Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizky Aziz Warsito

Universitas : Telkom University


Topik Atau Judul Artikel : Penghindaran pajak/Agresifitas pajak

ABSTRAK

Pendapatan negara salah satunya adalah dari pajak. Pajak mempunyai peranan penting dalam kehidupan
bernegara. Target pajak yang tiap tahunnya meningkat tidak sesuai dengan realisasi penerimaan pajak. Pajak
menjadi salah satu beban atau biaya bagi perusahaan yang harus dibayarkan, maka dari itu tidak menutup
kemungkinan perusahaan melakukan agresivitas pajak/perencanaan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan
maupun yang tidak sesuai peraturan perpajakan.
Agresivitas pajak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu legal dan illegal. Penghindaran pajak secara legal
disebut tax avoidance ialah usaha untuk meringankan beban pajak di organisasi dengan tidak melanggar
undang-undang perpajakan, sehingga dengan adanya agresivitas pajak sangat tidak diinginkan oleh Negara.
Namun pada kenyataannya masih banyak kasus perusahaan yang ditemukan melakukan agresivitas pajak
yang sangat merugikan suatu Negara. Artikel ini membahas tentang definisi agresivitas pajak menurut para
ahli, faktor-faktor yang mempengaruhi agresifitas pajak.

Kata Kunci: Agresivitas pajak, faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak

I. Pendahuluan

Pajak dianggap perusahaan sebagai salah satu tambahan beban biaya yang akan mengurangi
keuntungan perusahaan tersebut (Isnanto et al., 2019). Agresivitas Pajak merupakan tindakan yang
bertujuan untuk merekayasa laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik secara legal atau illegal
(Budianti et al., 2018). Dikatakan legal jika masih dalam peraturan perpajakan yang sedang berlaku.
Perusahaan yang beban pajaknya besar akan berdampak pada penurunan keuntungan perusahaan.
Tindakan pajak agresif tidak harus dimulai dari ketidakpatuhan terhadap peraturan perpajakan tetapi
dari alternatif pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Semakin perusahaan mampu
memaksimalkan peraturan untuk dapat menghemat beban pajak maka perusahaan telah melakukan
pajak aggresif walaupun tindakan tersebut tidak melanggar peraturan yang ditetapkan.
Kasus agresivitas pajak telah terjadi di banyak industri Indonesia (Novitasari et al., 2016). salah
satu kasus agresifitas pajak yaitu yang dilakukan PT.Adaro Energy Tbk. Berdasarkan laporan Global
Witness yang bertema Taxing Times For Adaro diketahui bahwa pada tahun 2009-2017, PT.Adaro
Energy Tbk melalui anak usahanya di Singapura, Coaltrades Services International hanya membayar
USD 125 juta atau dapat dikatakan membayar lebih sedikit dari yag seharusnya dibayarkan di
Indonesia. Dengan mengalihkan lebih banyaknya dana melalui tempat bebas pajak. Tidak hanya itu,
PT. Rajawali Nusantara juga terindikasi melakukan agresifitas pajak, dimana perusahaan ini
menggunakan utang afiliasi yang didapatkannya dari pemilik PT. Rajawali yang berada di
Singapura. Utang afiliasi ini digunakan sebagai modal perusahaan, hal tersebut merupakan sebuah
trik agar pajak yang ditanggung perusahaan berkurang akibat beban operasional yang dibebankan ke
perusahaan Rajawali Nusantara Indonesia semakin tinggi.
Agresivitas pajak merupakan metode yang unik karena perusahaan dapat meminimalkan besaran
pajak yang akan dibayarkan. Tetapi terdapat banyak kesulitan yang dihadapi wajib pajak dalam
melakukan penghindaran pajak. Hal tersebut menekankan perlunya pengetahuan dan wawasan yang
luas mengenai perpajakan ataupun aturan perpajakan yang berlaku guna menemukan celah undang-
undang perpajakan yang dapat ditempuh juga dipelajari agar dapat diterapkan guna meminimalkan
besaran pajak terutang tanpa harus melanggar aturan yang berlaku sehingga tidak banyaknya kasus
pelanggaran yang terjadi di Indonesia.
II. Tijauan Pustaka

Agresivitas pajak sebagai alternatif untuk mengurangi besarnya pajak terutang (Husnimubaroq,
2019). Kasus agresivitas pajak yang telah terjadi di Indonesia mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian. Beberapa peneliti dalam penelitiannya menggunakan pengukuran yang berbeda-beda
untuk mengindikasi tingkat agresifitas perusahaan. Terdapat berbagai pengukuran yang dapat
digunakan yaitu Effective Tax Rate (ETR), Cash Effective Tax Rate (CETR) dan Book Tax Different
(BTD).
Pengukuran menggunakan ETR mampu menggambarkan perbedaan antara laba buku perusahaan
dengan laba fiskal yang dimiliki perusahaan. Apabila nilai ETR tinggi menunjukkan semakin rendah
penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah ETR
menunjukkan semakin tinggi pula penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Pengukuran
menggunakan CETR digunakan untuk mengindikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan,
dihitung dari mengakomodasikan jumlah kas pajak yang dimiliki perusahaan. Jika nilai CETR ini
tinggi maka semakin rendah penghindaran pajak yang dilakukan dan sebaliknya jika nilai CETR
rendah maka semakin tinggi penghindaran pajak yang dilakukan (Novitasari et al., 2016).
Perhitungan menggunakan BTD mengindikasi perbedaan laba berdasarkan buku dengan
pendapatan pajak terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua perhitungan
menggunakan BTD ini yaitu Book Tax Different Manzon_Plekso (BTD_MP) dan Book Tax
Different Desai-Dharmapala (BTD_DD). Nilai BTD yang tinggi menujukkan penghindaran pajak
yang tinggi pula. Dari tiga pengukuran yang bisa digunakan, pengukuran menggunakan Effective
Tax Rate (ETR ) karena proksi ini dianggap yang paling efektif untuk mengindikasi agresivitas pajak
(Leksono et al., 2019).
III. Pembahasan

Penghindaran pajak yang telah dibahas diatas dinggap legal jika masih dalam kerangka peraturan
dengan memanfaatkan celah yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia
(Budianti et al., 2018). Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari melakukan agresivitas
pajak ini yaitu: kelebihan dari penghindaran pajak ini mampu membuat kas yang dimiliki oleh
pemegang saham menjadi besar karena terdapat pengurangan pajak yang dibayarkan dan pemegang
saham akan memberikan bonus kepada manajer atas pengurangan pajak yang dilakukan tersebut.
Kekurangan dari penghindaran pajak ini yaitu memungkinkan perusahaan mendapat sanksi dari
fiskus pajak dan juga akan menurunkan harga saham di perusahaan karena pemegang saham
perusahaan lain mengetahui tindakan ini.
IV. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Agresifitas pajak merupakan upaya untuk meminimalkan besaran pajak terutang dengan cara
menemukan celah yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Terdapat tiga
pengukuran yang dapat digunakan yaitu Effective Tax Rate (ETR), Cash Effective Tax Rate (CETR)
dan Book Tax Different (BTD). Tetapi yang sering digunakan untuk mengindikasi penghindaran
pajak di suatu perusahaan ialah ETR karena lebih efektif dibandingkan kedua pengukuran lainnya.
Dengan melakukan agresifitas pajak ini mampu membuat kas yang dimiliki oleh pemegang saham
menjadi besar juga terdapat kekurangannya yaitu memungkinkan perusahaan mendapat sanksi dari
fiskus pajak dan juga akan menurunkan harga saham di perusahaan.
Saran
Berdasarkan pembahasan serta kesimpulan yang telah dibahas pada artikel ini saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut: Dengan adanya agresifitas pajak diharapkan perusahaan mampu
untuk tetap taat dalam melakukan pembayaran pajak sebagaimana sesuai dengan tarif yang berlaku
demi kesejahteraan bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Budianti, I., Nazar, M. R., & Kurnia. (2018). Pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage (DER),
Komisaris Independen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Kasus
pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016). E-
Proceeding of Management.
Husnimubaroq, R. (2019). Auditor Switching: Agresivitas Pajak, Corporate Governance,
Spesialisasi Industri Auditor, Koneksi Politik Dan Karakteristik Perusahaan. Jurnal ASET
(Akuntansi Riset), 11(1), 111–122. https://doi.org/10.17509/jaset.v11i1.17421
Isnanto, H. D., Si, M., & Ab, S. (2019). The Effect Of Capital Intensity, Intensity Of Inventory,
Profitability And Compensation Of Fical Loss On Tax Agressives. 6(2), 3257–3264.
Leksono, A. W., Albertus, S. S., & Vhalery, R. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI
Periode Tahun 2013–2017. JABE (Journal of Applied Business and Economic).
https://doi.org/10.30998/jabe.v5i4.4174
Novitasari, S., Ratnawati, V., & Silfi, A. (2016). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate
Governance, dan Intensitas Modal terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2014).
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai