Anda di halaman 1dari 5

Audit Internal HARIRI, S.E., M.

Ak

Bab 1 Audit Internal: Sejarah, Perkembangan, dan Gambaran Umum

Evolusi Audit Internal


Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, yang berhubungan dengan
penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun audit internal memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang
berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas menyediakan jasa-jasa pemeriksaan, penilaian atas kontrol, kinerja,
risiko dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Dulunya audit internal dianggap sebagai
“lawan” pihak manajemen, sekarang audit internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien untuk
menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

Audit Internal di Abad-Abad Permulaan


Dimulai pada tahun 3.500 sebelum masehi oleh kerajaan romawi kuno menerapkan ”sistem dengan laporan”.
Seorang karyawan akan membandingkan catatannya dengan catatan karyawan lain memverifikasi secara lisan
untuk menghindari adanya kecurangan, istilah “audit” berasal dari bahasa latin auditus (mendengarkan).

Audit Internal di Abad-Abad Pertengahan


Pada abad ke 13 lahir sistem pembukuan berpasangan (double -entry), yakni setiap transaksi dicatat baik pada sisi
debit maupun kredit. Sistem ini membantu para pengusaha mengontrol transaksi dengan para pelanggan, pemasok
serta membantu mengawasi pekerjaan karyawannya.

Audit Internal di Masa Resolusi Industri


Di Inggris audit sebagaimana yang dikenal sampai sekarang proses lebih dari sekedar “mendengarkan” verikasi audit
kemudian berkembang menjadi verifikasi catatan tertulis dan perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal
dengan bahan bukti dokumennya.

Audit Internal di Tahun-Tahun belakangan ini


Pada abad 19 orang-orang Inggris mulai berinvistasi ke lintas negara seperti ke Amerika Serikat dan mereka
menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas investasinya melalui auditor dari Inggris dengan
memakai metode dan prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait.

Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal


Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika ikatan auditor internal-institute of Internal Auditors (IIA)-
dibentuk. Istilah auditor internal (internal auditor) dan audit internal (internal auditing) menimbulkan perdebatan
konotasi pada sebagian pendiri IIA. Mereka mencari istilah atau frase yang bisa lebih baik menjelaskan peranan
auditor internal.John B Thurston,salah seorang pendiri IIA tahun 1941 menyatakan: Anda akan mengakui betapa
tidak memadainya frase “auditor internal”. Berapa tahun yang lalu mungkin istilah tersebut sudah cukup untuk
mendiskripsikan pendahulu-pendahulu kita dalam profesi ini. Tetapi saat ini, audit, dalam arti yang sebenarnya,
hanyalah satu fungsi saja diemban auditor internal. Anggota-anggota komite organisasi kita telah memikirkan
kemungkinan digunakannya beberapa frase atau istilah yang lain dan akhirnya menyimpulkan bahwa kita harus
tunduk pada keputusan terdahulu.

Misi Auditor Eksternal dan Auditor internal


Auditor Eksternal: memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan, dimana bertujuan untuk menentukan
kewajaran atas penyajian laporan keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode.
Auditor Internal: memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak manajer dalam menjalankan tanggungjawab
secara efektif, serta bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol kinerja perusahaan.

Perbedaan Antara Auditor Eksternal dan Internal


Audit eksternal memiliki lingkup yang sempit, yaitu auditor tidak terlalu memperhatikan kecurangan yang tidak
berdampak signifikan terhadap laporan keuangan. Sedangkan untuk audit internal memiliki ruang lingkup yang
komprehensif. Yaitu auditor sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan dari manapun sumbernya dan

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang


Audit Internal HARIRI, S.E., M.Ak

sekecil apapun jumlahnya. Karena penyimpangan-penyimpangan tersebut bisa mengakibatkan kerugian pada
perusahaan.

Berikut tabel perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal


Auditor Internal Auditor Eksternal

Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan Merupakan orang yang independen diluar perusahaan.
entitas independen.

Melayani kebutuhan organisasi, meskipun funsinya harus Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang
dikelola oleh perusahaan. dapat diandalkan.

Fokus pada kejadian-kejadian dimasa depan dengan mengavaluasi Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-
kontrol yang dirancang untuk menyakinkan pencapaian tujuan kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
organisasi.

Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian
bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah. kecurangan secara umum,namun akan memberikan perhatian lebih
bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuanngan
secara material.
Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk
menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam
manejemen. kenyataan maupun secara mental

Menelaah aktivitas secara terus menerus


Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangnan
secara periodik-biasanya sekali setahun.

Menuju sebuah Definisi Audit Internal


Beberapa definisi audit internal modern menurut American Accounting Association mendefinisikan
sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan
dan mengomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan.”
Sedangkan menurut Dewan Standar Audit Internal (Internal Auditing Standards Boards-IASB) Audit Internal adalah
sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang
berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi
3. Peraturan eksternal serta kebijakan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
5. Sumber daya yang telah digunakan secara efisien dan ekonomis
6. Tujuan organisasi yang telah dicapai secara efektif yang dilakukan dengan tujuan sebagai konsultasi
dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.

Profesi audit internal


Katalog kriteria digunakan untuk menilai kualitas profesional suatu jabatan:
1. Pelayanan kepada publik .memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien
dan efektif.
2. Pelatihan khusus berjangka panjang .departeman audit internal hanya menerima orang yang menunjukan
keahlian, lulus tes, dan mendapatkan sertifikasi professional
3. Menaati kode etik. Anggota IIA harus menaati standar kode etik IIA

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang


Audit Internal HARIRI, S.E., M.Ak

4. Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan


5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik. IIA memublikasikan jurnal teknis,
bernama Internal Auditor, serta buku teknis, jurnal penelitian, monografi, penyajian secara audiovisual, dan
bahan-bahan instruksional lainnya.
6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat.
7. Lisensi oleh Negara atau sertifikat oleh dewan.

Kode etik profesi


Kode etik disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus antara anggota profesi dan klien, yang menjelaskan
tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya. Komite Etik
Internasional (International Ethics Committee-IEC) mengeluarkan peryataan baru tentang etika pada 1 Oktober 1999
terdapat dua kode etik:
1. Kode etik tersebut berlaku bagi semua auditor internal, tidak hanya anggota IIA dan CIA
2. Kode etik tersebut dibagi dalam tiga bagian utama
 Pendahuluan
 Prinsip-prinsip Dasar
 Aturan Etika
Bagian kedua terakhir terdapat lima bagian:
 Integritas: Intergritas auditor internal membentuk keyakinan dan menjadi dasar kepercayaan terhadap
pertimbangan auditor.
 Objektivitas: Auditor menunjukan objektivitas profesional dalam memperoleh, mengevaluasi dan
mengkonsumsi informasi mengenai aktivitas proses yang diuji.
 Kerahasiaan: Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterima dan tidak
mengungkapkan informasi.
 Profesionalisme: Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait
dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa merusak profesi.
 Kompetensi: Auditor internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pegalaan yang diperlukan dalam
memberikan jasa audit internal.

Standart
Standar praktik profesional internal auditing. Dipublikasikan oleh IIA tahun 1978. Standar terbagi atas 5 bagian umum
yang mencakup berbagai aspek auditing dalam sebuah organisasi: Independensi, Kemampuan profesional, Lingkup
kerja, Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, Manajemen bagian internal auditing. Standart SIAS yang dikelaurkan
pada tahun 1978:
1. Konsep dan tanggung jawab
2. Mengkomunikasikan hasil
3. Pencegahan, pendekatan, innvestiasi dan pelaporan kecurangan
4. Keyakinan kualitas
5. Hubungan auditoor internal dengan auditor luar indenpenden
6. Kertas kerja audit
7. Komunikasi dengan dewan direksi
8. Prosedur audit analitis
9. Penentuan risiko
10. Evaluasi pencapaian tjuan dan sasaran operasi/program
11. Pernyataan omnibus 1992
12. Merencanakan penugasan audit
13. Menindak lanjuti temuan audit yang dilaporkan
14. Daftar kata
15. Pengawasan
16. Ketaatan audit terhadap kebijkan
17. Penilaian kinerja auditoor eksternal
18. Penggunaan penyedia jasa dari luar

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang


Audit Internal HARIRI, S.E., M.Ak

Syarat memperoleh gelar CIA


Pengalaman 2 tahun bekerja dikantor akuntan publik dan Bersertifikasi peryataan dari anggota organisasi CIA. Hal
yang harus dipertimbangkan dalam pemberian gelar CIA:
 Gelar akademis di atass sarjana muda diangggap sama dengan satu tahun pengalaman kerja
 Penglamn kerja sebagai akuntan publik diaggap setara dengan pengalaman kerja diaudit internal
 Pengajar penuh waktu di universitas pada materi yang diujikan dianggap sama dengan pengalaman kerja,
yakni dua tahun pengalaman mengajar sama dengan satu tahun pengalaman kerja dibidang audit internal

Aktivitas Audit
Meskipun audit internal yang modren memiliki cakupan yang luas, tetapi bentuk praktek audit saat ini terdiri atas tiga
kategori dasar: keuangan, ketaatan, dan operasional. Masing-masing kategori bisa memiliki perbedaan dalam
penekanannya di organisasi dan negara yang berbeda, dan struktur serta praktek khusus juga bisa berbeda.
 Keuangan: Analisis aktivitas ekonomi sebuah entitas yang diukur dan dilaporkan menggunakan metode
akuntansi.
 Ketaatan: Penalaahan atas kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat kesesuaianya
dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang berlaku.
 Operasional: telaah komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efisiensi dan
ekonomi operasi dan efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam mencapai tujuannya.
Baik auditor internal maupun eksternal bisa melakukan jenis-jenis audit ini, sehingga yang perlu adalah Penekanan
bahwa audit eksternal pada kewajaran dalam penyajian laporan keuangan, sedangkan Penekanan audit internal
adalah membantu manajer dan dewan direksi dalam mencapai pengelolaan yang optimal dalam pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggungjawab mereka.

Pendekatan yang dilakukan audit


Pendekatan-pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan masing-masing, auditor internal dapat melakukan
beberapa pendekatan yang berbeda. Dan pendekatan yang biasa digunakan antara lain:
 Audit Komprehensif: Menggambarkan audit atas semua aktivitas yang terdapat dalam entitas pemerintah.
 Audit Berorientasi Manajemen: Penalaahan atas semua aktivitas sesuai dengan perspektif manajer dan
konsultan manajemen. Audit berorientasi manajemen dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara
pandangnya, bukan dari segi prosedur audit. Audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya mengelola perusahaan dengan lebih baik.
 Audit Partisipatif: Proses yang melibatkan bantuan klien dalam mengumpulkan data, dan mengevaluasi
oeprasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan kemitraan untuk menyelesaikan masalah.
 Audit Program: Penelaahan atas seluruh program untuk menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah
tercapai. Program dalam istilah ini berarti serangkaian rencana dan prosedur untuk mencapai hasil akhir
yang ditentukan.

Audit untuk memberikan keyakinan dan konsultatif


Ada dua keyakinan baru yang disarankan oleh Guidance Task Force-(GTF) yaitu pemberian keyakinan dan
konsultatif. Pemberian keyakinan berhubungan dengan memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi
organisasi klien.Sedangkan audit konultatif terdiri atas metodologi penyelesaian masalah untuk meningkatkan secara
langsung kondisi klien.
Penilaian sendiri atas kontrol Control
Self Assessment adalah sebuah pendekatan audit non tradisional yang telah diterapkan di banyak organisasi
sebagai sarana pengelolaan yang memiliki nilai. CSA mendorong keahlian peserta dalam kontrol sendiri dan
mendorong komitmen pekerja terhadap proses perbaikan yang berkelanjutan.

Menentukan Fungsi Utama


Mary Ellen Oliverio, profesor akuntansi menyusun seperangkat pertanyaan ini untuk membantu departemen audit
internal menentukan mana fungsi utama dan tidak. Bila jawaban untuk setiap pertanyaan adalah “ya” maka terdapat
kemungkinan besar bahwa audit internal merupakan fungsi utama. Fungsi audit internal sudah begitu terorganisir
dengan fungsi lain di perusahaan sehingga bila fungsi audit internal dijalankan oeh pihak luar perusahaan maka akan
memangkas salah satu dimensi yang bernilai bagi perusahaan secara keseluruhan.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang


Audit Internal HARIRI, S.E., M.Ak

Fungsi auditor internal bagi manajemen sebagai berikut:


a. Mengawali kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.
b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior
d. Membantu manajemen pada bidang teknis
e. Membantu proses pengambilan keputusan
f. Menganalisis masa depan
g. Membantu manajer menngelola perusahaan

Independensi dalam Program Audit:


 Bebas dari Intervensi manajerial atas Program Audit
 Bebas dari segala Intervensi atas Prosedur Audit
 Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang diisyaratkan untuk sebuah
Proses Audit.

Independensi dalam Verifikasi:


 Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit.
 Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.
 Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membahas
pemerolehan bahan baku.
 Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.

Independensi dalam Pelaporan:


a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan.
b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit.
c. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan
audit internal.
Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas Standar Atribut dan Standar Kinerja
 Standar Atribut. Berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang melakukan
kegiatan audit internal.
 Standar Kinerja. Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan
audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai
dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk semua jenis
penugasan audit internal.

Pertimbangan-pertimbangan tambahan
Pelaksanaan auditor internal harus mematuhi persyaratan dan pemahaman untuk memberikan keyakinan atas audit.
Contoh: luas pekerjaan yang dibutuhkan,keahlian dan sumber daya yang disyaratkan,kebutuhan
manajemen,dampak potensial dimasa mendatang,dan kontribusi ke organisasi. Auditor juga harus:
 Melaksanakan aktivitas informasi untuk memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Menentukan bahwa jasa konsultasi sesuai dengan akta audit innternal dan bahwa mereka akan
memberikan nilai tambah dan pentingnya bagi organisasi menetapkan bahwa pekerjaan konsultasi terkait
secara positif dengan rencana audit berbasis risiko
 Mendokumentasikan faktor-faktor kunci pekerjaan konsultasi kedalam perjanjian atau rencana tertulis

Pratice Advisory
 Program audit yang secara umum sesuai dengan aktivitas yang direncanakan untuk audit internal dengan
pemberian suatu keyakinan.
 Pratice Advisory menjelaskan proses pelaporan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajemen
dan pihak-pihak yang membutuhkan audit serta menjelaskan karakteristik yang harus dimiliki.
 Pratice Advisory dapat selesai jika terdapat rekomendasi bahwa audit internal selesai diawasi dengan hasil
yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh klien dengan memperhatikan kepentingan manajemen.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

Anda mungkin juga menyukai