OLEH :
ANGGI PUTRI ANGGRAENI
2008006
1.2. Fisiologi
1.3. Patofisiologi
1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu
lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat
terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri
tertusuk dan nyeri terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antarnya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri
psikogenik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan
jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan dari
kedua jenis nyeri ini dapat dilihat pada tabel berikut
Karakteristik Nyeri somatis Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, nyeri Tajam, tumpul, nyeri
membakar terus terus, kejang
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, panas, Distensi, iskemia,
terlalu panas dan iskemia pergeseran spasmus, iritasi
dingin tempat kimiawi (tidak ada
torehan)
Reaksi otonom Tidak Ya Ya
Refleks kontraksi otot Tidak Ya Ya
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri
psikogenik adalah nyeri nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah
satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam
karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
Keterangan :
0 : tidak nyeri
3) Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
"mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak usia
3 (tiga) tahun.
d. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
2.3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri Akut (D.0077)
2.3.1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan perawatan : (SLKI : L.08063)
a. Klien mampu melaprkan nyeri terkontrol
b. Klien mampu mengenai onset nyeri
c. Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologi
d. Klien mampu mendapatkan dukungan orang terdekat
e. Penggunaan analgetik untuk mengurangi nyeri
2.3.2. Intervensi Keperawatan dan Rasional : ( SIKI : I.12391)
Manajemen Nyeri :
Observasi :
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
Terapeutik :
a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi :
a. Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
c. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
d. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1.IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. P
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Rayungkusuman 4
Diagnosa : Hipertensi
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. N
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Menikah
Hub dg pasien : Suami
X X
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
X : meninggal dunia
: garis keluarga
2. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
Klien mengatakan bahwa salah satu anggota keluarga ada yang
menderita sakit yang sama dengan klien yaitu ayah klien.
3. Penyakit yang sedang diderita keluarga
Klien mengatakan bahwa\a anggota keluarga tidak ada yang sakit
saat ini.
5. Riwayat kesehatan lingkungan
a. Kebersihan rumah dan lingkungan
Klien mengatakan bahwa lingkungan sekitar rumah bersih
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
Klien mengatakan lingkungan sekitar rumah aman, karena setiap
malam ada yang berjaga di pos ronda.
2. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi feses :
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan
pencahar/enema, adanya keluhan diare/konstipasi) :
Klien mengatakan BAB >1x/hari dengan konsistensi normal
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB (terpasang
kolostomi/ileostomy) :
Klien tidak terpasang kolostomi
b. Pola BAK (frekwensi, waktu, warna, jumlah)
Klien mengatakan BAK sebanyak ≤6x/hari, warna urin kuning
c. Adakah gangguan dalam eliminasi?
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam eliminasi
Kesimpulan : Tidak ada gangguan pada eliminasi
3. Kebutuhan mobilisasi dan body mekanik
a. Kegiatan dalam pekerjaan :
Sebelum sakit : klien mengatakan semua kegiatan atau pekerjaan bisa
dilakukan sendiri.
Saat sakit : klien mengatakan bahwa saat ini hanya bisa melakukan
pekerjaan tertentu (pekerjaan ringan).
b. Olahraga yang dilakukan (jenis dan frekwensi) : klien mengatakan
tidak melakukan olahraga secara rutin.
c. Kesulitan /keluhan dalam aktifitas
1) Pergerakan tubuh : tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
aktifitas
2) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek, makan, dll)
: klien dapat ,melakukan secara mandiri.
3) Berhajat (BAK/BAB) : klien dapat melakukan sendiri.
4) Keluhan sesak nafas setelah melakukan aktifitas : -
5) Mudah merasa kelelahan : klien mengatakan mudah merasa lelah
d. Pengkajian kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
5. Mata
a. Kemampuan Pengelihatan : Normal
b. Ukuran pupil : 2 mm
c. Reaksi terhadap cahaya : Normal
d. Konjungtiva anemis/tidak : Tidak anemis
e. Sclera ikterik/tidak : Anikterik
f. Alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
seperti kacamata/softlens
g. Adanya secret : tidak ada secret
6. Hidung
a. Kebersihan : Bersih
b. Adakah secret : tidak ada secret
c. Epistaksis : tidak ada perdarahan/mimisan
d. Adakah polip : tidak ada polip
e. Adakah cuping hidung : tidak ada nafas cuping hidung
f. Pemakaian oksigen :-
7. Telinga
a. Bentuk : simetris
b. Pendengaran : Normal
c. Alat bantu dengar : tidak menggunakan alat bantu dengar
d. Serumen : tidak ada serumen
e. Infeksi tinnitus : tidak ada
9. Dada
a. Jantung
a) Inspeksi : simetris kanan kiri, ictus cordis tidak terlihat
b) Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, midclavikula
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : Reguler
b. Paru-paru
a) Inspeksi : simetris
b) Palpasi : fremitus normal
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
10. Abdomen :
a. Inspeksi : simetris, tidak ada jejas
b. Auskultasi :bising usus <10x/menit
c. Perkusi : tidak ada nyeri tekan
d. Palpasi : timpani
11. Genetalia :
a. Kebersihan : Bersih
b. Adakah luka : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Terpasang kateter : tidak terpasang kateter
e. Adakah hemoroid :tidak ada
5555 5555
5555 5555
A. Analisa data
C. Planning / intervensi
Tgl/Jam Diagnos Tujuan & Kriteria Planning TTD
Keperawat hasil
an
12/11/19 Nyeri akut Nyeri berkurang atau - Lakukan
18.00 berhubung hilang, Dengan KH : pengkajian
WIB an dengan 1. Melaporkan
nyeri
agen Bahwa Nyeri
cidera secara
Berkurang
(D.0077) komprehe
Dengan
nsif
Mengguna
termasuk
Kan
lokasi,
Manajemen
karakterist
Nyeri.
ik, durasi,
2. Mampu frekuensi
Mengenali dan
Nyeri (Skala, kualitas
Intensitas, nyeri.
Frekuensi Dan - Pantau
TandaNyeri). TTV
3. Menyatakan - Ajarkan
Rasa Nyaman teknik non
Setelah Nyeri farmakolo
Berkurang gi rileksasi
napas
dalam.
- Posisikan
klien agar
merasa
nyaman.
- Kaloborasi
dengan
dokter jika
ada
keluhan
dan
tindakan
nyeri yang
tidak
berhasil.
12/11/19 Ansietas Setelah dilakukan - Monitor
18.30 berhubung perawatan diperoleh vital sign
WIB an dengan
KH : - Kaji
ancaman
konsep 1. Klien mampu tingkat
diri menggambarkan kecemas
(D.0080) pola kopingnya an klien.
sendiri - Bantu
2. klien dapat klien
mengontrol untuk
kecemasan mengung
3. klien kapkan
mengendalikan diri perasaan
terhadap kecemasan cemas
untuk
mengura
ngi
kecemas
an.
- Ajarkan
teknik
relaksasi
- Instruksi
kan
untuk
melapork
an
timbulny
a gejala-
gejala
kecemas
an yang
muncul
D. Implementasi
Diagnosa
Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
Keperawatan
17/12/20 Nyeri akut Mengkaji nyeri Ds : -
Jam : berhubungan P = nyeri kepala Do : pasien
14.45 dengan agen Q = seperti diris-iris meringis kesakitan
R = kepala bagian
WIB cidera
belakang dan
(D.0077) badan terasa
lemas.
S = Skala 6
T = hilang timbul
15.00 Ansietas Melakukan Ds : -
berhubungan pendekatan yang Do : klien tampak
dengan tenang tenang.
ancaman
terhadap
konsep diri
E. Evaluasi
Tgl / Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
jam
17/12/20 Nyeri akut S : klien mengatakan nyeri kepala,
15.00 berhubungan kepala pusing, dan terasa lemas.
dengan agen
cidera biologis O : klien tampak meringis, klien
nampak memijat kepala bagian
belakang (melokalisir nyeri)
S: 36°C
TD : 170/100 mmHg
RR= 20x/menit, irama teratur
N = 86x/menit
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat kecemasan
Bantu klien mengungkapkan
perasaannya
18/12/20 Nyeri akut Ajarkan terknik relaksasi
11.00 berhubungan S : klien mengatakan nyeri kepala
dengan agen bagian belakang
cidera biologis
O : klien tampak meringis, melokalisir
nyeri (memegang bagian yang
nyeri).
P = nyeri kepala
Q = seperti diris-iris
R = kepala bagian belakang dan
badan terasa lemas.
S = Skala 4
T = hilang timbul
P : lanjutkan intervensi
Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dan massage kulit bagian
nyeri
Kaji skala nyeri
11.30 Ansietas S : klien mengatakan tidak cemas lagi
berhubungan
dengan O : klien nampak sedikit rileks
ancaman
terhadap A : masalah teratasi sebagian
konsep diri
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat kecemasan
Ajarkan teknik relaksasi
Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
19/12/20 Nyeri akut S : klien mengatakan masih nyeri
11.15 berhubungan kepala bagian belakang tetapi sudah
dengan agen sedikit berkurang.
cidera biologis
O : klien sudah tidak nampak meringis
lagi
Skala nyeri 4 (ringan)
TD : 150/100 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C
P : lanjutkan intervensi
Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dan massage kulit bagian
nyeri
Kaji skala nyeri
11.30 Ansietas S : klien mengatakan tidak cemas lagi
berhubungan
dengan O : klien nampak rileks
ancaman
terhadap A : masalah teratasi
konsep diri
P : ansietas reduction di hentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )
MANAJEMEN NYERI NON PHARMACOLOGIS
Di susun Oleh :
ANGGI PUTRI ANGGRAENI
2008006
I. Tujuan Instruksional
IV. Materi
a. Pengertian
1. Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat
2. Nyeri merupakan suatu ketidaknyamanan yang meningkat dan sensasinya
sangat subyektif, serta menimbulkan gangguan dan perubahan aktifitas fisik,
psikis yang meliputi emosi, pola fikir dan sebagainya.
Skala nyeri
Keterangan :
1 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
b. Tujuan manajemen nyeri Non Pharmacologis
1. Menangani nyeri akut atau kronis
2. Memberikan rasa nyaman
3. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa sakit.
2. Relaksasi
Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
a. Posisi yang tepat
b. Pikiran tenang
c. Lingkungan tenang
Teknik relaksasi:
a. Menarik nafas dalam
b. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
c. Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
d. Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi pikiran
e. Setelah rileks, nafas pelan
3. Stimulasi Kulit
Strategi penghilang nyeri tanpa obat yang sederhana, yaitu dengan
menggosok kulit. Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum,
sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien
lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.
V. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian nyeri
2. Tujuan manajemen nyeri non pharmacologis
3. Sebutkan cara sederhana mengatasi nyeri
4. Mendemonstrasikan cara-cara mengatasi nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Istichomah, 2012. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Klien Kontusio di RSUD Sleman. Akses pada tanggal 8 Oktober 2013
Helwiyah Ropi, SKP., MCPN, Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri. Akses pada tanggal 8
Oktober 2013
MANAJEMEN NYERI A. PENGERTIAN C. CARA SEDERHANA
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak MENGATASI NYERI … ?
nyaman, baik ringan maupun berat 1. DISTRAKSI (Pengalihan pada hal-
hal lain sehingga lupa terhadap
nyeri yang sedang dirasakan)
Contoh :
Membayangkan hal-hal indah
Disusun Oleh :
ANGGI PUTRI ANGGRAENI B. TUJUAN MANAJEMEN NYERI
2008006 NON PHARMACOLOGIS
1. Menangani nyeri akut atau kronis
2. Memberikan rasa nyaman
FAKULTAS KEPERAWATAN, 3. Mengurangi ketergantungan pasien
BISNIS DAN TEKNOLOGI pada obat-obatan penghilang rasa
PROGRAM STUDI PROFESI NERS sakit Membaca buku, Koran sesuai yang
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA disukai
SEMARANG Rentang Nyeri
2020 0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias
dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat
dikontrol
Mendengarkan musik, radio, dan Nafas beberapa kali dengan irama sSalah satu cirri seorang yang beriman antara
lain-lain lain jika di beri ujian maka ia bersabar dan jika
yang normal ia diberi kenikmatan maka ia bersyukur
Ulangi nafas dalam dengan
konsentrasi pikiran pada lengan,
perut, punggung dan kelompok lain
Setelah rileks, nafas pelan
2. RELAKSASI
Tiga hal penting dalam relaksasi 3. STIMULASI KULIT
adalah : Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta
a. Posisi yang tepat Strategi penghilang nyeri tanpa obat
orang – orang yang sabar (QS. Al Anfal:46)
yang sederhana, yaitu dengan
menggosok kulit. Masase adalah
stimulasi kutaneus sebuah secara
umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Masase dapat
b. Pikiran membuat pasien lebih nyaman karena
masase membuat relaksasi otot.
c. Lingkungan
TEKNIK RELAKSASI
Menarik nafas dalam
Keluarkan perlahan-lahan dan
rasakan
Bukti Screenshoot Ujian
Hari : Jumat, 18 Desember 2020
Jam : 10.00 WIB
JURNAL Pendukung Bahwa Teknik Relaksasi Nafas Dalam dapat Mengurangi Nyeri
Pembahasan :