Anda di halaman 1dari 7

Format Penulisan Artikel

UAS - Academig Writing – Semester Ganjil 2021

Nama : Febian Malachi


NPM : 1402170258
Topik Atau Judul Artikel : Opini Audit Going Concern
ABSTRAK

Opini audit going concern merupakan laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf yang
menjelaskan kekhawatiran auditor dengan kelanjutan hidup usaha perusahaan namun manajemen
mempunyai rencana mengatasi kondisi tersebut. Rencana pengelolaan ini efektif untuk mengatasi kondisi
dan manajemen disclosure.
Ada beberapa alasan kenapa perusahaaan menerima kelangsungan opini audit seperti model prediksi
kebangkrutan, reputasi auditor, laporan audit sebelumnya, lag audit, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan yang menjadi alasan mengapa seorang auditor memberikan opini audit going concern.

Keyword: lag audit, reputasi auditor, laporan audit sebelumnya, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, model bankcruptcy

I. Pendahuluan

Laporan keuangan merupakan media antara manajemen terhadap pemilik perusahaan dan alat untuk
mengukur kinerja manajemen yang bisa dipertanggungjawabkan. Berdasarkan principle, Jensen dan
Meckling, (1976). Menyatakan ada perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik perusahaan,
maka kehadiran akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen wajib menjembatani perbedaan
kepentingan itu. Kantor akuntan publik yang merupakan tempat akuntan publik bekerja, menjalankan
berbagai praktik akuntan publik. Praktik akuntan publik tidak hanya terbatas dalam jasa pemeriksaan, tetapi
juga beberapa jasa lainnya seperti pemberian konsultasi dan bantuan serta mewakili klien dalam bidang
yang ada kaitannya dengan akuntansi. Akuntan publik yang selesai melakukan audit suatu badan usaha
wajib mengeluarkan pernyataan pendapat atau opini terhadap laporan keuangan yang selesai di audit.
Opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (opini audit going concern) merupakan
salah satu opini yang dikeluarkan oleh auditor. Going concern merupakan salah satu asumsi yang di dasari
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui apa saja alasan mengapa suatu perusahaan mendapatkan
opini audit going concern serta membahas hal hal yang menyebabkan keluarnya opini audit going concern.
Banyak faktor mengapa perusahaan bisa mendapatkan opini audit going concern yang diberikan oleh
auditor. Sehingga kita dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tersebut.

II. Tijauan Pustaka


Asumsi Going Concern
Dalam menyusun laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan
diatur dalam undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 66 ayat 2 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
dan ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Informasi keuangan perlu disajikan dengan menggunakan
asumsi. Teori akuntansi keuangan menyebut bahwa laporan keuangan sebagai suatu informasi perlu disusun
menggunakan asumsi yang menjadi dasar. Asumsi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
adalah (Baridwan, 2007):
1. Kelangsungan usaha
Suatu perusahaan akan terus berlangsung, dalam arti tidak terjadi likuidasi dimasa yang akan
datang. Konsep ini menekankan pada anggapan bahwa tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan
untuk menyelesaikan usahanya, kontrak dan perjanjian. Maka dibuat metode penilaian dan
pengalokasian dalam akuntansi yang didasari pada konsep ini. Jika tidak terdapat bukti yang jelas
suatu perusahaan akan berhenti usahanya, maka kelangsungan usaha tersebut diandang tetap terus
hidup.
2. Kesatuan Usaha
Perusahaan dilihat sebagai unit usaha yang berdiri terpisah dari pemiliknya atau kesatuan usaha
lainnya. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemiliknya.
Dengan asumsi ini transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi pemilik, maka semua pencatatan
dan laporan dibuat untuk perusahaan tersebut.
3. Penggunaan Unit Moneter
Transaksi yang terjadi di suatu perusahaan dicatat dengan memakai ukuran unit fisik atau waktu
tapi karena tidak semua transaksi bisa menggunakan ukuran unit yang sama. Sehinggga
menimbulkan kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Untuk mengatasinya, maka semua
transaksi yang terjadi dinyatakan dalam catatan pada saat terjadinya transaksi tersebut.
4. Periode Waktu
Kegiatan usaha berjalan dari periode satu ke periode lainnya dengan volume dan laba yang berbeda
setiap periodenya. Masalah yang muncul adalah pengakuan dan pengalokasian dalam periode
tertentu dimana dibuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini dibuat tepat pada waktunya agar
berguna bagi manajemen dan kreditur. Maka perlu dilakukan alokasi ke periode transaksi yang
berpengaruh ke beberapa periode kedepannya.

Beberapa kondisi dapat mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan bisnis mempertahankan


kelangsungan usahanya yaitu (Baridwan, 2007):
1. Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan adalah kunci utama untuk melihat perusahaan mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak si masa yang akan datang. Kondisi keuangan
memperlihatkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo pada waktu
dekat dan pelunasan bunga pinjaman pada kreditur.
2. Moneter
Perekonomian Indonesia dipengaruhi aspek satu ini, jika banyak yang tergantung pada pinjaman
dari luar negri dan ekspor. Kendala ini juga mempengaruhi ekonomi mikri jika banyak perusahaan
bisnis memiliki pinjaman dalam bentuk mata uang asing.
a. Sosial
Ini dapat muncul sebagai dampak sampingan. Risiko ini dapat timbul dan mempengaruhi
perusahaan seperti kriminalitas tinggi, dan penyakit sosial lain
b. Politik
Sehat atau tidaknya iklim investasi suatu negara bergantung pada situasi politik di negara
tersebut. Ini berkaitan dengan realita perusahaan berada dibawah pihak yang berkuasa sebagai
regulator
c. Pasar
Kemampuan perusahaan menguasai pasar merupakan kunci kesuksesan dalam menghasilkan
laba. Kemampuan ini dipengaruhi beberapa kendala seperti daya asing, regulasi, inovasi,
produksi, teknologi, dan lainnya. Jika perusahaan kehilangan pasar untuk produk yang
dihasilkan, maka kemampuan dalam menjaga kelanjutan usaha akan menurun
d. Teknologi
Menguasai teknolohi dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menjaga
kelangsungan usahanya. Kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan pasar
dipengaruhi dalam menguasai teknologi.

Opini Audit Going Concern


Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan perusahaan bisa
mempertahankan keberlangsungan dari usahanya (SPAP, 2001). Pengguan laporan keuangan merasa bahwa
pengeluaran opini audit going conceern sebagai prediksi dari bangkrutnya perusahaan (Santosa dan Wedari,
2007).
Auditor dapat mengidentifikasi informasi tentang kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan
adanya kesangsian besar dalam kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam
jangka waktu pantas (IAI,2001:seksi 341).
Contoh dari peristiwa tersebut adalah:
1. Trend negatif
Kerugian operasi yang terus terulang, kurang modal kerja, arus kas negatif, rasio keuangan yang
buruk
2. Petunjuk lain mengenai kemungkinan kesulitan keuangan
Gagal dalam memenuhi kewajiban atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen,
penolakan oleh pemasok atas pembelian kredit biasa, penjualan sebagian besar asset
3. Masalah internal
Mogok kerja, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk
memperbaiki operasi
4. Masalah luar yang telah terjadi
Gugatan pengadilan, keluarnya undang undang yang membahayakan kemampuan perusahaan dalam
beroperasi, kehilangan pelanggan, kerugian akibat bencana besar
Standar profesional akuntan publik seksi 341 (IAI, 2001), memberi panduan pada auditor mengenai
dampak kemampuan satuan usaha dalam menjaga kelangsungan usahanya terhadap opini auditor berikut ini:
1. Jika auditor yakin terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan usaha dalam jangka waktu pantas, maka:
a. Mendapat informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak
tersebut
b. Menetapkan kemungkinan rencana tersebut berjalan efektif
2. Jika manajemen tidak punya rencana mengurangi dampak negatif terhadap kelangsungan usahanya,
auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat
3. Jika manajemen memiliki rencana, yang akan dilakukan oleh auditor adlah:
a. Jika aditor menyimpulkan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat
b. Jika auditor menyimpulkan rencana tersebut efektif dan klien mengungkap secara memadai,
maka auditor memberi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atas
kemampuan satuan usaha mempertahankan kelangsungan usahanya
c. Jika auditor menyimpulkan rencana tersebut efektif tetapi klien tidak mengungkap secara
memadai, maka auditor memberi pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar

III. Pembahasan
Faktor penyebab perusahaan mendapat opini audit going concern berdasarkan temuan
beberapa riset
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada dan hasil dari beberapa riset yang telah dilakukan. Ada beberapa
faktor yang menjadi alasan utama mengapa sebuah perusahaan mendapatkan opini audit going concern
dalam audit laporan keuangannya yang diberikan oleh auditor. Berikut ini beberapa faktor yang
menyebabkan audit going concern berdasarkan hasil riset yang ada:
1. Model prediksi kebangkrutan (Model bankcruptcy)
Model ini ditujukan untuk memprediksi kebangkrutan berdasarkan kondisi kesulitan keuangan di
dalam perusahaan. Menurut Khrisnan (1994), menyatakan auditor cendrung mengeluarkan opini
audit going concern ketika kemungkinan suatu perusahaan mengalami kebangkrutan meleibihi 28%
menggunakan model prediksi Zmijweski. Lalu Setyarno (2006), berhasil membuktikan model
prediksi kebangkrutan Altman memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
2. Reputasi auditor
Reputasi auditor merupakan tanggung jawab seorang auditor dalam menjaga kepercayaan publik
serta menjaga nama baik sang auditor dan KAP tempat sang auditor bekerja. Menurut Mutchler
(1997), auditor yang berada di big six menunjukkan reputasi auditor yang berada di big six
cendrung memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial
distress
3. Opini audit tahun sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya menjadi pertimbangan auditor untuk mengeluarkan opini audit going
concern. Jika auditor yang melakukan audit memberi opini going concern di tahun sebelumnya,
maka besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini yang sama di tahun berjalan (Mutchler,
1984).
4. Audit lag
Audit lag sendiri terjadi ketika ada jeda antara tanggal penutupan tahun buku dengan penerbitan
laporan audit yang diukur secara kuantitatif dari tanggal penutupan hingga tanggal penerbitan
laporan audit. Menurut Lennox (2002), menyebutkan kemungkinan dalam menjelaskan hal ini.
Pertama, auditor mungkin mendapatkan pengujian audit tambahan. Kedua, auditor mungkin
melakukan uji ulang beberapa pengujian jika mendapat permasalahan mengenai going concern.
Ketiga, manajer dan audit mungkin mengadakan diskusi pendahuluan ketika ada ketidakpastian
tentang going concern perusahaan.
5. Pertumbuhan perusahaan
Menurut Petronela (2004), menyebutkan perusahaan dengan pertumbuhan yang negatif, memiliki
peluang yang lebih besar kepada kebangkrutan. Karena hal tersebut menjadi salah satu dasar auditor
memberikan opini going concern. Karena itu ketika perusahaan yang mempunyai pertumbuhan
negatif akan semakin besar mendapatkan opini audit going concern.
6. Ukuran perusahaan
McKeown et.al (1991) menyebutkan perusahaan besar banyak menawarkan fee audit tinggi dari
perusahaan kecil. Dalam hal in tentang kehilangan fee audit tersebut, auditor mungkin ragu
mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan besar.

IV. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan pustaka yang ada, opini audit going concern atau opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelas. Merupakan opini audit yang diberikan oleh auditor kepada perusahaan tentang
kelangsungan usaha perusahaan yang telah diaudit oleh sang auditor. Paragraf penjelas tersebut menjelaskan
tentang masalah yang dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan seperti trend negatif arus kas dan
laba perusahaan, mogok kerja, kesulitan keuangan, dan bencana alam. Berdasarkan pembahasan yang ada,
faktor yang mempengaruhi tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang menjadi alasan mengapa perusahaan mendapatkan opini audit going concern adalah prediksi
kebangkrutan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Sedangkan
faktor eksternal yang menjadi alasan mengapaperusahaan mendapatkan opini audit going concern adalah
reputasi auditor, dan audit lag.
Saran
Saran yang bisa diberikan kepada perusahaan adalah perusahaan harus mampu menjaga kondisi
keuangannya untuk mencegah perusahaan mendapatkan laporan audit going concern dari auditor. Jika
perusahaan mendapatkan opini audit going concern, maka perusahaan harus mencari solusi agar perusahaan
bisa mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga perusahaan terhindar dari kebangkrutan.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2007. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Yogyakarta: BPFE.


Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor ysng Mempengaruhi
Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI Volume 11. No2. Desember. Halaman 141-
158.
Didapat dari http://www.google.co.id
Krishnan. 1994. Auditor Switching and Conservatisme. Accounting Review, 69(1), 200-216. Didapat dari
http://www.google.co.id
Lennox, C. 2002. Going Concern Opinion in Failing Companies: Auditor Dependence and Opinion
Shopping.
Diperoleh dari http://www.google.co.id
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Mutchler, J. 1984. Auditors Perceptions of the Going Concern Opinion Decision. Auditing: Journal Practice
& Theory
Diperoleh dari http://www.google.co.id
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern.
Petronela, Thio. 2004. Perkembangan Going Concern Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance, 47-
55
McKeown, J, Mutchler, dan W Hopwood. 1991. Toward an Explanation of Auditor Failure to Modify the
Audit Opinion of Bankrupt Companies. Auditing: A Journal Practice % Theory. Suplement. 1-13

Link Artikel yang telah diunggah ke google:

Anda mungkin juga menyukai