Anda di halaman 1dari 8

Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No.

1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MAHARAH QIRA’AH


MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK
Ahmad Rathomi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Insitut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
Jalan Raya Sejangkung No.126 Kawasan Pendidikan Sebayan Sambas
E-mail: rathomy.ahmad1207@gmail.com

DOI: 10.29313/tjpi.v8i1.4315
Accepted: July 3th, 2019. Approved: October 9th, 2019. Published: October 10th, 2019

Abstract
Talking about innovation will never be finished. Innovations are often carried out both in person,
institutions and even at the national level policy stage. The change in the national education curriculum from
KTSP to the 2013 Curriculum is a form of innovation in the world of national education. The Ministry of
National Education certainly hopes that all formal education practitioners in schools can adopt the 2013
curriculum innovation. Practically, this policy raises problems for teachers, namely implementing the 2013
curriculum which one of the characteristics is learning activities based on the scientific approach. Problems
with the implementation of the 2013 curriculum also have an impact on learning Arabic. Therefore, this
paper attempts to describe the learning activities of Arabic, especially on the topic of reading skills, through
a scientific approach.

Keywords: Learning; Scientific Approach; Reading Skills.

Abstrak
Berbicara tentang inovasi seakan tidak akan pernah selesai. Inovasi sering dilakukan baik secara
personal, lembaga bahkan sampai pada tahap kebijakan dengan skala nasional. Perubahan kurikulum
pendidikan nasional dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 merupakan bentuk inovasi dalam dunia
pendidikan berskala nasional. Kementerian pendidikan nasional tentunya berharap seluruh praktisi
pendidikan formal di sekolah-sekolah dapat mengadopsi inovasi kurikulum 2013. Secara praktis,
kebijakan ini menimbulkan permasalahan bagi guru, yaitu mengimplementasikan kurikulum 2013 yang
salah satu karakteristiknya adalah kegiatan pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik.
Permasalahan penerapan kurikulum 2013 juga berdampak pada pembelajaran bahasa Arab. Maka
dari itu, tulisan ini berusaha untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran bahasa Arab, khususnya
pada maharah qira’ah, melalui pendekatan saintifik.

Kata Kunci: Pembelajaran; Pendekatan Saintifik; Maharah Qira’ah.

558
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

PENDAHULUAN kesimpulan dan mengkomunikasikan


konsep, hukum atau prinsip yang
Inovasi merupakan proses yang harus ditemukan. Majid (2014: 211)
dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, mengungkapkan bahwa implementasi
termasuk kegiatan pendidikan. Bentuk pendekatan saintifk dalam pembelajaran
inovasi dalam bidang pendidikan yang meliputi tahapan mengamati, menanya,
dilakukan diantaranya pada aspek mencoba, mengolah, menyajikan,
kurikulum, yaitu perubahan dari Kurikulum menyimpulkan dan mencipta. Dari definisi
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi yang diungkapkan tersebut dapat ditemukan
Kurikulum 2013 (K13). Perubahan bahwa kegiatan ilmiah yang dilakukan pada
kurikulum ini bertujuan untuk proses pembelajaran adalah mengamati atau
meningkatkan mutu pendidikan di mengobservasi, menanya, mencoba,
Indonesia. menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Penerapan kurikulum 2013 Implementasi pendekatan saintifik
berdampak pada perubahan pola diterapkan di setiap mata pelajaran pada
pembelajaran yang dilakukan. Perubahan sekolah, diantaranya pembelajaran bahasa
yang paling jelas adalah pada aspek langkah- Arab. Dikaitkan dengan urgensi
langkah pembelajaran, yaitu dengan pembahasan yang diungkapkan sebelumnya,
menerapkan pendekatan saintifik. maka dua hal tersebutlah yang
Implementasi pendekatan saintifik melatarbelakangi tulisan ini. Tulisan ini
diharapkan dapat memberikan variasi dalam dibuat dengan harapan dapat memberikan
proses pembelajaran sehingga dapat gambaran kepada pembaca terkait dengan
meningkatkan motivasi siswa yang nantinya prosedur atau langkah-langkah
berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab dengan
pembelajaran dan mutu pendidikan menggunakan pendekatan saintifik, dalam
nasional. kesempatan ini lebih difokuskan pada
Implementasi pendekatan saintifik pembelajaran bahasa Arab maharah qira’ah.
sebagai sikap responsif terhadap inovasi Maharah qira’ah merupakan aspek
kurikulum pendidikan di Indonesia keterampilan yang ingin dicapai dalam
berpotensi memunculkan permasalahan pembelajaran Bahasa Arab selain maharah
terutama pada aspek adopsi inovasi kegiatan istima’ (keterampilan menyimak), maharah
pembelajaran tersebut. Masalah tersebut kalam (kemahiran berbicara) dan maharah
dapat disebabkan oleh kemudahan dan kitabah (keterampilan menulis).
keterbiasaan cara mengajar konvensional Pembelajaran maharah qira’ah diajarkan
yang digunakan oleh guru selama ini. Selain setelah pembelajaran maharah istima’ dan
itu pemahaman yang kurang utuh terhadap maharah kalam. Secara umum, siswa
tahapan-tahapan pendekatan saintifik dalam dianggap memiliki kemampuan maharah
proses pembelajaran juga menjadi penyebab qira’ah apabila ia mampu membaca teks
masalah implementasinya. bahasa Arab sesuai makhraj dan struktur
Pendekatan saintifik pada dasarnya kalimat serta mampu memahami makna
mengacu pada kegiatan ilmiah. Daryanto kata atau kalimat yang dibaca.
(2014: 52) mengungkapkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan saintifik PEMBAHASAN
adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara Pendekatan Saintifik
aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau Pendekatan saintifik merupakan
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah.
merumuskan masalah, merumuskan M. Hosnan (2014: 34) mengungkapkan
hipotesis mengumpulkan data, menarik bahwa pendekatan saintifik merupakan

559
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

suatu proses pembelajaran yang dirancang bahwa implementasi pendekatan saintifik


agar peserta didik secara aktif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi konsep, hukum, atau berpikir peserta didik, membentuk
prinsip melalui kegiatan mengamati, kemampuan dalam menyelesaikan masalah
merumuskan masalah, mengajukan atau secara sistematik, menciptakan kondisi
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data pembelajaran supaya peserta didik merasa
dengan berbagai teknik, menganalisis data, bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan,
menarik kesimpulan, dan melatih peserta didik dalam mengemukakan
mengkomunikasikan. Sedangkan menurut ide-ide, meningkatkan hasil belajar peserta
Daryanto (2014: 51), pembelajaran dengan didik, dan mengembangkan karakter peserta
pendekatan saintifik adalah proses didik.
pembelajaran yang dirancang sedemikian Implementasi pendekatan saintifik
rupa agar peserta didik secara aktif dalam pembelajaran intinya bertujuan
mengkonstruksi konsep, hukum atau melibatkan keterampilan proses seperti
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
merumuskan masalah, mengajukan atau meramalkan, menjelaskan, dan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data menyimpulkan. Dalam melaksanakan
dengan berbagai teknik, menganalisis data, proses proses tersebut, bantuan guru
menarik kesimpulan dan diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
mengkomunikasikan konsep, hukum atau tersebut harus semakin berkurang dengan
prinsip yang ditemukan. semakin bertambah dewasanya peserta didik
Dari definisi di atas dapat atau semakin tingginya kelas peserta didik.
dicermati bahwa pendekatan santifik Daryanto (2013: 55) mengungkapkan bahwa
merupakan salah satu pembelajaran yang pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu
berpusat pada siswa dengan menekankan lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan
partisipasi dan keaktivan siswa. Melalui pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
pertisipasi dan keaktivan tersebut membuktikan bahwa pada pembelajaran
diharapkan siswa dapat mengenal dan tradisional, retensi informasi dari guru
memahami konsep melalui proses penarikan sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan
kesimpulan. Pendekatan saintifik pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada
dimaksukan untuk memberikan pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,
pemahaman kepada peserta didik dalam retensi informasi dari guru sebesar lebih
mengenal, memahami berbagai materi dari 90% setelah dua hari dan perolehan
menggunakan pendekatan ilmiah. pemahman kontekstual sebesar 50-70%.
Penerapan pendekatan saintifik dalam Pendekatan saintifik erat kaitannya
pembelajaran melibatkan keterampilan dengan metode saintifik. Metode saintifik
proses seperti mengamati, mengklasifikasi, pada umumnya melibatkan kegiatan
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan pengamatan yang dibutuhkan untuk
menyimpulkan. merumuskan hipotesis. Metode ilmiah
Setiap pendekatan memiliki tujuan dilandasi dengan pemaparan data yang
khusus. Majid (2014: 193) mengungkapkan diperoleh melalui pengamatan atau
bahwa penerapan pendekatan saintifik percobaan. Sani (2015: 51) mengungkapkan
bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa aktivitas yang dilakukan dalam
kepada peserta didik dalam mengenal, kegiatan ilmiah pada umumnya dapat dilihat
memahami berbagai materi menggunakan pada gambar berikut ini:
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru.
Hosnan (2014: 34-37) mengemukakan

560
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

Gambar 2.1
Komponen Aktivitas Ilmiah

Observasi

Observasi
Teori & Model Hipotesis

Observasi
Observasi

Pembelajaran dengan pendekatan 2. Menanya


saintifik menurut Sani (2015: 53) memiliki Siswa perlu dilatih untuk
tahapan proses pembelajaran, yaitu merumuskan pertanyaan terkait dengan
mengamati, menanya, menalar atau topik yang akan dipelajari. Aktivitas
mengasosiasi, mencoba atau belajar ini sangat penting untuk
mengumpulkan informasi dan meningkatkan keingintahuan dalam diri
mengkomunikasikan. Tahapan aktivitas siswa dan mengembangkan kemampua
belajar yang dilakukan dengan pendekatan mereka untuk belajar sepanjang hayat.
saintifik tidak harus mengikuti prosedur Guru dapat mengajukan beberapa
yang kaku, namun disesuaikan dengan pertanyaan dalam upaya memotivasi
materi yang akan dipelajari. siswa dalam merumuskan pertanyaan.
Daryanto (2014: 65) mengungkapkan
1. Melakukan Pengamatan atau Observasi bahwa guru yang efektif mampu
Sani (2015: 54) mengungkapkan menginspirasi siswa untuk
bahwa observasi adalah menggunakan meningkatkan dan mengembangkan
panca indera untuk memperoleh ranah sikap, keterampilan, dan
informasi. Suatu obyek dapat pengetahuannya.
diobservasi untuk mengetahui
karakteristiknya, seperti warna, bentuk, 3. Menalar
suhu, volume, berat, bau suara, tekstur Kemampuan mengolah
dan lain-lain. Perilaku manusia juga informasi melaui penalaran dan berpikir
dapat diobservasi untuk mengetahui rasional merupakan kompetensi penting
sifat, kebiasaan, respon, pendapat dan yang harus dimiliki oleh siswa.
karakteristik lainnya. Informasi yang diperoleh dari
Langkah pembelajaran dengan pengamatan atau percobaan yang
observasi memiliki keunggulan dilakukan harus diproses untuk
diantaranya menyajikan media obyek menemukan keterkaitan satu informasi
secara nyata, siswa senang dan dengan informasi lainnya, menemukan
termotivasi. Daryanto (2014: 60) pola dari keterkaitan informasi, dan
mengemukakan bahwa mengamati mengambil berbagai kesimpulan dari
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa pola yang ditemukan.
ingin tahu siswa, sehingga proses Kegiatan menalar menurut
pembelajaran memiliki kebermaknaan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013
yang tinggi. (dalam Daryanto, 2014: 70) adalah
memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil

561
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

kegiatan mengumpulkan atau mengembangkan kemampuan


eksperimen maupun hasil dan kegiatan berbahasa yang baik dan benar.
mengumpulkan informasi. Kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan Pembelajaran Bahasa Arab Maharah
keterkaitan satu informasi dengan Qira’ah
informasi lainnya, menemukan pola dari Membaca merupakan kemahiran
keterkaitan informasi tersebut. berbahasa yang kegiatan latihannya
Kompetensi yang dapat dikembangkan dilakukan setelah latihan kemahiran
melalui kegiatan ini yaitu sikap jujur, berbicara. Secara umum, kegiatan membaca
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, merupakan proses komunikasi antara
kemampuan menerapkan prosedur, dan pembaca dengan penulis melalui teks
kemampuan berpikir induktif serta bacaan. Hermawan (2013: 143) kemampuan
deduktif dalam menyimpulkan. mengenali dan memahami isi sesuatu yang
tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan
4. Mencoba melafalkan dan mencernanya di dalam hati.
Belajar dengan kegiatan ilmiah Definisi tersebut mengindikasikan bahwa
melibatkan siswa untuk melakukan kemahiran berbicara mengandung dua
aktivitas penyelidikan terhadap aspek yaitu, mengubah lambang tulis
fenomena yang telah diamati dalam menjadi lambang bunyi dan menangkap
upaya menjawab suatu permasalahan. makna dari seluruh situasi yang
Guru juga dapat menugaskan siswa dilambangkan dengan lambang-lambang
untuk mengumpulkan informasi dari tulis dan bunyi tersebut. Aspek yang kedua
berbagai sumber. Hasil belajar yang merupakan inti dari kegiatan membaca
nyata atau otentik akan didapat bila tanpa mengabaikan aspek pertama karena
siswa mencoba atau melakukan aspek pertama mendasari kemahiran kedua.
percobaan. Daryanto (2014: 78) Kemampuan membaca teks Arab
mengungkapkan bahwa aplikasi sangat bergantung pada pemahaman si
mencoba atau eksperimen dimaksudkan pembaca terhadap qawaid atau gramatika
untuk mengembangkan berbagai ranah dalam bahasa Arab. Gramatika tersebut
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, meliputi ilmu nahwu (sintaksis) dan sharaf
dan pengetahuan. (morfologi). Kemampuan ini akan sangat
mempengaruhi pembaca dalam memahami
5. Mengkomunikasikan isi atau arti dari yang dibaca. Maka dari itu,
Kegiatan mengomunikasikan urutan dalam kemahiran membaca bukanlah
merupakan kegiatan yang mana guru membaca untuk memahami, akan tetapi
memberikan kesempatan kepada peserta memahami gramatika terlebih dahulu baru
didik untuk menyampaikan apa yang bisa membaca teks dengan benar.
telah dipelajari baik dengan cara ditulis Kemahiran siswa dalam membaca
maupun diceritakan. Melalui kegiatan teks Arab dapat dilihat dari beberapa
ini, maka guru dapat memberikam indikator, sebagaimana yang diungkapkan
konfirmasi jika ada kesalahan Amin Santoso (2011: 55) yaitu; (1)
pemahaman peserta didik. Hosnan membunyikan huruf, kata dan kalimat yang
(2014: 37) mengungkapkan bahwa terdapat dalam teks qira’ah; (2) mengenali
kompetensi yang diharapkan dapat struktur kalimat, dengan memberi syakal
berkembang dari kegiatan ini adalah pada huruf, kata dan kalimat yang terdapat
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan dalam teks qira’ah; dan (3) menemukan
berpikir sistematis, mengungkapkan makna dari teks yang dibaca. Artinya
pendapat dengan singkat dan jelas, serta seorang siswa dapat dikatakan memiliki
kemahiran membaca yang baik apabila

562
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

setelah dilakukan evaluasi ia dapat cocok diberikan kepada pelajar tingkat


melakukan ketiga indikator tersebut dengan pemula. Sedangkan latihan qira’ah shamitah
baik. Sebaliknya, jika siswa tidak dapat adalah latihan membaca dengan tidak
melakukan ketiga indikator di atas, maka melafalkan simbol-simbl tertulis berupa
dapat dikatakan ia belum memiliki kata-kata atau kalimat yang dibaca,
kemahiran membaca sebagaimana tujuan melainkan hanya untuk mengandalkan
pembelajaran membaca. kecermatan eksplorasi visual. Ulin Nuha
Kegiatan pembelajaran maharah (2016: 105) mengungkapkan bahwa qira’ah
qira’ah disesuaikan dengan tujuan dan shamitah adalah membaca dengan cara tidak
indikator pencapaian. Dalam mengeluarkan ujaran, tetapi cukup di dalam
pembelajarannya, al-Ghali dan Abdullah hati. Tujuan latihan yang kedua ini adalah
(2012: 38) menekankan kepada guru untuk agar siswa menguasai isi bacaan atau
memperhatikan beberapa aspek dalam memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
latihan-latihan membaca, yaitu; (1) tentang isi bacaan dalam waktu yang cepat.
membunyikan huruf dengan benar sesuai Dalam mencapai tujuan
makhraj dan membedakan bunyi huruf yang pembelajaran qira’ah, guru bahasa Arab
mirip dan berdekatan dalam pelafalan; (2) harus memberikan latihan dalam
menghubungkan lambang dengan makna; pembelajaran yang disesuaikan dengan
(3) memahami bacaan secara global dan indikator pencapaian. Amin Santoso (2011:
rinci; (4) gerakan mata yang benar dan tepat; 59) menjelaskan bahwa langkah-langkah
(5) membedakan hamzah washal dan hamzah pembelajaran maharah qira’ah dapat
qatha’; (6) memperhatikan harakat panjang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
dan pendek; (7) tidak salah membaca atau berikut; (1) siswa melafalkan kata, frase dan
mengganti huruf dengan lainnya; (8) tidak kalimat yang terdapat dalam teks sesuai
menambah-nambah huruf di luar huruf makhraj; (2) siswa membaca materi qira’ah
aslinya; (9) tidak menghilangkan salah satu sesuai struktur kalimat yang benar; (3) siswa
huruf aslinya; (10) memperhatikan tempat mengidentifikasi struktur kalimat; (4) siswa
dan waktu jeda; (11) dapat menemukan mengidentifikasi makna kata, frasa dan
pikiran utama; (12) membedakan pikiran kalimat dalam teks; (5) siswa menjawab
utama dari pikiran penjelas; (13) menjiwai pertanyaan tentang teks qira’ah; (6) siswa
bacaan; (14) menganalisis yang dibaca; (15) membaca dalam hati teks qira’ah; (7) siswa
menggunakan intonasi suara sesuai variasi memahami pesan yang terdapat dalam teks
susunan dan kandungan isi; dan (16) tidak qira’ah.
mengulang-ulang sebuah kata atau ragu Ketercapaian tujuan pembelajaran
dalam membacanya. Aspek-aspek di atas qira’ah dapat diketahui dengan melakukan
tentunya perlu menjadi perhatian khusus evaluasi. Tes sebagai teknik dalam
bagi guru yang akan melatih kemahiran pengukuran dan penilaian suatu
qira’ah siswa. pembelajaran harus disesuaikan dengan
Latihan kemahiran qira’ah, secara tujuan pembelajaran itu sendiri. Maka dari
umum menurut Hermawan (2014: 144) itu, soal-soal yang dibuat untuk mengukur
terbagi menjadi dua bagian yaitu qira’ah maharah qira’ah siswa juga mengarah
jahriyah dan qira’ah shamitah. Latihan qira’ah kepada indikator pencapaiannya. Adapun
jahriyah adalah latihan membaca dengan model tes maharah qira’ah adalah: (1) tes
melafalkan atau menyuarakan simbol- membunyikan huruf sesuai makhraj; (2) tes
simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat mengidentifikasi struktur kalimat; (3) tes
yang dibaca. tujuan latihan ini adalah agar menemukan makna teks yang dibaca.
para siswa mampu melafalkan bacaan
dengan baik sesuai sistem bunyi dalam
bahasa Arab. Latihan membaca jenis ini

563
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

Pembelajaran Maharah Qira’ah dengan digunakan atau yang telah dipelajari


Pendekatan Saintifik pada pertemuan sebelumnya.
Mengacu pada penjelasan b. Guru meminta siswa untuk
sebelumnya, maka integrasi pendekatan menanyakan kosakata yang tidak
saintifik dalam pembelajaran bahasa Arab diketahui maknanya.
maharah qira’ah dilakukan dengan langkah- c. Guru bertanya tentang struktur dan
langkah berikut ini: kaidah yang terintegrasi dalam teks
1. Tahapan Mengamati qira’ah.
Tahapan mengamati merupakan 3. Tahapan Menalar
langkah awal dalam pembelajaran Tahapan menalar dapat
dengan pendekatan saintifik. Pada dilakukan dengan meminta siswa untuk
tahapan ini siswa melakukan mengidentifikasi struktur bahasa yang
pengamatan terhadap suatu obyek yang dipelajari dan menterjemahkan teks.
berkaitan dengan materi pelajaran. Maka Melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk
dari itu, pembelajaran maharah qira’ah berpikir. Adapun langkah pembelajaran
tahapan ini dapat dilakukan dengan: yang dilakukan adalah:
a. Guru meminta siswa untuk a. Siswa ditugaskan untuk membaca
menyimak bacaan guru dalam hati (qira’ah shamitah) dan
b. Guru membaca teks qira’ah dengan menerjemahkan teks qiraah, kalimat
suara yang jelas sesuai makhraj. demi kalimat.
Kegiatan ini dilakukan untuk b. Siswa diminta untuk menemukan
mencontohkan bacaan yang benar. ide pokok dalam teks qira’ah.
Dalam membaca, guru sebaiknya c. Guru menjelaskan struktur dan
membaca tidak terlalu cepat dan kaidah bahasa yang terintegrasi di
menekankan panjang pendek huruf dalam teks qira’ah.
dan tempat berhenti/jeda membaca d. Siswa ditugaskan untuk mencari
(waqaf). struktur dan kaidah bahasa yang
Pada tahapan ini, siswa hanya diminta dipelajari.
untuk menyimak bacaan guru tanpa 4. Tahapan Mencoba
mengikuti bacaan guru. Kegiatan pembelajaran pada
2. Tahapan Menanya tahapan mencoba adalah untuk
Pada tahapan ini siswa diminta memberikan pengalaman kepada siswa
untuk mengajukan beberapa pertanyaan melakukan suatu kegiatan sehingga
atau mengungkapkan pernyataan terkait tercapai keterampilan yang diharapkan.
dengan cara membaca, makna kosakata Dalam pembelajaran bahasa Arab,
atau sturktur bahasa yang akan khususnya maharah qira’ah, siswa
dipelajari. Guru sebaiknya menerapkan diminta untuk membaca teks qira’ah
teknik dan taktik tertentu dalam sesuai makhraj dan struktur bahasa.
menstimulus siswa agar berani dan Adapun langkah pembelajaran pada
percaya diri untuk bertanya atau tahap ini adalah:
mengungkapkan pikiran. Selain siswa, a. Guru meminta siswa untuk
guru juga dapat mengajukan beberapa membaca teks qira’ah dengan suara
pertanyaan kepada siswa terkait makna nyaring (qira’ah jahriyah). Kegitan
kata dan struktur bahasa. Adapun ini dapat dilakukan secara bersama-
langkah pembelajaran yang dapat sama, atau meminta siswa satu per
dilakukan pada tahap ini adalah: satu.
a. Guru bertanya kepada siswa tentang b. Guru meminta siswa menyebutkan
makna kata pada teks yang lazim terjemahan beberapa kata dan
kalimat yang dibaca.

564
Ahmad Rathomi / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (2019) 000-000
ISSN 1411-8173 | E-ISSN 2528-5092
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4315

c. Guru memberikan latihan kepada DAFTAR PUSTAKA


siswa untuk memberi syakal pada
teks yang sudah disiapkan Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan
sebelumnya. Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
d. Guru meminta siswa untuk 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
membuat kalimat baru sesuai Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran
struktur dan kaidah yang dipelajari. Saintifik 2013. Yogyakarta: Gava
5. Tahapan Mengkomunikasikan Media.
Pada tahapan ini siswa diminta Majid, Abdul. (2014). Strategi Pembelajaran.
untuk menyampaikan isi kandungan Bandung: Remaja Rosdakarya.
teks qira’ah yang telah dipelajari. Siswa Sani, Ridwan Abdullah. (2015). Pembelajaran
dapat ditugaskan untuk menuliskan Saintifik untuk Implementasi
pemahaman mereka terhadap teks Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
qira’ah di buku latihan masing-masing. Aksara.
Selanjutnya, siswa diminta untuk maju Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan
ke depan kelas untuk menyampaikan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
pemahaman mereka terhadap teks Jakarta: Kencana Prenada Media
qira’ah yang telah ditulis. Grup.
Santoso, Amin dkk. (2011). Modul Materi
Langkah-langkah pembelajaran Praktikum Mata Kuliah Pembelajaran
yang diungkapkan di atas harus dilakukan Bahasa Arab. Pontianak: Sekolah
secara sistematis karena itulah esensi dalam Tinggi Agama Islam Negeri
pendekatan saintifik, kegiatan pembelajaran Pontianak.
yang mengintegrasikan langkah-langkah Hermawan, Acep. (2014). Metodologi
penelitian ilmiah. Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
KESIMPULAN Nuha, Ulin. (2016). Ragam Metodologi &
Media Pembelajaran Bahasa Arab.
Implementasi pendekatan saintifik Yogyakarta: DIVA Press.
dalam pembelajaran bahasa Arab di era Al-Ghali, Abdullah & Abdullah, Abdul
sekarang merupakan suatu keharusan Hamid. (2012). Menyusun Buku
sebagai sebuah inovasi dalam dunia Ajar Bahasa Arab. Padang:
pembelajaran bahasa Arab. Selain karena Akademia Permata.
tuntutan kurikulum pendidikan nasional,
juga agar terciptanya sebuah variasi metode
pembelajaran bahasa Arab dalam konteks
teoritis maupun praktis. Langkah-langkah
pembelajaran bahasa Arab maharah qira’ah
dengan pendekatan saintifik terdiri dari lima
tahapan, yaitu (1) menyimak bacaan; (2)
menanyakan makna kosakata dan struktur
bahasa; (3) menemukan ide pokok teks dan
struktur bahasa; (4) latihan membaca teks
dan memberi syakal; dan (5) menyampaikan
pemahaman siswa terhadap teks qira’ah.

565

Anda mungkin juga menyukai