Firjatullah
180330014
AKUAKULTUR -IV A
Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubunganya dengan perikanan dalam arti luas. Perikanan dalam arti luas
adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan perikanan dan kegiatan usaha
yang ditunjang oleh kegiatan perikanan (M.Firdaus, 2007).
Dilain pihak, para ahli ilmu manajemen berpendapat bahwa manajemen agribisnin
merupakan bagian dari ilmu manajemen. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
manajemen agribisnis pada dasarnya melaksanakan atau menggunakan fungsi-
fungsi manajemen (Bungaran, 1998).
oPersaingan
Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang usaha. Apalagi di
bidang usaha perikanan karena umumnya bidang ini tidak mengenal monopoli.
Jadi, semua produksi perikanan bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu, usaha
untuk menghadapi dan mengatasi persaingan harus dipikirkan agar produksi kita
laku di pasaran.
oStrategipemasaran
Maksud dari strategi pemasaran yaitu suatu tindakan penyesuaian sebagai reaksi
terhadap situasi pasar dengan berdasarkan pertimbangan yang wajar. Tindakan-
tindakan yang diambil itu merupakan pendekatan terhadap berbagai faktor, baik
dari luar maupun dalam. Faktor luar berdasarkan konsumen yang dituju.
Sedangkan faktor dalam berdasarkan produksi yang dihasilkan.
2.1.2 Manajemen produksi
Bisnis perikanan, seperti juga bisnis lainnya, perlu menerapkan manajemen
produksi. Tujuannya agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga
memperoleh hasil yang terbaik. Aspek produksi ini mencakup hal-hal mengenai
persiapandanprosesproduksi.
Bisnis perikanan yang cukup kompleks sifatnya memerlukan pemikiran yang
cermat agar terhindar dari risiko yang tidak diharapkan. Untuk lebih jelasnya,
pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang menyangkut masalah produksi ini.
A.PersiapanProduksi
Hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam persiapan produksi perikanan ini
meliputi perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha, perencanaan standar
produksi,danpengadaantenagakerja.
1.Perencanaanproduk
Jenis ikan apa yang hendak diproduksi ? Apakah jenis ikan itu disukai masyarakat
dan mempunyai pasaran yang baik ? Mengapa dipilih jenis ini, bukan yang lain ?
Apakah jenis itu sesuai dengan lahan yang tersedia ? Pertanyaan-pertanyaan
seperti iniperludipikirkansebelummengambilkeputusan.
Di pasaran dapat dilihat bahwa produk yang disenangi atau diperlukan konsumen
tidak hanya satu jenis saja, tetapi bermacam-macam. Oleh karenanya, dapat
dipilih satu atau beberapa jenis ikan saja, tidak perlu semuanya. Untuk memilih
jenis ikan, diadakan seleksi dengan cara meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi jenis (yang dipilih) itu.
Faktor-faktor yang diperlukan dalam memilih jenis produk antara lain kegunaan,
jumlah permintaan pasar, kemungkinan pengembangan, potensi penjualan,
persaingan, distribusi, faktor budi daya, dan umur panen. Gabungan faktor-faktor
ini dapat menunjukkan profil ikan yang sesungguhnya. Kelemahan atau kekuatan
yang akan timbul bila memproduksi ikan itu akan kelihatan.
Selama ini telah ada beberapa jenis ikan yang umum dijumpai di pasar lokal. Jenis
tersebutantaralainsebagaiberikut.
Akhir-akhir ini beberapa komoditi telah memasuki pasaran ekspor, seperti udang,
tongkol, tuna, cakalang, tenggiri, kurau, kepiting, betutu, kerapu, bekicot, dan
mutiara. Sedangkan dari jenis ikan hias yang diekspor antara lain discus, botia,
oranda,zebra,danplaty.
2.Perencanaanlokasiusaha
Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kelangsungan
usaha. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi juga dipertimbangkan hal-hal
yang berdampak positif/negatif atau faktor-faktor yang berpengaruh. Selain itu,
juga periu dilihat prospek lokasi itu pada masa yang akan datang. Pilihan lokasi
yang ditetapkan hendaknya yang mempunyai harapan keuntungan yang terbesar
atau yangmempunyaipotensitinggi.
Perencanaan lokasi hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak
merugikan usaha yang telah dirintis. Sebagai bahan pertimbangan, dalam
penentuan lokasiperluditinjauaspek-aspeksepertiberikut.
a.Aspekteknis-ekonomis
Berdasarkan aspek teknis ekonomis ada beberapa hal yang perlu dilihat dari lokasi
usahayangdirencanakan.
o Biaya transportasi. Ini menyangkut transportasi dari pusat produksi dengan
lokasi sumberbahanproduksiataupunlokasidenganpasar.
o Sarana jalan. Sarana jalan tak kalah penting sebab bisa menaikkan biaya
pemasaran atau biaya pengangkutan yang berarti penambahan biaya operasional.
Tak jarang suatu lokasi harus dibuatkan sarana jalannya terlebih dahulu karena
lokasiitusangatsulituntukdicapai.
o Tenaga kerja. Pertimbangkan pula ketersediaan tenaga kerja di sekitar lokasi
dan besarupahnya.
o Sewa tanah. Perlu dicari lokasi yang memiliki harga atau sewa tanah yang
ringan. Iniuntukmenjagaadanyakemungkinanpengembanganusaha.
o Sarana listrik dan irigasi. Ada tidaknya listrik dan irigasi juga mempengaruhi
jalannyaproduksi.
b.Aspekiklim
Aspek iklim mempengaruhi keberhasilan budi daya perikanan. Apalagi umumnya
bisnis perikanan sangat tergantung pada faktor-faktor alam. Misalnya, curah hujan
mempengaruhi sumber air, bila curah hujannya sedikit, tentunya daerah itu kurang
ideal bagi suatu usaha perikanan. Demikian juga, sinar matahari berpengaruh
terhadap kemampuan hidup dan berkembang biak ikan karena matahari
mempengaruhi suhu harian siang dan malam serta suhu rata-rata harian. Oleh
karena itu, hendaknya ikiim pada suatu daerah sesuai dengan jenis ikan yang akan
dibudidayakan.
c.Aspekagronomis
Dalam aspek agronomis mencakup beberapa hal, antara lain topografi, lokasi,
jenis, dan kondisi tanah serta jenis perairan yang ada di lokasi.
Kadar salinitas lahan ikut mempengaruhi jenis ikan. Misalnya, pada tambak.
Tambak yang terietak jauh dari pantai dan dekat ke sungai akan mempunyai
salinitas rendah. Sedangkan tambak yang dekat dengan pantai dan sungai
mempunyai salinitas sedang. Kedua tambak tersebut cocok untuk memelihara
ikan bandeng atau udang karena pengeringannya mudah dilakukan sehingga
mudah dipupuk. Bila menggunakan tambak yang dekat sekali dengan pantai,
kadar salinitasnya tinggi dan pengeringan aimya juga sulit sehingga tidak cocok
untuk usahabandengdanudang.
Topografi walaupun tampaknya sepele, tetapi harus diperhatikan karena
perkembangan ikan akan terganggu bila topografi tidak sesuai. Misalnya, ikan
akan kekurangan nafsu makan bila hidup di dataran tinggi (suhu terlalu dingin).
Dalam memilih lokasi penting sekali diperhatikan factor pencemaran. Perlu
diperhatikan ada tidaknya industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat merusak
sumber air di sekitar lokasi. Bila kondisi airnya tercemar akan mengganggu
pertumbuhan ikan, walaupun telah menggunakan benih unggul. Selain itu,
kandungan limbah yang terdapat pada ikan juga akan membahayakan orang yang
memakannya.
Selain mempertimbangkan ketiga aspek di atas, perlu juga melihat aspek
lingkungan dan sosial budaya masyarakat di sekitar lokasi dan kebijaksanaan
pengembangan dari pemerintah. Misalnya, apakah ada dukungan masyarakat
sekitar bila membuka usaha perikanan di tempat Itu ? Bagaimana orientasi
masyarakat terhadap bisnis ? Apakah kemungkinan terjadi kompetisi dengan
pengusahasetempat?.
3.Perencanaanstandarproduksi
Pengusaha yang berpikiran maju tidak hanya sekadar mementingkan jumlah
produksi saja, tetapi juga menguiamakan kualitas produksinya. Hal ini sangat
berperan dalam menentukan segmen pasar. Bila suatu produk dilempar ke pasaran
maka produk dengan kualitas terbaik yang akan lebih banyak diminta. Dengan
demikian, secara otomatis harganya juga akan lebih baik.
Bila kita merencanakan usaha untuk jangka waktu yang lama dan tak terbatas,
usaha menjaga kualitas produk merupakan langkah yang harus selalu
dipertahankan. Hal itu penting untuk menjaga penilaian mutu dari konsumen.
Usaha yang berorientasi ke pasaran luar negeri atau ekspor lebih teliti lagi dengan
kualitas produk. Negara yang dituju atau importer biasanya telah menentukan
standar produksi sehingga hanya produk yang memenuhi persyaratan saja yang
diterima.
Usaha untuk menghasilkan produk perikanan yang sesuai standar yang diharapkan
memang tidak mudah. Namun, dengan imbalan yang jauh lebih baik dibanding
hargabiasatentunyausahakitatidaksia-sia.
4.Pengadaantenagakerja
Bisnis perikanan mencakup beberapa bidang pekerjaan. Secara mudahnya dapat
dibagi menjadi bidang budi daya dan administrasi. Kedua bidang ini terdiri dari
bermacam-macam pekerjaan, dari yang sederhana sampai yang rumit. Oleh karena
itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan semua pekerjaan itu.
Banyaknya tenaga kerja yang diperiukan perlu diperkirakan dengan besarnya
usaha yang akan dijalankan. Usaha-usaha perikanan yang besar, seperti tambak,
membutuhkan tenaga kerja kasar, pengawas, administrasi, keamanan, tenaga
teknis peralatan, ahli udang, dan lain-lain. Sedangkan usaha dalam luasan kecil
tentunya tidak memerlukan kesemua itu, cukup dengan beberapa tenaga kerja
kasar saja
Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Makin besar
tanggung jawab pekerjaan, makin tinggi upah yang diberikan. Pekerjaan yang
menuntut keahlian atau pengetahuan tinggi, tentu lebih mahal dibandingkan
tenaga harian. Umumnya jenjang pendidikan juga berpengaruh terhadap besamya
upah. Selain itu, lokasi usaha juga turut menentukan tingkat upah. Oleh
karenanya, ada kecenderungan pengusaha dari kota besar atau dari luar negeri
memilih lokasi di daerah pelosok agar biaya tenaga kerjanya lebih murah. Dengan
demikian, biaya produksi bisa ditekan
2.1.5 MODAL
ASPEKPERMODALAN/KEUANGAN
A.PentingnyaMengelolaPermodalan/Keuangan
Setiap orang atau perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis, tak terkecuali
bisnis perikanan, tentu mengharapkan laba atau keuntungan yang sesuai, tak
seorang pun yang berniat merugi. Kerugian berarti kehilangan sebagian modal
atau tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kelangsungan bisnis itu.
Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan basil dari modal yang telah
ditanamkan (investasi).
Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan
suatu bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan,
walaupun syarat-syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki.
Demikian pula, pengetahuan dan keberanian memulai usaha saja tidak cukup.
Bila dilihat dari segi manajemen modem, modal dan keuangan hanya merupakan
salah satu aspek fungsional manajemen, di samping pemasaran, produksi, dan
aspek personalia atau tenaga kerja. Bila aspek-aspek ini diterapkan secara
proporsional akan diperoleh keseimbangan dalam melakukan perencanaan atau
tindakan. Dalam praktiknya, soal keuangan lebih diutamakan di hampir setiap
pengusaha atau perusahaan.
Pengendalian keuangan haruslah berdasarkan pedoman, perencanaan, dan aturan.
Perencanaan keuangan secara terinci baik per tahun, per musim, per bulan, atau
per minggu berdasarkan periode waktu tertentu hendaknya dibuat. Semua data
mengenai keuangan dimasukkan dalam pembukuan yang teratur dan hendaknya
berdisiplindalammengisinya.
Sistem keuangan mengatur sirkulasi modal seluruh kegiatan usaha mulai dari
investasi dasar sebagai awal mula usaha dan dana untuk modal operasi. Dana
untuk modal investasi biasanya digunakan untuk pembelian atau penyewaan
lahan, pembuatan kolam atau tambak pembelian benih atau pakan, pendirian
bangunan, pembelian alat angkutan, dan lain-lain. Sedangkan bentuk modal
operasi merupakan pelancar untuk menjalankan kegiatan usaha sehari-hari atau
modal kerja.
Dalam semua bisnis, modal kerja merupakan suatu dana yang mutlak diperiukan
untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usaha. Modal kerja ini berfungsi
antaralain :
o menyediaan keuangan yang memadai untuk periode waktu tertentu sesuai
dengan besamya kebutuhan (per tahun, per bulan, atau per minggu) dan
o sebagai uang kas untuk pembayaran gaji tenaga kerja, ongkos operasional harian
bagian produksi, administrasi, serta keperluan lain yang membutuhkan biaya.
Bila suatu usaha perikanan berskala besar dijalankan, masalah permodalan dan
keuangan tidak bisa dikelola seadanya saja. Masalah ini memerlukan keterampilan
dan disiplin khusus. Oleh karena itu, kalau seorang pengusaha atau perusahaan
merasa belum atau kurang mampu menguasai seluk-beluk keuangan maka sangat
dianjurkan untuk mendapatkan tenaga khusus yang menguasai akunting dengan
baik atau sedikitnya yang menguasai bond A dan bond B.
Sejumlah penelitian umum mencatat bahwa usaha yang tidak menguasai dan
mempraktikkan pengelolaan permodalan dan keuangan dengan semestinya
mengalami beberapa kesulitan. Misalnya, kekurangan uang kas, tercekik utang
banyak yang tidak sesuai dengan besarnya usaha, kesulitan tagihan (piutang) pada
pihak lain, investasi yang tidak pada tempatnya dan dalam jumlah berlebihan, atau
bahkanjaditidakmemilikiinvestasisedikitpun.
Pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin memiliki pembukuan yang
teratur. Pembukuan itu harus memuat catatan harian, mingguan, bulanan, dan
seterusnya. Hal-hal penting yang perlu ditekankan dalam pencatatan seperti
jumlah hasil produksi, jumlah pembelian, pembayaran tunai, utang, catatan gaji,
stok, peralatan,jumlahpenjualan,penerimaantunai,danasuransi.
Agar catatan itu dapat digunakan sebagai sumber informasi maka pengelolaannya
haruslah dengan penuh disiplin. Dengan demikian, dapat dilihat keadaan
perusahaan, apakah untung, rugi, atau hanya kembali modal. Dari catatan itu dapat
juga diambil suatu kebijaksanaan baru. Misalnya, adanya keuntungan yang
berlebih kemudian diinvestasikan ke bidang lain atau bila terjadi kerugian, perlu
pembenahandisebagian/semuasektor.
Prinsip mengelola keuangan yaitu usaha untuk memaksimalkan keuntungan
jangka panjang. Sedangkan keuntungan jangka pendek sendiri tidak ada salahnya
di dapat untuk menambah melancarkan usaha. Akan tetapi, jika keuntungan
jangka pendek yang diperoleh ternyata malah merugikan usaha dalam jangka
panjang maka diperlukan tindakan yang bijaksana. Apakah usaha itu hanya
mengejar keuntungan jangka pendek ? Ataukah lebih mengutamakan keuntungan
jangka panjang ? Jika usahanya memang berorientasi ke jangka waktu yang lama,
usaha yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek itu harus dilepas untuk
menghindari kerugian dimasamendatang.
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Kedua
usaha itu dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang orientasinya untuk
jangka pendek misalnya usaha ikan hias. Dewasa ini telah banyak usahawan yang
mencoba-coba melakukan investasi jangka pendek tersebut. Namun, ada usaha
yang tidak dapat hanya berorientasi ke jangka pendek saja, bahkan lebih
ditekankan keuntungan jangka panjang. Usaha tersebut biasanya yang
membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha tambak udang dengan orientasi
ekspor yang bila dicoba hanya dengan investasi jangka pendek sama saja dengan
membuatnya sia².
Perencanaan keuangan yang teratur sangat bermanfaat bagi usaha perikanan untuk
mendapatkan sasaran berupa suatu usaha yang sehat dan menguntungkan bagi
kelangsungan usaha itu sendiri, juga imbalan untuk tenaga dan pikiran yang telah
dicurahkan pengusaha dan para pelaksananya
Alternatif lain selain meminjam kredit ke bank adalah kerja sama dengan pihak
lain yang berminat dalam bisnis perikanan. Bisa saja seorang pemilik modal
bekerja sama dengan pemilik kolam atau tambak dengan perjanjian pembagian
keuntungan yang disetujui bersama. Sistem ini telah banyak diterapkan.
Keuntungan bagi pemilik modal yaitu ia tak perlu susah-susah memikirkan
pembelian lahan. Sedangkan untuk pemilik lahan dapat menarik keuntungan
tersendiri atau bisa ikur menggarap nyaUntuk memperbesar volume usaha tak
jarang dua orang atau lebih pengusaha perikanan bergabung menjadi satu.
Keuntungannya, selain modal kerja yang didapat lebih besar untuk memperluas
volume usaha, kegiatan untuk memajukan produksi juga lebih intensif karena
dipikirkan bersama-sama. Yang tak kalah penting yaitu beban risiko usaha juga
menjadi tanggung jawab bersama.
Kerja sama di atas dapat juga dilakukan dengan investor asing (joint
venture).Usaha perikanan yang sering dilirik investor asing umumnya yang
berskala besar, seperti tambak udang.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Agribisnis merupakan suatu sistem, sehingga semua kegiatan yang terdapat
dalam sistem tersebut harus saling terkait dan tidak berdiri sendiri.
2. Agribisnis merupakan alternatif bagi pengembangan strategi pembangunan
ekonomi.
3. Agribisnis berorientasi pasar dan perolehan nilai tambah dari suatu
komoditas.
Ada lima alasan mengapa sektor pertanian atau agribisnis menjadi strategis.
Pertama, pertanian merupakan sektor yang menyediakan kebutuhan pangan
masyarakat. Kedua, merupakan penyedia bahan baku bagi sektor industri
(agroindustri). Ketiga, memberikan kontribusi bagi devisa negara melalui
komoditas yang diekspor. Keempat, menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga
kerja pedesaan. Dan kelima, perlu dipertahankan untuk keseimbangan
ekosistem(lingkungan).
3.2 SARAN
1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ekonomi, ekologi
dan sosial dalam pemanfaatan sumber daya alam.
2. Menumbuhkan tanggung jawab sosial dan praktik ekoefisiensi di tingkat
perusahaan dengan mengintegrasikan biaya lingkungan dan biaya sosial terhadap
biaya produksi;
3. Menerapkan teknologi yang terbaik dan tersedia, termasuk teknologi tradisional
untuk kegiatan konservasi, rehabilitasi sumber daya alam;
4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang menjamin keseimbangan
antara pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam, yang didukung oleh
kepastian hukum atas kepemilikan dan pengelolaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrim, M.Cs., Ikan Tambak dan Habitatnya, Proyek Studi Potensi Sumber Daya
Alam Indonesia (Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI,
1988).
Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty, Pengawetan dan Pengolahan Ikan
(Yogyakarta: PercetakanKanisius,1989).
Anonim, "Harga Ikan Konsumsi", Buletin Ekonomi & Keuangan, 27 Maret 1991 ,
Peluang Penanaman Modal di Sektor Pertanian Jakarta : PT Rasi Asara Sejahtera,
1988).
"Sektor Perikanan belum Terpengaruh Dampak Krisis Teluk", Harian Neraca, 18
Februari1991.
Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Departemen Pcrdagangan Indonesia,
Pemasaran Hortikultura dan Ikan Hias di Luar Negeri (Jakarta: tt).
Burhanuddin, dkk, Suku Scombridae, Tinjauan Mengenal Ikan Tuna, Cakalang,
dan Tongkol (Jakarta : Lembaga Oseanologi Nasional, 1984).
Cahyono, Bambang Tri dan Sugiyo Adi, Manajemen Industri Kecil (Yogyakarta:
Liberty,1983).
Ducker, Peter F., Pengantar Manajemen (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo,
1982).
Lingga, Pinus, Ikan Mas Kolam Air Deras (Jakarta: PT Penebar Swadaya,
1985)"Ini Dia Lele Dumbo", Trubus, Agustus, 1986. Lingga, Pinus dan Heru
Susanto, Ikan WasAirTawar(Jakarta:PTPenebarSwadaya,1987).