Anda di halaman 1dari 2

PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN ISU-ISU

URBANISASI YANG DIHADAPI OLEH KOTA


SURABAYA

Abstrak – Surabaya merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur, sekaligus menjadi kota
metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis,
perdagangan, industry, dan Pendidikan di Jawa Timur. Surabaya memiliki luas 333,063 km2
dengan penduduknya berjumlah 2.909.257 jiwa (2015). Bertumbuhnya kota Surabaya menuju
kota metropolitan menimbulkan beragam permasalahan yang rumit. Permasalahan yang
dihadapi di Surabaya saat ini ialah kepadatan kota yang terus meningkat, masalah
persampahan, dan kualitas air. Pertambahan penduduk di Surabaya diakui telah melampaui
kemampuan dukung kota Surabaya untuk meregenerasi sendiri. Hal tersebut yang
mendukung merentetnya isu isu yang timbul akibatnya. Oleh karena itu diperlukannya
penyelesaian secara makro, agar permasalahan yang timbul dapat diatasi dengan baik.

1. PENDAHULUAN
Tulisan ini dibuat untuk menganalisis bagaimana upaya yang dilakukan kota Surabaya untuk
menjadi kota hijau yang layak huni dengan melalui atribut atau indikator di Indonesia.
Beberapa kota besar terus mengalami perkembangan yang signifikan, hal tersebut
dikarenakan kota merupakan pusat dari aktifitas manusia yang kemudian berakibat pula pada
area di perkotaan yang lebih banyak di dominasi oleh bangunan bangunan dan gedung tinggi
(Alfatikh, 2014). Dengan jumlah penduduk yang meningkat berdampak pula pada kebutuhan
lahan untuk pembangunan infrastruktur guna memfasilitasi kebutuhan warga kota tersebut
dimana pembangunan tersebut tak jarang menggeser alih fungsi lahan terbuka hijau menjadi
lahan terbangun, sehingga berkurangnya ruang terbuka hijau di kota.
Sebagai akibat dari perkembangan kota semacam itu lalu muncullah permasalahan
lingkungan dan dampak- dampak negatif lain, misalnya banjir, kualitas air yang menurun,
polusi udara, hingga polusi tanah, dimana dampak yang dapat dirasakan langsung yaitu
perubahan suhu di daerah Surabaya. Perubahan suhu ini disebut Urban Heat Island (UHI)
dimana suhu di daerah padat penduduk akan berbeda dengan dataran tinggi maupun daerah
dengan wilayah lahan terbuka hijau yang banyak.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam Menyusun jurnal ini yaitu riset literatur atau kajian
Pustaka atas sumber sumber teoritis primer. Studi keperpustakaan atau kajian Pustaka berarti
kajian teoritis, referensi, dan literatur ilmiah yang memiliki kaitan dengan budaya nilai serta
norma yang berkembang pasa situasi sosiaal yang diteliti. Jenis data yang digunakan adalah
data data sekunder yang bersumber dari buku, artikel jurnal, makalah dan sumber elektronik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai