Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL SKRIPSI

“ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER FLOW


CONDITIONER TIPE TUBE BUNDLE TERHADAP
PENURUNAN HEADLOSS PADA T-JOINT
DI AREA PUMP HEADER”

OLEH :
MUHAMAD ALIM
NIM 1805531001

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perpipaan merupakan sistem pendistribusian fluida yang banyak
diterapkan dari skala rumah tangga, industri hingga sistem pembangkit energi.
Tentunya metode pendistribusian fluida dengan sistem perpipaan ini sangat
memudahkan para penggunanya untuk dapat memindahkan fluida sesuai dengan
kebutuhannya. Sistem perpipaan sendiri juga berfungsi untuk menghubungkan
berbagai peralatan dalam suatu plant. Pada penerapannya terdapat banyak variasi atau
jenis sambungan dalam suatu sistem perpipaan seperti belokan (elbow), reducer, T-
Joint, valve dan jenis sambungan lainnya. Dengan banyaknya variasi sambungan yang
digunakan dalam suatu sistem perpipaan, tentunya diperlukan pertimbangan dalam
memilih jenis sambungan yang akan digunakan sehingga menghasilkan suatu sistem
perpipaan yang dapat bekerja secara optimal. Adanya sambungan pada sistem
perpipaan tersebut juga dapat menimbulkan masalah lain yang perlu diperhatikan
dalam merancang suatu sistem perpipaan, salah satu masalah yang kerap muncul
adalah terjadinya head losses pada sambungan pipa yang nantinya dapat
mengakibatkan penurunan tekanan (pressure drop) yang berakibat pada hilangnya
energi yang cukup besar pada aliran. Adanya penurunan tekanan yang cukup besar
dapat menyebabkan kavitasi dan getaran pada instalasi pipa bahkan bisa berdampak
kepada penurunan peforma dan rusaknya pompa.
Head losses dapat terbagi menjadi 2, yakni mayor losses dan minor losses.
Pada mayor losses berfokus pada menghitung kerugian yang disebabkan oleh gesekan
antara fluida dengan dinding pipa, pengujian yang dilakukan oleh (Silalahi, 2017)
menunjukkan bahwa dalam suatu sistem perpipaan diameter penampang pipa yang
digunakan berpengaruh terhadap head losses yang dihasilkan. Kemudian ada minor
losses yang merupakan losses yang timbul akibat adanya pemasangan sambungan
pada sistem perpipaan. Adanya pemasangan sambungan tersebut memiliki dampak
yang cukup signifikan terhadap nilai losses yang muncul. Menurut (Wahyudi, 2010)
belokan pipa pada dasarnya memang menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang
cukup besar, hal ini dikarenakan pada belokan terjadi permisahan aliran serta
turbulensi, dan kerugian pada belokan juga akan semakin meningkat dengan
bertambah besarnya sudut belokan. Tidak hanya pada belokan, pada area pertemuan
dua aliran pipa yang biasanya dipasang T-Joint juga dapat menyebabkan losses yang
terjadi karena aliran fluida mengalami perubahan arah dengan sudut yang tajam.
Pengujian oleh (Ningtyas, 2016) yang ingin menurunkan nilai losses pada area pump
header dilakukan dengan memvariasikan sudut T-Joint agar dapat mengurangi nilai
pressure drop pada instalasi perpipaan. Sehingga dengan adanya losses yang muncul
dalam sistem perpipaan, memang diperlukan adanya tindakan untuk dapat mengurangi
losses tersebut. Selain memvariasikan sudut sambungan, cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan memasang flow conditioner pada sistem perpipaan.
Flow conditioner adalah suatu alat yang dapat mengurangi gangguan-
gangguan yang terjadi pada aliran di suatu instalasi perpipaan sehingga dapat
mengurangi turbulensi (Wahyudi, 2010). Tube bundle adalah salah satu jenis flow
conditioner yang dapat digunakan untuk mengurangi losses pada sistem perpipaan.
Dimana tube bundle sendiri merupakan kumpulan tabung-tabung yang diikat menjadi
satu yang dipasang pada penampang melintang di dalam pipa. Pengujian oleh
(Wibowo, 2013) terhadap penurunan head losses pada belokan 180° dengan
menggunakan flow conditioner tipe tube bundle, dimana dari pengujian ini
didapatkan hasil bahwa pengaruh pemasangan tube bundle sebelum maupun sesudah
belokan 180° dapat menurunkan nilai kecepatan fluida yang diikuti dengan penurunan
head losses.
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, perlu dilakukan penelitian
lebih jauh tentang analisis penurunan head losses dengan pemasangan flow
conditioner tipe tube bundle pada sambungan T-Joint. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kerugian head pada area T-Joint yang kemudian nantinya
akan dibandingkan dengan pemasangan tube bundle pada area tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Mengacu pada penjelasan di latar belakang maka permasalahan yang dapat
dikaji untuk diselesaikan adalah sebagai berikut :
1.2.1 Seberapa besar nilai head losses pada area T-Joint di pump header ?
1.2.2 Bagaimana penurunan nilai headlosses pada area T-Joint di pump header
dengan pemasangan flow conditioner tipe tube bundle ?
1.2.3 Bagaimana pengaruh variasi diameter flow conditioner tipe tube bundle
terhadap penurunan nilai head losses pada area T-Joint di pump header ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada T-Joint di
area pump header sebelum dan setelah pemasangan tube bundle.
1.3.2 Mengetahui penurunan tekanan dengan penambahan variasi tube bundle 0,25
inchi dan tube bundle 0.5 inchi.
1.3.3 Mengetahui hubungan antara kecepatan dengan tekanan pada setiap titik
pengukuran.

1.4 Batasan Penelitian


Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan tidak meluas
pembahasannya, maka disusunlah batasan masalah dari penelitian ini, yakni :
1.4.1 Dalam penelitian ini tidak membahas mayor losses pada pipa.
1.4.2 Fluida yang digunakan pada penelitian ini adalah fluida air.
1.4.3 Pengujian pada penelitian ini hanya berfokus pada losses dia area T-Joint
sistem perpipaan.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Mencegah adanya penurunan tekanan (pressure drop) pada T-Joint di area
pump header.
1.5.2 Mencegah munculnya kavitasi dan kerusakan pada sistem perpipaan akibat
losses yang ditimbulkan.
BAB 3
ANALISIS DAN RANCANGAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode experimental,
dimana dilakukan pengujian terhadap penggunaan flow conditioner tipe tube bundle
terhadap penurunan nilai head losses pada sambungan T-Joint, yang terletak pada
area pump header yang merupakan daerah pertemuan 2 aliran fluida air.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Program Studi
Teknik Mesin Universitas Udayana dan waktu penelitian akan berlangsung selama 2
bulan dimulai dari bulan Maret-April.

3.3. Alat dan bahan Penelitian


3.3.1 Alat
Adapun alat pengujian untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) 2 Buah Pompa Air Dab Decker DB-125, dengan spesifikasi :
1. Daya listrik = 125W
2. Daya hisap = 9W
3. Daya dorong = 24m
b) Diameter pipa =1,5 inchi
c) Pipa PVC
d) 2 Buah Gate Valve
e) Manometer U
f) StopWatch
g) Flow meter
h) Tandon Air
3.3.2 Bahan
a) Fluida air
b) 1 Sambungan T-Joint
c) 2 Buah tube bundle diameter 0,25 inchi dan 0,5 inchi

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang ketentuan nilainya bisa divariasi yang
banyaknya sesuai dengan keinginan peneliti. Dalam penelitian ini variabel bebas yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a) Variasi kecepatan, dengan mengatur bukaan valve.
b) Variasi diameter flow conditoner .
c) Pengujian oleh (Wibowo, 2013) dilakukan pengambilan data terhadap
pemasangan flow conditioner tipe tube bundle sebanyak 5 kali dengan
memvariasikan posisi pemasangan tube bundle terhadap belokan pipa 180˚.
Sehingga agar pada pengujian ini didapat data dan pengujian yang valid serta
memiliki landasan, maka nantinya dilakukan pengujian variasi pengambilan
data sebanyak 5 kali dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pengujian headloss pada T-Joint tanpa flow conditioner.
2. Pengujian headloss pada T- Joint dengan menggunakan flow conditioner
diameter 0,25 inchi yang diletakkan sebelum T-Joint.
3. Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diameter 0,25 inchi yang diletakkan setelah T-Joint.
4. Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diemeter 0,5 inchi yang diletakkan sebelum T-Joint.
5. Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diemeter 0,5 inchi yang diletakkan setelah T-Joint.

3.4.2 Variabel Terikat


Variabel terikat merupakan variabel yang besarnya bergantung pada variabel
bebas yang sudah ditentukan di awal. Pengujian ini mempunyai variabel terikat yang
diperoleh dari pengujian headloss pada T-Joint sebagai berikut :
a) Nilai head losses.
b) Nilai kecepatan fluida.
c) Nilai kecepatan air.
d) Nilai tekanan fluida.

3.5 Prosedur Pengujian


3.5.1 Penyusunan Alat Penelitian
Sebelum pengujian dilaksanakan maka peneliti terlebih dahulu mempersiapkan
dan merancang alat serta bahan yang digunakan dalam penelitian, adapun alat dan
bahan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pemasangan 2 pompa sesuai skema yang sudah dirancang.
b) Persiapan tandon air sebagai tempat menampung fluida air.
c) Mempersiapkan manometer-U sebagai alat untuk mengukur tekanan yang
terjadi dalam pipa.
d) Mempersiapkan flow meter.
e) Mempersiapkan pipa pvc dengan diameter yang sudah ditentukan dan
merangkai sesuai skema yang sudah dirancang.

3.5.2 Tahapan Penelitian


Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pengujian headloss pada T-Joint tanpa flow conditioner
Tahapan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pengambilan Data
Setelah proses perangkaian alat uji selesai maka dilakukan pengecekan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian.
2. Tahap Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengaturan pada kecepatan aliran dan mencatat
ketinggian tandon, menghitung kecepatan fluida, dan mencatat tekanan
input dan output.
b) Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diameter 0,25 inchi yang diletakkan sebelum T-Joint
1. Persiapan Pengambilan Data
Flow conditioner diameter 0,25 inchi diletakkan sebelum sambungan T-
Joint dan dilakukan pengecekan alat sebelum pengujian.
2. Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengaturan pada kecepatan aliran dan mencatat
ketinggian tandon, menghitung kecepatan fluida, dan mencatat tekanan
input dan output.
c) Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diameter 0,25 inchi yang diletakkan setelah T-Joint
1. Persiapan Pengambilan Data
Flow conditioner diameter 0,25 inchi diletakkan setelah sambungan T-Joint
dan dilakukan pengecekan alat sebelum pengujian.
2. Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengaturan pada kecepatan aliran dan mencatat
ketinggian tandon, menghitung kecepatan fluida, dan mencatat tekanan
input dan output.
d) Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diemeter 0,5 inchi yang diletakkan sebelum T-Joint
1. Persiapan Pengambilan Data
Flow conditioner diameter 0,5 inchi diletakkan sebelum sambungan T-Joint
dan dilakukan pengecekan alat sebelum pengujian.
2. Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengaturan pada kecepatan aliran dan mencatat
ketinggian tandon, menghitung kecepatan fluida, dan mencatat tekanan
input dan output.
e) Pengujian headloss pada T-Joint dengan menggunakan flow conditioner
diemeter 0,5 inchi yang diletakkan setelah T-Joint
1. Persiapan Pengambilan Data
Flow conditioner diameter 0,5 inchi diletakkan setelah sambungan T-Joint
dan dilakukan pengecekan alat sebelum pengujian.
2. Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengaturan pada kecepatan aliran dan mencatat
ketinggian tandon, menghitung kecepatan fluida, dan mencatat tekanan
input dan output.
3.5.3 Tahap Pengambilan Data
Untuk pengambilan data pengujian head losses adalah sebagai berikut :
a) Tanpa menggunakan flow conditioner.
b) Menggunakan flow conditioner diameter 0,25 inchi sebelum sambungan T-
Joint.
c) Menggunakan flow conditioner diameter 0,25 inchi setelah sambungan T-
Joint.
d) Menggunakan flow conditioner diameter 0,5 inchi sebelum sambungan T-
Joint.
e) Menggunakan flow conditioner diameter 0,5 inchi setelah sambungan T-Joint.

3.5.4 Pengolahan Data


Maka dari hasil pengujian yang didapatkan, dapat dijadikan dasar untuk
menghitung tekanan (P), kecepatan (v), dan head losses sesuai rumus yang telah
ditentukan.

3.6 Skema Alat Uji

3.6.1 Desain skema alat uji

Gambar 3.1 Skema Alat Uji

Keterangan gambar skema alat uji :


1. Tandon air
2. Pompa Air
3. Gate Valve
4. Tee
5. Manometer

3.6.2 Detail desain pemasangan flow conditioner sebelum T-Joint


Pada bagian ini flow conditioner tipe tube bundle dipasang sebelum kedua
aliran fluida bertemu, yakni dipasang tepat sebelum T-Joint.

Gambar 3.2 Pemasangan Flow Conditioner Sebelum T-Joint

3.6.2 Detail desain pemasangan flow conditioner setelah T-Joint


Pada bagian ini flow conditioner tipe tube bundle dipasang setelah kedua aliran
fluida bertemu, yakni dipasang setelah T-Joint.

Gambar 3.3 Pemasangan Flow Conditioner Setelah T-Joint


3.7 Digaram Alir Penelitian
Adapun diagram alir yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian terhadap pengaruh variasi diameter flow conditioner tipe tube bundle
terhadap penurunan headlosses pada T-Joint di area pump header adalah sebagai
berikut :

Gambar 3.4 Diagram alir penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Ningtyas, A, P, C. (2016). ‘Analisa Pengaruh Variasi Sudut Y-Piece Terhadap Aliran


Pada Pump Header Di Plant’. Institut Teknologi Sepuluh November, Teknik
Perkapalan, Surabaya. http://repository.its.ac.id/id/eprint/76347.Diakses
20/11/2020

Pratikto ,Wahyudi,S.(2010). ‘Penurunan Kerugian Head pada Belokan Pipa dengan


Peletakan Tube Bundle’.Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Malang. Jurnal
Teknik Mesin, Vol 12 No 1: 51:57

Silalahi , S, K. (2017) . ‘Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter


Penampang, Variasi Material Pipa dan Debit Aliran Fluida Pada Sambungan
Elbow 90°’. Universitas Nusantara PGRI Kediri , Teknik Mesin ,Kediri.

Wibowo , A,P.(2013). ‘Analisa Penurunan Head Losses Pada Belokan Pipa 180°
Dengan Variasi Non Tube Bundle , Tube Bundle 0,25 Inchi , Dan Tube Bundle
0,5 Inchi’.Universitas Jember , Teknik Mesin , Jember .

Anda mungkin juga menyukai