Opini audit going concern merupakan laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf yang
menjelaskan kekhawatiran auditor dengan kelanjutan hidup usaha perusahaan namun manajemen
mempunyai rencana mengatasi kondisi tersebut. Rencana pengelolaan ini efektif untuk mengatasi kondisi
dan manajemen disclosure.
Ada beberapa alasan kenapa perusahaaan menerima kelangsungan opini audit seperti model prediksi
kebangkrutan, reputasi auditor, laporan audit sebelumnya, lag audit, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan yang menjadi alasan mengapa seorang auditor memberikan opini audit going concern.
Keyword: lag audit, reputasi auditor, laporan audit sebelumnya, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, model bankcruptcy
I. Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan media antara manajemen terhadap pemilik perusahaan dan alat untuk
mengukur kinerja manajemen yang bisa dipertanggungjawabkan. Berdasarkan principle, Jensen dan
Meckling, (1976). Menyatakan ada perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik perusahaan,
maka kehadiran akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen wajib menjembatani perbedaan
kepentingan itu. Kantor akuntan publik yang merupakan tempat akuntan publik bekerja, menjalankan
berbagai praktik akuntan publik. Praktik akuntan publik tidak hanya terbatas dalam jasa pemeriksaan, tetapi
juga beberapa jasa lainnya seperti pemberian konsultasi dan bantuan serta mewakili klien dalam bidang
yang ada kaitannya dengan akuntansi. Akuntan publik yang selesai melakukan audit suatu badan usaha
wajib mengeluarkan pernyataan pendapat atau opini terhadap laporan keuangan yang selesai di audit.
Opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (opini audit going concern) merupakan
salah satu opini yang dikeluarkan oleh auditor. Going concern merupakan salah satu asumsi yang di dasari
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui apa saja alasan mengapa suatu perusahaan mendapatkan
opini audit going concern serta membahas hal hal yang menyebabkan keluarnya opini audit going concern.
Banyak faktor mengapa perusahaan bisa mendapatkan opini audit going concern yang diberikan oleh
auditor. Sehingga kita dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tersebut.
III. Pembahasan
Faktor penyebab perusahaan mendapat opini audit going concern berdasarkan temuan
beberapa riset
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada dan hasil dari beberapa riset yang telah dilakukan. Ada beberapa
faktor yang menjadi alasan utama mengapa sebuah perusahaan mendapatkan opini audit going concern
dalam audit laporan keuangannya yang diberikan oleh auditor. Berikut ini beberapa faktor yang
menyebabkan audit going concern berdasarkan hasil riset yang ada:
1. Model prediksi kebangkrutan (Model bankcruptcy)
Model ini ditujukan untuk memprediksi kebangkrutan berdasarkan kondisi kesulitan keuangan di
dalam perusahaan. Menurut Khrisnan (1994), menyatakan auditor cendrung mengeluarkan opini
audit going concern ketika kemungkinan suatu perusahaan mengalami kebangkrutan meleibihi 28%
menggunakan model prediksi Zmijweski. Lalu Setyarno (2006), berhasil membuktikan model
prediksi kebangkrutan Altman memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
2. Reputasi auditor
Reputasi auditor merupakan tanggung jawab seorang auditor dalam menjaga kepercayaan publik
serta menjaga nama baik sang auditor dan KAP tempat sang auditor bekerja. Menurut Mutchler
(1997), auditor yang berada di big six menunjukkan reputasi auditor yang berada di big six
cendrung memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial
distress
3. Opini audit tahun sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya menjadi pertimbangan auditor untuk mengeluarkan opini audit going
concern. Jika auditor yang melakukan audit memberi opini going concern di tahun sebelumnya,
maka besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini yang sama di tahun berjalan (Mutchler,
1984).
4. Audit lag
Audit lag sendiri terjadi ketika ada jeda antara tanggal penutupan tahun buku dengan penerbitan
laporan audit yang diukur secara kuantitatif dari tanggal penutupan hingga tanggal penerbitan
laporan audit. Menurut Lennox (2002), menyebutkan kemungkinan dalam menjelaskan hal ini.
Pertama, auditor mungkin mendapatkan pengujian audit tambahan. Kedua, auditor mungkin
melakukan uji ulang beberapa pengujian jika mendapat permasalahan mengenai going concern.
Ketiga, manajer dan audit mungkin mengadakan diskusi pendahuluan ketika ada ketidakpastian
tentang going concern perusahaan.
5. Pertumbuhan perusahaan
Menurut Petronela (2004), menyebutkan perusahaan dengan pertumbuhan yang negatif, memiliki
peluang yang lebih besar kepada kebangkrutan. Karena hal tersebut menjadi salah satu dasar auditor
memberikan opini going concern. Karena itu ketika perusahaan yang mempunyai pertumbuhan
negatif akan semakin besar mendapatkan opini audit going concern.
6. Ukuran perusahaan
McKeown et.al (1991) menyebutkan perusahaan besar banyak menawarkan fee audit tinggi dari
perusahaan kecil. Dalam hal in tentang kehilangan fee audit tersebut, auditor mungkin ragu
mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan besar.
DAFTAR PUSTAKA