inilah yang
membuat seseorang mudah lupa
5. Perkembangan emosi
» Memiliki pasangan cenderung lebih bahagia dari pada yang sendiri
» Menjadi nenek / kakek merupakan sumber pemenuhan emosional, menimbulkan
perasaan persahabatan
» Persahabatan dengan teman sebaya muncul lagi
» Kebahagiaan pernikahan dipengaruhi pasangan (menyangkut penuaan, sakit, dan
kematian)
6. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir
» Menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik
» Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga
» Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
» Menjalin hubungan dengan orang disekitarnya
» Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
» Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis
Perkembangan Kognitif
Merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir
A. Kognitif
Suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai,
dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa
B. Kenapa Perkembangan Kognitif Penting ?
Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak. Diharapkan anak
mampu mengekspolarsi dunia luar.
C. Teori Jean Piaget
1. Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
» Sub-tahapan skema reflex
» Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer
» Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder
» Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder
» Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier
» Sub-tahapan awal representasi simbolik
2. Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)
» Operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai
» Anak mulai menerima rangsangan tapi terbatas
» Masih tergolong “egosentris”
» Sudah dapat mengklasifikasikan objek dengan satu ciri
3. Periode operasional konkret (usia 7-11 tahun)
» Anak sudah mampu mengurutkan dan mengklasifikasikan objek atau situasi
tertentu
» Kemampuan mengingat dan berpikir meningkat
» Mampu memahami konsep sebab akibat secara rasional dan sistematis
» Mulai belajar matematika dan membaca
» “Egosentris” mulai menghilang
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
» Anak mampu berpikir abstrak dan menguasai penalaran, seperti cinta dan nilai
» Dapat menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Faktor Hereditas/Keturunan
Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir
2. Faktor Lingkungan
Taraf intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya
dari lingkungan hidupnya.
3. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini berhubungan dengan
usia kronologis.
4. Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan yaitu pembentukan sengaja
(sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
5. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
6. Faktor Kebebasan
Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti manusia
dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih
masalah sesuai kebutuhan.
Sensasi Persepsi
sensasi
Suatu proses sensorik yang dialami manusia (berkaitan dengan alat indra)
1. Mata (slight/visual)
Mata dapat bekerja apabila mendapat cahaya. Pantulan cahaya akan dilanjutkan
ke lensa melalui pupil. Lensa mata akan memfokuskan bayangan benda supaya jatuh
tepat pada bintik kuning. Kemudian saraf optik akan meneruskan rangsangan cahaya
ke otak.
2. Telinga (hearing/auditoris)
Proses mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui
liang telinga, dan seterusnya menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan
diteruskan kedalam telinga tengah melalui tulang – tulang pendengaran. Selanjutnya
getaran diteruskan kedalam telinga dalam melalui selaput jendela oval dan
menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat didalam skala vesstibuli.
3. Hidung (smell/olfaktoris)
Di dalam rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap molekul-molekul bau, karena pada organ ini ada organ yang berperan
sebagai pendeteksi bau(smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sekitar 10 juta.
Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke olfactory melalui
saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian diproses
oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu seperti
harumnya bau sate padang atau menyengatnya bau selokan.
4. Lidah (taste/gustasi)
Lidah merupakan reseptor yang banyak memiliki stuktur tunas pengecap.
» Membantu mengunyah dan menelan
» Membantu tindakan bicara
» Membantu membolak-balikkan makanan dalam mulut
5. Kulit (touch/perabaan)
Pada saat kulit terkelupas, rasa perih menyengat. Hal itu menunjukkan betapa
kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan
jaringan di bawahnya.
Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf sensorik sebagai reseptor khusus untuk
sentuhan tekanan, temperature serta rasa sakit. Sebagian besar reseptor terletak pada
lapisan dermis dan ada juga yang terletak pada lapisan epidermis. Kepekaan peraba
pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
persepsi
Proses ketika manusia memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada
informasi yang telah diterima melalui panca indera. Presepsi juga dapat didefinisikan sebagai
kemampuan otak untuk menerjemahkan stimulus.
A. Proses Terjadinya Persepsi Sensasi = sesuatu yg sensaional dpt
1. Stimulasi memberikan memori lbh lama
2. pengindraan Persepsi = cara pandang
3. Sensasi (info+wawasan) biar anak tdk
4. Persepsi salah tangkap
Belajar
Belajar diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan
menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang
akan datang. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
A. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar isyarat (signal learning)
Melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat.
2. Belajar Stimulus-Respon (stimulus-response learning)
Terjadi karena ada rangsangan dari luar.
3. Belajar rangkaian (chaining learning)
Terjadi melalui perpaduan bebagai proses S-R yang telah dipelajari.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal association learning)
Terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk.
5. Belajar membedakan (discrimination learning)
Terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman dan
mencoba membeda-bedakan hal-hal tersebut.
6. Belajar konsep (concept learning)
Terjadi bila individu menghadapi fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke
dalam suatu pengertian yang abstrak.
7. Belajar hukum/aturan (rule learning)
Terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa
8. Belajar pemecahan masalah (problem solving learning)
Terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep/prinsip untuk menjawab
suatu pertanyaan.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar
1. Faktor Intern
Semua faktor yang ada pada pribadi peserta didik baik jasmaniah (fisik) maupun
rohaniah (psikhis).
» Aspek psikhis : IQ (tinggi kecerdasan, pembawaan, keadaan emosi, kemauan,
daya fantasi, logika)
» Aspek fisik : alat indera, kesehatan jasmani, anggota tubuh.
2. Faktor Ekstern
» Keadaan, kondisi, situasi diluar diri pribadi peserta didik (cahaya, suara, iklim,
situasi, tempat peserta didik belajar, bau-bauan, orang orang atau benda benda
disekeliling kita)
» Kalau bagian faktor ekstern tersebut tidak berada dalam kondisi yang menunjang
belajar, maka pastilah hasil belajar tidak akan baik, karena konsentrasi pikiran
peserta didik tidak ditunjang oleh situasi dan kondisi yang baik.
3. Faktor teknik atau pendekatan belajar
» Metode bagian (dipelajari bagian demi bagian)
» Metode keseluruhan (dipelajari secara keseluruhan)
» Metode gabungan (menggabungkan metode bagian dan keseluruhan)
» Metode batu loncatan (teknik untuk memudahkan menghafalkan sesuatu)
C. Proses Belajar
» Persepsi : Daya serap dalam menangkap materi yang diberikan
» Perhatian : Pemusatan seluruh aktivitas terhadap suatu objek
» Mendengarkan
» Mengingat : Aktivitas penarikan kembali informasi yang pernah di terima
Memori
Menurut Bruno (1987), Memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
dalam otak
“Kemampuan utk
A. 3 Tahapan Ingatan
menyimpan informasi shg
1. Penyusunan kode (memasukan dalam ingatan) dpt digunakan di masa yg
akan datang”
2. Penyimpanan (mempertahankan dalam ingatan)
3. Pengingatan kembali (memperoleh dari ingatan)
B. 2 JENIS INGATAN
1. Ingatan jangka pendek
Yaitu ingatan yang disimpan sampai 20 detik atau lebih jika ingatan tersebut
secara sadar diulang-ulang (tdk ada niatan utk diingat)
a) Encoding : Ingatan jangka pendek hanya berisi apa yang dipilih.
Informasi ingatan jangka pendek cenderung disusun kodenya secara
akustik (visual-bunyi2-semantik).
b) Storage : Ingatan jangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas.
Kita cenderung memandang ingatan jangka pendek sebagai sebuah
kotak mental yang mempunyai 7 slot.
c) Retrieval : Proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan
dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan.
Pengingatan kembali ingatan jangka pendek memerlukan upaya
penggalian
d) Chunking : Chunking berhubungan dengan tindakan menyusun ulang
informasi ke dalam potongan yang lebih besar atau dalam potongan-
potongan yang lebih kecil.
2. Ingatan jangka panjang
Yaitu meliputi informasi yang telah disimpan dalam ingatan dengan rentang
waktu beberapa menit atau sepanjang hidup.
a) Encoding : Pemasukan Pesan bagi ingatan jangka panjang cenderung
mempertahankan pengertiannya. Kode akustik dapat juga dipakai
dalam ingatan jangka panjang. Tetapi lebih cenderung memakai
kode semantik.
b) Storage & retrieval : Proses lupa dari ingatan jangka panjang merupakan
akibat dari tidak adanya cara untuk mencapai informasi
RETRIVAL itu. Maka, ingatan yang lemah mencerminkan kegagalan
MEMORI J. PANJANG
“Kesiapan mental
SENSORI MEMORY General & spesifik
seseorang memengaruhi
lamanya memori Bukan sesuatu yg akan
tersimpan” diingat (1-2s)
C. Faktor yang Meningkatkan dan Menurunkan Pengingatan Kembali
» Semakin baik pengorganisasian materi yang disimpan, semakin mudah
mengingatnya kembali.
» Memastikan bahwa konteksinformasi yang diingat kembali sama dengan konteks
informasi di mana kita memasukkan pesan dalam ingatan
» Interferensi yang terjadi di antara beberapa objek dari sebuah informasi yang
mempunyai kesamaan atau kemiripan baik dalam proses penyimpanan dan juga
pemanggilan kembali informasi dari otak menyebabkan penurunan terhadap
kemampuan mengingat kembali.
D. Faktor Emosional Dalam Lupa
» Kita cenderung lebih banyak memikirkan situasi emosional yang berisi hal
positif/negatif daripada situasi yang netral.
» Emosi dapat mempengaruhi ingatan melalui dampak konteks
» Emosi negatif dapat menghalangi terjadinya pengingatan kembali
E. Meningkatkan Ingatan
1. Chunking atau Pemotongan
2. Pembayangan dan Penyandian
3. Penguraian dan penyandian
4. Konteks dan Pengingatan
5. Organisasi
6. Latihan Pengingatan
7. Metode PQRST
F. Hubungan Antara Ingatan Jangka Pendek Dan Ingatan Jangka Panjang
1. Bukti untuk 2 macam ingatan
» Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang itu berbeda
» Dampak luka otak merupakan sumber bukti kedua bahwa terdapat dua macam
ingatan
2. Teori ingatan ganda
Mengansumsikan bahwa informasi yang kita miliki memasuki ingatan jangka
pendek, di mana informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan atau
dapat hilang dengan adanya peralihan.
G. Perbedaan ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang
INGATAN PENDEK INGATAN PANJANG
Tahap encoding Lebih memilih kode akustik Didasarkan pada makna
Tampaknya tidak terbatas
Kapasitas Terbatas 7±2 chunk
dalam segala hal
Kurang lebih bersifat bebas Tampaknya lebih mudah
Pengingatan kembali
dari kesalahan keliru
Inteligensi
A. Beberapa Pendekatan Untuk Memahami Intelegensi
“Kemampuan/kecerdasan
1. Pendekatan Belajar
untuk memecahkan
2. Pendekatan Neurobiologis masalah”
3. Pendekatan Psikometri
4. Pendekatan Perkembangan
B. Teori Teori Inteligensi
» Konsep “g” menurut Spearman
» Konsep “Fluid and Crystallized Intellegences” menurut Raymond Cattel
» Inteligensi Majemuk (multiple intelligence) menurut Howard Gardner
» Teori Triarki (Triachic Theory) menurut Sternberg
» Distributed Intelligence
C. Cara Mengukur Inteligensi
1. Skala inteligensi stanford-binet dikembangkan oleh BInet diadaptasi untuk anak
sekolah
2. Skala Inteligensi Weschler seperti tes Stanford-Binet. Bedanya adalah tes ini
diperuntukan bagi orang dewasa.
D. Faktor yang Berpengaruh terhadap Inteligensi
» Determinasi (penentu) Faktor Bawaan
» Determinasi Faktor lingkungan
» Studi Pengaruh Herediter dan Lingkungan
E. IQ dan Prestasi Akademik
» Inteligensi tidak mutlak memengaruhi prestasi, melainkan hanya berkorelasi.
» Hubungan antara skor IQ dan prestasi sekolah tidaklah sempurna;
» Skor IQ bisa berubah
F. Cara menyikapi Skor IQ bagi Guru
» Menyediakan lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan intelektual
» Menganggap tes inteligensi sebagai suatu bentuk pengukuran yang berguna namun
tidak sempurna.
» Menggunakan pengukuran-pengukuran yang lebih terfokus ketika ingin menilai
kemampuan spesifik
» Mencari perilaku yang memperlihatkan talenta yang luarbiasa dalam konteks budaya
siswa.
Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa Prancis emotion, dari kata emouvoir, yang berarti
kegembiraan. Selain itu emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere yang berarti “luar” dan
movere yang berarti “bergerak”.
Menurut Chaplin (1989), emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari
perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, perasaan (feelings)
adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh
bermacam-macam keadaan jasmaniah.
A. Macam-macam Emosi (Watson dlm Mahmud 1995) “Suasana kompleks disertai
1. Takut getaran jiwa sebelum/sesudah
terjadi sesuatu”
» Rasa takut mempunyai nilai positif dan negatif. Positif, karena rasa takut
melindungi individu dalam keadaan yg berbahaya. Rasa takut pada anak secara
instingtif memang merasa takut pada hal-hal yg belum ia kenal.
» Fantasi anak sering memutarbalikkan dan membesar-besarkan realitas, sehingga
ia melihat bentuk-bentuk bahaya yg sebetulnya tidak ada. (Sobur, 1986:45)
» Rasa takut mempunyai nilai positif dan negatif. Positif, karena rasa takut
melindungi individu dalam keadaan yg berbahaya. Rasa takut pada anak secara
instingtif memang merasa takut pada hal-hal yg belum ia kenal.
» Fantasi anak sering memutarbalikkan dan membesar-besarkan realitas,
sehingga ia melihat bentuk-bentuk bahaya yg sebetulnya tidak ada. (Sobur,
1986:45)
2. Marah
» Bentuk kemarahan anak usia 4tahun kebawah yaitu: menjatuhkan diri di lantai,
menendang, menangis, berteriak, dan kadang-kadang juga menahan nafas. Hal
ini disebut anak yang ngambek. Makin kecil anak, makin banyak pula
kemarahannya terhadap gangguan-gangguan yg menghambat kegiatan fisiknya.
Novaco (1986, dlm Berkowitz,1993); “Amarah bisa dipahami sebagai reaksi
tekanan perasaan”. Orang cenderung menjadi marah dan terdorong menjadi
agresif jika harus menghadapi keadaan yg mengganggunya.
» Berbagai faktor orang tua yg bisa menambah seringnya anak marah :
a) Sikap orang tua yg terlau sering mengkritik tingkah laku anak
b) Anak selalu dilindungi dan diawasi secara ketat. Anak merasa sangat
terhambat dalam pelaksanaan keinginannya.
c) Sikap orang tua yg terlalu teliti, yg belum dapat diikuti oleh anak.
3. Cinta
» Cinta sebagai alat untuk mengatasi keterpisahan manusia sebagai pemenuhan
kerinduan akan kesatuan. Setiap orang, anak-anak maupun dewasa, pada
hakikatnya menginginkan untuk diterima sebagaimana adanya, dirinya, fisiknya,
juga pribadinya secara keseluruhan dalam keluarga, termasuk di dalamnya
menerima kelemahan dan kekurangan mereka. Biasanya dgn bantuan ibu, rasa
hubungan cinta kasih antara keduanya seolah-olah menjadi dasar dari
kemampuannya untuk bisa mencintai orang lain.
B. Fungsi Emosi
1. Pembangkit Energi (energizer)
Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita, marah menggerakkan kita
untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk lari, dan cinta mendorong kita
untuk mendekat dan bermesraan.
2. Pembawa Informasi (messenger)
Jika marah, kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang orang lain; sedih
berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi; bahagia berarti memperoleh sesuatu
yang kita senangi; atau berhasil menghindari apa yang kita benci.
3. Mempertahankan hidup (survival)
Kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat
walafiat, kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika
kita merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita.
4. Pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal
Pembicara yg menyertakan seluruh emosi dlm pidato dipandang lebih hidup, lebih
dinamis dan lebih meyakinkan.
C. Jenis Emosi
1. Emosi yg menyenangkan (cinta,sayang, gembira, kagum, dsb)
2. Emosi yg tidak menyenangkan (sedih, marah, benci, takut, dsb)
D. Cara Memelihara Emosi “TAHAPAN”
» Bangkitkan rasa humor 1.) Elicitors (dorongan)
2.) Receptors (aktivitas pada pusat
» Peliharalah selalu emosi-emosi yg positif,
syaraf)
» jauhkan emosi negatif 3.) State (perubahan rangsangan)
» Berorientasi pada kenyataan 4.) Expression (perubahan pd
daerah
» Kurangi dan hilangi emosi yg negatif yg dpt diamati)
Beberapa cara marah yg sehat : 5.) Experience (pengalaman)
» Marah pada orang yg tepat
» Marah pada waktu yg tepat
» Marah dgn kadar yg tepat
» Marah dgn kesalahan yg tepat
E. Perasaan dan Emosi
Perasaan adalah suatu keadaan dlm kesadaran manusia yg karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sbg keadaan positif dan negatif. (Koentjaraningrat, 1980)
Dirgagunarsa (1996)
» Secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan sehingga mrp salah satu
fungsi tubuh utk mengadakan kontak dgn dunia luar
» Secara psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai yaitu penilaian
thd suatu hal
F. Max Scheler Membagi Perasaan dlm 4 Golongan
1. Perasaan pengindraan (ex: panas, dingin, sakit)
2. Perasaan vital (ex: lesu, segar)
3. Perasaan psikis (ex: senang, sedih)
4. Perasaan pribadi (ex: perasaan terasingkan)
G. E.B. Titchener, Ciri-Ciri Perasaan
1. Perasaan dpt dilihat intensitasnya (ex: sangat jengkel, agak jengkel)
2. Perasaan dpt dilihat kualitasnya (ex: bisa membedakan perasaan sedih dan gembira)
3. Perasaan menghinggapi seseorang untuk jangka waktu tertentu (Ex: perasaan yg
sebentar hilang dan ada perasaan yg lama hilangnya)
emosi
Motivasi
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya
rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju
pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
A. Teori motivasi
1. Teori Hedonisme
Hedonisme merupakan sebuah aliran dalam filsafat yang memandang bahwa
tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat
dunia. Teori hedonisme ini berarti manusia lebih mementingkan kesenangan,
kenikmatan dunia tanpa berpikir panjang.
2. Teori insting
Tokohnya adalah Mc.Dougall, menurut teori ini tindakan setiap diri manusia
diasumsikan seperti tingkahlaku jenis binatang. Tindakan manusia itu di katakana
selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap
adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.
» Sigmund Freud : Motivasi berasal dari insting (energi ketidaksadaran) dan
juga seksual.
» Pleasure principle : Mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit
3. Teori Kebutuhan
a) Kebutuhan fisiologis (lapar, haus, istirahat Dsb)
b) Kebutuhan akan keamanan (security) rasa aman, bebas dari rasa takut dan
kecemasan.
c) Kebutuhan Sosial (Affiliation or Aceptance Needs or Belongingness)
kebutuhan akan cinta kasih, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang
lain dan kelompok dan rasa kekeluargaan.
d) Kebutuhan akan penghargaan atau prestise (Esteem or Status Needs)
kebutuhan kehormatan diri dan berpartisipasi.
e) Aktualisasi Diri (Self Actualization) penyelesaian pekerjaan secara kreativitas
dan mengembangkan diri.
B. Perspektif Humanistik
D. Proses Motivasi
NORMAL VS ABNORMAL
Untuk mengetahui ketepatannya digunakan pendekatan statistik, maka kita dapat dengan
mudah mengobservasi apa saja perilaku yang langka atau jarang dilakukan Dalam lingkungan
masyarakat tertentu dan memberi label penyimpangan dari normal.Namun definisi
abnormalitas yang mengacu pada penyimpangan rata-rata dirasa kurang mewadai.
Dalam kehidupan kebanyakan orang memiliki pekerjaan,bergaul dengan orang lain, dan
hidup sebagai salah satu anggota masyarakat yang aktif.Akan tetapi ada orang-orang yang
tidak dapat menyeseuaikan dirinya dengan tuntutan dalam masyarakat secara efektif. Dari
padangan tersebut ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat adalah
apa yang membuatnya abnormal.
Sudut pandang yang menyatakan bahwa ketika individu menampilkan simtom perilaku
abnormal, dasar penyebabnya dapat ditemu-kan melalui pemeriksaan jas-mani pada individu
yang mungkin mengungkapkan ada- nya ketidakseimbangan hor-monal, kekurangan zat
kimiawi tertentu, atau luka pada otak.
Sudut pandang yang menya-takan bahwa perilaku abnor-mal berasal dari konflik masa
kanak-kanak yang berlebihan dalam menentang keinginan yang berhubungan seks dan agresi.
Sudut pandang yang melihat perilaku itu sendiri sebagai permasalahannya. Untuk
menjelaskan mengapa perilaku abnormal terjadi, kita ha-rus menganalisis bagaimana
individu belajar dan meng-amati situasi ketika perilaku tersebut ditampilkan
Sudut pandang yang ber-asumsi bahwa pikiran dan keyakinan seseorang men- jadi
penyebab utama dari perilaku abnormal seseorang.
Sudut pandang yang ber-asumsi bahwa perilaku sese-orang baik normal maupun abnormal
dibentuk oleh kelompok keluarga, lingku- ngan sosial, dan budaya tempat mereka tinggal.
Adanya stresor atau peristiwa hidup yang memengaruhi diagnosis, treatmen, dan gangguan
yang dialami
Keseluruhan level pada fungsi mental, sosial, pekerjaan, dan waktu santai
GANGGUAN KECEMASAN
Situasi di mana orang merasa cemas yang disebabkan oleh alasan eksternal yang tidak jelas
atau penyebab munculnya stress.
JENIS-JENIS GANGGUAN
GANGGUAN SOMATOFORM
Masalah psikologis yang Mengambil bentuk fisisk (somatis),tetapi tidak terdapat penyebab
medis untuk masalah tersebut.
GANGGUAN DISOSIATIF
• Amnesia Disosiatif