Makalah Pendikar PDF
Makalah Pendikar PDF
KEPRIBADIAN PERAWAT
1. Adelia P3.73.20.2.20.051
2. Destia Febriana P3.73.20.2.20.061
3. Diah Fitriana Fauziah P3.73.20.2.20.064
4. Hanifa Dhea Adhitya P3.73.20.2.20.073
5. Khansa salsabila P3.73.20.2.20.081
6. Tsabita Wulan Dwi Cahya P3.73.20.2.20.099
Dosen :
Penanggung Jawab :
Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Adelia P3.73.20.2.20.051
2. Destia Febriana P3.73.20.2.20.061
3. Diah Fitriana Fauziah P3.73.20.2.20.064
4. Hanifa Dhea Adhitya P3.73.20.2.20.073
5. Khansa salsabila P3.73.20.2.20.081
6. Tsabita Wulan Dwi Cahya P3.73.20.2.20.099
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur kita, kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Kepribadian Perwat ini dengan tepat waktu.
Pembuatan makalah Kepribadian Perawat ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu
Nurhalimah, MKep,Ns,Sp,Kep,J. pada mata kuliah Pendidikan Karakter di Poltekkes Kemenkes
Jakarta III. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang kepribadian perawat.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nurhalimah,
MKep,Ns,Sp,Kep,J. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Karakter. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait pendidikan karakter dalam keperawatan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah
demi penyempurnan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
8. Memahami nilai-nilai perawat
9. Mengetahui hubungan sikap, nilai, dan perilaku perawat
10. Menganalisis diri perawat beserta aspeknya
11. Memahami hubungan interpersonal yang bermartabat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Perawat harus mengatakan apa adanya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan pasien. tidak boleh ada yang di tutup-tutupi.
4. Keriangan
Perawat harus menunjukkan sikap riang,bahagia.jangan tunjukkan sikap jutek di depan pasien,
pasien pasti akan takut melihat muka kita yang seperti itu.
5. Berjiwa sportif.
Perawat harus menjalankan tugasnya dengan benar, apabila mengalami kesalahan, perawat
harus mengevaluasinya lagi dan introspeksi diri.
6. Rendah hati dan Murah hati.
Apabila perawat bertemu dengan pasien,perawat harus menunjukkan sikap ramah dan bantu
pasien apabila ada yang memerlukan bantuan.
7. Dapat dipercaya.
Perawat harus bisa menjaga privasi pasien. jangan suka mengumbar kekurangan pasien
sekalipun dengan teman sejawat.
8. Loyalitas.
Sesama perawat harus bisa bekerja sama dan saling membantu.
9. Pandai menimbang perasaan.
Perawat dalam menyampaikan suatu pernyataannya terhadap pasien harus memiliki sikap ini
supaya tidak menambah beban pikiran pasien.
10. Pandai bergaul.
Salah satu contohnya : perawat menyapa pasien apabila bertemu.
11. Keramahan,simpati,dan kerja sama.
Perawat harus bisa menunjukkan sikap ramah dan simpatinya terhadap Pasien, hal ini di
harapkan supaya pasien merasa nyaman dengan kita dan akhirnya si pasien mudah di ajak
kerja sama dengan kita.
12. Rasa humor.
Selain itu, kita juga harus memiliki rasa humor, setidaknya dengan memberikan sedikit humor
kepada pasien mampu mengurangi beban pikirannya.
13. Sopan santun.
Sebagai seorang perawat, kita harus menghormati yang lebih tua dari kita sekalipun itu
pasien. tidak hanya dengan yang lebih tua dengan teman sejawat atau yang umurnya di bawah
kitapun,kita juga harus tunjukkan sikap ini
7
2.3 Pengertian Prilaku
Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme,
sistem, atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau
lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan
fisik (mati).
Perilaku adalah respons yang dikomputasi dari sebuah sistem atau organisme
terhadap berbagai rangsangan atau input, baik internal atau eksternal, sadar atau bawah
sadar, terbuka atau rahasia, dan sukarela atau tidak sukarela.
Perilaku manusia diyakini dipengaruhi oleh sistem endokrin dan sistem saraf.
Paling umum diyakini bahwa kompleksitas dalam perilaku suatu organisme berkorelasi
dengan kompleksitas sistem sarafnya. Secara umum, organisme dengan sistem saraf yang
lebih kompleks memiliki kapasitas lebih besar untuk mempelajari respons baru dan
dengan demikian menyesuaikan perilakunya
8
• Sabar
Contoh nya dalam merawat pasien yang suka marah-marah maka seorang perawat
harus sabar dan menerima dengan lapang dada.
• Ramah
Berikan senyum dan sapaan kepada pasien
• Kreatif
Menjadi seorang perawat juga harus dituntu untuk kreatif dalam arti dapat
memanfaatkan berbagai sumber daya sebaik mungkin guna menunjang kesehatan atau
kesembuhan pasien.
Yaitu kecendrungan setiap orang untuk berusaha memahami dan memperoleh arti dari
dunianya. Manusia membutuhkan kerangka rujukan (frame of reference) untuk
mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.
2. Motif kompetisi
Setiap orang ingn membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apa
pun. Perasaan mampu amat begantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional.
3. Motif cinta
Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak
terpenuhi akan menimbulkan peilaku manusia yang kurang baik.
9
6. Kebutuhan akan pemenuhan diri
• Faktor Ekologis
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya
hidup dan perilaku.
• Faktor Temporal
Satu pesan komunikasi yang disampaikan di pagi hari, akan berbeda maknanya bila disampaikan
pada tengah malam. Jadi, yang mempengaruhi manusia bukan saja di ana mereka berada tetapi
juga bilamana mereka berada.
Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-orang di
dalamnya.
• Teknologi
• Faktor-faktor Sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi,
karakteristik populasi, adalah factor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.
• Lingkungan psikososial
10
Persepsi tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan
mempengaruhi perilak kita dalam lingkungan itu.
Situasi yang permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu.
Sebaliknya, situasi restriktif enghabat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya.
11
2.7 Perawat Sebagai Role Model
Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan memperlihatkan
perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.Dapat memberikan contoh yang baik di
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata
cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat. Contohnya : mencuci tangan
dengan 6 langkah yang tepat, membuang sampah pada tempatnya
Ciri perawat yang dapat menjadi role model :
• Puas akan hidupnya
• Tidak didominasi oleh stress
• Mampu mengembangkan kemampuan
• Adaptif
2. Persamaan
Persamaan adalah mempunyai hak dan status yang sama, sikap yang dapat
ditunjukkan perawat yaitu menerima, adil atau tidak diskrinatif.
3. Empati
12
4. Kebebasan
Kebebasan adalah memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin, serta kebebasan.
5. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
6. Otonomi
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri.
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip
otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
7. Non- Malefience
Non –malefience adalah tidak melukai atau tindak menimbulkan bahaya atau cidera
bagi orang lain.
8. Benefience
9. Kejujuran
Kejujuran adalah berarti dengan penuh dengan kebenaran nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
13
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
10. Fidelity
Fokus analisa diri yang penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi
perasaan, kemampuan menjadi model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam
berhubungan dengan klien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya
karena dapat mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat
dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.
14
a. Komponen Psikolog
Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.
b. Komponen fisik
Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk
sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.
c. Komponen lingkungan
Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan
pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
d. Komponen pilosopi
Adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang
kehidupan dan kematian baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk
kemampuan superior, tetapi juga meliputi tanggung jawab terhadap perilaku baik
secara etik dan nyata.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 – 99)
yaitu :
1. Mempelajari diri sendiri
Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar
tentang diri sendiri. Individu perlu menampilkan keikhlasan dalam
menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan personal,
dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dan
spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan,
memori dan rangsangan.
2. Belajar dari orang lain
Pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri. Juga
berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga
belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari
orang lain. Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
memperbaikinya sehingga individu akan selalu berkembang setiap menerima
umpan balik.
3. Membuka diri.
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk
ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang
merupakan rahasia.
2. Klarifikasi Nilai
Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan
membantu sesuai dengan kebutuhannya.
15
Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi
kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber
kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk
kepuasan dan keamanannya. Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan,
sebaiknya perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi
keberhasilan hubungan perawat – klien.
3. Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi
penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien. Sewaktu berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan
mengontrol penampilannya.
4. Kemampuan Menjadi Role Model
Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan
bertanggung jawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.
5. Altruisme
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri. altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk
perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan
kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu
orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial.
6. Etik dan Tanggung Jawab
Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-
klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk
semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan
tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan
pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
16
Menurut De Vito, hubungan komunikasi interpersonal terbina melalui tahaptahap pengembangan
yaitu:
a. Kontak, pada tahap ini alat indera sangat diperlukan untuk melihat mendengar, dan
membaui seseorang. Bila pada tahap kontak terbina persepsi yang positif maka akan
membawa seseorang pada hubungan yang lebih erat yaitu persahabatan, saling terbuka
dan penuh kehangatan.
b. Keterlibatan, adalah tahap pengenalan lebih jauh, mengikatkan diri kita untuk mengenal
orang lain dan mengungkapkan diri. Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi,
c. Keakraban, pada tahap ini kita mengikat diri lebih jauh lagi bagaimana seseorang dapat
menjadi sahabat yang baik.
d. Pengrusakan, tahap ini terjadi penurunan hubungan, dimana ikatan antara kedua pihak
melemah.
e. Pemutusan, tahap ini terjadi pemutusan ikatan yang mempertalikan keduanya. Apabila
komunikasi interpersonal terjalin tidak baik, maka akan terjadi pemutusan, misalnya
perawat tidak melayani pasien dengan baik maka akan terjadi pemutusan, dan pasien
tersebut tidak akan mau berobat kerumah sakit tersebut. Berdasarkan pemeparan tersebut
diharapkan perawat menjalin komuniaksi interpersonal yang baik kepada pasien.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kepribadian merupakan karakteristik perilaku individu, setiap individu memiliki
kepribadian yang unik yang dapat di bedakan dengan individu lain. Macam-macam kepribadian
antara lain keadaan fisik, penampilan menarik, kejujuran, keriangan, berjiwa sportif, rendah hati,
loyalitas, pandai bergaul, keramahan, sopan santun. Perawat memiliki sikap, nilai, dan perilaku
yang berkaitan untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan
kebutuhannya. Perawat juga dapat sebagai role model, yaitu perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau peningkatan dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Contoh perilaku perawat terhadap
pasien, yaitu caring, empati, altruisme, otonomi, non-malenfience, kejujuran, fidelity.
Kemampun perawat dalam menganalisa diri dalam menilai aspek-aspek agar dapat melakukan
kemampuan diri secara terapeutik kepada klien. Jadi, analisa diri sendiri merupakan dasar utama
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
3.2 SARAN
Dalam kepribadian perawat, perawat harus memiliki kepribadian yang baik dan
memenuhi kebutuhan klien. Untuk menjadi perawat yang professional tidaklah mudah oleh
karena itu kita harus mempelajari Kepribadian Perawat.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/1964/5/Bab%202.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kepribadian/
https://core.ac.uk/download/pdf/12352035.pdf
https://www.coursehero.com/file/p1ca4qpd/c-Role-Model-Perawat-sebagai-Panutan-masyarakat-
harus-dapat-memberikan-contoh/
https://www.kompasiana.com/triaauliaaa/5e7f5ca8097f36572e771bb2/konsep-etik-nilai-moral-
dan-kode-etik-keperawatan?page=2
https://www.coursehero.com/file/49719983/220609-Konsep-analisis-diri-dan-konsep-interaksi-
docx/
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3658/NISA%20AF%20IDAH%20-
%20ARUM%20PRATIWI%20Fix.pdf;sequence=1
19