PENGERTIAN PERSALINAN
PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37 sampai 42 minggu.
Ada berbagai tipe persalinan seperti (persalinan normal, persalinan buatan, persalinan induksi, dan
persalinan lama).
TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
a.Penipisan dan pembukaan serviks.
b.Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2kali dalam 10 menit).
c.Cairan lendir bercampur darah (“bloody”) melalui vagina.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA I
PENGERTIAN KALA I
PENGERTIAN KALA I
Persalinan kala satu (kala pembukaan) dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). persalinan kala
satu terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
FASE LATEN
FASE LATEN
1)Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap.
2)Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3)Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
FASE AKTIF
FASE AKTIF
1)Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40
detik atau lebih)
2)Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara/primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).
3)Terjadi penurunan bagian terbawah janin
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA I
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA I
1.Perasaan tidak enak
2.Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
3.Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal
4.Menganggap persalinan sebagai percobaan
5.Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
6.Apakah bayinya normal apa tidak
7.Apakah ia sanggup merawat bayinya
8.Ibu merasa cemas
PERUBAHAN PSIKOLOGIS DIPENGARUHI OLEH:
PERUBAHAN PSIKOLOGIS DIPENGARUHI OLEH:
1.Pengalaman sebelumnya
2.Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
3.Lingkungan
4.Mekanisme koping
5.Sikap terhadap kehamilan
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA II
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA II
PENGERTIAN KALA II
Persalinan kala dua (kala pengeluaran bayi) dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
a.Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b.Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan tekanan pada rektum dan atau vagina.
c.Perineum menonjol.
d.Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e.Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
PENGERTIAN KALA II
Persalinan kala dua (kala pengeluaran bayi) dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
a.Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b.Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan tekanan pada rektum dan atau vagina.
c.Perineum menonjol.
d.Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e.Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA II
1.Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri akibat kontraksi uterus
yang semakin sering.
2.Metabolism ibu meningkat denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu
berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di lahirkan
karena tenaga habis dipakai untuk meneran.
3.Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya terganggu. Hal ini
disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada
uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya.
4.Efek yang dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu merasa lelah karena
tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan
ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin.Tiga, panik ibu akan panik jika
janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA II
1.Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri akibat kontraksi uterus
yang semakin sering.
2.Metabolism ibu meningkat denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu
berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di lahirkan
karena tenaga habis dipakai untuk meneran.
3.Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya terganggu. Hal ini
disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada
uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya.
4.Efek yang dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu merasa lelah karena
tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan
ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin.Tiga, panik ibu akan panik jika
janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA III
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA III
PENGERTIAN KALA III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA III
a)Bahagia
b)Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena persalinan di anggap
sebagai suatu keadaan antara hidup dan mati
c)Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.
d)Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA IV
PENGERTIAN KALA IV
PENGERTIAN KALA IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA IV
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KALA IV
1) PHASE HONEYMOON
2)IKATAN KASIH
3) FASE PADA MASA NIFAS, terbagi menjadi 2: (TAKING IN dan TAKING HOLD)
4) BOUNDING ATTACHTMENT
5) RESPON ANTARA IBU DAN BAYINYA, terbagi menjadi: (TOUCH, EYE TO EYE CONTACT, ODOR,
BODY WARM, VOICE, ENTERTAIMENT, dan BIORHYTMICITY)
A. Persalinan
BAB II PEMBAHASAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Kala 1 adalah proses dimulainya dari saat
persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang
bersemu darah (blood show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis servikalis
karena serviks mulai membuka atau mendatar. Kanalis servikalis itu pecah karena pergerseran-
pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukannya serviks akibat his dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 cm.
2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap.
Fase- fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi
fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, untuk melengkapi tugas psikologi dengan
judul “PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA WANITA PADA SAAT KEHAMILAN”. Penulis menyelesaikan
makalah ini guna menyesaikan tugas mata kuliah PSIKOLOGI. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ahmad Dahro, selaku dosen mata kuliah Psikologi serta Ibu Nopa Utari , SST.selaku
pembimbing akademik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi
penyusun pada khususnya.
BANDAR LAMPUNG, JANUARI 2014
2
A. Persalinan
BAB II PEMBAHASAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Kala 1 adalah proses dimulainya dari saat
persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang
bersemu darah (blood show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis servikalis
karena serviks mulai membuka atau mendatar. Kanalis servikalis itu pecah karena pergerseran-
pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukannya serviks akibat his dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 cm.
2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap.
Fase- fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi
fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
B. Sebab-sebab terjadi persalinan
5
Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar , tetapi ada dua hormon
yang mempengaruhi saat hamil :
1. Estrogen
a. Meningkatkan sensitivita otot rahim
b. Menerima rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin , prostaglandin serta rangsangan
mekanis .
2. Progesteron
a.Menurunkan sensitivitas otot rahim.
b.Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin ,prostaglandin dan mekanis.
c.Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Kedua hormon ini harus seimbang untuk mempertahankan kehamilan.Perubahan keseimbangan
kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior dapat
menimbulkan kontraksi Braxton Hicks.Kontraksi Braxton Hickx akan menjadi kekuatan dominan saat
mulainya persalinan.Dan hormon prostaglandin pada laki-laki juga mempengaruhi persalinan.
C. Tahapan Persalinan (KALA I , II , III , DAN IV)
Kala I (Kala Pembukaan)
persalinan dimulai sejak trjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,hingga mencapai
pembukaaan lengkap (10cm)
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase , yaitu :
1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap samapi pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8
jam.
2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6jam.
6
baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu
banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan, yang bersumber pada rasa takut &
sakit pada fisik yg teramat sangat. Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun
psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada
setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia
dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Perubahan psikologis pada kala satu, beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan,
trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan- perubahan yang di maksud adalah:
a. Perasaan tidak enak.
b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan
normal.
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya. f. Apakah bayi
normal atau tidak.
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya. h. Ibu cemas.
9
Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi "fluktuasi" hormonal dalam
tubuh. Hal inilah yang antara lain menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada ibu yang baru
melahirkan.
1. Kurangnya persiapan mental
Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang kurang dalam menghadapi berbagai
kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi, pasangan, dan diri sendiri. Terutama hal-hal baru
dan "luar biasa" yang bakal dialami setelah melahirkan. Ini tentunya dapat menimbulkan masalah.
Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir masa kehamilan itu
menimbulkan banyak gangguan psikis dan pada akhirnya meregangkan jalinan hubungan ibu dan
anak yang semula tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang menjadi latar belakang dari impuls-
impuls emosional yang diwarnai oleh sikap permusuhan terhadap bayinya. Lalu ibu tersebut
mengharapkan jika bayi yang dikandungnya untuk segera dikeluarkan dari rahimnya.
2. gangguan bounding attachment
pengertian bounding attachmet/ keterikatan awal/ ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai
hasil dari interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bagaimana cara pencegahan Gangguan psikologi pada ibu bersalin ?
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya, khusus
pada periode permulaan (periode mulai melebarnya saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai
berikut:
a. Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam
b. Memberikan partisipasi sepenuhnya
c. Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan.
10
Selanjutnya, jika proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak ketegangan
batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan yang sangat kuat
untuk bertingkah super aktif, dan mau mengatur sendiri proses persalinan maka:
a. Proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan spontan b. Prosesnya kan sangat
terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal).
Situasi pada periode kedua berlangsung agak berbeda sekarang wanita harus berkerja keras
menahan kesakitan yang semakin hebat. Dan tekanan- tekanan dalam perut harus disertai usaha
merejan secara sungguh-sungguh.semua ini dibarengi dengan kontrak-kontraksi dari dalam,
diperkuat oleh kemamuan sendiri, dan dirangsang oleh dorongan serta sugesti dari luar yaitu dari
bidan, dokter dll maka segenap daya psikis dan fisik wanita benar-benar dikonsentrasikan pada
pengabdian diri untuk melanggenggkan generasi manusia dengan jalan melahirkan bayinya.
Bagaimana penatalaksanaan gangguan psikologi pada ibu bersalin ?
Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada saat persalinan, yaitu:
a. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan.
Adapun konseling-konselingnya sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.
2. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
3. Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua
kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien.
4. Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
5. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi
11
Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah
pinggang, sehingga klien akan merasa nyaman.
6. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan merupakan upaya untuk memberikan rasa
percaya diri pada klieb bahwa klien dapat menyelesaikan persalinanya.
7. Memandu persalinan. Misalnya dengan bidan menganjurkan klien meneran pasa saat his
berlangsung.
8. Mengadakan kontak fisik dengan klien. Misalnya: mengelap keringat, mengipasi, memeluk pasien,
menggosok klien.
9. Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya. Misalnya : bidan
mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.
10. Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan mengatakan ikut
berbahagia.
b. Bila diperlukan alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi
Hypnobrithing.
Hypnobrithing adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan
alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang mendalam dan stabil, kita akan mampu
menanamkan suatu program atau konsep baru yang secara otomatis akan mempengaruhi
kehidupan dan tindakan kita sehari-hari.
c. Menggunakan media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode Water Birth
12
3. mengurangireaksi negatif emosional atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit. (Ahmad Dahro,
2011).
14
4.1 KESIMPULAN
BAB III PENUTUP
Dari pembahasan yang kita buat dapat disimpulkan bahwa pada setiap persalinan normal akan
terjadi perubahan yang cukup signifikan mulai dari tekanan darah , denyut jantung ,suhu , kontraksi
uterus , ketuban pecah hingga terbentuknya segmen bawah rahim.Persalinan adalah proses alamiah
yang dialami oleh setiap perempuan.Selain perubahan fisiologis , terdapat juga perubahan psikologis
pada saat persalinan yaitu rasa cemas , khawatir dan takut persalinan nya tidak normal serta bayinya
tidak sehat atau tidak selamat.Oleh sebab itu , kita sebagai bidan harus terampil dalam memberikan
asuhan kebidanan serta menerapkan komunikasi kepada klien supaya klien tidak merasa takut dan
cemas dalam menghadapi persalinan.
4.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini , pembaca dan kita juga sebagai calon bidan dapat mengambil
manfaat dari topik dari makalah ini , karena banyaknya ilmu pengetahuan yang sangat penting
diketahui oleh pembaca .Pembaca dapat mengembangkan dan menerapkan dinamika psikologi pada
wanita masa pasca persalinan baik dalam praktik klinik ataupun kehidupan sehari-hari .
15
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses adaptasi psikologi ibu dalam masa nifas?
2. Apa saja gangguan psikologi pada masa nifas?
3. Bagaimana cara mencegah dan menangani gangguan psikologi pada masa nifas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses adaptasi psikologi ibu dalam masa nifas.
2. Untuk mengetahui gangguan psikologi pada masa nifas.
3. Untuk mengetahui cara mencegah dan menangani gangguan psikologi pada masa nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan dari psikisnya. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting.
Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-
keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang
kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi
perubahan psikologis yang patologis.
Dalam teori Reva Rubin membagi peiode ini menjadi 3 bagian, yaitu periode taking in, periode
talking hold dan teori letting go. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi
ke masa menjadi orang tua pada saat post partum antara lain, respon dan dukungan keluarga dan
teman, hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi, dan membesarkan
anak yang lalu, serta pengaruh budaya.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir,
sehingga dalam proses adaptasi masa nifas, ibu dapat mengalami gangguan psikologi post partum
diantaranya, post partum blues, post partum depression, dan psikosis post partum. Saat hal tersebut
terjadi maka, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya maupun petugas kesehatan
merupakan dukungan positif bagi ibu.
B. Saran
Bagi calon ibu diharapkan lebih mempersiapkan diri sebelum melahirkan agar persiapan diri baik
mental, fisik dan ekonomi lebih matang supaya ibu dapat melakukan proses adaptasi tanpa
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi. Pada masa nifas, ibu juga harus sangat diperhatikan, baik
keluarga maupun bidan. Peran bidan sangatlah dibutuhkan ibu sebagai pembimbing dan pemberi
nasehat demi kesehatan ibu dan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, dkk.2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Ambarawati, Eny Ratna dan Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sunarsih, Tri dan Vivian Nanny Lia Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
http://andinurfitri27.blogspot.com/2013/04/makalah-prose-adaptasi-psikologi-ibu.html
http://yolandavivian.blogspot.com/2014/06/gangguan-psikologis-ibu-pada-masa-nifas.html
http://himmah-atika.blogspot.com/2012/07/gangguan-psikologis-pada-masa-nifas.html
http://bnhina.blogspot.com/2013/10/gangguan-psikologi-pada-masa-nifas.html
http://yunivia88.blogspot.com/2013/03/nifas.html
http://khalilaturrozha.blogspot.com/2013/12/gangguan-psikologis-pada-masa-nifas.html
http://wwwnyantai.blogspot.com/2011/04/artikel-psikologi-depresi-post-partum.html
MASA MENYUSUI
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi seorang ibu dan bayinya. Pada
masa inilah hubungan emosional antara ibu dan bayinya terjalin atau yang disebut dengan bounding
attachment.
Bounding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi di antara ibu dan bayi baru lahir, yang
meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian. Selain itu, pengertian bounding
attachment adalah suatu proses dari suatu hasil interaksi terus menerus antara ibu dan bayinya yang
bersifat saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang
dikandung dan dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara ibu dan bayinya berkaitan erat
dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain, keterkaitan atau ikatan batin ini tidak
dimulai saat kelahiran, tetapi ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun
ayahnya telah berangan-angan tentang bayi mereka. Hal ini dapat menimbulkan perasaan positif,
negatif atau netral.
Sejalan dengan perkembangan pada beberapa bulan pertama kehidupa, ibu dan bayinya saling
mengadakan hubungan dan ikatan batin. Jika seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap
kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi
akan terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin
antara ibu dan bayinya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa.
Dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui sangat baik bagi perkembangan mental dan
psikis anak. Ketika air susu mengalir dari payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar
curahan cinta, kasih sayang dan kehangatan yang diberikan kepadanya.
B. ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU PADA MASA MENYUSUI
Periode postpartum atau periode menyusui menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua yaitu :
1. Respon dan dukungan dari suami, keluarga dan teman.
2. Hubungan antara pengalaman pertama melahirkan, harapan dan keinginan ibu yang telah
diangan-angankan selam hamil dengan keadaan yang dialami saat masa menyusui.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain (bagi kehamilan yang lebih dari satu
kali).
4. Pengaruh budaya / mitos-mitos yang berkembang di masyarakat seputar masa manyusui.
Satu atau dua hari post partum, ibu cenderung akan mengalami pasif dan tergantung. Ia hanya
menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan. Periode ini
diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap, yaitu taking in, taking hold dan letting go.
1. Taking In
a. Periode ini terjadi satu sampai dua hari setelah melahirkan. Ibu pada umumnya bersifat pasif
dan tergantung, perhatiannya masih tertuju pada kekhawatiran akan penampilan dirinya terutama
bagian tubuhnya.
b. Ibu akan mengulang-ulang membicarakan pengalamannya saat bersalin dan melahirkan.
c. Tidur tanpa ganguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah. Nafsu
makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal
2. Taking Hold
a. Berlangsung antara dua sampai empat hari postpartum, ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orangtua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.
b. Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (kebutuhan eliminasi).
c. Ibu berusaha keras untuk mengusai ketrampilan merawat bayi misalnya menggendong dan
menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga
cenderung menerima nasehat dari bidan karen ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan
yang bersifat pribadi.
3. Letting Go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian
yang diberikan oleh keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jawab tentang perawatan bayi.
c. Pada periode ini mungkin terjadi depresi postpartum.
Namun begitu, masa nifas atau masa menyusui ini bukanlah hal yang mudah bagi ibu. Masa ini
termasuk masa yang paling sensitif dalam kehidupan ibu, baik secara fisik maupun emosional, begitu
ibu mulai menyusui, mereka akan di uji dengan segala hal yang berada dalam diri dan lingkungannya.
Tak jarang selama masa menyusui muncul kekhawatiran dan keraguan dalam pikiran ibu.
Pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang boleh dan tidak boleh, bagaimana menyusui saat sakit,
atau cara mengawetkan ASI, kerap muncul sebagai reaksi kekhawatiran ibu. Jika pada masa ini ibu
tidak dapat beradaptasi, maka akan timbul masalah psikologi yang dapat terjadi pada masa
menyusui, diantaranya :
a. Depresi Postpartum
Banyak ibu yang mengalami perasaan let down setelah melahirkan sehubungan dengan seriusnya
pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan mengatasi secara efektif dalam
membesarkan anak umumnya, depresi ini sedangkan dan mudah berubah dimulai dua sampai tiga
hari setelah melahirkan yang dapat diatasi satu sampai dua minggu kemudian.
b. Post Partum Blues/Baby Blues
Kondisi ini adalah periode emosional stress yang terjadi antara hari ke 3 dan ke 10 setelah persalinan
yang terjadi 80 % pada ibu postpartum. Karakteristik kondisi ini adalah iritabilitas meningkat,
perubahan mood, cemas, pusing, serta perasaan sedih dan sendiri ada beberapa faktor yang
berperan menyebabkan kondisi ini yaitu :
(1) Perubahan kadar kormon.
(2) Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan (payudara bengkak, nyeri persalinan).
(3) Kecemasan setelah pulang dari tempat bersalin.
(4) Menyusui ASI.
(5) Perubahan pola tidur.
Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues, jika tidak ada gejala yang signifikan. Empati
dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika gejala tetap ada lebih dari 2 minggu
diperlukan bantuan professional.
c. Kesedihan dan Duka Cita
Proses kehilangan menurut Klaus dan Kennell (1982) meliputi tahapan :
(1) Shock (lupa peristiwa)
(2) Denial (penolakan terhadap bayi)
(3) Depresi
(4) Equilibrium dan acceptance (penurunan reaksi emosional, kadang menjadi kesedihan yang
kronis)
(5) Reorganization (dukungan mutual antar orang tua)
C. PERUBAHAN PADA MASA MENYUSUI
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang
belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu
penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali
tanda bahaya secara dini.
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim
sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya
rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak
teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan
muncul garis-garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang
berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat
membantu mengencangkan kembali otot perut.
Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1. Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari
uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
2. Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat
pelepasan plasenta.
3. Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali
panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal
ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
4. Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga
akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal
pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Involusi Uteri
Tinggi Fundus Uteri
Berat Uterus
Diameter Uterus
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000 gram
12,5 cm
7 hari (minggu 1)
Pertengahan pusat dan simpisis
500 gram
7,5 cm
14 hari (minggu 2)
Tidak teraba
350 gram
5 cm
6 minggu
Normal
60 gram
2,5 cm
Dibawah ini dapat dilihat perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas.
Gambar. Tinggi fundus uterus pada masa nifasGambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas
Involusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum
uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di
tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini
berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang
membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan
lokia.
Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat
melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan
antara lain: ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi; ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering
melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah
kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah
dan terdapat nanah).
Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong.
Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman
karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian,
selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ostium
eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada
pinggir sampingnya.
Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah
beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali
pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah
menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih
besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi
tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan
dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium
dengan latihan harian.
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa
darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning
kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau
sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
Lokia
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik.
Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua
inilah yang dinamakan lokia.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia
dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat
dilihat sebagai berikut:
Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada
berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi
berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia
sekitar 240 hingga 270 ml.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein,
sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk
bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga
karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun
usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang
terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus,
sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau
ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin
juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak
asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan
keluhan ambein ini.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan
berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan
lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
Tekanan darah.
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara
90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air
ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6
bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal.
Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi
atau tanda bahaya lain.Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan normal. Kenaikan
suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan.
Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada
pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada
endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38
derajat celcius, waspada terhadap infeksi post partum.
10. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat
menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus
waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
11. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum
umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok
12. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga,
kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini
memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12
setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari nilai-
nilai ibadah, dzikir adalah salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu
merasa tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa kepada Alloh agar
dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu dalam merawat sang buah hati.
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes, 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : PT. Refika
Aditama
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBPSP.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/MENKES/SK/IV/2004
Varney, Helen, Jan. M Kriebs dan Carolyn L. Gegor. 2002. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa (Editor), 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.