Anda di halaman 1dari 7

KENDALA DAN DAMPAK PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI SISWA DALAM

LINGKUNGAN PEMBELAJARAN ONLINE

Yakin Ainul
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Introduction
Corona Virus telah memberikan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan[1]. Untuk itu
pembelajaran online telah diterapkan secara luas untuk menggantikan pembelajaran tatap muka
tradisional selama masa pandemic COVID-19 [2]-[3] pembelajaran online juga dikenal sebagai
pendidikan berbasis web yaitu pembelajaran yang didukung oleh Teknologi Informasi untuk
digunakan secara online[1]-[4] Untuk itu Pemanfaatan teknologi informasi memiliki peran yang
sangat penting ditengah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pandemic corona virus 19, proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dengan adanya informasi teknologi yang berkembang
pesat saat ini diantaranya e-learning, google class, whatsapp, zoom, serta media informasi dan
jaringan internet lainnya yang dapat menghubungkan guru dan siswa sehingga Proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya meski di tengah pandemi virus
Corona Covid-19 [1]-[5] Salah satu solusi yang ditrapkan oleh guru dalam peralihan
pembelajaran uang kelas menuju pembelajaran online adalah dengan menerapkan teknologi
koferensi video seperti zoom [6]
Beberapa kesulitan yang dirasakan dalam pelaksanaan proses perubahan sistem
pendidikan yang muncul pada masa COVID-19, Kesulitan ini saling terkait dengan perspektif
baru pendidikan online dan kompleksitas teknologinya [5] selama masa pandemi guru dan siswa
termotivasi untuk menyesuaikan platform belajar-mengajar online dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan baik guru maupun siswa dengan menggunakan sosial media yang lebih positif disisi
lain siswa mengalami stress terkait dengan pembelajaran online dan kesulitan saat
menyelesaikan tugas sekolah karena tidak mendapat penjelasan yang lebih detail [6] Di sisi lain,
para orang tua khawatir akan bahaya terhadap konten di internet dan resiko penggunaan digital
yang tidak dibatasi. Mereka khawatir tentang dampak penggunaan digital pada sosial anak-anak
dan perkembangan (Lepinic & Samec, 2013; Jiang & Monk, 2016)[2] disamping itu
ketidaksetaraan digital dan kurangnya akses ke teknologi modern, siswa dari keluarga
berpenghasilan rendah memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke kelas online. Di saat
yang sama, biaya internet yang berlebihan juga menjadi kendala dalam mengakses kelas
online[3]
Perkembangan bidang pendidikan saat ini adalah membuat Teknologi Informasi ke dalam
pembelajaran yang bermanfaat bagi prestasi belajar siswa [1] Tantangan bagi guru dalam
memberikan umpan balik adalah bagaimana mendefinisikan kelemahan siswa secara efisien
selama proses pembelajaran[5] disamping itu Media WhatsApp dengan metode investigasi grup
dapat menimbulkan komunikasi yang positif antara mahasiswa dan dosen. Diskusi dalam
pembelajaran ini terlaksana dengan baik, pengetahuan siswa dapat muncul dalam kelompok dan
informasi dapat tersebar secara merata dan cepat [7]. Guru mengevaluasi masalah belajar siswa
melalui penilaian untuk memberikan bimbingan dan kemajuan yang sesuai. Untuk itu perlu
adanya identifikasi kelebihan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran, identifikasi kelemehan
kelebihan siswa ini akan sangat berharga untuk melaksanakan instruksi perbaikan yang efektif
[1] Masalah keamanan dunia maya dalam pembelajaran online sangat penting untuk diperhatikan
apalagi saat mempersiapkan pembelajaran online, guru harus merancang apa yang akan diajarkan
dan bagaimana cara menerapkannya [8] melalui beberapa peneliti-peneliti teradahulu bahwa
pembelajaran daring telah mengembangkan cara berpikir kritis dan analitis pada kebijakan di
lingkungan lokal mereka (Aitken dkk. 2019)[9]
E-Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang disusun berbasis internet yang
bisa menunjang proses pembelajaram agar semua siswa tetap bisa belajar dengan sebagaimana
mestinya[7] namum ada beberapa masalah yang dirasakan dalam pelaksanaan proses perubahan
sistem pendidikan yang muncul pada masa COVID-19, Kesulitan ini saling terkait dengan
perspektif baru pendidikan online dan kompleksitas teknologinya [8] selama masa pandemi guru
dan siswa termotivasi untuk menyesuaikan platform belajar-mengajar online dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan baik guru maupun siswa dengan menggunakan sosial media yang lebih
positif disisi lain siswa mengalami stress terkait dengan pembelajaran online dan kesulitan saat
menyelesaikan tugas sekolah karena tidak mendapat penjelasan yang lebih detail [9] Di sisi lain,
para orang tua khawatir akan bahaya terhadap konten di internet dan resiko penggunaan digital
yang tidak dibatasi. Mereka khawatir tentang dampak penggunaan digital pada sosial anak-anak
dan perkembangan [2] Sistem e-learning juga berisi tentang alat untuk evaluasi hasil belajar
siswa dan memungkinkan pembelajaran berjalan lancar [10]. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru disekolah bahwa hasil belajar siswa dengan proses belajar onlie pada masa
pandemic covid-19 mengalami penurunan untuk itu perlu ditinjau lebih dalam tentang apa yang
membuat hasil belajar siswa dengan pembelajan e-learnig menurun.

Discussion
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi, dimana
pelajar mencoba untuk mengatasi beberapa tugas dan pengambilan keputusan pada setiap
waktu. Salah satu tujuan pembelajaran online adalah untuk memaksimalkan keputusan yang
dibuat secara online dengan diberi pengetahuan tentang jawaban yang benar dan informasi
tambahan yang dapat diakses kapan saja [11]. Ada dua sub bahasan yang akan dibahasa pada
chapter ini yaitu apa saja kendala yang dihadapi siswa dalam lingkungan pembelajaran online
dan yang kedua apa dampak dari kendala yang dihadapi siswa. Ada dua faktor umum menurut
hasil wawancara dengan guru akan Fasilitas belajar online yaitu yang pertama dilihat dari alat
komunikasi yang digunakan siswa apakah sudah memadai atau belum disamping itu yang dilihat
juga jaringan internet untuk menghubungkan komunikasi antara siswa dengan siswa mamupun
antara siswa dengan guru.

Kendala yang pertama yaitu kondisi siswa yang tidak memiliki alat komunikasi atau
hanphone, tidak semua siswa memiliki gawai/hanphone pribadi, disisi lain gawai telepon pintar
yang lebih sering dibawa orang tua yang bekerja [12]. Handphone adalah salah satu alat
komunikasi yang bisa digunakan untuk komunikasi. ada yang bisa digunakan untuk internetan
ada juga yang hanya bisa digunakan untuk telpon biasa dan massage biasa. Siswa. juga ada yang
tidak memiliki alat komunikasi sama sekali. Siswa yang tidak memiliki alat komunikasi untuk
belajar online diperbolehkan meminjam atau belajar dengan teman yang memiliki alat
komunikasi yang memadai. sehingga siswa bisa ikut berpartisipasi pada proses pembelajaran
namun ketika siswa diberikan tugas untuk dikerjakan siswa yang tidak memiliki alat komunikasi
sendiri sangat terhambat dalam hal bertanya jawab. Ketika siswa ada yang tidak bisa mengerti
materi atau tugas yang diberikan, terkadang siswa telat mengumpulkan tugasnnnya dan juga
tidak bisa melakukan komunikasi serta bertanya jawab langsung dengan guu jika ada yang tidak
d mengerti. Siswa yang memiliki hp tapi tidak bisa digunakan untuk internet. Siswa yang
memiliki hp tapi tidak bisa digunakan untuk pembelajaran online sama halnya dengan siswa
yang tidak memiliki hp. Siswa sulit melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa hp. Siswa
melakukan komunikasi antara siswa dengan siswa dan antar siswa dan guru. Hal ini adalah salah
satu faktor kendala proses belajar mengajar siswa secara online karena alat komunikasi adalah
satu kewajiban atau syarat untuk bisa mengikuti kelas online. Untuk itu siswa yang bertaraf
ekonomi rendah sangat kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan
secara online.

Kendala yang kedua adalah siswa kesulitan mendapatkan jaringan internet yang bagus
dikarenakan siswa yang berada pada bagian yang bukan kota siswa kesulitan mendapatkan
jaringan [12] kendala ini membuat siswa sulit untuk melakukan pembelajaran secara online. Ini
juga menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran online karena jaringan juga salah kebutuhan
dalam pembelajaran online. Jika siswa tidak memiliki jaringan internet maka siswa sama sekali
tidak bisa mengikuti proses pembelajaran secara online. Pembiayaan pembelajaran daring juga
menjadi faktor siswa tidak memiliki jaringan. Mahalnya kuota internet menjadi salah satu faktor
siswa tidak mengikuti pembelajaran. Disamping itu orang tua siswa mengungkapkan mereka
harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli kuota data internet. Kondisi ekonomi
orang tua siswa yang rendah sehingga membuat siswa kesulitan dalam membeli kuota internet
untuk mengikuti pembelajaran online. Beberapa kendala pembelajaran online diatas sangat bisa
membuat proses pembelajaran siswa menjadi tidak kondusif.

Dampak yang pertama adalah siswa banyak yang mengalami kejenuhan dan kebosanan
belajar secara daring sehingga terkadang menjawab soal secara asal- asalan. Dikarenakan siswa
hanya belajar dirumah dengan bimbingan orang tua saja sehingga Konsentrasi dan motovasi
anak belajar di rumah dan di sekolah tentu akan berbeda [12]. Disisi lain yang membuat
siswa merasa bosan belajar dirumah adalah siswa tidak bisa bertemu langsung dengan siswa
yang lain hal itu dialami dengan banyak siswa yang saya wawancara. Karena komunikasi antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru itu adalah hal yang sangat penting, mereka juga bisa
membagi pikiran masing-masing terkait dengan tugas maupun pembelajaran secara langsung.
Jika komunikasi dilakukan secara online seperti yang sudah dijelaskan pada kendala diatas
bahwa ada banyak siwsa yang tidak memiliki hp yang memadai untuk online disamping itu
mereka kesulitan menemukan jaringan serta kesusahan dalam membeli paket.

Dampak kedua adalah bahwa belajar online tidak bisa terlepas hanphone maupun
computer karena itu adalah salah satu alat yang sangat dibutuhkan pada saat pembelajaran online
akan tetapi ada dampak negatif yang perlu diperhatian dan diantisipasi yaitu penggunaan
gawai yang berlebihan. Gawai bukan hanya alat untuk komunikasi tetapi juga bisa untuk
melihat hal-hal lain seperti menonton hal-hal yang tidak bereducati[13]. Disamping itu siswa
yang menggunakan gawai secara belebihan akan membuat kecanduan dengan hal-hal baru yang
dilihat seperti pada game maupun video-vido yag tidak beraedah untuk itu peran orang tua
sangat penting untuk mengontrol anaknnya yang sedang belajar agar siswa benar-benar
menggunakan gawai dengan sebenar-benarnya.

Dampak ketiga yaitu masalah sinyal maupun paket. Kadang ada beberapa siswa yang
mengeluhkan belum bisa mengirimkan tugas karena terkendala sinyal dan sulit
mengkomunikasikan terhadap guru jika terdapat tugas yang tidak bisa dimengerti oleh siswa itu
sendiri karena tidak punya paket dan akhirnya berdampak juga pada penilaian guru terhadap
siswa [12]. Pada pelosok-pelosok desa jaringan internet sangat kurang memadai untuk itu
berdampak pada pembelajaran online, siswa tidak bisa mengkomunikasikan secara langsung apa
kesulitan yang ia alami pada pembelajaran maupun tugas yang diberikan oleh guru jika jaringan
iternetnya tidak memadai bahkan tidak menutup kemungkinan siswa tidak bisa ikut berpartisi
pasi pada saat pembelajaran online sedang berlangsung jika sewaktu-waktu jaringan intenetnya
hilang.

Dampak keempat siswa yang tidak bisa dikontrol secara langsung seperti pada
pembelajaran offline dikelas, sehingga guru tidak bisa menilai secara langsung bagaimana
proses, respon serta hasil yang dihasilkan oleh siswa melalui pembelajaran online dan tidak
menutup kemungkinan yang mengerjakan tugas siswa bukan dirinya sindiri karena dalam
pembelajaran daring orang tua juga berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk
membing anak-anaknya. Disisi lain siswa kerap sekali membagi tugas meraka di group kelas, itu
akan memebuat pembelajaran tidak kondusif karena tidak bisa dikontrol secara langsung. Pada
akhinya siswa yang mengerjakan tugas hanya satu orang lalu dibagikan pada teman-teman yang
lain lewat group kelas.

Conclusion
Melalui penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi siswa
pada pembelajaran daring ada beberapa diantarnya yaitu gawai yang dibutuhkan siswa untuk
melakukan pembelajaran daring, jaringan untuk menghubungkan komunikasi antara siswa dan
guru serta siswa dengan siswa dan yang ketiga materi untuk membeli paket dikalangan ekonomi
menengah. Dampak dari pembelajaran daring juga ada beberapa diataranya adalah siswa yang
terus-terusan menggunakan gawai dalam belajar jadi tidak bisa tekontrol efeknya akan membuat
siswa kecanduan dalam menggunakan gawai. Dampak yang kedua adalah siswa kesulitan dalam
mendapatkan jaringan kesusahan dalam mengumpulkan tugas maupun mengkomunikasan yang
ingin dipertanyakan. Dari pemaparan naratif diatas diharapkan dapat melakukan penelitian
lanjutan untuk memberikan solusi darikendala-kendala yang dialami siswa untuk perbaikan
pembelajaran online selanjutnya.

References
[1] A. N. Bahasoan, W. Ayuandiani, M. Mukhram, and ..., “Effectiveness of online learning
in pandemic COVID-19,” … Journal of Science …, pp. 100–106, 2020.

[2] C. Dong, S. Cao, and H. Li, “Children and Youth Services Review Young children ’ s
online learning during COVID-19 pandemic : Chinese parents ’ beliefs and attitudes,”
Children and Youth Services Review, vol. 118, no. September, p. 105440, 2020, doi:
10.1016/j.childyouth.2020.105440.

[3] N. Hasan and Y. Bao, “Children and Youth Services Review Impact of ‘ e-Learning
crack-up ’ perception on psychological distress among college students during COVID-19
pandemic : A mediating role of ‘ fear of academic year loss ,’” Children and Youth
Services Review, vol. 118, no. August, p. 105355, 2020, doi:
10.1016/j.childyouth.2020.105355.

[4] j. Ikhsan, m. Akhyar, and m. K. Nais, “The Effects of Science-On-Web Learning Media
on Junior High School Students’ Learning Independency Levels and Learning Outcomes,”
Journal of Turkish Science Education, 2019.

[5] Y. K. Dwivedi et al., “Impact of COVID-19 pandemic on information management


research and practice: Transforming education, work and life,” International Journal of
Information Management, vol. 55, no. July, p. 102211, 2020, doi:
10.1016/j.ijinfomgt.2020.102211.

[6] D. Henriksen, D. Henriksen, E. Creely, and M. Henderson, “Folk Pedagogies for Teacher
Transitions: Approaches to Synchronous Online...,” Journal of Technology and Teacher
Education, vol. 28, no. 2, pp. 201–209, 2020.
[7] B. Dwi, A. Amelia, U. Hasanah, and A. M. Putra, “Analisis Keefektifan Pembelajaran
Online di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 2, no.
1, p. 3, 2020.

[8] L. Mishra, T. Gupta, and A. Shree, “Online Teaching-Learning in Higher Education


during Lockdown Period,” International Journal of Educational Research Open, p.
100012, 2020, doi: 10.1016/j.ijedro.2020.100012.

[9] A. Patricia, “College Students’ Use and Acceptance of Emergency Online Learning Due
to COVID-19,” International Journal of Educational Research Open, p. 100011, 2020,
doi: 10.1016/j.ijedro.2020.100011.

[10] L. Liang, K. Yeung, R. K. W. Lui, W. M. Y. Cheung, and ..., “Lessons Learned from a
Calculus E-Learning System for First-Year University Students with Diverse Mathematics
Backgrounds,” … in Mathematics Education, pp. 69–92, 2018.

[11] I. C. Technology, “Variations of Models and Learning Platforms for Prospective Teachers
During the COVID-19 Pandemic Period,” vol. 1, no. 2, pp. 75–94, 2020.

[12] A. Anugrahana, “Hambatan , Solusi dan Harapan : Pembelajaran Daring Selama Masa
Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar,” Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, vol. 10, no. 3, pp. 282–289, 2020.

[13] A. R. Setiawan, M. Puspaningrum, and K. Umam, “Pembelajaran Fiqh Mu’Āmalāt


Berorientasi Literasi Finansial,” TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education,
vol. 6, no. 2, pp. 187–192, 2019, doi: 10.17509/t.v6i2.20887.

Anda mungkin juga menyukai