Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH DI PERMUKIMAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Penyehatan Permukiman

DISUSUN OLEH :
Shakila Ramadhania
PO71330180027

DOSEN PENGAMPU:

Sondang Siahaan,S.Pd.,M.Si
NIP.196606171988032022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PDODI D-III SANITASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Penyehatan Permukiman

Jenis Praktek : Pengawasan pengelolaan limbah permukiman

Tanggal : Jum’at, 21 Agustus 2020

Lokasi : di Perumahan Bougenvill Lestari Blok AI NO.25 RT.24 Kota Jambi

Laporan praktek ini telah di setujui dan di tanda tangani oleh :

Mengetahui,

Penanggung Jawab Laporan

Dan pembimbing akademik

SONDANG SIAHAAN, S. Pd, M.Si


NIP:196606171988032022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga Laporan Penyehatan Permukiman Di Perumahan Bougenvill

Lestari Blok AI NO.25 RT.24 kelurahan Alam Barajo, Kecamatan Kota baru, Kota Jambi

Jambi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya Laporan ini, tidak terlepas

dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku pembuat laporan

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu SONDANG SIAHAAN, S. Pd, M.Si selaku dosen pengampu yang telah sama sama

memberikan ilmu dalam menyusun laporan ini.

2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

Dalam laporan ini beberapa penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dari semua pihak, agar

kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun laporan. .

Wasallam.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam buku “The Lexicon Webster Dictionary” pengertian permukiman dapat

dirumuskan sebagai suatu keadaan atau tempat dimana manusia dapat

menetap/tinggal pada kedudukan yang tetap sehingga keluarga dapat berkembang

secara harmonis dalam kondisi yang menguntungkan.

Menurut WHO, permukiman adalah “Suatu Struktur Fisik” dimana orang

menggunakannya untuk tempat berlindung, juga lingkungan dari struktur tersebut

termasuk semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna

untuk kesehatan jasmani, rokhani dan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.

Sedangkan menurut undang-undang nomor 4 tahun 1992 permukiman adalah

bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan

perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan

penghidupan.

Berdasarkan sifatnya permukiman dapat dibedakan beberapa jenis yaitu:

1. Permukiman/perkampungan tradisional.

2. Perkampungan darurat.

3. Perkampungan Kumuh (slum area).

4. Permukiman Transmigrasi.

5. Perkampungan untuk kelompok-kelompok khusus.

6. Permukiman baru (real state).


Masalah rumah dan permukiman di Indonesia berakar dari pergeseran konsentrasi

penduduk dari desa ke kota. Pertumbuhan penduduk kota di Indonesia yang cukup

tinggi, sekitar 4% pertahun, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional, dan kecenderungan

yang tinggi tumbuhnya kota-kota di Indonesia. Sayangnya, terjadi keadaan yang tidak

sesuai antara tingkat kemampuan dengan kebutuhan sumber daya manusia untuk

lapangan kerja yang ada di perkotaan, mengakibatkan timbulnya kelas sosial yang

tingkat ekonominya sangat rendah.Hal ini berakibat terhadap tingkat pemenuhan

kebutuhan dasar kaum papa itu yang dikatakan sangat minim. Rumah dan tempat

hunian mereka tidak lebih merupakan tempat untuk tetap survive di tengah kehidupan

kota. Kualitas permukiman mereka dianggap rendah dan tidak memenuhi standar hidup

yang layak.

1.2 Tujuan

1. Umum

Mahasiswa dapat mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi rumah dan

lingkungan untuk penyusunan rencana program ditingkat kelurahan guna mengatasi

masalah perumahan dan lingkungan permukiman dengan mendayagunakan sumber

daya yang tersedia di masyarakat.

2. Khusus

a. Terkumpulnya data tentang:

 Keadaan lingkungan dan demografi

 Data rumah sehat

 Potensi yang dimiliki SDA dan DSM


 Data penyakit berbasis lingkungan dan potensi resiko

b. Tersusunnya rencana kegiatan pemecahan masalah

1.3 Manfaat

1. Bagi Masyarakat Ngampilan

 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang rumah sehat dan

lingkungan sehat

 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah dan lingkungan

sehat

2. Bagi Puskesmas Ngampilan

 Mendapat masukkan dan informasi yang membangun bagi Puskesmas

Ngampilan terutama dibidang kesehatan lingkungan

 Mendapat bantuan tenaga dalam menangani masalah-masalah sanitasi di

wilayah kerja Puskesmas Ngampilan

3. Bagi Mahasiswa Kesehatan Lingkungan

 Sebagai media silaturahmi dan kerjasama yang baik antara instansi pemerintah

 Sebagai tempat untuk membantu mahasiswa melakukan praktik kuliah lapangan

dengan orientasi langsung ke masyarakat.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Limbah Domestik

Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian,
limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan
atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah
terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia
tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri,
tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak
mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola
untuk mengurangi pencemaran.
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan
pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan
 Membuat saluran air kotor
 Membuat bak peresapan
 Membuat tempat pembuangan sampah sementara

2.2  Kualitas air limbah domestik


Kualitas suatu air limbah akan dapat terindikasi dari kualitas parameter kunci,
dimana konsentrasi parameter kunci tidak melebihi dari standard baku mutu yang ada
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengingat air limbah
domestik kandungan terbesar adalah bahan organik, maka parameter kunci yang
umum digunakan adalah BOD, COD dan lemak/minyak. Berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik, maka parameter kunci untuk air limbah domestik adalah BOD, TSS, pH serta
Lemak & Minyak.
2.3  Jenis – jenis limbah
     2.3.1  Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair
yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.

2.3.2 Limbah plastik


Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik
yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk
kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset
bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.

       2.3.3  Limbah padat


Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian
serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit
tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dll.

2.4   Jenis – jenis unit pengolahan limbah domestik.


1. Septictank
Sistem septictank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic
tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara.

Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah sekitarnya adalah : 
a) Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
b) Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan
lantai septictank dibuat miring kearah ruang lumpur antara lain sebagai berikut :
 Septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan
jumlah air limbah antara 100 – 200 liter/orang/hari dari volume penggunaan air
bersih.
 Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal ± 3 hari.
 Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang
dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan
lumpur diperhitungkan 5 tahun.
 Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 2.5 cm
dari pipa air keluar.
 Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
 Proses pengolahan yang secara biologi dilakukan oleh mikro organisme / bakteri
pengurai.
c) Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu
diperhatikan hal berikut :
 Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih
ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya
setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
 Pemilihan pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi.
Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang
lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus  tanpa belokan, karena
belokan atau sudut dapat membuat mampat.
 Sesuaikan Kapasitas Septic tank untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni
empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan
dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak
penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
 Bak Harus Kuat dan Kedap Air Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat
menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.

2. Sumur Resapan

Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap
rumah dan meresapkannya ke dalam tanah. Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)
merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan
air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan
BAB III

METEODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat Tulis
2. Check List
3. Kuisioner
4. Kamera HP untuk Dokumentasi

B. Prosedur Kerja

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan praktikum ini meliputi :

a. Mempersiapkan semua instrumen yang digunakan

b. Menyiapkan semua alat yang di butuhkan

c. Menentukan rumah warga yang diambil secara acak

d. Mengajukan izin melakukan kunjungan ke rumah warga ke RT setempat

2.Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi :

a. Melakukan kunjungan ke rumah warga


b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan maksud dan tujuan kepada warga.


d. Mulai melaksanakan kegiatan dengan menanyakan nama pemilik rumah atau

kepala keluarga dan wawancara dengan media kuisioner yang telah diberikan

oleh institusi. (jangan lupa dokumnetasi)

e. Setelah selesai simpan kuisioner dan mengucapkan terimakasih dan berpamitan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KUESIONER

A. Identitas Diri

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Penghasilan :

B. Instrumentasi

NO. PERNYATAAN YA TIDAK


1. Apakah anda mengetahui tentang SPAL ?
2. Apakah anda tahu >10m2 adalah jarak ideal antara sumber
air dengan SPAL
3. Apakah anda tahu SPAL yang baik adalah tidak berbau ?
4. Apakah anda tahu jika anda memiliki SPAL, maka tempat
penampungan harus memiliki penutup?
5. Apakah anda tahu aliran limbah yang lancer atau tidak
menggenang adalah salah satu syarat SPAL yang sehat?
6. Apakah keluarga sehari-hari membuang air kotoran ke
pembuangan air ke limbah?
7. Apakah anda memiliki SPAL ?
8. Apakah SPAL yang anda miliki kedap air ?
9. Apakah anda tahu jika SPAL dapat mencemari lingkungan
jika terdapat diluar tempatnya?
10.Jika anda tidak mempunyai tempat penampungan SPAL,
lalu apakah limbah di buang langsung ke tanah atau air ?

4.2 HASIL KUESIONER


A. Identitas Diri

Nama : Tri Wahyono Sujatmiko

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Buruh

Penghasilan : ± Rp. 3.000.000/Bulan

B. Kuesioner

NO. PERNYATAAN YA TIDAK


1. Apakah anda mengetahui tentang SPAL ?
2. Apakah anda tahu >10m2 adalah jarak ideal antara sumber
air dengan SPAL
3. Apakah anda tahu SPAL yang baik adalah tidak berbau ?
4. Apakah anda tahu jika anda memiliki SPAL, maka tempat
penampungan harus memiliki penutup?
5. Apakah anda tahu aliran limbah yang lancer atau tidak
menggenang adalah salah satu syarat SPAL yang sehat?
6. Apakah keluarga sehari-hari membuang air kotoran ke
pembuangan air ke limbah?
7. Apakah anda memiliki SPAL ?
8. Apakah SPAL yang anda miliki kedap air ?
9. Apakah anda tahu jika SPAL dapat mencemari lingkungan
jika terdapat diluar tempatnya?
10.Jika anda tidak mempunyai tempat penampungan SPAL,
lalu apakah limbah di buang langsung ke tanah atau air ?

4.3 PEMBAHASAN

Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan di perumahan Bougenvill Lestari Blok AI
NO. 25 RT. 24 salah satu rumah warga bahwa rata-rata warga sudah tau apa itu SPAL
dan hampir di setiap rumah memilikinya. Tapi tidak sedikit pula yang tidak mengetahui
SPAL yang sehat bagaimana. Permasalahannya adalah masyarakat kurang memahami
persyaratan sanitasi SPAL yang baik seperti : Tidak berbau, Jika SPAL ditemukan di
luar tempatnya akan mencemari lingkungan dan memiliki SPAL yang tertutup/terbuka.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan di perumahan Bougenvill Lestari Blok AI
NO. 25 RT. 24 salah satu rumah warga bahwa rata-rata warga sudah tau apa itu SPAL
dan hampir di setiap rumah memilikinya. Tapi tidak sedikit pula yang tidak mengetahui
SPAL yang sehat bagaimana. Permasalahannya adalah masyarakat kurang memahami
persyaratan sanitasi SPAL yang baik seperti : Tidak berbau, Jika SPAL ditemukan di
luar tempatnya akan mencemari lingkungan dan memiliki SPAL yang tertutup/terbuka.
Bisa jadi factor ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan dari seseorang, Tetapi

masih banyak warga yang menjaga kualitas lingkungan di rumah nya dan sadar akan

penting nya kesehatan lingkngan di permukiman ia tinggal.

5.2 Saran

1. Diminta kepada pihak kelurahan atau RT untuk memperbaiki fasilitas sarana dan

prasarana di lingkungan permukiman

2. Kepada Kepala Keluarga diharapkan mengajak anggota untuk meningkatkan

pengetahuan tentang sanitasi kesehatan lingkungan

3. Diharapkan sadar dan peduli tentang kesehatan lingkungan rumah

Anda mungkin juga menyukai