Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 ISSN : 2252-9721 (Cetak)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : 2549-8126 (Online)


Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

FORMULASI SEDIAAN GEL HAND SANITIZER EKSTRAK


ETANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN) SEBAGAI ANTIBAKTERI
TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Lili Widyawati1, Baiq Ayu Aprilia Mustariani1, En Purmafitriah1
1
Program Studi DIII Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
Lilywidya11@gmail.com

ABSTRAK
Daun sirsak (Annona Muricata Linn) mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin
yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Berdasarkan senyawa yang dimiliki daun sirsak dapat
di manfatkan sebagai antiseptik tangan. Tujuan dari penelitiaan ini adalah membuat formulasi gel
hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak ( Annona Muricata Linn) sebagai antibakteri terhadap
stapylococcus aureus dengan basis carbomer 940. Gel hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak
diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada formulasi I 3% , formulasi II 6%,
formulasi III 9%, dan formulasi IV 12%. Metode pengujian antibakteri yang digunakan adalah
metode difusi sumuran. Gel hand sanitizer di uji sifat fisiknya, meliputi uji organoleptik, uji
homogenitas, uji daya sebar dan uji pH. Sediaan gel hand sanitizer yang memiliki aktivitas sebagai
antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus adalah formulasi IV ekstrak 12% memiliki zona
hambat sebesar 2,2 mm dan pada kontrol positif memiliki zona hambat sebesar 1,3 mm. Hasil pada
uji organoleptis, uji daya sebar, pH, homogenitas sesuai dengan parameter sediaan gel. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan adanya kemampuan daun sirsak untuk menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.

Kata kunci : Antibakteri, Hand sanitizer, daun sirsak

FORMULATION OF GEL HAND SANITIZER ETHANOL EXTRACT OF SOURSOP


LEAF(ANNONA MURICATA LINN) AS ANTIBACTERIAL TO STAPHYLOCOCCUS
AUREUS

ABSTRACT
Soursop leaf (Annona Muricata Linn) have flavonoid compounds, tannins alkaloids and saponins that
can be utilized as antibacterial. Based on confounds owned by soursop leaf can be used as hand
anticeptic. Purpose of this research is to make gel formulation of hand sanitizer extract etanol soursop
leaf (Annona Muricata Linn) as antibacterial to stapylococcus aureus wih carbomer 940. Gel hand
sanitizer ethanol extract of soursop leaf is formulated with different extract concentration that is in
formulation I 3%, formulation II 6%, formulation III 9%, and formulation IV 12%. Anthibacterial
testing method by using the method of diffusion well. Gel hand sanitizer tested physical properties,
including organoleptic test, homogenity test, spreading test and test the pH. Gel preparation of hand
sanitizer which has activity as antibacterial to staphylococcus aureus bacteria is formula IV exract
12% has inhibition zone of 2,2 mm and on positive control has 1,3 mm inhibition zone. Result of
organolepic test spreading test, pH, homogeneity according to gel preparation parameters.
The results of this study showed the ability of soursop leaves to inhibit the growth of Staphylococcus
aureus bacteria.

Keywords: Antibacterial, Hand sanitizer, Soursop leaf

PENDAHULUAN berbagai penyakit.Hal tersebut disebabkan oleh


Kesehatan merupakan aspek penting yang virus, bakteri dan jamur yang menempel pada
dapat mempengaruhi kualitas hidup (quality of tangan ketika seseorang melakukan aktivitas.
life)setiap individu. Salah satu cara yang Salah satu cara yang paling mudah, sederhana,
efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah efektif dan umum dilakukan oleh masyarakat
dengan menjaga kebersihan, salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan air
adalah kebersihan tangan (Radji, 2010).Tangan mengalir dan sabun.Manfaat mencuci tangan
merupakan salah satu media penularan menggunakan sabun adalah untuk mencegah
47
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

terjangkitnya penyakit yang dapat ditularkan umum pada penelitian ini adalah untuk
melalui media tangan, seperti diare, koleradan mengetahui formulasi gel hand sanitizer
cacingan (Kemenkes, 2014). Salah satu bakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata
yang paling sering mengkontaminasi kulit Liin) sebagai antibakteri terhadap
tangan adalah Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus.
Penyebaran Staphylococcus aureus paling
sering ditularkan dari tangan ke tangan (WHO, METODE
2013). Penelitian ini merupakan penelitian
Bakteri berpotensi menjadi patogen jika eksperimental untuk mengetahui aktivitas
jumlahnya melebihi batas dan akan menjadi antibakteri ekstrak daun sirsak (Annona
bahaya bagi manusia. Kemunculan bakteri Muricata Linn) setelah diformulasikan
yang melebihi batas dapat disebabkan oleh kedalam sediaan gel hand sanitizer. Sampel
berbagai cara salah satunya ialah kurangnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kebiasaan mencuci tangan. Pada kondisi 500 gram daun sirsak (Annona Muricata
tertentu, sering kali keberadaan air dan sabun Linn).
menjadi kendala karena tidak tersedianya
sarana untuk membersihkan tangan. Sehingga Flavonoid merupakan salah satu metabolit sek
seiring perkembangan zaman kebiasan under dan keberadaannya pada daun tanaman
mencuci tangan telah teralihkan dengan bahan di pengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga
antiseptik (Lindawati et al., 2014). daun muda belum terlalu banyak mengandung
flavonoid (Annysa, 2010). Daun sirsak yang
Penggunaan gel antiseptik tangan yang mudah berkulitas adalah daun sirsak dengan
dan praktis semakin diminati masyarakat. kandungan antioksidan yang tinggi terdapat
Kebanyakan produk gel antiseptik tangan pada daun urutan ke- 3 sampai urutan ke- 5
menggunakan alkohol sebagai antibakteri. dari pangkal daun dan di petik pukul 5-6 pagi
Penggunaan bahan kimia dalam sediaan (Zuhud, 2011).
topikal memiliki efek samping yang
membahayakan serta dapat mengiritasi kulit Alat dan Bahan
(Wibawati, 2012). Pada saat ini telah umum a. Alat
digunakan sediaan gelhandsanitizer yang Alat penelitian ini yaitu :
mengandung antiseptik oleh masyarakat yang 1) Cawan petri
peduli kesehatan, sebagai jalan keluar untuk 2) Gelas Kimia/Beaker gelas
menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang 3) Laminar air flow ( LAF)
praktis dan mudah dibawa (Shu,2013). Sediaan 4) Mortar
gel digunakan oleh masyarakat karena 5) PH meter ( HANNA Instumen)
memiliki nilai estetika yang baik, yaitu 6) Propipet
transparan, mudah merata jika dioleskan pada 7) Stamper
kulit tanpa penekanan, memberi sensasi dingin, 8) Timbangan analitik (Lutron GM-300P)
tidak menimbulkan bekas dikulit dan mudah 9) Autoclaf
digunakan (Ansiah, 2014). 10) Ose
11) Blu tip
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Melisa 12) Batang pengaduk
et al.,(2015) daun sirsak merupakan jenis 13) Oven
bahan alam yang memiliki kandungan tanin,
alkaloid, saponin, dan flavonoid yang 2. Bahan
berfungsi sebagai antibakteri. Hasil penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini:
menunjukkan adanya daya hambat dari ekstrak 1) Aquades
daun sirsak terhadap pertumbuhan bakteri 2) Aqudes steril
Staphylococcus aureus setelah proses inkubasi 3) Carbomer 940
pada suhu 37ºC pada inkubator selama 24 jam. 4) Daun sirsak ( Annona Muricata Linn)
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk 5) Etanol 96%
melakukan penelitian menggunakan ekstrak 6) Gliserin
etanol daun sirsak sebagai pengganti zat aktif 7) Metilparaben
alkohol untuk mengurangi efek yang terjadi 8) Staphylococcus aureus
pada pemakaian berulang. Adapun tujuan 9) Tea
48
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Cara Kerja delapan hari. Selanjutnya di saring dengan


a. Pembuatan ekstrak daun sirsak mengunakan kertas saring dan corong
Pembuatan ekstrak daun sirsak dilakukan di saringan. Hasil penyaringan diuapkan dalam
Laboratorium Politeknik Medica farma Husada rotary evaporator dan di lanjutkan dengan
Mataram. Ekstrak dilakukan dengan cara waterbath pada suhu 60ºC sampai di peroleh
maserasi. Daun sirsak di cuci bersih di bawah ekstrak kental (Sorbareeyah, 2015). Ada pun
air mengalir lalu di kering dan di angin- rumus untuk menghitung rendemen yaitu :
anginkan. Dan di potong kecil (ukuran ± 1x1
cm). Setelah kering daun sirsak dihaluskan
dengan cara diremes-remas, digerus dan b. Pembuatan gel hand sanitizer
diblender sampai menjadi potongan yang lebih Pada pembuatan gel hand sanitizer formulasi
kecil. kemudian di timbang sebanyak 500 diambil dari Shu (2013).
gram, di masukan ke dalam toples kaca dan di
rendam dengan pelarut etanol 96% selama

Tabel 1.
Formula Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etanol daun sirsak dengan Basis Carbomer 940
Penimbangan Bahan
Nama bahan Satuan F1 F2 F3 F4 F5 F6 Fungsi
( +) (-)
Ekstrak sirsak Gram 3 6 9 12 Detol - Bahan aktif
Carboner 940 Gram 2 2 2 2 - 2 Basis gel
TEA Ml 2,5 2,5 2,5 2,5 - 2,5 Alkalizing
Metilparaben Gram 0,2 0,2 0,2 0,2 - 0,2 Pengawet
Gliserin mL 10,25 10,25 10, 10,25 - 10,25 Emmoliet
25
Aquadest mL Ad Ad Ad 100 Ad - Ad Pelarut
100 100 mL 100 100
mL mL mL mL
Pembuatan gel hand sanitizer menurut Shu mengandung butiran-butiran kasar. Skala
(2013), mortir dan stamper disiapkan. penilaian 1-4 sebagai berikut: 1 (tidak sesuai),
Carbomer 940 ditimbang sebanyak 2 gram dan 2 (kurang sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai).
ditaburkan diatas aquades 20 mL yang sudah
dipanaskan. Carbomer 940 yang sudah b. Diameter daya sebar
ditaburkan diaduk cepat di dalam mortir Gel 0,5 gram diletakkan di tengah cawan petri
sampai terbentuk masa gel dan ditambahkan yang telah ditempeli dengan kertas millimeter
TEA sebanyak 2,5 gram. Metil paraben blok. Penyebaran gel diukur dengan diameter
ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dilarut gel yang menyebar dari dua sisi setelah
dalam aquades sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dibiarkan selama 1 menit. Pengukuran
dalam mortir, diaduk sampai homogen. diameter gel dimulai tanpa beban, kemudian
Gliserin ditambahkan kedalam mortir, diaduk ditambahkan beban 50 gram,100 gram, 150
sampai homogen. Ekstrak daun sirsak gram, 200 gram, sampai diperoleh daya sebar
ditimbang sebanyak 3 gram dan dilarutkan ke yang konstan dan dicatat diameter penyebaran
dalam aquades sebanyak 56,05 mL dan diaduk gel setelah 1 menit.
sampai larut. Ekstrak daun sirsak yang sudah
larut dimasukkan ke dalam mortir, dicampur c. PH
sampai homogen dan digerus sampai terbentuk Sampel ditimbang sebanyak 1 gram. Sebanyak
gel dan diaduk sampai homogen. 10 mL aquades pH 7 ditambahkan, lalu
dilakukan pengadukan. Setelah homogen
Evaluasi Sediaan gel hand sanitizer dilakukan pengukuran pH dengan cara
a. Organoleptis masukan pH meter yang telah dikalibrasi,
Uji organoleptis dilakukan secara visual didiamkan beberapa saat sehingga didapat pH
terhadap sediaan gel, meliputi warna, bau dan yang tetap.
bentuk gel, mudah dioleskan, dan tidak

49
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

d. Homogenitas Deskripsi Bahan Formulasi Gel


Pemeriksaan homogenitas sediaan dapat a. Karbomer
dilakukan dengan cara, sediaan dioleskanpada Karbomer adalah sebuah polimer sintetis yang
dua keping kaca atau bahan transparan lain stabil, higroskopis, dan dapat digunakan
yang cocok, sediaan harus menunjukan sebagai bahan pengemulsi dalam sediaan gel,
susunan yang homogen dan tidak terlihat krim, lotion, dan salep. Bentuk pemberian dari
adanya butiran kasar (DitjenPOM, 2000). bahan ini berupa serbuk halus, berwarna putih,
bersifat asam, larut dalam air hangat, etanol,
Uji Antibakteri Gel Ekstrak daun sirsak dan gliserin, higroskopis, material koloid
a. Sterilisasi alat dan bahan hidrofilik, tidak toksik dan tidak mengiritasi
Alat-alat dan bahan yang akan digunakan kulit, dapat meningkatkan viskositas sediaan
dicuci, dibungkus, dan diseterilkan terlebih kosmetik, dan sifat gelling agen yang kuat
dahulu. Alat-alat gelas seperti cawan petri, (Rowe et al., 2009).
tabung reaksi, erlenmeyer, pipet volume
dimasukkan ke dalam oven (pemanasan Karbomer dipilih karena memiliki bentuk basis
kering) dan disterilkan pada suhu 175ºC yang bening transparan dan dengan tekstur
selama 2 jam. Alat dan bahan yang tidak tahan yang baik, memikiki stabilitas yang baik
pemanasan kering seperti media, tips seperti dapat mengikat air dengan cepat
dimasukkan dalam autoclave (pemanasan sedangkan pelepasan cairan lambat, memiliki
basah) pada suhu 121ºC selama 15 menit. viskositas yang paling baik, tidak mengiritasi
kulit, memiliki karakteristik dan stabilitas fisik
b. Pembuatan media NA yang terbaik dalam formulasi gel dengan
Media padat NA 9,5 g dilarutkan dalam konsentrasi gelling agent sebesar 0,5-2 %
aquadest steril 250 mL dan dipanaskan hingga (Rowe et al., 2009).
melarut. Kemudian diseterilisasi dengan
autoclave 121ºC selama 15-20 menit. Media b. Trietanolamin (TEA).
yang telah steril dimasukkan ke dalam cawan Bentuk pemeberian dari TEA adalah cairan
petri di ruangan LAF. kental, berwarna kuning pucat hingga tidak
berwarna, dapat dicampur dengan aseton, larut
c. Pembuatan stok bakteri dan suspensi dalam kloroform dan etanol (Rowe et al.,
bakteri 2009). Bahan ini sering digunakan pada
Media yang telah mengeras diambil dan formulasi sediaan topikal sebagai agen
digoreskan bakteri secara streak plate, dan penetral, agen pengemulsi, dimana dengan
diinkubasi selama 24 jam. Suspensi bakteri adanya gliserol akan bereaksi dengan
dibuat dengan cara mengambil beberapa koloni membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8
tunggal yang telah dikultur dimasukkan ke – 10,5 dan bersifat stabil. Apabila terkena
Nacl 0,9. Setelah itu dibandingkan dengan udara dan sinar cahaya langsung, maka TEA
kekeruhan larutan standar Mc.Farland. akan mengalami discoloration atau berubah
warna menjadi coklat. Pada formulasi gel,
d. Uji antibakteri TEA berfungsi sebagai agen penetral pH
Uji antibakteri dengan metode difusi sumuran dengan mengurangi tegangan permukaan dan
dengan cara membuat 6 meningkatkan kejernihan, pada konsentrasi 2-4
sumuran pada media yang telah diinokulasikan % w/v (Rowe et al., 2009).
dengan bakteri Stapylococcus aureus 200 μl
untuk formula I, formula II, formula III, c. Metil Paraben (Nipagin)
formula IV, kontrol negatif dan kontrol positif Nipagin biasanya digunakan sebagai bahan
(gel hand sanitizer detol yang mengandung pengawat atau preservatif, mencegah
zat aktif alkohol), ke dalam sumuran tersebut kontaminasi, perusakan dan pembusukan oleh
diisi 1gram formula gel hand sanitizer yang bakteri atau fungi dalam formulasi sediaan
dibuat dengan cetakan cork borner. Diinkubasi farmasetika, produk makanan dan kosmetik.
pada suhu 37ºC selama 18-2 jam dan diukur Rentang pH berkisar antara 4-8. Dalam
diameter zona hambatnya (zona radikal) sediaan topikal, konsentrasi nipagin yang
dengan mengunakan penggaris (Sorbareeyah, umum digunakan adalah 0,02-0,3%. Bahan ini
2015). dapat larut pada air panas, etanol dan methanol
(Rowe et al., 2009).
50
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

d. Gliserin atau Gliserol akan digunakan pada penelitian ini telah


Pada sediaan topikal, gliserin memiliki fungsi melalui proses sortasi dan pencucian untuk
sebagai humektan (menjaga kelembaban memisahkan kotoran-kotoran dengan
sediaan) dan emollient (menjaga kehilangan air menggunakan air bersih yang mengalir,
dari sediaan. Konsentrasi gliserin yang dapat kemudian dilakukan pengeringan. Tujuan
digunakan sebagai humektan dan emollient dilakukannya proses pengeringan adalah untuk
adalah < 30% (Rowe et al., 2009). Bahan ini mendapatkan simplisia yang tahan lama atau
juga berfungsi sebagai levigating agent atau awet serta tidak mudah rusak karena adanya
mengurangi ukuran partikel dalam sediaan. pertumbuhan jamur sehingga dapat disimpan
dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
Teknik Pengumpulan Data dan dapat mengurangi kadar air. Proses
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan selanjutnya adalah proses penghalusan sampai
melakukan pengujian yang telah di observasi menjadi serbuk dengan menggunakan blender,
dari segi fisik meliputi uji organoleptis, uji pH, tujuan dari proses ini adalah supaya zat aktif
uji homogenitas dan uji daya sebar gel hand dari simplisia lebih cepat terekstrak. Proses
sanitizer. Penelitian ini menggunakan analisis penyarian zat aktif pada penelitian ini
data kualitatif dan kuantitatif. yaitu dengan dilakukan menggunakan metode maserasi.
menguji kualitas bahan dan gel hand sanitizer Proses ekstraksi dilakukan di laboratorium
yang dihasilkan sedangkan kuantitatif farmasetika Politeknik “Medica Farma
dilakukan dengan cara menghitung rata-rata Husada” Mataram dengan cara merendam 500
dan formula yang diuji diantaranya pH, daya gram serbuk daun sirsak dengan pelarut etanol
sebar dan uji antibakteri. 96% (1:6) sebayak 3000 mL. Proses maserasi
dilakukan selama 8 hari dengan bantuan
HASIL pengadukan, setelah itu dilakukan penyaringan
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini dengan kertas saring yang selanjutnya
adalah daun sirsak (Annona Muricata Linn) dilakukan proses pemekatan atau evaporasi
yang di peroleh dari Desa Montong Terep dengan menggunakan evaporator dengan suhu
Kecamatan Praya. Pada penelitian ini, bagian 410C dan kecepatan 60 rpm. Hasil evaporasi di
dari simplisia yang digunakan adalah daun. dapatkan sebanyak 54,05 gram dengan warna
Daun sirsak (Annona Muricata Linn) yang hijau pekat.

Tabel 1.
Ekstrak daun sirsak

Serbuk daun sirsak Ekstrak Rendemen (%)


500 gram 54,05 gram 10,81

Hasil dan Pembahasan Sediaan Gel Hand terlatih yang diminta untuk menilai bau,
Sanitizer warna, bentuk gel, mudah dioleskan dan tidak
1. Organoleptis mengandung butiran gel hand sanitizer melalui
Uji organoleptis merupakan uji yang sering lembar kuisioner yang telah disediakan. Setiap
dilakukan sebagai Kontrol kualitas dari sebuah panelis mendapatkan 4 jenis gel hand sanitizer
sediaan. Uji ini biasa dilakukan untuk ekstrak daun sirsak, sehingga dapat merasakan
mengetahui secara visual ada atau tidaknya perbedaan dari keempat jenis gel tersebut
perubahan dari sediaan yang disimpan dalam secara langsung. Berikut adalah hasil uji
jangka waktu tertentu. Penelitian ini organoleptis sediaan gel hand sanitizer ekstrak
menggunakan 10 orang panelis yang tidak daun sirsak (Annona Muricata Linn).

51
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

4
3 3,1 3 2,9 2,8 2,9 2,9 3 2,8
3 2,7 2,6 2,7 2,6 2,7
2,3 2,3
2

0
formula I formula II formula III formula IV
warna rasa dioleskan bentuk bau

Gambar 1.
Hasil uji organoleptis formulasi sediaan hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak (Annona
muricata Linn)

Uji organoleptis yang dilakukan pada dapatkan nilai warna tertinggi yang di pilih
formulasi gel ekstrak etanol daun sirsak di adalah pada formula I, untuk kategori sediaan
peroleh hasil sebagai berikut : gel yang mudah dioleskan didapatkan nilai
a. Pada formula I, ekstrak daun sirsak tertinggipada formula III dan formula IV.
memiliki warna pada nilai 3,0 yang berarti Kategori ini dipilih karna mudah dioleskan
sesuai dengan kriteria penilaian, untuk uji pada kulit dan tidak menimbulkan rasa panas
rasa pada saat dioleskan, formula I pada kulit.Untuk kategori bentuk gel
memiliki nilai 2,7 yang berarti sesuai didapatkan nilaiter tinggi yang dipilih pada
dengan kriteria penilaian. Untuk uji bentuk formula IV karna tidak terdapat butiran kasar
dan bau formula I nilai uji masing- masing dan tidak menibulkan rasa lengket pada kulit.
sebesar 2,6 dan 3,1. Nilai tertinggi bau di dapatkan pada formula I
b. Pada formula II, ekstrak daun sirsak yang berbau khas daun sirsak.
memiliki warna pada nilai 2,7 yang berarti
sesuai dengan kriteria penilaian, untuk uji Nilai rata–rata pada uji organoleptis pada
rasa pada saat dioleskan, formula II formula I sebanyak 11,4, formula II sebanyak
memiliki nilai 2,6 yang berarti sesuai 11, formula III sebanyak 10,9 dan pada
dengan kriteria penilaian. Untuk uji bentuk formula IV sebanyak 11. Berdasarkan hasil uji
dan bau formula II nilai uji masing- masing organoleptis nilai rata-rata yang paling
sebesar 2,7 dan 3,0. tertinggi terdapat pada formula I dengan nilai
c. Pada formula III, ekstrak daun sirsak rata- rata 11,4 merupakan nilai yang tertinggi
memiliki warna pada nilai 2,3 yang berart dari 4 ( Dilihat pada gambar 1).
tidak sesuai dengan kriteria penilaian, untuk
uji rasa pada saat dioleskan, formula III 2. Diameter Daya Sebar
memiliki nilai 2,9 yang berarti sesuai Uji daya sebar digunakan untuk mengetahui
dengan kriteria penilaian. Untuk uji bentuk kelunakkan sediaan gel ekstrak daun sirsak
dan bau formula III nilai uji masing- saat dioleskan ke kulit dan telapak tangan
masing sebesar 3,0 dan 2,8. manusia, dan seberapa besar kemampuan gel
d. Pada formula IV, ekstrak daun sirsak untuk dapat menyebar sampai konstan atau
memiliki warna pada nilai 2,3 yang berarti tidak mengalami penyebaran lagi dengan
tidak sesuai dengan kriteria penilaian, untuk penambahan beban. Uji daya sebar merupakan
uji rasa pada saat dioleskan, formula IV uji yang penting pada sediaan nonsolid, beban
memiliki nilai 2,9 yang berarti sesuai yang digunakan pada uji ini mempengaruhi
dengan kriteria penilaian. Untuk uji bentuk luas penyebaran gel, semakin besar beban yang
dan bau formula IV nilai uji masing- diberikan maka semakin lebar daya sebar yang
masing sebesar 2,7 dan 3,0. dihasilkan. Kemampuan daya sebar gel yang
semakin besar maka akan memudahkan
Berdasarkan penilaian pada keseluruhan sediaan gel saat diusapkan (Naibaho et al.,
formulasi gel ekstrak etanol daun sirsak, di 2013).

52
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 2
Diameter daya sebar ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata Linn)
Diameter Daya Sebar
Berat beban Formula I Formula II Formula III Formula IV
Tanpa beban 2,55 mm 2,75 mm 2,9 mm 3,05 mm
50 gram 2,7mm 2,9 mm 3,05 mm 3,15 mm
100 gram 2,9mm 3,05 mm 3,2 mm 3,3 mm
150 gram 3,05mm 3,25 mm 3,3 mm 3,4 mm
200 gram 3,15mm 3,3 mm 3,4 mm 3,5 mm
Hasil dari uji diameter daya sebar pada
formula I tanpa beban memiliki daya sebar Berdasarkan hasil tersebut pada formula I,
2,55, pada beban 50 gram memiliki daya sebar formula II , formula III, formula IV, semakin
2,7, pada beban 100 gram memiliki daya sebar tinggi beban yang diberikan maka daya sebar
2,9, pada beban 150 gram memiliki daya sebar gel akan semakin besar, sedangkan pada
3,05, dan pada beban 200 gram memiliki daya perbandingan gel dari formula I ,formula II ,
sebar 3,15. formula III , dan formula IV, semakin tinggi
kadar ekstrak maka daya sebar yang dihasilkan
Hasil dari pengujian diameter daya sebar pada semakin besar pula.Hasil pengujian terhadap
formula II tanpa beban memiliki daya sebar daya sebar menunjukkan bahwa sediaan yang
2,75, pada beban 50 gram memiliki daya sebar memiliki daya sebar terbesar adalah sediaan
2,9, pada beban 100 gram memiliki daya sebar gel pada formula IV, hasil tersebut
3,05, pada beban 150 gram memiliki daya berpengaruh terhadap kadar ekstrak yang di
sebar 3,25, dan pada beban 200 gram memiliki berikan semakin banyak ekstrak yang di
daya sebar 3,3. berikan maka daya sebar gel semakin besar.
Hal ini berpengaruh pada saat gel di tangan
Hasil dari pengujian diameter daya sebar pada yaitu menjadi lebih merata. Diameter daya
formula III tanpa beban memiliki daya sebar sebar dapat dilihat pada tabel 2.
2,9, pada beban 50 gram memiliki daya sebar
3,05, pada beban 100 gram memiliki daya 3. PH
sebar 3,3, pada beban 150 gram memiliki daya Fungsi pengukuran pH sediaan gel adalah
sebar 3,3, dan pada beban 200 gram memiliki selain untuk mengetahui kestabilan suatu
daya sebar 3,4. sediaan, juga untuk mengetahui apakah
sediaan tersebut aman atau tidak terjadi iritasi
Hasil dari pengujian diameter daya sebar pada bila digunakan pada kulit manusia. Dalam hal
formula IV tanpa beban memiliki daya sebar ini, karbomer memiliki tingkat kekentalan
3,05, pada beban 50 gram memiliki daya sebar yang stabil pada pH 6-11 (Rowe et al, 2006)
3,15, pada beban 100 gram memiliki daya sedangkan pH yang dimiliki kulit yaitu
sebar 3,3, pada beban 150 gram memiliki daya berkisar antara pada pH 4,5-6,5 (Draelos dan
sebar 3,4, dan pada beban 200 gram memiliki Lauren, 2009).
daya sebar 3,5.

Gambar 2.
Diagram. Hasil Uji pH formulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak (Annona
Muricata Linn)

53
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Hasil pada pengujian pH formulasi gel yang masing-masing konsentrasi gel sesuai dengan
dibuat dengan mengunakan stik pH pH kulit sehingga aman untuk digunakan.
metertersebut diamati perubahan warnanya dan
di cocokan dengan standar pH meter. Dari 4. Homogenitas
hasil pengukuran pH gel ekstrak daun sirsak Pemeriksaan homogenitas sediaan dapat
diperoleh hasil pH 6 untuk formula I , pH 5 dilakukan dengan cara, sediaan dioleskan pada
untuk formula II, pH 6 untuk formula III dan dua keping kaca atau bahan transparan lain
pH 6 untuk formula IV. Apabila nilai pH yang yang cocok, sediaan harus menunjukkan
terlalu asam dapat menyebabkan iritasi pada susunan yang homogen dan tidak terlihat
kulit dan bila terlalu basa dapat menyebabkan adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979),
kulit bersisik. Nilai pH yang didapat dari

Tabel 3.
Homogenitas formulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata Linn)
Formula Homogenitas
Formula I (ekstrak 3%) Homogen, tidak ada bahan yang belum terlarut
Formula II (ekstrak 6%) Homogen, tidak ada bahan yang belum terlarut
Formula III (ekstrak 9%) Homogen, tidak ada bahan yang belum terlarut
Formula IV (ekstrak 12%) Homogen, tidak ada bahan yang belum terlarut

Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji bahwa tidak ada butiran kasar yang
homogenitas sediaan gel. Uji ini merupakan mengumpal atau partikel yang belum terlarut
salah satu faktor penting untuk mengetahui dalam sediaan gel terdispersi merata pada kaca
kualitas suatu sediaan. Tujuan dilakukannya objek dan tidak adanya penggumpalan partikel
uji homogenitas untuk mengetahui, apakah ketika diamati.
komponen-komponen sediaan tercampur
dengan baik dan tidak mengandung butiran- 5. Hasil uji anti bakteri ekstrak gel daun sirsak
butiran atau partikel-partikel kasar yang belum (Annona Muricata Linn)
terlarut. Uji ini dilakukan dengan cara Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
mengoleskan sediaan gel pada sekeping sirsak mengunakaan metode difusi sumuran
kaca/objek glass trasparan dengan melihat dengan mengunakan beberapa seri konsentrasi
apakah masih ada partikel yang belum terlarut yaitu 3%, 6%, 9%,12%, kontrol positif detol
pada masing-masing formula. Dari tabel 4.3 dan kontrol negatif tanpa ekstrak, dengan cara
diketahui bahwa semua formula memiliki sifat membuat sumuran gel pada media padat
homogen yang baik. Hal tersebut ditandai Nutrient Agar (NA) yang di inkubasi selama
dengan hasil pengamatan yang menunjukkan 24 jam dengan suhu 37°C.

FI F II

Kontrol +

F IV F III

Gambar 3.
Hasil uji antivitas antibakteri formulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak (Annona
Muricata Linn).
Hasil uji aktivitas terhadap Staphylococcus formulasi IV dengan ekstrak 12% dan juga
aureus pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada kontrol positif. namun pada formulasi I,
ekstrak etanol daun sirsak dapat menghambat II, III dan kontrol negatif tidak bisa
pertumbuhan Staphylococcus aureuspada menghambat bakteri staphylococcus aureus.

54
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Hal ini mungkin disebabkan oleh penambahan bandingkan dengan ekstrak pada formula IV.
atau pemberian ekstrak yang berbeda dimana Nilai uji rata-rata uji antibakteri dapat dilihat
ekstrak yang tidak menghambat bakteri pada table 4.
memiliki konsentrasi yang lebih kecil di

Tabel 4. Uji antibakteri formulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol daun sirsak (Annona
muricata Linn)
Jenis formulasi % ekstrak yang Daya hambat Katagori hambatan
ditambahkan bakteri (mm)
Formula I 3% 0 Tidak ada hambatan
Formula II 6% 0 Tidak ada hambatan
Formula III 9% 0 Tidak ada hambatan
Formula IV 12% 22 mm Sangat kuat
Kontrol (+) Detol - 13 mm Kuat
Kontrol (-) basis gel - 0 Tidak ada hambatan
Menurut Ardiansah (2008) menyatakan bahwa untuk menghambat pertumbuhan bakteri
diameter daerah hambat 20 mm atau lebih Staphylococcus aureus.
berarti sangat kuat, 5-10 mm berarti sedang
dan 5 mm atau kurang berarti lemah.Menurut
penelitiaan yang dilakukan Melisa et al. (2015) SIMULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya daya Simpulan
hambat dari ekstrak daun sirsak terhadap Formulasi sediaan gel hand sanitizer ekstrak
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus daun sirsak dengan konsentrasi 3% formula I,
dengan diameter zona hambat rata-rata adalah konsentrasi 6% formula II, konsentrasi 9%
11,72 mm. formula III dan konsentrasi 12% formula IV.
Pada konsentrasi 3%, 6% dan 9% tidak
Hasil uji aktivitas staphylococus aureus memiliki daya hambat, sedangkan pada
menujukan bahwa ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 12% memiliki daya hambat
dapat menghambat pertumbuhan stphylococcus sebesar 22 mm terhadap bakteri
aureus pada formula IV ekstrak 12%, dengan staphylococcus aureus.
menghasilkan diameter zona hambat sekitar 22
mm, sedangkan pada kontrol positif dengan Saran
detol dapat menghambat pertumbuhan bakteri Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk
sekitar 13 mm, namun pada formulasi I, II, III mengetahui kemampuan lain dari daun sirsak.
dan kontrol negatif tidak bisa menghambat
stapylococus aureus (Tabel 4). DAFTAR PUSTAKA
Akhyar. (2010). Uji Daya Hambat Dan
Salah satu faktor yang mempengaruhi diameter Analisis KLT Biotografi Ekstrak Akar
zona hambat yaitu konsentrasi. Semakin tinggi Dan Buah Bakau (Rhizo phorasty
suatu bahan maka semakin banyak losagriff.) Terhadap Vibrio Harveyi.
mikroorganisme yang dapat dihambat, Program Studi Farmasi. Fakultas
sehingga diameter zona hambat juga semakin Farmasi. Universitas Hasanudin.
besar (Noer, 2011). Adanya zona hambat pada Makasar.
formulasi ekstrak yang dibuat kemungkinan
besar karena adanya zat-zat aktif yang Annysa. (2010). Kandungan Daun Sirsak
terkandung dalan daun sirsak seperti tanin, (Annona muricata
alkaloid, saponin, dan flavonoid (Kurniawati, L)Malang.http://japsonline.com/vol
2010) yang berfungsi sebagai antibakteri. 1_pdf.Diakses 26 Maret 2015.
Penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelumnya tentang uji daya hambat daun Ansiah S.W. (2014). Naskah Publikasi Skripsi:
sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Formulasi Sediaan Gel Antiseptik
pertumbuhan Staphylococcus aureus secara Fraksi Polar Daun Kesum (polygonum
invitro yang dilakukan oleh Melisa et al minus Huds ).Fakultas Kedokteran
(2015). Hasil dari penelitian tersebut Universitas Tanjung Pontianak.
menunjukkan adanya kemampuan daun sirsak
55
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Draelos, Z. D., dan Lauren A. Thaman. (2006). Lowy. (2003). Dasar –Dasar Mikrobiologi .
Cosmetic Formulation of Skin Care Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 56 -
Product. New York: Taylor and Francis 61.
Group. Hal. 11.
Mardalis. (2014). Metodepenelitian:
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. suatupendekatan proposal. PT.
(1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. BumiAksara: Jakarta.
Jakarta :Depertemen Kesehatan
Indonesia Melisa, dkk. (2015). Uji Daya Hambat Ekstrak
Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Aureus Secara In Vitro . Jurnal Ilmiah
Diktorat Jendral POM-Depkes RI. Farmasi, UNSRAT. Vol. 4 No .4.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Muhammad, I., (2009). Uji Aktivitas
Edisi Ketiga, 33, Jakarta, Depkes RI. Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol
BawangPutih (Allium
Guenther, E. (1987). Minyak Atsiri. Jilid 1. sativum).Terhadap Bakteri Gram
Jakarta : UI Press. Negatif dan Gram Positif Yang
Diisolasidari Udang Dogol, Skripsi,
Jawetz.,dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Hewan, UNAIR,
Edisi XX. Surabaya: Salemba medika. Surabaya.

Joe, wulan. 2012. Dahsyatnya khasiat Sirsak Naibaho, O,H., Yamlean, P.V.Y.,& Wiyono,
Untuk Banyak Penyakit Mematikan. W.,2013, Pengaruh Basis Salep
Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Terhadap Formulasi Sediaan Salep
Ekstrak Daun Kemangi (Ocium sanctum
Kardono. 2010. Budidaya dan Manfaat Wortel, L) Pada kulit punggung kelinci yang
Sirsak, dan Alpukat : Jakarta. Penerbit dibuat infeksi staphylococcus aureus,
PT Arman delta Selaras. 2(02), 27-34.

Kemenkes, 2014.Infodatin :Hari Mencuci Ncube NS. A Folayan AJ, Okoh Al. (2008).
Tangan Sedunia. Jakarta :Depertemen Assesment techniques of antimicrobial
Kesehatan RI. properties of natural compounds of
plain origin: current methoads and
Kurniawati M. (2010). Uji aktivitas future trends. A frican Journal Of
Antibakteri Fraksi Daun Sirsak (Annona Biotechnology: 7 (12).
muricata L) terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli serta profil Noer, S. F. (2011). Pengaruh Kadar Etanol
Kromatografi Lapis Tipisnya. [Skripsi]. Dalam Sediaan Gel Antiseptika
Yogyakarta: Fakultas Farmasi Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Universitas Gadjah Mada. Salmonella thyposa, ILTEK, 6 (12),
887-890.
Levin,J., Hiward, I, Maibach. (2001). Human
skin buffering capacity: An Overview. Radji. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi
New York : marcel Dekker. Inc :Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
Lindawati, E., Lestarie, N., Nurlaela, E., Rival, EGC. Jakarta.
M.A. dan Maryati, S. (2014). Inovasi
“Kewangi” Sebagai Gel Antiseptik Riwidikdo. (2012). Statistik Kesehataan.
Alami dari Minyak Atsiri Kemangi Yogyakarta :MitraCendikia Press.
(Ocimum canum). Laporan Akhir Pekan
Kreativitas Mahasiswa. Bogor: IPB. Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E.
(2009). Handbook of Pharmaceutical

56
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 47 - 57, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Excipients. Lexi-Comp: American Traore, O., Hugonnet, S., Lubbe, J., Griffiths,
Pharmaceutical Association, W., Pittet, D. (2007). Liquid Versus Gel
Handrup Formulation : A Prosvective
Septiatin. (2009). MateriPokok Kimia Organik Intervention Study, Critical care, 11 (3),
Bahan Alam. Jakarta :Karunika. 1-8.

Shu, M. (2013), Formukasi Sediaan Gei Hand Troy, D. B., Beringer P. (2006). Remington:
Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan The Science and Pratice of Pharmacy,
0,5% dan 1%, Jurnal Ilmiah 21stedition, Lippincot Wiliam and
Mahasiswa,Universitas Surabaya, Vol.2 Wilkins, USA. 771
No.1.
Warsa, U C. (1994). BukuAjar Mikrobiologi
Simonne A. (2005). Hand Hyginie and Kedokteran Jakarta : ECG
sanitaizer. IFAS Extension Universitas
of Florida. 2-3. WHO. (2013). Initiative for Vaccine Research
(IVR), Staphylococcal infection,
Sorbareeyah, Lateh M. (2015). Naskah (http://www.who.int/vaccine_research/di
Publikasi Skripsi :Formulasi Sediaan seases/soa_bacterial/en/index2.html
Gel Tangan Sanitizer Ekstrak Etanol diaksestanggal 23 Mei 2013).
Buah Asam Gelugur (Garcinia
atroviridis Griff. et Andres) Sebagai Wibawati, P.A. (2012). Pengaruh Ekstrak
Antibakteri Terhadap Staphylococcus Daun Sirih Merah (Piper BetleVar.
Aureus. Surakarta :Fakultas Farmasi Rubrum) Terhadap Waktu Kesembuhan
Universitas Muhamadiyah Surakarta. Luka Insisi yang Diinfeksi
Staphylococcus Aureus pada Tikus
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Putih, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Kuantitatif, kualitatifdan R&D. Hewan ,Universitas Airlangga,Surabaya.
Bandung : Afabeta.
Zuhud. (2011). Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Tiwari, dkk. (2011). Phytochemical screening Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai
and Extraction : A Review. Pestisida Nabati Terhadap
Internationale Pharmacentica sciencia. Pengendalian Hama Tanaman Sawi
Vol. 1. (Brassica junccea L). Surakarta :Skripsi
Jurusan Biologi Fakultas keguruan Dan
Todar, K. (2005). Salmonella and Ilmu Pendidikan Universitas
salmonellosis hhtp:// Textbook of Muhamadiyah Surakarta.
bacteriology.net/salmonella. html.
Diakses pada tanggal 25/10/16

57

Anda mungkin juga menyukai