Askep HDR Nada Benar
Askep HDR Nada Benar
A.Definisi
a) Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan,kepercayaan, seta pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang secara bertahap.
Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain serta mempunyai
pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dipelajari melalui
pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan
dunia di luar dirinya. Memahami konsep diri penting bagi perawat karena asuhan
keperawatan diberikan secara utuh bukan hanya penyakit melainkan menghadapi individu
yang mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya.(Yusuf, Ah 2015
halaman : 92)
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun
dipelajari.
b) Harga Diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan
merasa harga dirinnya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu
akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau
tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan sangat terancam pada
Bapaka pubertas. Coopersmith dalam buku Stuard dan Sudden (2002) menyatakan bahwa
ada empat hal yang dapat meningkatkan harga diri anak, yaitu :
1) Memberi kesempatan untuk berhasil
2) Menanamkan idealisme
3) Mendukumg aspirasi/ide
4) membentuk koping.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Menurut Schult and Videbeck (1998)
gangguan harga diri rendah adalah penilainan negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak
dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya
sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, terBapakuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial.
a).Faktor Predisposisi
Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
a. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks, tuntutan peran kerja,
b. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak percayaan orang tua
b).Faktor Presipitasi
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
c. Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
d. Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, penampilan, fungsi tubuh, perubahan
fisik berhubungan dengan tumbang normal moral dan prosedur medis keperawatan.
a. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
diceraikan suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuau terjadi (korban perkosaan, dipenjara tiba-tiba).
1) Pada klien yang dirawat dapat terjadi HDR, karena privacy yang kurang
diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemeriksaan alat
yang tidak sopan (pencukuran kumis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perineal).
2) Harapan akan sturktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit atau penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit atau dirawat, klien ini mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
2. Proses perjalanan penyakit
Konsep diri dipelajari melalui kontak social dan pengalaman pribadi individu
berhubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia luar dirinya, konsep diri
berkembang terus mulai dari bayi hingga lanjut usia. Konsep diri belum ada saat saat bayi
dilahirakan, tetapi mulai berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain dan mempunyai pengalaman dalam berhubungan
dengan orang lain. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan berbicara
individu, pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena
keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu. Perasaan diterima atau
ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi
perilaku orang lain dan mempunyai penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan
nilai.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita-cita / harapan
langsung menghasilkan perasaan berharga.
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dari menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan
merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan
merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak
diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian.
Harga diri akan meningkat sesuai meningkatkanya usia dan terancam pada masa pubertas.
Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen menyatakan ada 4 hal yang dapat
meningkatkan harga diri anak, yaitu:
F.Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk menanggulangi stress.
Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi usaha pemecahan masalah
langsung.
1) Pertahanan jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari kritis, misalnya:
kerja keras, nonton, dll.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya: ikut
kegiatan social, politik, agama, dll.
c) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, misalnya: kompetisi
pencapaian akademik.
d) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya: penyalahgunaan obat.
2) Pertahanan jangka panjang
a) Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu.
b) Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan
masyarakat.
G.Sumber koping
Sumber koping adalah suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.
1) Individu;
2) Keluarga;
3) Teman sekamar;
4) Masyarakat.
H.Penatalaksanaan umum
a. Penatalaksanaan Medis
Menurut Anna Issacs, (2005) terapi modalitas pengobatan secara medis yaitu terapi
somatic antara lain:
1) Psikofarmakologi
a) Medikasi psikotropik (psikoaktif) mengeluarkan efeknya di dalam otak,
mengubah emosi dan mempengaruhi perilaku.
b) Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimiawi yang membawa penghambat
atau penstimulasi dari satu neuron ke neuron lain melintasi ruang (sinaps)
diantara mereka.
c) Terapi elektrokonvulsif (ECT)
2) Antipsikotik (neuroleptik)
Secara teori pelaksanaan medis khusus klien Tn. K dengan harga diri rendah tidak
ada, namun secara medis klien Tn. K yang didiagnosa medis skizofrenia paranoid
diberi terapi sebagai berikut:
1) Chlorpromazine (CPZ)
Indikasi : Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri
terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: waham, halusinasi,
gangguan perasaan, dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat
dalam kehidupan sehari-hari, tidak mampu kerja, hubungan sosial, dan
melakukan kegiatan rutin.
Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, dan
ketergantungan obat.
Mekanisme kerja : Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps di otak
khususnya system ekstra pyramidal.
Efek samping : Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/
parasimpatik, mulut kering, mata kabur, kesulitan dalam buang air kecil,
hidung tersumbat, gangguan irama jantung), metabolic (jaundice).
2) Haloperidol (HR/ Resperidone)
Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung,
febris, dan ketergantungan obat.
Mekanisme kerja : Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada
reseptor pasca sinaptik neuron di otak khususnya system ekstra pyramidal.
Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
anti kolinergik, mulut kering, kesulitan buang air kecil dan buang air besar,
hidung tersumbat, mata kabur)
3) T rihexyphenidyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ansefalitis dan
idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
Kontra indikasi : Hipersensitifitas terhadap trihexyphenidyl, psikosis berat,
hipertropi prostate, dan obstruksi saluran cerna.
Mekanisme kerja : Sinergis dengan kinidine, obat anti depresan trisiklik dan
anti kolinergik lainnya.
Efek samping : Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
bingung, agitasi, konstipasi, takikardi, retensi urine.
I.Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah
b. Isolasi social
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri
rendah
2. Mengidentifikasi mampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4. Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan :
SP I
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku harga diri rendah dan akibat harga
diri rendah.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
3. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan.
4. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien.
5. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.
6. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (kemampuan yang telah dilatih sebelumnya)
1. Melatih kemampuan kedua telah dipilih.
2. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (kemampuan yang telah dilatih sebelumnya)
2. Melatih kemampuan ketiga yang telah dipilih.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (kemampuan yang telah dilatih sebelumnya)
2. Melatih kemampuan keempat yang telah dipilih.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Keluarga
SP I
SP II
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah.
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah.
SP III
SP IV
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa. Jakarta : Salemba Medika.
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Press.
Diagnosa Keperawatan
salam. sering
Klien mau
duduk
berdampingan.
dengan perawat.
Klien mau
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan 2. Hindarkan dari penilaian
aspek positif yang yang dimiliki yang negatif
dimiliki Aspek positif 3. Utamakan pemberian pujian
keluarga yang realistic
Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan yang
-Klien dapat menilai dapat digunakan selama sakit
menilai kemampuan 2. Diskusikan kemampuan yang
kemampuan yang yang dimiliki dapat ditunjukan
dimiliki selama sakit penggunaannya
-Klien dapat Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan membuat aktifitas yang dapat
perencanaan rencana kegiatan dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai harian - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien
lakukan
-Klien dapat Klien melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sesuai sesuai direncanakan
kondisi sakit dan dengankondisi 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya sakit dan klien
kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
-Klien dapat Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan cara perawatan klien dengan
sistem pendukung system Harga Diri Rendah
yang ada pendukung 2. Bantu keluarga menyiapkan
dikeluarga lingkungan di rumah.
secara optimal
Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri TUM
Rendah -Klien dapat Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
berhubungan melakukan duduk baik, menerima klien apa
dengan Koping keputusan yang berdampingan adanya dan bersikap empati
Individu Tidak efektif untuk dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
Efektif mengendalikan Klien mampu perasaan dan reaksi
situasi kehidupan merespon perawatan diri sendiri
yang demikian tindakan perawat misalnya rasa marah ,empati.
menurunkan 3. Berikan kesempatan kepada
perasaan rendah klien untuk merespon.
diri
-Klien dapat
menbina hubungan
terapeutik dengan
perawat
-Klien dapat Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
mengenali dan mengungkapkan sesuai
mengekspresikan perasaannya 2. Gunakan tekhnik komunikasi
emosinya Klien mampu terapeutik terbuka,
mengenali 3. Bantu klien mengekspresikan
emosinya dan perasaannya
dapat 4. Bantu klien
mengekspresika mengidentifikasikan situasi
nnya kehidupan yang tidak berada
dalam kemampuan dan
mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi pola mengidentifikasi dihadapi klien dengan
kognitif yang pemikiran yang memintanya untuk
negative negatif menyimpulkannya
Klien dpat 2. Identifikasi pemikiran
menurunkan negatif klien dan bantu untuk
penilaian yang menurunkan melalui
negatifpada interupsi dan substitusi
dirinya. 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai
yang dimilikinya atau
perilakunya atau perubahan
yang terjadi pada dirinya.
-Klien dapat Klien mampu 1. Libatkan klien dalam
berpartisipasi menentukan menetapkan tujuan yang
dalam mengambil kebutuhan untuk ingin dicapai
keputusan yang perawatan pada 2. Motivasi klien untuk
berkenan dengan dirinya membuat jadwal aktivitas
perawatan dirinya Klien dapat perawatan dirinya
berpartisipasi 3. Berikan privasi sesuai
dalam kebutuhan yang ditentukan
pengambilan 4. Berikan reinsforcement
keputusan posotif tentang pencapaian
kegiatan yang telah sesuai
dengan keputusan yang
ditentukannya
STRATEGI PELAKSANAAN:HARGA DIRI RENDAH
SP : 1 PASIEN
Bina hubungan saling percaya,bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah, bantu
pasien mengenal keuntugan dari tidak berhubungan atau menyendiri dan kerugian dari
tidak berhubungan dengan orang lain.
ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Assalamualikum Selamat pagi pak. Nama saya Isna aprilia kathun nada biasa
dipanggil Nada Saya Mahasiswa STIKes Medika Nurul Islam Sigli. Saya sedang
Coas di sini selama 8 hari, Sekarang saya di sini dari jam 08.00-14.00. Nama Bapak
b. Validasi
c. Kontrak
-Topic : Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hobi
saja.
Sekarang Saya akan ajak Ngobrol-ngobrol dengan bapak ya! Bapak tidak usah
malu saya ngajak ngobrol, Bapak ungkapkan saja apa yang Bapak Rasakan? Bapak
berasal dari mana ? Bapak sudah berapa lama di sini?. Bapak ingat tidak, siapa yang
mengajak Bapak kesini? . Menurut Bapak, dibawa kesini karna apa? Selama disini
setiap hari apa saja yang Bapak lakukan? Bagaimana perasaan Bapak saat melakukan
kegiatan tersebut? Kalau boleh tahu, hobi Bapak apa ? Kegiatan apa yang sering
FASE TERMINASI
-Evaluasi Subyektif
- Evaluasi Obyektif
- Klien mau melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Pak kalau nanti ada yang mau Bapak ceritakan atau ditanyakan kepada saya, Bapak
Topik: “Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan dengan
membahas tentang kemampuan yang Bapak miliki baik itu dirumah, di sini ataupun
ditempat lain”.
Waktu: Menurut Bapak kita berbincang-bincang jam berapa ? bagaimana kalau jam
Pertemuan ; satu
SP 2 PASIEN
ORIENTASI
a.Salam Terapeutik
Assalamualaikum Selamat pagi bapak? Bagaimana apakah bapak masih ingat dengan
b. Validasi
Bagus sekali, ternyata bapak masih ingat dengan saya, Bagaimana persaan bapak hari
ini ? apa bapak masih ingat topik yang akan kita bicarakan hari ini ?
c. Kontrak
FASE KERJA
Apa yang biasa bapak lakukan atau kerjakan diruangan ini? Sekarang kegiatan apa
saja yang bapak lakukan disini ? Apa yang menarik dari kegiatan tersebut ?Apa ada
FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Obyektif
- Klien mau melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Baiklah, sekarang coba bapak ingat - ingat lagi kemampuan lain yang bapak miliki yang belum
kita bicarakan?
d.. Kontrak
Topik:”Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita akan membahas tentang
kemampuan mana yang bapak miliki yang masih dapat dilakukan di RS dan kemampuan yang
Tempat:”Kapan kita bisa berbincang- bincang lagi ? Bagaimana kalau jam 15:00 besok? Kita
mau berbincang- bincang dimana ? Bagaimana kalau di ruangan ini. Mau berapa lama kita
bincang-bincang?
Waktu:” bagaimana kalau 15 menit, Apa Bapak setuju?
CACATAN PERKEMBANGAN
Pertemuan ke 3
Sp 2
A : Harga diri rendah
3. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien (kemampuan P : Perawat lanjut Sp3
yang telah dilatih
sebelumnya)
4. Melatih kemampuan kedua
telah dipilih.
5. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN:HARGA DIRI RENDAH
SP 3 PASIEN
ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum Selamat pagi bapak? Bagaimana apakah bapak masih ingat
dengan saya yang kemarin berbincang-bincang dengan bapak kemaren
b. Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Apakah bapak sudah mulai bergaul dengan
teman-teman dan berbincang- bincang dengan mereka ? Apakah masih ada
sesuatu yang bapak miliki tapi belum diceritakan pada saya.
c. Kontrak
Topik:”Masih ingatkah, apa yang telah kita bicarakan kemarin ? Betul,
membicarakan tentang kemampuan bapak selama ini untuk menilai mana
kegiatan yang dapat dikerjakan dirumah sakit dan mana kegiatan yang dapat
dilakukan dirumah.
Tempat:”Menurut bapak dimana kita mau berbincang-bincang ? Bagaimana
kalau di ruangan ini?
FASE KERJA
Ini daftar kemampuan yang bapak. miliki yang telah kita bicarakan. Baiklah apa
menurut bapak masih ada yang belum ditulis ? Coba bapak sebutkan (beberapa )
kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit biar bapak tidak menyendiri ?
Nah, sekarang coba bapak pilih mana yang bisa kita latih sekarang ? Mungkin
kita bisa mencoba kemampuan bapak.Bagaimana kalau yang ini, bagus sekali
bapak ?
FASETERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap barusan ?
Sekarang bapak sudah tahu kan, kemampuan yang bapak miliki dan dapat
dilakukan disini, coba bapak sebutkan kembali ? bagaimana perasaan bapak
setelah melakukan kegiatan tersebut.
b. Evaluasi Obyektif
- Klien mau menjawab pertanyaan
- Klien mampu mengulang dan mampu berkomunikasi dengan lancar
- Klien mau menjalin kontak mata
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah dengan apa yang sudah beberapa hari ini kita pelajari bapak bisa
melakukan kegiatan tadi terus dilakukan di RS, supaya lancar dan terbiasa biar
bapak ada kegiatan dan tidak terlalu menyendiri diruangan. Bagaimana kalau kita
buat jadwal Bapak, biar tidak lupa kegiatan apa yang ingin bapak lakukan.saya
isna aprilia kathun nada mohon izin Assalamualaikum.
CACATAN PERKEMBAGAN
Pertemuan ke : 4
Sp 3
A : Harga diri rendah
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien (kemampuan P : : Perawat optimalkan Sp3
yang telah dilatih
sebelumnya)
5. Melatih kemampuan ketiga
yang telah dipilih.
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
CACATAN PERKEMBANGAN
Pertemuan ke 5
Sp 3
A : Harga diri rendah
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien (kemampuan P :kembalikan kepada perawat ruangan.
yang telah dilatih
sebelumnya)
5. Melatih kemampuan keempat
yang telah dipilih.
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.