Anda di halaman 1dari 64

M.

Yusnita

Asam, Basa, dan Garam


di Lingkungan Kita

i
Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita
Penerbit: Penyusun: M. Yusnita
PT. Sindur Press Editor: Hesti Hardinah
Jl. Pleburan VIII/64 Semarang Desain Sampul: Gatot Supriyatin
Telp (024) 6580335, 6582901 Ilustrator & Perwajahan: Sugiyatno
Fax.(024) 6582903, 6581440 Lay Out: Heri Susanto
Tahun terbit 2010
ISBN: 978-979-067-069

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

ii
Kata Pengantar

Dengan mensyukuri nikmat Allah SWT karena telah memperkenankan


kesempatan menulis naskah buku yang berjudul Asam, Basa, dan Garam
di Lingkungan Kita. Penulisan buku ini dengan harapan dapat memperluas
pengetahuan siswa, maupun para pembaca pada umumnya mengenai asam,
basa, dan garam di sekitar kita.
Zat kimia asam, basa, dan garam merupakan golongan zat kimia yang
amat penting. Di sekitar kita, disadari ataupun tidak telah banyak
menggunakan zat-zat kimia, diantaranya adalah zat asam, basa, dan garam.
Dari aktivitas bangun tidur sampai kembali tidur lagi melibatkan zat-zat
tersebut. Dari aktivitas gosok gigi, mandi, memakai parfum, makan, minum,
olah raga, dan lain sebagainya akan bersentuhan dengan zat asam, basa,
dan garam. Keberadaan zat-zat tersebut di samping memiliki manfaat bagi
manusia, tetapi juga banyak mengandung efek samping yang merugikan
kehidupan.
Adanya pengetahuan dan pemahaman tentang zat-zat tersebut,
terlebih lagi tentang komposisi yang terkandung pada zat-zat tersebut akan
meminimalkan kerugian yang terjadi pada tubuh dan lingkungan sekitar
kita. Dengan harapan pengetahuan mengenai bahan-bahan zat kimia
tersebut dapat memberi kesempatan kepada kita untuk menghindari
dampak yang lebih buruk yang akan terjadi.
Kami menyadari bila tulisan ini masih banyak yang perlu
disempurnakan, untuk itulah kami harapkan saran dari pembaca.
Kami mengcapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
menyumbangkan pemikiran dan membantu tersusunnya buku ini.

Penulis

iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ⇒ iii
Daftar Isi ⇒ iv

Bagian 1 Pendahuluan

Bagian 2 Asam, Basa, dan Garam


A. Pengertian Asam ⇒ 5
B. Pengertian Basa ⇒ 7
C. Pengertian Garam ⇒ 9

Bagian 3 Mengenal Sifat-sifat Asam, Basa, dan Garam


A. Sifat Asam ⇒ 2
B. Sifat Basa ⇒ 14
C. Sifat Garam ⇒ 16

Bagian 4 Mengidentifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam


A. Mengidentifikasi dengan Kertas Lakmus ⇒ 18
B. Mengidentifikasi dengan Larutan Indikator ⇒ 19
C. Mengidentifikasi pH dengan Universal ⇒ 20
D. Mengidentifikasi dengan Indikator Alami ⇒ 22
E. Menentukan Skala Keasaman dan Kebasaan ⇒ 24
F. Menentukan pH suatu Larutan ⇒ 26

Bagian 5 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


A. Asam di Lingkungan Kita ⇒ 28
B. Basa di Lingkungan Kita ⇒ 40
C. Garam di Lingkungan Kita ⇒ 47

Bagian 6 Asam, Basa, dan Garam yang Merugikan


A. Hujan Asam ⇒ 54
B. Efek Negatif dari sabun deterjen ⇒ 56
C. Efek Negatif dari Garam ⇒ 5

Glosarium ⇒ 59

Daftar Pustaka ⇒ 60

iv
B
a
g
i
a
1
n

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari- hari kita banyak menggunakan bahan-bahan
yang bersifat asam, basa, maupun garam. Baik barang-barang rumah
tangga maupun keperluan industri dan teknologi. Segala aktivitas dari mulai
gosok gigi, mandi, olah raga, makan, minum dan sebagainya melibatkan
asam, basa, dan garam.
Asam, basa, dan garam merupakan golongan zat kimia yang sangat
penting bagi kehidupan. Produk-produk kebutuhan rumah tangga dibuat
dengan bahan mengandung asam, basa dan garam. Tetapi semua produk
hasil teknologi yang kita peroleh sekarang ini tentang manfaat dari asam,
basa, dan garam tidak terlahir begitu saja, melainkan melalui tahapan
penelitian para ahli kimia dalam kurun waktu yang sangat panjang.

Penelitian tentang asam dilakukan para


ilmuwan selama bertahun-tahun.
Sumber:
www.kimia.upi.edu.utama.bahanaja.kuliah

Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine


Lavoisier, secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


1
oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen
karena pengetahuannya terhadap asam kuat hanya terbatas pada asam-
asam okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari
asam-asam halida seperti HCl, HBr, dan HI.

Rumus Kimia Lewis


Sumber:
www.kimia.upi.edu.utama.bahanaja.com

Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani


yang berarti “pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan
oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut
harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy,
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan
Swedia Svante Arrhenius lalu menggunakan landasan ini untuk
mengembangkan definisinya tentang asam. Ia mengemukakan teorinya
pada tahun 1884.
Pada tahun 1903, Svante August
Arrheinus seorang ilmuwan Swedia
salah seorang penggagas kimia fisik
mendapatkan Penghargaan Nobel
dalam Kimia atas karyanya mengenai
ionisasi. Ia mengemukakan bahwa
senyawa dalam larutan dapat terurai
menjadi ion-ionnya, dan kekuatan asam
dalam larutan aqua tergantung pada Sebuah uji coba pada aspirin
Sumber:
konsentrasi ion-ion hidrogen di www.kimia.upi.edu.utama.bahanaja.kuliah
dalamnya.

2 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted dari Denmark dan
Martin Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi
protonik asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan
ini. Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun yang sama,
menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer pasangan elektron.

Johannes Nicolaus Bronsted dari


Denmark dan Martin Lowry dari
Inggris masing-masing
mengemukakan definisi protonik
asam-basa yang kemudian
dikenal dengan nama kedua
ilmuwan ini.
Sumber: www.wikipedia.org

Istilah “asam” merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan


untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara
harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam
memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum
diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Walaupun bukan merupakan
teori yang paling luas cakupannya,
definisi Bronsted-Lowry merupa-
kan definisi yang paling umum
digunakan. Dalam definisi ini,
keasaman suatu senyawa di-
tentukan oleh kestabilan ion
hidronium dan basa konjugat Tablet aspirin
Sumber: www.tenluvmil_files_wordpress_com
terlarutnya ketika senyawa ter-
sebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada.
Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa
bersangkutan yang lebih tinggi.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


3
B
a
g
i
a
2
n

Asam, Basa, dan Garam


Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata asam? Hampir semua
orang mengenal kata asam dari hal-hal yang rasanya masam. Indra
pengecap kita tentu pernah merasakan buah mangga yang masih muda.
Tentu rasanya masam, bukan? Atau menikmati kuah soto yang diberi
cuka. Bagaimana rasanya? Rasa kuah soto tersebut juga terasa masam.
Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam.
Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena
zat kimia yang terkandung di dalamnya yang biasa disebut zat asam.
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidrogen (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa
asam yang bermuatan negatif.
Kata “asam” atau acid asal dari kata acetum dari bahasa Latin yang
artinya cuka. Oleh karena itu cuka berasa asam karena mengandung asam
asetat.
Asam juga berkaitan dengan
penyakit serta masalah pencemaran
lingkungan contohnya kelebihan asam
lambung dan hujan asam.

Cuka digunakan dalam kuah soto.


Sumber: www.soto bangkong.com

4 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam
sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).

A. Pengertian Asam
Para ahli kimia memberikan definisi tentang asam antara lain:

1. Menurut Arrhenius
Asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan
dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh
Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk
zat-zat yang dapat larut dalam air.
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat
menghasilkan ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam
Svante Arrhenius larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Sumber:
www.wikipedia.org Contoh:
a. HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
b. NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

2. Menurut Bronsted-Lowry
Asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan
Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-
zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


5
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Contoh:
a. HAc(aq) + H2O(l) ® H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
H2O+ dengan H3O+ merupakan pasangan basa-asam konjugasi.
b. H2O(l) + NH3(aq) ® NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH3+ dengan NH4+ merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

3. Menurut Lewis
Asam adalah penerima pasangan elektron
dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert
N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak
mengandung hidrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi
Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital
molekul.
Secara umum, suatu asam dapat menerima
Gilbert N. Lewis pasangan elektron pada orbital kosongnya yang
paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang
tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari
asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya,
definisi Brnsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan.
Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan
ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah
memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada.
Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman
senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.

6 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


Sistem asam basa berbeda dengan reaksi redoks karena tak ada
perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam
(HA) dan air yang berperan sebagai basa, HA + H2O → A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan
air: Ka = (H3O+) (A-)
(HA)
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan
reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam
terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, dengan jumlah
cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah
kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya,
nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida antara lain HCl, HBr, dan HI. (tetapi
asam fluorida, HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya
mengandung atom pusat berbilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi
oksigen, juga cukup kuat, mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan
asam organik merupakan asam lemah. Larutan asam lemah dan garam
dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.

B. Pengertian Basa
Pernahkah kamu mencuci dengan deterjen atau sabun? Apa yang
kamu rasakan pada tanganmu? Apakah terasa licin dan panas? Dalam
keadaan murni basa berbentuk kristal padat dan bersifat kaustik.
Kata “basa” (alkali) berasal dari bahasa Arab alquili yang berarti abu.
Larutan basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik. Contoh larutan yang
termasuk basa dalam kehidupan sehari-hari antara lain air kapur, air soda,
dan air sabun. Di dalam laboratorium kimia larutan basa yang sering kita
lihat antara lain adalah natrium hidroksida, kalium hidroksida, dan kalsium
hidroksida.

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


7
Beberapa basa yang dikenal antara lain:

No Nama basa Terdapat dalam

1. Aluminium hidroksida Deodoran, Antasid


2. Kalsium hidroksida Mortar dan plester
3. Magnesium hidroksida Obat urus-urus, antasid

4. Natrium hidroksida Bahan sabun

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida
(OH –). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat
mengikat satu elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat
menetralisasi asam (H+) sehingga menghasilkan air (H2O).
Pada umumnya rumus kimia yang mengandung basa mengandung
gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi
nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida. Beberapa produk rumah tangga berupa sabun, deodoran,
deterjen dan obat maag (antacid) mengandung basa.
Basa mempunyai sifat kebalikan dari asam, larutannya dapat
membirukan kertas lakmus merah. Karena itu jika kita mereaksikan asam
dengan basa pada jumlah yang sama akan menghasilkan larutan netral.
Sifat asam berbeda dengan sifat basa suatu zat. Perbedaan sifat asam
dan basa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Asam Basa

1. bersifat korosif bersifat merusak kulit (kaustik)

2. bereaksi dengan logam licin, seperti sabun

3. rasa asam rasa pahit

4. mengubah warna zat yang mengubah warna zat lain.

dimiliki oleh zat lain.

5. Menghasilkan ion H+ dalam air menghasilkan ion OH- dalam air

8 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


Menurut Arrhenius jika basa ini dilarutkan dalam air akan terjadi
reaksi ionisasi dan terjadi ion OH-, karena itu ion OH- merupakan pembawa
sifat basa.

C. Pengertian Garam
Apabila suatu larutan asam dengan larutan basa dicampurkan dalam
suatu bejana, maka ion H+ (dari asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari
basa) membentuk air H2O. Reaksi antara ion H+ dengan OH- tersebut dapat
di tuliskan sebagai berikut.
H+ + OH- → H2O
Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi netralisasi. Hal ini karena
selain air, hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat
netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang
dimaksudkan di sini adalah garam. Oleh karena itu reaksi antara asam
dan basa disebut juga reaksi penggaraman. Reaksi netralisasi atau reaksi
penggaraman dapat di tulis sebagai berikut.
Asam + basa → garam + air
Contoh sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam
klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH), yang akan membentuk
natrium klorida (NaCl) dan air.
Pada dasarnya reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Reaksi netralisasi
tidak hanya terbatas pada pembentukan
garam dan air. Dalam kehidupan sehari-
hari banyak dijumpai prinsip atau reaksi
netralisasi, termasuk dalam bidang
kesehatan dan pertanian.
Garam dapur ( NaCl)
Dalam kehidupan sehari-hari tentu Sumber:
kita tidak asing dengan garam. Contoh www.tenluvmil_files_wordpress_com
garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan
untuk keperluan memasak. Tahukah kamu dari mana garam dapur

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


9
tersebut diperoleh? Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani
garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi.
Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI)
sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh
dengan cara mencampur zat asam dan basa. Mengapa demikian? Asam
bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam
maupun basa lagi.
Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai
contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan
membentuk garam dapur dan air. Jika dengan menggunakan proses
penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja.

HCl + NaOH → NaCl + H2O


Asam Basa Garam dapur Air

Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:


- Asam + basa menghasilkan garam + air
- Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
- Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
- Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
- Logam + asam menghasilkan garam + gas H2.
Beberapa garam yang dikenal antara lain.

No Nama garam Rumus Nama Dagang Manfaat

1. Natrium klorida NaCl Garam Dapur Penyedap masakan


2. Natrium bikarbonat NaCO3 Baking soda Pengembang kue
3. Kalsium karbonat CaCO3 Kalsit Cat tembok dan bahan karet
4. Kalium nitrat KNO3 Saltpeter Pupuk, bahan peledak
5. Kalium karbonat K2CO3 Potash Sabun dan kaca
6. Natrium fosfat Na3 PO4 TSP Deterjen
7. Amonium klorida NH4Cl Salmiak Baterai kering

10 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


B
a
g
i
a
3
n

Mengenal Sifat-Sifat Asam,


Basa, dan Garam
Larutan asam, basa, dan garam memiliki sifat yang berbeda, hal ini
dapat diamati melalui suatu percobaan. Dalam kehidupan sehari-hari sifat-
sifat asam, basa, dan garam ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Salah satu contoh yang menguntungkan adalah sifat asam yang
ada pada buah jeruk. Jeruk mengandung asam askorbat yang berguna
sebagai obat. Sifat basa pada natrium hidroksida yang terdapat pada sabun
cuci berfungsi sebagai zat pembersih. Sedangkan garam salah satu jenisnya
yaitu natrium klorida atau garam dapur yang paling dikenal orang adalah
sebagai penyedap masakan.
Dari beberapa manfaat tersebut di atas ada juga hal-hal yang
merugikan seperti asam asetat dapat mengakibatkan karat pada logam.
Sedangkan asam sulfat dapat melepuhkan kulit.
Kita dapat mengenali asam, basa, dan garam dari rasanya. Tidak
dianjurkan dengan cara mencicipinya, karena
cara itu adalah tindakan yang mem-
bahayakan. Agar aman diperlukan sebuah
alat atau bahan yang berfungsi sebagai

Larutan asam sulfat.


Sumber:
www.b3.itrademarket.com

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


11
indikator adanya reaksi asam, basa,
dan garam. Bahan tersebut dapat
memberikan reaksi dari perubahan
warna yang ditimbulkannya. Dengan
demikian kita dapat memprediksi
berapa besar pengaruh reaksi asam,
basa atau garam.

A. Sifat Asam
Pernahkan kamu merasakan
buah jeruk, atau minum susu Asam askorbat
fermentasi? Bagaimana rasanya? menjadikan buah jeruk terasa masam.
Sumber : www.images.google.co.id
Masam bukan? Itulah salah satu sifat
asam yang kita rasakan.
Namun sifat masam tidak semuanya bisa kita rasakan. Sifat asam
pada asam korosi logam misalnya asam arsenat dan accu mobil tidak dapat
kita cicipi karena membahayakan bagi kesehatan bahkan menjadi racun.
Di sisi lain asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan
makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan.
Adapun beberapa sifat asam adalah sebagai berikut.
1. Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.

Asam bersifat korosif pada logam.


Sumber: budiuzie.files.wordpress.com

12 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


3. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam. Asam juga bereaksi pada bahan marmer dan
keramik.
4. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik merupakan zat
elektrolit.

Asam hidroklorida dan


sodium hidroklorida
Sumber: 2.bp.blogspot.com

Asam merupakan zat yang molekulnya mempunyai satu atom hidrogen


yang mampu memisahkan diri menjadi ion hidrogen. Sehingga dengan
demikian semua asam adalah sumber ion hidrogen atau proton hidrogen.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan
seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi dengan logam bersifat korosif.
Contohnya logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl)
membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Berdasarkan asalnya, asam dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
asam organik dan asam anorganik.
Ciri-ciri asam organik :
1) bersifat asam lemah
2) korosif
Air Accu pada Accu mobil.
3) banyak terdapat di alam Sumber: www.budiuzie.images.com
Sedangkan asam anorganik, ciri-
cirinya:
1) bersifat asam kuat
2) korosif
3) banyak digunakan untuk ke-
butuhan manusia.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


13
Beberapa contoh asam dalam kehidupan antara lain asam cuka
(CH3COOH), asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), asam askorbat,
asam fosfat (H3PO4), asam benzoat (C6H5COOH), asam florida (HF), asam
format (HCOOH), asam nitrat (HNO3), asam sianida (HCN).

B. Sifat Basa
Pernahkah kamu merasakan tanganmu licin ketika mencuci dengan
sabun? Salah satu sifat basa adalah bersifat licin atau kaustik. Selain
itu basa bersifat alkali artinya bereaksi dengan protein di dalam kulit,
sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian atau proses
penetralan.
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam
dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika
zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka
basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH-).
Menurut Arrhenius jika basa dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi
ionisasi dan terjadi ion OH-, karena itu ion OH- merupakan pembawa sifat
basa. Reaksi ionisasi basa secara umum dapat ditulis:

L(OH)x(aq) → L+ (aq) + x OH- (aq)

Beberapa rumus basa yang banyak digunakan adalah NaOH, Ca(OH)2,


dan Mg(OH)2.
NaOH(aq) → Na+(aq) + 2 OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH- (aq)
Mg (OH)2(aq) → Mg2+ (aq) + 2 OH- (aq)
Berdasarkan pengertian basa di atas,
ketika suatu senyawa basa dilarutkan ke
dalam air, maka akan terbentuk ion
hidroksida (OH -). Ion hidroksida ter- Sabun deterjen memiliki sifat basa yang
berfungsi sebagai pembersih
bentuk karena senyawa hidroksida dapat Sumber: www. itrademarket.com

14 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


mengikat satu elektron pada saat
dimasukkan ke dalam air. Basa dapat
menetralisasi asam (H + ) sehingga
dihasikan air (H2O).
Zat basa mempunyai rasa pahit.
Namun begitu, tidak dianjurkan untuk
mengenali basa dengan cara men-
cicipinya, sebab banyak di antaranya
yang dapat merusak kulit (korosif) atau Sabun mandi contoh barang dari senyawa
basa natrium hidroksida (NaOH)
bahkan bersifat racun. Asam dan basa Sumber:
sharingbareng.files.wordpress.com
dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda di dalam) lingkungan
asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).
Secara prinsip ada dua jenis senyawa basa, yaitu basa monohidroksi
dan basa polihidroksi.
Beberapa zat basa yang termasuk basa monohidroksi antara lain.
1) Litium hidroksida (LiOH).
2) Natrium hidroksida atau NaOH terdapat dalam bahan sabun.
3) Kalium hidroksida (KOH).
Beberapa zat basa yang termasuk basa polihidroksi antara lain.
1) Magnesium hidroksida Mg(OH)2 sebagai obat antasid.
2) Kalsium hidroksida atau Ca(OH)2.
terdapat dalam mortar dan plester.
3) Stronsium hidroksida Sr(OH)2.
4) Barium hidroksida (Ba(OH)2.
5) Aluminium(III)hidroksida atau
Al(OH) 3 dalam deodoran dan
antasida.
6) Fe(OH)2 atau Besi(II)hidroksida.
7) Fe (OH) atau Besi(III)hidroksida.
8) Zn (OH) atau Seng(II)hidroksida. Lithium hidroksida
Sumber: www.kimia@com

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


15
Berdasarkan kekuatannya basa dibedakan antara basa kuat dan basa
lemah. Kuat dan lemahnya basa ditentukan oleh besarnya derajat ionisasi
basa di dalam larutan air.
1. basa kuat yaitu basa yang derajat ionisasinya 1 atau mengalami ionisasi
sempurna, misalnya LiOH, NaOH, KOH.
2. basa lemah yaitu basa yang derajatnya lebih kecil dari 1 atau
mengalami ionisasi sebagian misalnya: Mg(OH)2 , Al(OH)3, dan NH3.

C. Sifat Garam

Garam adalah senyawa


yang terbentuk dari reaksi asam
dan basa. Contoh garam antara
lain garam dapur (NaCl), CaCl2,
ZnSO4 NaNO2 dan lain-lain. Jika
basa dicampur dengan asam
dalam perbandingan yang tepat
maka kedua zat ini akan saling
menetralkan dan akan ter-
bentuk garam. Garam tidak
memiliki sifat asam maupun Garam dapur (NaCl)
Sumber: www.files.wordpress.com
basa.
Jadi garam tidak berasa asam dan tidak bersifat alkali. Bila garam
yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap
berada dalam larutan. Tetapi bila garam itu sukar larut di dalam air, maka
ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam
dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Rumus Umum:
Asam + Basa → Garam + Air
Misalnya:
HCl (aq) + Na OH (aq) → Na Cl (aq) + H2O (l)

16 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Walaupun reaksi asam dengan basa tersebut reaksi penetralan, tetapi hasil
reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam
bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya. Reaksi penetralan
berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung yaitu (HCl) yang
berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2.
Garam yang berasal dari asam yang kuat dan basa kuat bersifat netral,
disebut garam normal contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah bersifat asam disebut garam asam, contohnya
NH4Cl. Garam yang berasal dari asam yang lemah dan basa yang kuat
bersifat basa dan disebut garam basa contohnya adalah CH3COONa.

Semburat kembang api. Kalium nitrat (KNO3)


Campuran antara garam stronsium atau Salt Peter.
dan garam tembaga. Sumber: www.asambasa.com
Sumber: www.asambasa.com

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


17
B
a
g
i
a
4
n

Mengidentifikasi Sifat Asam,


Basa, dan Garam
Sifat-sifat larutan secara kasat mata tidak dapat diketahui begitu saja.
Akan tetapi, untuk mengetahui sifat asam basa atau netral pada suatu
larutan harus diidentifikasi.
Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu: bersifat asam, basa, dan netral. Adapun identifikasi tersebut
dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam basa yaitu zat-
zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa.
Indikator asam basa ada dua jenis, yaitu indikator buatan dan indikator
alam. Indikator buatan antara lain kertas lakmus, indikator universal, dan
indikator asam basa seperti fenolftalin dan metil jingga. Alat indikator ini
selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk
menentukan derajat keasaman atau pH larutan.

A. Mengidentifikasi dengan Kertas Lakmus


Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik-pabrik kimia sehingga kita tinggal menggunakannya. Untuk
mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam pada umumnya digunakan
kertas lakmus. Kertas lakmus (azolithmin) yaitu zat yang warnanya
berbeda bila dalam larutan asam dan larutan basa. Kertas lakmus terdiri

18 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


dari lakmus merah dan lakmus biru. Sifat
dari masing-masing kertas lakmus
tersebut sebagai berikut.
1. Lakmus merah dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru.
2. Lakmus biru dalam larutan asam Kertas Lakmus
Sumber : www.limundo.com
berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru
3. Lakmus merah ataupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Percobaan dengan Kertas Lakmus


Sumber : www.limundo.com

B. Mengidentifikasi dengan Larutan Indikator


Larutan indikator merupakan zat-zat yang mempunyai warna
berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam, basa, dan
netral. Larutan indikator akan berubah warna bila pH-nya berubah.
Ada 2 macam indikator yaitu indikator penunjuk asam dan indikator
penunjuk basa.

1. Indikator penunjuk asam


Alat ini merupakan indikator yang akan berubah warnanya jika
konsentrasi asam (H+) berubah sedikit saja. Daerah perubahan warna
untuk indikator ini lebih dari 7.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 19


2. Indikator Penunjuk Basa
Alat ini merupakan penunjuk basa yang akan berubah warnanya jika
konsentrasi basa (OH-) berubah sedikit saja. Daerah perubahan warnanya
kurang dari 7.
Beberapa warna indikator dalam larutan asam, basa, garam.

No Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral

1. Fenolftalein (PP) tidak berwarna merah tidak berwarna

2. Metil merah (MM) merah kuning kuning

3. Metil oranye (MO) merah kuning kuning

C. Mengidentifikasi pH dengan Indikator Universal


Untuk menentukan kadar keasaman digunakan skala pH dan alatnya
dapat berupa kertas indikator universal, indikator universal cair, dan pH
meter. Alat indikator universal berupa pita kertas berwarna kuning. Jika
dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa maka warna kertas akan
berubah sesuai keasaman dan kebasaan larutan tersebut. Untuk
menentukan pH larutan yang diuji, bandingkan warna yang timbul dengan
warna-warna pada skala pH indikator seperti berikut ini.

Indikator universal ada yang memiliki skala pH dari 1 sampai 14, juga
yang sangat akurat dengan harga pH pecahan. Skala pH digambarkan
sebagai berikut.

20 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Larutan yang bersifat asam mempunyai harga pH < 7
Larutan yang bersifat netral mempunyai harga pH = 7
Larutan yang bersifat basa mempunyai pH > 7
Untuk memahami cara menentukan pH larutan dengan indikator
universal, berikut ini beberapa pengujian pH larutan.

Kegiatan 1. Menguji pH beberapa larutan


Pada percobaan ini akan diselidiki harga pH beberapa larutan untuk
menentukan sifat keasaman atau kebasaannya dengan menggunakan
kertas indikator universal.
Alat dan bahan:
- Kertas indikator Universal
- Pipet tetes
- Cuka, air sabun, air mineral, air jeruk, air kapur, dan minuman
ringan.
Langkah kerjanya:
- Teteskan larutan cuka di atas kertas indikator universal.
Bandingkan warna yang muncul dengan warna-warna pada skala
pH indikator universal.
- Tentukan harga pH larutan cuka.

Larutan Warna Indikator Harga pH Sifat Larutan


pada larutan

1. Cuka 0,1 m 3 Asam

2. Air sabun

3.

4.

5.

6.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 21


D. Mengidentifikasi dengan Indikator Alami
Kondisi asam ataupun basa dari suatu bahan dapat diperkirakan
dengan menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus akan berubah warna
bila mencapai tingkat keasamaan tertentu. Dengan melihat perubahan
kertas lakmus, kita dapat memperkirakan tingkat keasamaan suatu bahan.
Daripada repot-repot cari atau beli kertas lakmus, sebetulnya kita
dapat mempergunakan bahan-bahan di sekitar kita, yaitu tanaman hidup.
Tentu saja tidak semua bagian tanaman kita pergunakan sebagai indikator
pH. Kita hanya membutuhkan bagian-bagian tertentu saja, misalnya
batang, bunga, atau daun. Bagian yang hendak kita pergunakan sebaiknya
memiliki warna yang mencolok, sehingga perubahan warna yang terjadi
dapat diamati dengan mudah
Indikator alami merupakan bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa, dan netral. Indikator
alami untuk mengukur kadar asam basa dapat menggunakan media
tumbuhan pada bagian bunga, umbi, kulit, buah dan daun yang berwarna.
Perubahan warna indikator tergantung pada warna jenis tanamannya,
misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam berwarna merah
dan di dalam larutan basa berwarna hijau. Kol ungu dalam larutan asam
merah ungu dalam larutan basa berwarna hijau.
Untuk lebih jelasnya kita lakukan percobaan membuat indikator alami
dari tumbuh-tumbuhan.

Kegiatan 1.
Pada kegiatan ini kita menggunakan alat indikator alami dari bunga-
bungaan, daun dan kunyit.
- Bahan-bahan.
Air, alkohol, umbi kunyit, bunga daun berwarna, larutan cuka, air
kapur.
- Alat-alat.
Lumpang/alu, plat tetes, pipet tetes, labu erlenmeyer, corong, kertas
saring.

22 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Urutan kerjanya:
1. Membuat alat indikator
a. Tumbuk satu macam kelopak bunga sampai halus. Tambahkan 5
ml alkohol.
b. Aduk campuran, diamkan sebentar kemudian pisahkan larutan
ekstrak bunganya yang akan digunakan sabagai indikator.
c. Amati warna ekstrak bunga kemudian catat pada tabel
pengamatan dengan menggunakan pensil warna atau krayon yang
sesuai.
d. Buat lagi indikator alam lainnya dengan cara yang sama.

2. Pengujian indikator alami dengan air, larutan asam, dan basa.


a. Siapkan 5 tetes larutan cuka, air kapur, dan air dalam plat tetes.
b. Tambahkan masing-masing 2 atau 3 tetes indikator 2 atau 3 tetes
indikator, aduk dan amati perubahan warna indikator tersebut.
c. Amati perubahan warna masing-masing indikator.
d. Catat pada tabel pengamatan dengan menggunakan pensil warna
krayon yang sesuai.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 23


Tabel contoh indikator alami dan perubahan warnanya.

Bahan dan Warna Dalam


warna air aki (asam
ekstrak larutan garam air kapur
sulfat)
Mawar merah
merah merah hijau

Bunga sepatu
merah merah hijau

Kunyit
merah merah hijau

Kulit Manggis
merah merah hijau

E. Menentukan Skala Keasaman dan Kebasaan


Secara kimiawi, derajat keasaman disimbolkan dengan “pH”, singkatan
dari power of hydrogen. Nilainya ditentukan dengan kuantitas ion hidrogen
bebas (H+) yang berada dalam satu liter larutan, yaitu tepatnya logaritma
negatif dari konsentrasi ion hidrogen. Misalnya, jika terdapat 10-7 gram
ion hidrogen dalam 1 liter larutan, maka pHnya adalah 7. Range pH dari 1
hingga 14 pH 7 terletak di tengah-tengah, sehingga disebut “netral”.
Semakin ke arah angka 1, maka sifat larutan semakin asam. Demikian
pula sebaliknya, semakin ke arah 14 maka semakin basa.
pH atau derajat keasamaan digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman (atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan). Yang
dimaksudkan “keasamaan” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen (H+)
dalam pelarut air. Pada umumnya asam dan basa memiliki sifat-sifat
tertentu. Tidak semua asam mempunyai sifat yang sama. Ada beberapa
jenis asam yang lebih kuat dari jenis yang lain, demikian juga pada basa.

24 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Contohnya, pada obat tetes mata atau diminum, tetapi terdapat juga
asam yang dapat merusak jaringan kulit dan logam. Semua basa juga memiliki
sifat tertentu, misalnya kita menggunakan pasta gigi untuk membersihkan
gigi dan menghilangkan bau mulut, sebaliknya natrium hidroksida digunakan
untuk pembersihkan saluran dan berbahaya jika terkena kulit.
Jumlah ion H+ dalam air yang digunakan untuk menentukan sifat
derajat keasamaan atau kebasaan suatu zat. Semakin zat tersebut
mengandung derajat keasaman yang tinggi maka semakin banyak ion H+
dalam air. Untuk menentukan harga pH dan pOH biasa digunakan indikator
universal yang dapat memperlihatkan warna bermacam-macam untuk
tiap pH. Indikator universal dilengkapi dengan cakram warna, sehingga
warna dan hasil reaksi dapat ditentukan pHnya dengan mencocokkan
warna tersebut. Selain itu, pH meter juga dapat digunakan untuk
menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Seperti kita ketahui asam dan basa bersifat elektrolit. Pada dasarnya daya
hantar larutan elektrolit bergantung pada jumlah atau konsentrasi ion-ion di
dalamnya relatif kecil. Kekuatan suatu asam atau basa bergantung bagaimana
suatu senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion bila senyawa tersebut
larut dalam air. Asam atau basa kuat akan terionisasai dengan sempurna,
sedangkan asam atau basa yang lemah akan terionisasi sebagian.
Untuk mengetahui apakah suatu asam, basa dan garam dapat
menghantarkan arus listrik digunakan suatu alat yang disebut alat penguji
elektrolit. Alat ini terdiri atas dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber
arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu serta bejana untuk meletakkan
larutan yang akan diuji. Coba kalian perhatikan lampu ketika melakukan uji
coba! Bila nyala lampu redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah.
sebaliknya bila nyala lampu terang termasuk golongan asam dan basa kuat.

Uji kekuatan larutan


Asam dan basa
berdasarkan
nyala lampu
Sumber:
Dokumentasi penerbit
a) Lampu menyala kurang terang b) Lampu menyala terang

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 25


F. Menentukan pH suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan
indikator universal, indikator stik, larutan indikator, dan pH meter.

a. Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam
indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan
warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang
berupa kertas dan larutan.

b. Indikator Kertas (Indikator Stik)


Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator
jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana,
sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya.
Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

Pengujian dengan indikator stik.


Sumber: www.kimia.upi.edu.utama

c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan
adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada
pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga,
sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi
kuning.

Warna Indikator Metil Jingga dalam larutan


dengan pH 2,7,dan 11
Sumber: Suroso AY, Anna P, Kordiyawan
Ensiklopedia Sains dan Kehidupan (2003)

26 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (pp). Apabila
fenolftalin tidak berwarna pH di bawah 8 dan akan berwarna merah anggur
apabila pH larutan di atas 10.

d. pH Meter

Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter.


Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji,
pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
Dari harga pH inilah larutan dapat ditentukan sifat asam basanya.

Beberapa macam pH meter digital


Sumber: www.micro500ph-medium.kimia.upi.edu.utama.bahanajar

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 27


B
a
g
i
a
5
n

Asam, Basa, dan Garam


di Lingkungan Kita

Seperti yang telah disinggung pada awal bab, bahwa asam, basa, dan
garam begitu banyak manfaatnya bagi kehidupan kita. Disamping nilai
guna juga ada nilai negatif karena merugikan. Kegunaan bahan asam, basa
dan garam terdapat pada makanan seperti keju, roti, buah-buahan,
minuman yang berkarbonansi, penyedap rasa, cuka, dan garam dapur.
Sedangkan hal-hal yang merugikan yaitu terjadinya korosi.
Berikut ini dijelaskan asam, basa, dan garam yang ada di lingkungan
baik yang bersifat merugikan ataupun yang bermanfaat.

A. Asam di Lingkungan Kita


Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk
menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut
“pengawetasaman” (pickling). Asam dapat digunakan sebagai elektrolit di
dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam
baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida
merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung
untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah
proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga

28 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


digunakan sebagai katalis misalnya asam
sulfat yang digunakan dalam proses alkilasi
pada pembuatan bensin. Asam sulfat juga
diproduksi secara besar-besaran di pabrik
karena banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan komponen listrik, mobil, pabrik
pupuk, fiber, cat, dan lain-lain.
Secara umum asam dikelompokkan
menjadi dua jenis menurut zat penyusunnya
yaitu asam organik dan asam anorganik.
Asam organik, yaitu asam-asam yang Asam sitrat
terbentuk dari senyawa organik yang bersifat Sumber:
www.files.wordpress.com
lemah dan bersifat korosif yang banyak
terdapat di alam contohnya asam askorbat, asam sitrat, asam formiat, asam
oksalat, asam benzoat, asam asetat, dan lain-lain.
Asam anorganik, yaitu asam-asam bersifat kuat yang bersifat korosif.
Contohnya adalah asam klorida, asam sulfat, asam fosfat, asam flour, asam
nitrogen, dan lain-lain.
Jenis-jenis asam kita kenal adalah sebagai berikut.

1. Jenis asam organik


a. Asam asetilsalisilat (asetosal)
Aspirin adalah suatu jenis obat dari
golongan salisilat yang sering digunakan
sebagai analgesik (terhadap rasa sakit
atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan antiinflamasi. Aspirin juga
memiliki efek antikoagulan dan digunakan
Tablet aspirin dalam dosis rendah dalam tempo lama
Sumber:
www.files.wordpress.com untuk mencegah serangan jantung.
Asal dari obat yang dikenal dengan
“aspirin” ternyata dari zaman Yunani

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 29


kuno, dan diperkenalkan oleh Bapak Para Dokter sedunia yaitu Hippocrates.
Tentu saja Hippocrates tidak menyebut aspirin melainkan menyebut
tumbuhan bernama willow yang bila batangnya dikeringkan dan dijadikan
bubuk dapat menghilangkan rasa sakit.
Ribuan tahun berlalu, hingga di tahun 1829, para ilmuwan berhasil
mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yang berfungsi meredakan
rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin. Bahan ini dapat
menghilangkan sakit, tetapi memiliki efek samping terhadap perut. Pada
tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic
Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (sali-
cylic acid) melalui penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam
asetat. Asam salisilat ini lebih “ramah” terhadap perut.
Di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman bernama Felix Hoffmann
yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt.
Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu yang selanjutnya
muncul di pasar dengan nama pasaran “Aspirin”. Aspirin adalah obat
pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet.
Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspi-
rin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka
Deutschland, Land der Ideen.

b. Asam format (nama sistematis: asam metanoat)


Asam format adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam
format juga merupakan senyawa intermediet (senyawa antara) yang
penting dalam banyak sintesis kimia. Rumus kimia asam format dapat
dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.
Di alam, asam format ditemukan pada sengatan dan gigitan banyak
serangga dari ordo Hymenoptera, misalnya lebah dan semut. Asam format
juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan bakar
alternatif, yaitu pembakaran metanol (dan etanol yang tercampur air), jika
dicampurkan dengan bensin. Nama asam formiat berasal dari kata Latin
formica yang berarti semut.

30 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Pada awalnya, senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Senyawa
kimia turunan asam format, misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan
format atau metanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO-.

c. Asam Askorbat
Asam askorbat (ascorbic
acid) disebut juga vitamin C.
Asam ascorbat adalah nutrien
dan vitamin yang larut dalam air
dan penting untuk kehidupan
serta untuk menjaga kesehatan.
Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat.
Asam askorbat didalam buah jeruk
Sumber: www.google images.com Vitamin C berhasil diisolasi
untuk pertama kalinya pada
tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan
agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Gyorgyi menerima
penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk
penemuan ini.

d. Asam piruvat (CH3COCO2H)


Asam piruvat adalah sebuah asam alfa-keto yang memiliki peran
penting dalam proses-proses biokimia. Anion karboksilat dari asam piruvat
disebut piruvat.
Asam piruvat adalah cairan tak berwarna, dengan bau yang mirip
asam asetat. Asam piruvat bercampur dengan air, dan larut dalam etanol
dan dietil eter. Di laboratorium, asam piruvat dibuat dengan cara
memanaskan campuran asam tartarat dengan kalium bisulfat, atau
melalui hidrolisis asetil sianida, yang dibuat melalui reaksi asetil klorida
dan kalium sianida.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 31


Senyawa ini merupakan hasil metabolisme glukosa yang disebut
glikolisis. Sebuah molekul glukosa terpecah menjadi dua molekul asam
piruvat, kemudian digunakan untuk menghasilkan energi. Jika tersedia
cukup oksigen, maka asam piruvat diubah menjadi asetil-KoA, yang
kemudian diproses dalam siklus Krebs.
Piruvat juga dapat diubah menjadi oksaloasetat melalui reaksi
anaploretik yang kemudian dipecah menjadi molekul-molekul karbon
dioksida. Nama siklus ini diambil dari ahli biokimia Hans Adolf Krebs,
pemenang Hadiah Nobel 1953 bidang fisiologi, karena ia berhasil
mengidentifikasi siklus tersebut.
Jika tidak tersedia cukup oksigen, asam piruvat dipecah secara
anaerobik, menghasilkan asam laktat pada hewan dan manusia, atau etanol
pada tumbuhan. Piruvat diubah menjadi laktat menggunakan enzim laktat
dehidrogenase dan koenzim NADH melalui fermentasi laktat atau menjadi
asetaldehida dan lalu etanol melalui fermentasi alkohol.
Asam piruvat juga dapat diubah menjadi karbohidrat melalui
glukoneogenesis, menjadi asam lemak atau energi melalui asetil-KoA,
menjadi asam amino alanin dan juga menjadi etanol. Turunan asam piruvat,
3-bromopiruvat telah dipelajari untuk pengobatan kanker.

e. Asam asetat (asam etanoat atau asam cuka)


Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa masam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH 3-COOH, CH 3COOH, atau CH 3CO2H. Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16,7°C.
Asam asetat berupa zat cair tanpa warna dan berbau sangit . Asam
asetat ini penting dalam teknik industri, antara lain sebagai bahan untuk
pembuatan aseton dan selulosa asetat.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan

32 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Asam cuka digunakan pada makanan
Sumber: www.google images.com

CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering
digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia terhadap
asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton per tahun
diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia
maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa
ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini
berasal dari kata Latin acetum yang berarti cuka. Nama sistematis dari
senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama
trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut
demikian karena asam asetat bebas. Air membentuk kristal mirip es pada
16,7°C, sedikit di bawah suhu ruang.
Singkatan yang paling sering digunakan dan merupakan singkatan
resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc di mana Ac berarti
gugus asetil, CH 3C(=O). Pada konteks asam-basa, asam asetat juga
sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan
ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur
Aktinium (Ac).

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 33


f. Asam oksalat
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang
relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Anionnya, dikenal
sebagai oksalat juga agen sebagai pereduktor.
Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam
oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun
utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.

g. Asam benzoat
Asam benzoat, C7H6O 2 atau C6H5COOH, adalah padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling
sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan),
yang dahulu merupakan satu-
satunya sumber asam benzoat.
Asam lemah ini beserta garam
turunannya digunakan sebagai
pengawet makanan. Asam
benzoat adalah prekursor yang
penting dalam sintesis banyak
bahan-bahan kimia lainnya.
Asam benzoat pertama kali
ditemukan pada abad ke-16.
Asam benzoat dalam saus
Sumber: www.googleimages.com
Distilasi kering getah kemenyan
pertama kali dideskripsikan oleh
Nostradamus (1556), dan selanjutnya oleh Alexius Pedemontanus (1560)
dan Blaise de Vigenère (1596).
Justus von Liebig dan Friedrich Wöhler berhasil menentukan struktur
asam benzoat pada tahun 1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam
hipurat berhubungan dengan asam benzoat.
Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat
memiliki aktivitas anti jamur.

34 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklorida
(triklorometil benzena) dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan
besi sebagai katalis. Kalsium benzoat yang dihasilkan kemudian diubah
menjadi asam benzoat dengan menggunakan asam klorida. Produk proses
ini mengandung turunan asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah
yang signifikan.
Asam benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga
sintesis laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk
tujuan pedagogi. Ia umumnya diajarkan kepada mahasiswa universitas.
Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan
rekristalisasi dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air
panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran penggunaan pelarut
organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman. Pelarut lainnya
yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan
campuran etanol dan air.
Oleh karena itu, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi
manusia didapatkan dari distilasi getah kemenyan. Pada zaman sekarang,
asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi diproduksi secara sintetik.

h. Asam sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai
menambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam
biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam
sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga
ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat
digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 35


Asam sitrat terdapat dalam buah-buahan genus sitrus ( jeruk jerukan)
Sumber: www.wikipedia.org

Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin
pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi
cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan.
Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330.
Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan
logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan.
Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH
dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan
untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi
sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat
dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan
untuk keperluan tersebut, sementara asam
sitrat tidak.
Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada
es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-
gelembung lemak.
Dalam resep makanan, asam sitrat dapat
digunakan sebagai pengganti sari jeruk. Asam
sitrat dikategorikan aman digunakan pada
Asam sitrat
Sumber: www.wikipedia.Org

36 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan
internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis
makhluk hidup, kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan
dihilangkan dari tubuh.

i. Asam tartrat
Asam tartrat adalah suatu senyawa kimia organik yang mempunyai
struktur kimia dan sifat fisika dan kimia. Perlu diketahui, asam ini memiliki
derivat/turunan asam pula.

2. Jenis asam anorganik


a. Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat atau accuzuur dapat digunakan untuk larutan elektrolit
yang menghasilkan arus listrik. Cairan ini dipakai untuk cairan aki motor
maupun mobil.
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan
nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk
pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak.
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada
konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata,
saluran pernafasan, dan membran mukosa yang
parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah
paparan, walaupun terdapat risiko edema paru
apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada
konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan
Asam sulfat pada
kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya
accu mobil atau motor.
Sumber: www.tradenote.net

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 37


dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran
pernafasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan paparan yang
diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa
penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan
degenarasi gabungan subakut.

b. Asam klorida (HCl)


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen dan gas klorida.
Asam klorida bersifat adalah asam kuat dan merupakan komponen utama
dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam
industri. Asam klorida harus ditangani dengan sangat hati-hati karena
merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering
digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh kimiawan Persia Abu
Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan
sepanjang abad pertengahan oleh kimiawan dalam pencariannya mencari
batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk
Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia
modern.
Sejak revolusi industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan
digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia
organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk
poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi
penggunaan dalam pembersih rumah, produksi
gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20
juta ton gas HCl diproduksi setiap
tahunnya.

Senyawa kimia organik seperti vinil


klorida untuk plastik PVC dan MDI/
TDI untuk poliuretana.
Sumber:
www.dannyprijadi.files.wordpress.com

38 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


c. Asam nitrat
Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang
tak berwarna dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan
luka bakar. Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari
86% disebut sebagai asam nitrat berasap dan dapat dibagi menjadi dua
jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap
merah.
Asam nitrat dibuat dengan mencampur nitrogen dioksida (NO2) dengan
air. Menghasilkan asam nitrat yang sangat murni biasanya melibatkan
distilasi dengan asam sulfat, karena asam nitrat membentuk sebuah
azeotrop dengan air dengan komposisi 68% asam nitrat dan 32% air. Asam
nitrat kualitas komersial biasanya memiliki konsentrasi antara 52% dan
68% asam nitrat. Produksi komersial dari asam nitrat melalui proses
Ostwald yang ditemukan oleh Wilhelm Ostwald.
Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi dengan
hebat dengan sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat
bersifat eksplosif. Produk akhirnya bisa bervariasi tergantung pada
konsentrasi asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua
logam kecuali deret logam mulia dan aloi
tertentu. Karakteristik ini membuat
asam nitrat menjadi agen yang
umumnya digunakan dalam uji asam.
Sebagai kaidah yang umum, reaksi
oksidasi utamanya terjadi dengan asam
pekat, memfavoritkan pembentukan
nitrogen dioksida (NO2).

Asam nitrat dapat menyebabkan


luka bakar
Sumber: www.amazingrust.com

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 39


Cu + 4H+ + 2NO3 → Cu+2 + 2NO2 + 2H2O

Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer,


diikuti dengan pembentukan nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.

3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O

Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk.


Hanya magnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan
asam nitrat dingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen:

Mg(s) + 2HNO3(aq) → Mg(NO3)2(aq) + H2(g)

Asam nitrat mampu menyerang dan melarutkan semua logam yang


ada pada tabel periodik, kecuali emas dan platina.
Kendati kromium (Cr), besi (Fe), dan aluminium (Al) akan terlarut
dalam asam nitrat yang encer, asam pekat akan membentuk sebuah
lapisan logam oksida yang melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Hal
ini disebut dengan pemasifan. Konsentrasi pemasifan yang umum berkisar
dari 18% sampai 22% berat.

B. Basa di Lingkungan Kita


Basa dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah ion OH - yang
dilepaskannya dan kekuatannya. Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan di
dalam larutannya. Basa dibagi menjadi basa monohidroksi dan basa
polihidroksi. Basa monohidroksi yaitu basa yang melepaskan satu ion OH-
dalam larutannya, sedangkan basa polihidroksi yaitu basa yang
melepaskan lebih dari satu ion OH- dalam larutannya. Yang termasuk
kelompok basa poli hidroksida di antaranya aluminium hidroksida, mag-
nesium hidroksida, barium hidroksida, stronsium hidroksida, seng
hidroksida, besi(II) hidroksida, besi (III) hidroksida.
Adapun basa monohidroksi antara lain litium hidroksida, natrium
hidroksida, kalium hidroksida.

40 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


1. Kelompok basa polihidroksida
a. Aluminium hidroksida
Alumunium hidroksida merupakan senyawa yang banyak digunakan
sebagai komponen dalam antasida. Aluminium hidroksida menetralkan
asam klorida, juga dapat mengikat sebagian asam klorida secara adsorptif.
Disisi lain, aluminium hidroksida dapat menyebabkan terjadinya interaksi,
yaitu obat yang diberikan dalam waktu bersamaan akan diadsorpsi dalam
kadar tertentu. Hal ini dapat menyebabkan adsorpsi obat tersebut
berkurang dan menurunkan bioavailabilitasnya.

Alumunium hidroksida sebagai


senyawa untuk obat Antasida.
Sumber: www.upload.ecvv.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu


penggunaan antasida terhadap bioavailabilitas teofilin. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan kelinci jantan. Uji dilakukan secara invivo
dengan perlakuan sebagai berikut : perlakuan I aluminium hidroksida 35
mg/kg BB diberikan 2 jam sebelum pemberian teofilin 25 mg/kg BB;
perlakuan II aluminium hidroksida 35 mg/kg BB diberikan bersama
dengan teofilin 25 mg/kg BB dan perlakuan III aluminium hidroksida 35
mg/kg BB diberikan 2 jam sesudah pemberian teofilin 25 mg/kg BB. Kadar
teofilin ditentukan dengan menggunakan KCKT.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bioavailabilitas teofilin menurun
apabila antasida diberikan bersamaan dengan teofilin secara bermakna
(P>0,05). Pemberian antasida dengan selang waktu dua jam dengan
pemberian teofilin tidak menunjukan perbedaan bioavailabilitas teofilin
yang bermakna (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 41


b. Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
Ca(OH)2. Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk
putih. Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO)
dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui
pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium
hidroksia (NaOH).
Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime,
atau hydrated lime (kapur yang di airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah
portlandite, karena senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan
semen Portland. Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air
disebut juga milk of lime (Bahasa
Inggris:milk=susu, lime=kapur).
Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur
dan merupakan basa dengan kekuatan
sedang. Larutan tersebut bereaksi
hebat dengan berbagai asam, dan
bereaksi dengan banyak logam dengan
adanya air. Larutan tersebut menjadi
keruh bila dilewatkan karbon dioksida, Kalsium hidroksida
Sumber: www.wikipedia.org
karena mengendapnya kalsium
karbonat. Pada suhu 512°C, kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium
oksida dan air.

c. Barium hidroksida
Barium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus Ba(OH)2 .
Barium hidroksida dikenal juga sebagai barta, dan merupakan salah satu
senyawa utama barium. Barium hidroksida berbentuk granular putih
monohidrat adalah bentuk komersial biasa.
Barium hidroksida digunakan sebagai aditif dalam termoplastik
(seperti fenolik resin), rayon dan PVC stabilizer untuk tambahan bahan
plastik. Materi ini digunakan sebagai tujuan umum aditif untuk pelumas

42 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


dan gemuk. Aplikasi industri lainnya untuk barium hidroksida termasuk
gula fabrikasi, manufaktur sabun, lemak saponifikasi, sekering dari silikat
dan sintesis kimia senyawa barium lainnya dan senyawa organik.

Oli untuk pelumas mesin.


Sumber:
www.cleanoise.wordpress.com

Barium hidroksida digunakan dalam kimia analitik untuk titrasi dari


asam lemah, terutama asam-asam organik. Larutan yang jelas dijamin
bebas dari karbonat, tidak seperti asam organik natrium hidroksida dan
kalium hidroksida, seperti barium karbonat yang tidak larut dalam air.
Hal ini memungkinkan penggunaan indikator seperti fenolftalein atau
timolftalein (dengan perubahan warna basa) tanpa risiko kesalahan titrasi
karena adanya dasar lemah karbonation.
Barium hidroksida digunakan dalam sintesis organik sebagai basa kuat,
misalnya untuk hidrolisis ester dan nitril.

d. Stronsium hidroksida.
Strontium hidroksida, (Sr (OH)2) adalah kaustik alkali yang terdiri dari
satu ion strontium dan dua ion hidroksida. Hal ini disintesis dengan
menggabungkan sebuah garam strontium dengan basa kuat.
Strontium hidroksida digunakan terutama dalam pemurnian gula bit
dan sebagai stabilisator dalam plastik. Ini dapat digunakan sebagai sumber
ion strontium ketika klorin dari strontium klorida yang tidak diinginkan.
Strontium hidroksida menyerap karbondioksida dari udara untuk
membentuk strontium karbonat.
Strontium hidroksida berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi
bagi kulit, mata, dan pernapasan. Stratium hidroksida berbahaya jika tertelan.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 43


e. Seng hidroksida
Seng hidroksida (Zn(OH)2) adalah basa anorganik senyawa kimia.
Seperti hidroksida logam lain, yaitu timah, aluminium, timah, dan kromium.
Seng hidroksida, bersifat amfoter. Jadi, akan mudah larut dalam larutan
encer dari asam kuat seperti HCl, dan juga dalam larutan basa seperti
natrium hidroksida.
Ini dapat dipersiapkan dengan menambahkan larutan natrium
hidroksida namun tidak berlebihan, untuk larutan garam seng apapun.
Endapan putih akan terlihat: Zn 2 + + 2 OH - → Zn (OH)2.
Jika natrium hidroksida berlebih ditambahkan, endapan hidroksida seng
akan larut membentuk larutan yang tidak berwarna zinkat ion:
Zn (OH) 2 + 2OH - → Zn (OH) 4 2 -.
Properti ini dapat digunakan sebagai tes untuk ion seng dalam larutan,
tetapi tidak eksklusif karena memimpin senyawa aluminium dan berperilaku
dalam cara yang sangat mirip. Tidak seperti aluminium hidroksida dan timah,
seng juga hidroksida dilarutkan dalam berair amonia untuk membentuk
larutan berwarna, larut air ammine kompleks.
Salah satu penggunaan utama adalah sebagai penyerap dalam bedah
dressing.

f. Besi(II)hidroksida
Besi(II)hidroksida adalah senyawa dihasilkan ketika Fe 2+, dari senyawa
seperti besi(II)sulfat bereaksi dengan ion hidroksida. Besi(II)hidroksida
sendiri adalah praktis putih, tapi bahkan jejak oksigen memberi itu dengan
nada kehijauan. Jika solusi ini tidak terdeoksigenasi dan besi berkurang,
presipitat dapat bervariasi dalam warna mulai dari hijau menjadi coklat
kemerahan tergantung pada besi (III) konten. Ini presipitat juga dikenal
sebagai “hijau karat” di kisi-kisi kristal yang ion Fe 2 + dapat dengan mudah
digantikan oleh ion Fe 3 + yang dihasilkan oleh progresif oksidasi. Dalam
kehadiran oksigen perubahan warna dengan cepat. Hijau karat adalah cara
yang ampuh mengurangi agen dan juga sebuah lapisan ganda hidroksida
(LDH) mampu mengasorb anion karena kehadiran positif muatan listrik

44 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


ditanggung di permukaannya. Bentuk yang mineralogi karat hijau baru-
baru ini ditemukan adalah fougerite. Semua bentuk karat hijau (termasuk
fougerite) tidak sesuai ideal Fe (OH)2 senyawa, sebagai struktur yang lebih
kompleks dan variabel.

g. Besi(III)hidroksida
Sejumlah spesies yang disebut besi(III)oksida-hidroksida. Zat kimia ini
oksida - hidroksida dari besi, dan dapat terjadi di anhidrat (FeO(OH)) atau
terhidrasi (FeO(OH). n H2O) bentuk. The monohidrat (FeO(OH). H2O)
mungkin yang dapat digambarkan sebagai besi (III) hidroksida (Fe (OH) 3),
dan juga dikenal sebagai oksida besi terhidrasi atau oksida besi kuning.
Besi(III)oksida-hidroksida terjadi secara alami sebagai mineral goethite
(Nomor CAS [20344-49-4]), akaganéite (jarang ditemukan dalam meteorit
cuaca), lepidocrocite dan feroxyhyte, serta siderogel dan limonit, yang
merupakan umumnya ditemukan campuran terutama goethite, lepidocrocite,
kuarsa dan mineral lempung. Goethite dan lepidocrocite, baik mengkristal dalam
sistem ortorombik, adalah bentuk paling umum besi(III)oksida-hidroksida dan
mineral yang paling penting pembawa zat besi dalam tanah. Mineral ferrihydrite,
juga merupakan konstituen tanah, adalah senyawa terkait.
Oksida besi kuning (CAS [51274-00-1]) digunakan sebagai pigmen,
misalnya. Pigment Yellow CI 42 atau 77.492. Pigmen Kuning 42 adalah
Food and Drug Administration (FDA) telah disetujui untuk digunakan dalam
kosmetik dan digunakan dalam beberapa tato tinta. Bahan padat warna
berkisar dari kuning sampai coklat gelap hingga hitam. Dengan tingkat
resiko dan keselamatan frasa yang R36 R37 R38 S26 S36.
Besi oksidahidroksida digunakan dalam akuarium air perawatan
sebagai fosfat binder.

2. Kelompok basa monohidroksida


a. Litium hidroksida
Lithium hidroksida digunakan dalam karbondioksida scrubber untuk
pemurnian gas dan udara. Basa ini digunakan sebagai media perpindahan
panas, sebagai penyimpanan baterai elektrolit, dan sebagai katalis untuk

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 45


polimerisasi. Hal ini juga digunakan dalam keramik, manufaktur senyawa
litium lainnya, dan esterifikasi khusus untuk Lithium Stearate (yang
digunakan sebagai pelumas tujuan umum lemak karena resistensi yang
tinggi terhadap air dan sangat berguna pada kedua suhu tinggi dan rendah).
Lithium hidroksida (isotopically diperkaya dalam lithium-7) digunakan
untuk alkalize reaktor pendingin dalam reaktor air bertekanan untuk
pengendalian korosi.

b. Natrium hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa
dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun
dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia.

Natrium hidroksida sebagai


basa dalam proses
pembuatan bubur kertas
Sumber:
www.kertas.wb3.itrademarket.com

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam


bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat
lembab cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara
bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan
NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak

46 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


larut dalam dietileter dan pelarut nonpolar lainnya. Larutan natrium
hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

c. Kalium hidroksida
Kalium hidroksida adalah senyawa anorganik dengan rumus KOH.
Seiring dengan natrium hidroksida, padat berwarna ini adalah prototipe
“basa kuat”. Kebanyakan aplikasi mengeksploitasi reaktivitas terhadap
asam dan bersifat korosif. Pada tahun 2005, diperkirakan 700.000
hingga 800.000 ton yang diproduksi. KOH dicatat sebagai pendahulu
untuk paling lembut dan sabun cair juga banyak mengandung bahan
kimia potasium.
Kalium hidroksida dapat ditemukan dalam bentuk murni dengan
mereaksikan natrium kalium hidroksida dengan kotor. Kalium hidroksida
biasanya dijual sebagai pelet tembus, yang akan menjadi norak di udara karena
KOH adalah higroskopik. Akibatnya, KOH biasanya mengandung air dalam
jumlah yang bervariasi (dan juga karbonat, lihat di bawah). Pembubaran dalam
air sangat eksotermik, yang berarti proses bercabang panas signifikan.
Larutan terkonsentrasi kadang-kadang disebut kalium lyes. Even at high tem.
Bahkan pada temperatur tinggi, KOH padat tidak mudah dehidrasi.

C. Garam di Lingkungan kita


Garam dapat dikelompokkan berdasarkan sifat asam basa dan
kelarutannya. Garam ada yang bersifat asam, basa dan netral. Sifat asam
basa suatu garam tergantung pada jenis asam basa pembentuknya.
Beberapa senyawa garam banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, contohnya di bidang pertanian, kedokteran, farmasi, industri
makanan, dan lain-lain. Macam-macam jenis senyawa garam antara lain.

1. Amonium sulfat

Amonium sulfat digunakan terutama sebagai bahan pupuk buatan


untuk alkali tanah. Pada tanah sulfat ion yang dilepaskan dan bentuk-
bentuk bisulfate, menurunkan pH keseimbangan dari tanah (seperti halnya

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 47


senyawa sulfat lain seperti aluminium sulfat), dengan kontribusi penting
nitrogen untuk pertumbuhan tanaman.
Suatu campuran gas amonia dan uap air dimasukkan ke dalam reaktor
yang berisi larutan jenuh amonium sulfat dan sekitar 2 sampai 4% dari asam
sulfat bebas pada 60°C. Asam sulfat pekat ditambahkan untuk menjaga
larutan asam, dan untuk mempertahankan tingkat asam bebas. Reaksi panas
membuat reaktor suhu pada 60°C membentuk berbedak garam.
Amonium sulfat juga dibuat dari gipsum (CaSo4.2H2O). Berbentuk halus
yang terpisah gipsum ditambahkan ke amonium karbonat solusi. Kalsium
karbonat mengendap keluar, meninggalkan amonium sulfat dalam larutan.

Amonium sulfat
Sumber:
www.made-in-china.com

Amonium sulfat, amonium nitrat dan amonium nitrat kalsium dapat


dibuat bahan peledak. Tetapi ada pelarangan dari Divisi Malakand-terdiri
dari Dir, Swat, Chitral dan Malakand distrik di Provinsi North West Frontier
(NWFP) di Pakistan, oleh pemerintah NWFP , setelah melaporkan bahwa
bahan kimia yang digunakan oleh militan untuk membuat bahan peledak.
Pada Januari 2010, zat ini juga dilarang di Afghanistan untuk alasan yang
sama.

2. Amonium nitrat
Para senyawa kimia amonium nitrat, maka nitrat dari amonia dengan
rumus kimia NH4NO3, merupakan padatan kristal putih pada suhu kamar
dan tekanan standar. Hal ini biasanya digunakan dalam pertanian sebagai
nitrogen tinggi pupuk, dan juga telah digunakan sebagai agen pengoksidasi
dalam bahan peledak, termasuk alat peledak improvisasi. Ini adalah
komponen utama ANFO, yaitu ledakan yang sangat populer.

48 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


Amonium nitrat digunakan dalam kemasan dingin, sebagai hydrating
garam adalah endotermik proses.

Pupuk NPK Bahan peledak


Sumber: wwwimg.alibaba.com Sumber: www.nitro.t2i.info

3. Natrium klorida (NaCl)

Garam ini memiliki rumus kimia NaCl, atau natrium klorida. Natrium
(sodium) merupakan mineral yang amat penting untuk menjaga
keseimbangan asam-basa. Natrium klorida, dikenal juga dengan garam
dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Senyawa
ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen
utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu
dan pengawet makanan.
Natrium juga bisa mengontrol tekanan osmotik cairan, terutama
dalam serum darah dan di luar sel (ekstraseluler).
Keseimbangan asambasa dalam serum darah harus terjaga agar setiap
organ tubuh bisa menjalankan tugasnya. Jika derajat keasaman (pH) tidak
seimbang, misalnya terlalu asam atau
terlalu basa, mineral tertentu akan mudah
mengendap.
Hal ini bisa mengakibatkan pem-
bentukan batu ginjal, endapan asam urat
pada persendian, dan lain-lain.
Garam dapur
Sumber: www.tradenote.net

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 49


Darah mengandung 0,9 persen NaCI. Manusia memerlukan sekitar
200-500 mg natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah
agar tetap normal, sehingga tubuh tetap sehat. Natrium juga penting untuk
fungsi otot dan syaraf.
Kekurangan natrium sering dihubungkan dengan berbagai gangguan
kesehatan seperti keram otot (cramping), lemas, sering lelah (fatigue),
kehilangan selera makan, penurunan daya ingat, daya tahan terhadap
infeksi menurun, luka sulit sembuh, gangguan penglihatan, rambut tak
sehat dengan ujung terbelah, dan bercak-bercak putih di kuku.
Di sinilah arti penting garam terhadap tubuh manusia. Tetapi konsumsi
garam berlebihan juga bisa berakibat fatal. Sebab natrium bekerja menahan
air di dalam tubuh, sehingga volume darah yang beredar pun bakal meningkat.
Peningkatan volume darah akan meningkatkan tekanan pada dinding
pembuluh darah. Dan inilah yang disebut hipertensi (tekanan darah tinggi).
Hipertensi dapat berefek luas terhadap kesehatan. Sehingga dapat
berakibat timbulnya gangguan jantung, maupun stroke, dan sebagainya.

4. Kalsium sulfat
Kalsium sulfat adalah adalah yang umum terdapat laboratorium dan
industri kimia. Fungsinya dapat digunakan sebagai pengering. Hal ini
juga digunakan sebagai koagulan dalam produk seperti tahu. Dalam
keadaan alami, mentah kalsium sulfat, kristalin batu putih. Ketika dijual
sebagai warna yang menunjukkan di bawah nama varian Drierite, tampak
biru atau merah muda karena pengambilan dengan kobalt klorida, yang
berfungsi sebagai indikator kelembaban.

5. Tembaga sulfat
Tembaga (II) sulfat adalah senyawa
kimia dengan rumus CuSO4. Ini garam ada
sebagai serangkaian senyawa yang ber-
beda dalam derajat hidrasi. Tembaga sulfat

Kalsium sulfat
Sumber: www.tradenote.net

50 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


anhidrat bentuk hijau pucat atau abu-abu-putih bubuk, sedangkan
pentahdrate (CuSO4. 5H2O), yang paling sering ditemui garam adalah biru
cerah.
Tembaga sulfat pentahidrate adalah fungisida. Dicampur dengan
kapur itu disebut bordeaux campuran dan digunakan untuk mengendalikan
jamur pada buah anggur, melon, dan berry lainnya. Penerapan lain adalah
senyawa Cheshunt, campuran tembaga sulfat dan amonium karbonat yang
digunakan dalam hortikultura untuk mencegah damping off dalam bibit.
Penggunaannya sebagai herbisida bukanlah pertanian, tapi bukannya
untuk mengendalikan invasif air tanaman dan akar tanaman di dekat pipa
yang berisi air. Digunakan dalam kolam renang sebagai algaecide. Suatu
larutan encer dari tembaga sulfat digunakan untuk mengobati akuarium
ikan untuk infeksi parasit dan juga digunakan untuk menghilangkan siput
dari akuarium.

6. Magnesium sulfat
Magnesium sulfat adalah senyawa kimia yang mengandung magnesium,
belerang dan oksigen, dengan rumus kimia MgSO4. .
Dalam pertanian dan berkebun, magnesium sulfat digunakan untuk
memperbaiki kekurangan magnesium dalam tanah karena magnesium
merupakan elemen penting dalam klorofil molekul. Hal ini paling sering
diterapkan untuk pot tanaman, atau untuk magnesium bagi tanaman, seperti
kentang, mawar, tomat, paprika dan ganja. Keuntungan lain magnesium
sulfat atas tanah amandemen (seperti dolomitic kapur) adalah tinggi
kelarutan.
Magnesium sulfat digunakan dalam garam mandi, terutama di
pengapungan terapi dimana konsentrasi tinggi menaikkan air mandi
gravitasi tertentu, secara efektif membuat tubuh lebih ringan. Secara
tradisional, juga digunakan untuk menyiapkan kaki mandi, dimaksudkan
untuk menenangkan sakit kaki. Magnesium sulfat juga dapat diserap ke
dalam kulit, mengurangi peradangan. Hal ini juga kadang-kadang
ditemukan dalam botol air mineral, dan kadang-kadang sesuai dengan yang

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 51


tercantum dalam isi daripadanya.
Mungkin juga dapat digunakan
sebagai koagulan untuk membuat
tahu.

7. Kalium klorida
Sebagian besar kalium klorida
yang dihasilkan digunakan untuk
membuat pupuk, karena per-
tumbuhan dari banyak tanaman
Herbisida
dibatasi oleh asupan kalium mereka. Sumber:
Sebagai kimia bahan baku, kalium www.product-image.tradeindia.com
klorida digunakan untuk pembuatan dari kalium hidroksida dan kalium
logam. Hal ini juga digunakan dalam pengobatan, ilmiah aplikasi,
pengolahan makanan, dan sebagai pengganti bebas natrium untuk garam
meja (natrium klorida).
Kalium klorida digunakan sebagai sepertiga dari tiga kombinasi obat
suntikan mematikan. Selain itu, kalium klorida juga digunakan (meskipun
jarang) di gabung intracardiac janin suntikan di kedua dan ketiga trimes-
ter akibat aborsi.
Kalium klorida ini pernah digunakan sebagai agen pemadam
kebakaran, digunakan untuk mendorong portabel dan alat pemadam
kebakaran. Dikenal sebagai Super-K kimia kering, itu lebih efektif daripada
natrium bikarbonat berbasis bahan kimia
kering dan kompatibel dengan busa protein.
Agen ini jatuh dari nikmat dengan pengenalan
kalium bikarbonat (Purple-K) kimia kering
pada akhir 1960-an, yang jauh lebih sedikit
korosif dan lebih efektif.
Kalium klorida juga telah digunakan untuk
menciptakan paket panas yang mem-
Magnesium sulfat
Sumber: pekerjakan eksotermik reaksi kimia, tetapi ini
www.anhydrous.g.astik.com

52 Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita


tidak lagi diciptakan karena lebih murah dan metode yang lebih efisien
seperti oksidasi logam ( ‘Hot Hands’, satu kali menggunakan produk) atau
kristalisasi dari natrium asetat (beberapa menggunakan produk).
Kalium klorida digunakan sebagai scotophor dengan penetapan P10
dalam jejak gelap CRT, misalnya dalam Skiatron.

8. Kalsium karbonat ( CaCO3)


Kalsium Karbonat atau kalsit sebagai bahan untuk membuat cat dan
bahan karet.

9. Kalium nitrat (KNO3)


Kalium nitrat adalah zat padat tidak berwarna jika dicampur dengan
arang dan sedikit belerang akan menjadi bubuk mesiu yang dapat dipakai
sabagai bahan peledak.

10. Kalium karbonat (K2CO3)


Kalium karbonat dalam perdaganagan lebih dikenal dengan nama
potash. Potash dipakai sebagai bahan pembuatan gelas, bahan celup, dan
beberapa jenis sabun.

11. Natrium fosfat (Na3 PO4)


Natrium fosfat dalam perdagangan disebut TSP, sebagai salah satu
bahan pembuatan detergen.

12. Amonium klorida (NH4Cl)


Amonium atau disebut salmoniak yang berguna untuk bahan
pembuatan baterai.

13. Natrium karbonat (baking soda) NaHCO3


Bubuk baking soda digunakan sebagai pengembang bahan roti, dan
penambah rasa.

Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita 53


B
a
g
i
a
6
n

Asam, Basa, dan Garam


yang Merugikan
Bahan kimia telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Zat kimia
yang sering kita gunakan antara lain asam, basa, dan garam. Zat asam,
basa, dan garam di samping memiliki manfaat dalam kehidupan kita, juga
memiliki dampak yang merugikan. Dampak yang ditimbulkan dapat
mengenai tubuh kita maupun lingkungan di sekitar kita.
Berikut ini beberapa kerugian yang ditimbulkan karena zat asam, basa,
dan garam.

A. Hujan Asam
Gas-gas sisa, baik yang berasal dari kendaraan bermotor atau pabrik,
mengandung gas belerangdioksida dan nitrogenoksida. Gas-gas ini dilepas
ke udara sehingga menimbulkan polusi. Gas-gas tersebut juga larut dalam
titik-titik air di awan sehingga membentuk larutan asam sulfat dan asam
nitrat. Ketika terjadi hujan, larutan-larutan ini bercampur dan turun
bersama hujan. Inilah yang dinamakan dengan hujan asam.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan
manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak
bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan
gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam.
Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya

54 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


melalui reaksi katalitis dan fotokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup
banyak dan kompleks.
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang
ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan
ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan
biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikit spesies
yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan mahkluk yang
pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Yang terjadi jika di danau
memiliki pH di bawah 5 lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu
kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk
tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang
akan bercampur di dalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh
tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun
berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan
dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan
untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat
mengurangi tingkat keasaman.
Berdasarkan hasil penelitian, sulfurdioksida yang dihasilkan oleh hujan
asam juga dapat bereaksi secara kimia di dalam udara, dengan
terbentuknya partikel halus sufhate, yang mana partikel halus ini akan
mengikat dalam paru-paru
yang akan menyebabkan
penyakit pernapasan.
Selain itu juga dapat

Hujan asam menyebabkan


rusaknya hutan pinus
Sumber: www.wikipedia.org

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita 55


mempertinggi risiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat
mengalami kontak langsung dengan kulit.
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari
beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada
dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada
bangunan tua serta monumen termasuk candi dan patung. Hujan asam
dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat
kristal semakin banyak akan merusak batuan.

B. Efek negatif dari sabun deterjen


Deterjen adalah senyawa organik, yang memiliki dua kutub dan
bersifat nonpolar. Ada tiga jenis detergen yaitu anionik, kationik, dan
nonionik. Anionik dan permanen kationik memiliki muatan negatif dan
positif yang melekat pada nonpolar (hidrofobik) CC rantai. Ada dua jenis
karakteristik detergen yang berbeda yaitu fosfat detergen dan surfaktan
detergen. Pada umumnya detergen yang mengandung fosfat akan terasa
panas di tangan, sedangkan surfaktan adalah jenis detergen yang sangat
beracun. Perbedaan kedua jenis detergen itu adalah detergen surfaktan
lebih berbusa dan bersifat emulsifying detergen. Disisi lain fosfat detergen
adalah detergen yang membantu menghentikan kotoran dalam air.
Detergen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air.
Bahan kimia organik seperti pestisida dan fenol akan mudah diserap oleh
ikan, dengan konsentrasi deterjen hanya 2 ppm dapat diserap ikan dua
kali lipat dari jumlah bahan kimia lainnya.
Detergen juga memberi efek negatif
bagi biota air. Fosfat dalam detergen dapat
memicu ganggang air tawar bunga untuk

Bubuk deterjen
Sumber: www.wikipedia.org

56 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


melepaskan racun dan menguras oksigen di perairan. Ketika ganggang
membusuk, mereka menggunakan oksigen yang tersedia untuk
mempertahankan hidupnya.

C. Efek negatif dari senyawa Gram


1. Kalium nitrit
Keracunan nitrat merupakan masalah utama pada ternak ruminansia.
Keracunan disebabkan ternak mengkonsumsi hijau-hijauan yang
mengandung nitrat tinggi akibat pemupukan. Di dalam rumen, nitrat akan
direduksi menjadi nitrit yang toksik. Jika diabsorpsi darah, nitrit akan
mengubah pembentukan Hb (Fe2+) menjadi MetHb (Fe3+) dalam darah.
Nitrit-nitrit yang menyebabkan keracunan pada ternak berasal dari
tanaman atau hijau-hijauan pakan serta air minum yang tercemar nitrat.
Pemberian pupuk amonium nitrat dan kalium nitrat pada tanaman yang
memiliki sifat sebagai akumulator nitrat, akan meningkatkan kandungan
nitrat dalam tanaman tersebut. Kedua jenis pupuk N tersebut mempunyai
efek akumulasi nitrat yang lebih besar dibandingkan dengan pupuk
amonium sulfat atau urea.
Kasus keracunan nitrat pada ruminansia dan hewan lainnya umumnya
disebabkan ternak mengkonsumsi hijau-hijauan yang mengandung nitrat
tinggi, disamping peternak belum mengetahui saat yang tepat untuk
memotong hijau-hijauan setelah dipupuk N. Hal ini dapat dilihat pada
beberapa kasus keracunan nitrat nitrit di beberapa daerah di Indonesia.

2. Garam fosfat (Bleng)


Garam fosfat (bleng) merupakan larutan garam fosfat, berbentuk
kristal, dan berwarna kekuning-kuningan. Bleng banyak mengandung
unsur boron dan beberapa mineral lainnya. Penambahan bleng selain
sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga
untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma
dan rasa yang khas.

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita 57


Di samping manfaat tersebut di atas, bleng juga banyak merugikan
bagi kesehatan. Kandungan bleng (borax) dalam makanan seperti bakso,
mie, krupuk, sosis dan lain-lain berpotensi menyebabkan gangguan
kesehatan seperti kanker paru-paru, gangguan pada otak, hati, dan kulit.
Untuk mengurangi bahaya yang berdampak pada kesehatan telah
ditetapkan aturan pemakaian sebagai bahan pengawet maksimal sebanyak
20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung dalam adonan
setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu kemudian
cairannya dicampurkan dalam adonan.

4. Garam natrium
Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang
melalui air kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium
yang dibuang dalam air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh
sedikit bervariasi dari hari ke hari. Suatu gangguan keseimbangan antara
asupan dan pengeluaran natrium akan memengaruhi jumlah total natrium
di dalam tubuh. Perubahan jumlah total natrium sangat berkaitan erat
dengan perubahan jumlah cairan dalam tubuh.
Kehilangan natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium
darah menurun tetapi menyebabkan volume darah menurun. Jika volume
darah menurun, tekanan darah akan turun, denyut jantung akan meningkat,
pusing dan kadang-kadang terjadi syok.
Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium
di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di
sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya edema
ini adalah pembengkakan kaki dipergelangan kaki dan tungkai bawah.

58 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita


GLOSARIUM

Asam : acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Asam monoprotik : asam yang tiap molukelnya dapat melepaskan
sebuah ion hidrogen.
Asam poliprotik : asam yang tiap molukelnya dapat melepaskan dua
atau lebih ion hidrogen.
Asam : senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H + (ion hidrogen).
Asidulan : zat yang memberi rasa asam pada makanan.
Amfoter : suatu senyawa yang bersifat asam atau basa bergantung pada
keadaan lingkungan.
Basa (alkali) : berasal dari bahasa Arab alquili yang berarti abu. Larutan
Basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa : senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
OH-(ion hidroksida).
Elektrolit : Bahan yang menghantarkan arus elektrik karena terjadi
perpindahan kalor.
Hidrolisis : reaksi kimia antara air dan suatu zat lain yang menghasilkan
satu zat baru atau lebih.
Kertas lakmus : kertas yang mengandung azolithim untuk menguji asam
basa.
Proton : inti atom netral (molekul) memperoleh muatan negatif atau
positif.
Garam : adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.

Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita 59


Daftar Pustaka

Carolin Beattie, Helen Dowling, Linda Hertin. 2004. Science Encyclopedia.


DK. Publishing. Inc. Singapore.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ensiklopedi Indonesia. 1984. Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve.
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Ensiklopedi Umum. 1977. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Grolier International. 1990. Ilmu Pengetahuan Populer 4. Jakarta:
Widyadara.
Newmark, A. 1997. Jendela Iptek-Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sri Rahmini, dkk. 2005. Sains Kimia. Aneka Ilmu.
Winarsih, Ani, dkk. 2008. IPA Terpadu VII. Pusat Perbukuan.
Winarno, F.G. dkk. Rahman. 1974. Perkembangan Ilmu teknologi pangan.
Bogor: Fakultas Mekanisme dan Teknologi Hasil Pertanian - Institut
Pertanian Bogor.
http//www.wikimedia.org
http//www.kimia.upi.edu.utama.bahanaja.kuliah.
http//www.id.wikipedia.org.wiki.
http//www.indonetwork.co.id
http//www.klikdokter.com
http//www.1.bp.blogspot.com
http//www.files wordpress.com
http//www.ekaprimaagung.com
http//www.budiuzie.files.wordpress.com
http//www.upload.wikimedia.org

60 Asam, Basa, dan Garam Di Lingkungan Kita

Anda mungkin juga menyukai