DI PEDESAAN
Disusun Oleh :
Syukur Alhamdulillah, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah saya yang berjudul “INTERAKSI SOSIAL DAN SISTEM AGRIBISNIS DI
PEDESAAN” yang disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata
Kuliah Teknik Penulisan Ilmiah.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Dalam penyusunan karya tulis percobaan ini, saya menyadari pengetahuan dan
pengalaman ksaya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
penyempurnaan karya tulis ini sangat kami harapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................ 3
1.4. Manfaat ....................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN
2.1. Interaksi Sosial Masyarakat ........................................................ 4
2.2. Syarat Terjadinya Interaksi ........................................................ 6
2.1.1. Adanya Kontak Sosial ............................................................. 6
2.1.2. Komunikasi .............................................................................. 6
2.1.3. Tahapan Penting dalam Komunikasi ....................................... 7
2.3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ................................................... 7
2.3.1. Bentuk-bentuk Interaksi yang Mendorong Terjadinya
Lembaga, Kelompok dan Organisasi Sosial ............................. 9
2.3.2. Proses Asosiatif ....................................................................... 10
2.3.2.1. Tujuan dan Bentuk Akomodasi ............................................ 12
2.3.3. Proses Diasosiatif..................................................................... 13
2.3.3.1. Bentuk dan Fungsi Persaingan ............................................ 16
2.4. Sistem-sistem Agribisnis yang Dibangun Oleh Masyarakat
Di Pedesaan ................................................................................ 17
2.4.1. Flowchart Admin ..................................................................... 17
2.4.2. Flowchart Guest ....................................................................... 18
2.4.3. Perancangan Database ............................................................. 18
2.4.4. Rancangan User Interface ........................................................ 19
2.4.5. User Interface Website ............................................................ 19
ii
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.... ............................................................................. 21
3.2. Saran.............. .............................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh
interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat
yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu
yang mengindentikkan dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan
petani lain. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau
kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Interaksi sosial mensyaratkan adanya
kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial.
Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi,
difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-
baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Disasosiatif meliputi konflik,
kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh
persaingan, perang dingin, bertengkar dll).
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem input, produksi
dan output. Subsistem input menyediakan bahan baku untuk proses produksi
usahatani. Subsistem produksi memproduksikan hasil-hasil komoditi pertanian.
Subsistem output terdiri atas komponen agroindustri dan distribusi (komoditi yang
belum diolah maupun hasil olahan). Komponen pertama memproses hasil pertanian,
2
dan komponen kedua mendistribusikan hasil, baik hasil yang belum diproses lanjut
maupun yang sudah diproses lanjut, dengan demikian. Jadi, agribisnis merambah
bukan saja sektor pertanian, tetapi juga sektor luar pertanian, yaitu industri hulu dan
industri hilir, seperti industri sarana produksi, agroindustri, dan sektor perdagangan.
Petani dan usahatani berada di posisi hulu dalam sistem agribisnis. Kemajuan-
kemajuan teknologi informasi dunia sangat mempengaruhi rancangan dan
implementasi agribisnis. Pertanyaan penting ialah bagaimana kesiapan para petani
menggunakan kemajuan tersebut sesuai dengan kondisi objektif yang ada dalam
lingkungan pertanian. Informasi tentang musim tanam, cara bertanam yang baik, tips
pertanian, hingga harga komoditi pertanian sangat penting bagi petani.
Bila informasi tersebut dapat diakses petani dengan mudah, kran kesejahteraan
petani akan terbuka. Pengembangan sistem informasi pertanian memerlukan
dukungan data yang akurat, sistem informasi dan layanan data, serta informasi yang
baik. Adanya sistem informasi yang baik, akan dapat dilakukan pemantauan dan
penyebarluasan informasi pertanian secara cepat, akurat dan murah. Pengembangan
sistem informasi juga diperlukan dalam membangun kegiatan kordinasi dan
sinkronisasi kebijakan dan kegiatan pembangunan pertanian baik oleh departemen
pertanian maupun swasta.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi
ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas.
Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak
intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall
juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya
batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang
terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi
merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini
dibuat oleh individu dan masyarakat. Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan
timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan
kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan
kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didifinisikan sebagai hal saling
melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian
interaksi adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi
antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok
dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social
dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok atau
antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi
jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2) Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-
lambang
3) Adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.
4) Adanya tujuan yang hendak dicapai.
6
2.2.2 Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak
yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu :
a. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau
perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
b. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
informasi.
c. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
d. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
7
e. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada
komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih
kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan
komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan
dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan
dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat
serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas
bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu
proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing,
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi
merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan
pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana
individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan
tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan
untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting),
meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan
(bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari
(avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving
Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan
khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi
sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya
interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan
interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi
dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut
disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut
dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut
dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk
menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain.
Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep
ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression
9
given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu
lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.
Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu
kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang
kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya
sampai pada akomodasi. Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas
lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi sosial.
• Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi
(interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial
tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi
juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau
pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
• Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara
pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang
mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus
dicapai dan dikembangankan.
B. Bentuk-bentuk Akomodasi
➢ Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena
adanya paksaan
➢ Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
➢ Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
➢ Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
➢ Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
➢ Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
➢ Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
1. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
• Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh
kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing
untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
2. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti
penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana seperti
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak
lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis,
mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
❖ Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
a) Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang
sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
b) Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
15
❖ Bentuk-bentuk Persaingan :
➢ Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan
dengan jumlah konsumen
➢ Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dst.
➢ Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
➢ Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini
disebabkan karena ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan.
❖ Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
➢ Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang
bersaing.
17
➢ Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan
berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang
sesuai dengan kemampuannya.
➢ Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (fungsional)
Database merupakan kumpulan dari data yang saling terkait satu dengan yang
lainnya. Database yang akan dibuat menggunakan Microsoft Access dalam sistem
informasi agribisnis ini terdiri atas beberapa tabel yaitu:
a. Tabel Kelompok Petani.
b. Tabel Anggota Kelompok Tani.
c. Tabel Nama Komoditi.
d. Tabel Produksi Komoditi.
e. Tabel Harga Komoditi.
f. Tabel Bulan
g. Tabel Tahun.
Ketujuh Tabel tersebut kemudian dihubungkan dengan query sehingga
memperoleh tabel-tabel baru yang lebih informatif.
19
harga saprodi. Menu informasi Harga Komoditi merupakan menu yang dibuat agar
pengunjung bisa melihat harga-harga komoditi terbaru dan harga sebelumnya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
.
1. Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus
menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita
menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu
dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok
22
DAFTAR PUSTAKA
http://floramandara.blogspot.com/2014/03/proses-dan-interaksi-sosial-
masyarakat.html?m=1
https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/interaksi-sosial-masyarakat.html?m=1
http://pencatbenus.blogspot.com/2011/11/interaksi-sosial-tugas-sosiologi.html?m=1
http://purnamamahbubaulia.blogspot.com/2017/04/sosiologi-pertanian-interaksi-
dan.html?m=1
https://www.academia.edu/6731252/Makalah_Interaksi_Sosial
.