Oleh
MISYE HERLINDAWATI
13103084105023
TAHUN 2017
SKRIPSI
HUBUNGAN KARAKTERISITIK PERAWAT DENGAN
PEMAHAMAN PENERAPAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
DI RUANGAN IGD DAN ICU RSUD Dr.ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2017
Oleh
MISYE HERLINDAWATI
13103084105023
TAHUN 2017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PERINTIS
PADANG
Misye Herlindawati
ABSTRAK
Misye Herlindawati
ABSTRACT
I. Data Pribadi
Nama : Misye Herlindawati
Agama : Islam
Ibu : Mengesti
Riko Asri
Hari Azhari
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir
Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
Selama penulisan Skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang
penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Padang.
2. Ibuk Yaslina, M.Kep, Ns. Sp. Kep. Kom Selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Ns. Aldo Yuliano, S.Kep, M.M Selaku pembimbing II yang telah
6. Bapak dan ibu staf pengajar di program studi ilmu keperawatan perintis
7. Yang teristimewa ayah (almarhum) dan ibu yang telah banyak berkorban
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih sangat sederhana dan
dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Harapan peneliti semoga
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi peneliti sendiri, maupun
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB VI Penutup
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 93
6.2 Saran ......................................................................................................... . 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Algoritma BLS (Basic Life Support) menurut AHA 2015 ........................ 33
Ekstensi ....................................................................................... 29
Lampiran 9 : SPSS
PENDAHULUAN
semakin cepat kerja jantung berlaku, semakin cepat pula frekuensi pernafasan
untuk memenuhi kebutuhan oksigen keotak dan organ vital lainnya secara
mendadak dan dapat balik normal, jika dilakukan tindakan yang tepat atau
tidak adekuat. Henti jantung yang terminal akibat usia lanjut,penyakit kronis
meninggal (29% dari jumlah kematian total) karena penyakit jantung dan
pembuluh darah. Dari kematian 17,1 jutaorang tersebut, diperkirakan 7,2 juta
mencapai 82 juta kasus. Lebih dari 60% beban kasus penyakit jantung
dirawat dirumah sakit khususnya pada ruang gawat darurat mempunyai risiko
terjadinya henti jantung. 1000 pasien yang dirawat di rumah sakit dibeberapa
20% dari jumlah pasien tersebut tidak mampu bertahan hingga keluar dari
(Vanden, 2010).
lanjutan). (IKAPI,2013)
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti
jantung yang tidak diharapkan mati pada saat itu. Tindakan RJP ini tidak
hanya berlaku dalam ruangan operasi, tapi dapat juga diluar jika terdapat
suatu kejadian dimana ada seorang pasien atau korban, dalam usaha
dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS).
Sedangkan bantuan yang dilakukan dirumah sakit sebagai lanjutan dari BHD
disebut Bantuan Hidup Lanjut atau Advance Cardiac Life Support (ACLS).
(Ganthikumar,2016)
salah satu organ ini dapat berakibat kematian. Proses kematian pada cardiac
Resusitasi harus dimulai sedini mungkin. Semakin dini RJP, semakin besar
pula kemungkinan bertahan hidup korban. Setiap menit penundaan RJP akan
dilakukan RJP. Jika pupil tetap lebar atau melebar, berarti telah terjadi
kerusakan otak. Sel otak tidak dapat bertahan kurang dari 4 menit tanpa
oksigen. Setelah 6-10 menit, kematian biologis terjadi dan sel otak mulai
mati. (IKAPI,2013)
Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif),
antara lain: bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih dari 5 menit
(oleh karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi pada saat ini),
refrakter, syok yang mendahului arrest, kelainan neurologic yang berat, serta
pada penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut. (Alkatiri dkk, 2007)
31,689 kasus cardiac arrest , sejumlah 33, 3% memperoleh bantuan CPR dan
pada tahun 1940an dan awal 1950 seperti perawatan pernafasan intensif
lebih dari 50%. Satu dekade kemudian, 14 dari 20 pasien (70%) yang
dari 20%, telah dilaporkan pada henti jantung selama tindakan anestesi,
overdosis obat, dan penyakit jantung koroner atau aritmia ventriculer primer.
Pada tahun 1995 tingkat pemulangan pasien hanya sekitar 17% (Sampurna,
2009).
Tenaga kesehatan yang merupakan ujung tombak untuk peningkatan derajat
adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
melalui mata dan telinga (melihat dan mendengar). Pengetahuan juga sangat
suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
Karakteristik dari perawat terdiri dari kemampuan dan keterampilan fisik dan
mental dari individu sebagai perawat. Karakteristik ini dipengaruhi juga oleh
latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, usia, jenis kelamin, dan
hasil manajemen baik dan tidak baik. Demikian pula dengan tingkat
2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and
adalah 64 tahun (Standar deviasi 18,2), 61% (19.360) penderita OHCA adalah
berhasil dilarikan ke rumah sakit dan hanya 9,6% berhasil bertahan sampai
keluar dari rumah sakit. Sejumlah 36,7% penderita OHCA diketahui oleh
seorang bystander. Hanya 33,3% dari pasien tersebut yang mendapatkan CPR
(Gathikumar, 2016)
Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang
oleh penyakit jantung mendapatkan porsi 4,6% dari 4.552 mortalitas dalam 3
tahun. Negara Indonesia tidak ada data statistik yang pasti mengenai jumlah
kejadian henti jantung di rumah sakit setiap tahunnya (Suharsono & Ningsih,
2012)
sebanyak 15709 orang. Dari 15709 didapatkan 3808 orang pasien menderita
menderita CHF yang dilakukan resusitasi jantung paru sebanyak 192 orang,
pertama dari 10 penyakit terbanyak sebanyak 261 yang dirawat di ICU tahun
menderita CHF di IGD dan ICU tahun 2015 adalah 4069 dilakukan RJP 287
Jumlah perawat yang ada 17 orang dimana terdapat 9 orang perawat laki –
laki dan 8 orang perawat perempuan dengan masa kerja 2 orang < 3 tahun, 15
orang > 3 tahun. Adapun tingkat pendidikan perawat di IGD adalah 1 orang
terdapat 3 orang perawat laki – laki dan 13 orang perempuan dengan masa
kerja 4 orang < 3 tahun, 12 orang > 3 tahun. Adapun tingkat pendidikan
perawat di ICU adalah 6 orang dengan pendidikan S1, dan 10 orang dengan
pendidikan DIII. Usia perawat di IGD dan ICU berkisar antara 24 – 45 tahun
kontrak dengan jumlah perawat IGD dan ICU 33 orang. Pelatihan yang sudah
didapatkan perawat IGD dan ICU adalah pelatihan BTCLS, namun belum
semua perawat yang mengikuti pelatihan tersebut karena ada 4 orang yang
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan peneliti pada bulan
April didapatkan hasil observasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang
orang perawat yang dinas pagi 4 orang dintaranya saat pasien yang
membutuhlan pertolongan pertama resusitasi jantung paru perawat , perawat
respon nyeri untuk membangunkan pasien. setelah tidak ada respon dari
nadi karotis setelah tidak ada denyut jantung, perawat langsung memberikan
melakukan RJP posisi tangan tidak dipertahankan lurus. Dan hasil wawancara
yang yang peneliti lakukan di ruangan IGD dan ICU terhadap 4 orang
masa kerja <3 tahun didapatkan bahwa pada penalataksanaan pasien yang
pengecekan nadi karotis setelah tidak ada denyut jantung, perawat langsung
melakukan RJP posisi tangan dipertahankan lurus. Hal ini disebabkan karena
usia yang masih muda, tingkat pendidikan yang rendah dan masa kerja <3
kinerja akan meningkat dan kepuasan kerja akan tercapai. Tingkat pendidikan
posisi dan tanggung jawabnya. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja dan
kepuasan kerja.
Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
1.3.Tujuan Penelitian
2017
.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahui Usia Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad
1.3.2.2 Diketahui Tingkat Pendidikan Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
1.3.2.3 Diketahui Masa Kerja Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad
1.3.2.4 Diketahui Jenis Kelamin Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
1.3.2.5 Diketahui Pemahaman Penerapan RJP Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU
peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama dan
mengurangi angka kematian pasien dengan henti nafas dan henti jantung.
adalah semua perawat yang dinas diruang IGD dan ICU RSUD dr.Achmad
sampel secara Total Sampel. Penelitian ini merupakan studi korelas dengan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi
(CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) diberikan ketika tidak ada tanda –
(Aryono, 2011).
kompresi dan dilanjutkan dengan ventilasi.. Dalam empat sampai lima menit
tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati dan tidak
ditujukan untuk serangan jantung dan pada henti nafas (Aryono, 2011).
eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi pada pasien henti jantung atau
henti nafas melalui RJP/ CPR. RJP merupakan salah satu yang mendasari
bagaimana melakukan RJP segera dan efektif. Mengingat hal ini terus
a. Henti nafas
nafas oleh benda asing, inhalasi asap, kelebihan dosis, obat, terkena
b. Henti jantung
1. Safety
prehospital, yaitu “do not further harm” (jangan membuat cidera lebih
menjadi fokus utama). Rumus “do not further harm” berlaku juga
pada diri anda. Tentu kita semua tidak menginginkan adanya korban
b. Keamanan lingkungan
c. Keamanan korban
Apapun yang dilakukan pada korban, ingatlah untuk “do not further
harm” .
2. Response
(AED) sebelum memulai RJP atau meminta bantuan orang lain untuk
tersedia.
1) Posisi korban
cidera spinal.
2) Posisi penolong
Posisi penolong harus diatur senyaman mungkin dan memudahkan
korban.
5. Circulation
tidak normal) tidak ada denyut nadi yang teraba dalam 10 detik
menilai nafas yang adekuat pada korban merupakan alasan dasar dalam
hal tersebut tidak dianjurkan. Nafas yang terengah dapat disalah artikan
menit
menit. Jika tidak ada denyut, mulai RJP (lanjutkan dengan kontak
(sternum).
sirkulasi.
satu telapak tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu
(5 cm).
10 detik.
cidera,
e. Pasien berada pada stadium terminal suatu penyakit atau
6. Airway control
Pada orang yang tidak sadar, tindakan pembukaan jalan nafas harus
dilakukan. Satu hal penting untuk diingat adalah, bahwa hanya dengan
airway juga harus melihat tanda – tanda adanya sumbatan benda asing
cross finger, jika terdapat benda asing dalam mulut maka harus
dikeluarkan dengan usapan jari atau dikenal dengan teknik finger swab.
Teknik yang digunakan dalam membuka jalan nafas yakni dengan chin
lift – head tilt dan jika dicurigai terdapat trauma servikal dapat
didahi dan letakkan ujung jari tangan yang lain dibawah daerah
jalan nafas
kebelakang
7. Breathing Support
Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran
baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma.
b) mulut ke hidung
2010)
c) Ventilasi mulut ke mask
listrik. Hal ini dilakukan jika oenyebab henti jantung (cardiac arrest)
dalam 1 menit.
ada nadi karotis, penolong kembali melanjutkan RJP. Jika ada nadi dan
nafas belum ada, korban / pasien diberikan bantuan nafas 1 nafas buatan
setisp 5 – 6 detik atau sekitar 10 – 12 x / menit. Jika ada nafas dan ada
nadi tetapi pasien belum sadar, letakkan pasien atau korban pada posisi
pemulihan. Posisi ini dirancang untuk menjaga jalan nafas paten dan
3) Tangan penolong yang lain aih tungkai diatas lutut dan angkat
AED tersedia
dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan
lisan, tulisan, atau grafik yang telah disampaikan melalui pengajaran, buku,
seseorang yang diharapkan mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta
verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah atau fakta yang
dan evaluasi.
berikut:
1. Tingkat pertama atau tingkat rendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai
1. Menerjemahkan (translation).
bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Tetapi dapat berarti dari
3. Mengekstrapolasi (extrapolation).
Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu
tanaman.
lain:
representasi matematis.
suatu konsep.
teguh, dan respons yang konsisten terhadap nilai – nilai itu dengan
(Notoatmodjo, 2003).
Karakteristik adalah merupakan salah satu aspek kepribadian yang
2.3.1 Usia
Usia atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, usia
manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu usia
itu dihitung. Oleh yang demikian, usia itu diukur dari tarikh ianya lahir
sehingga tarikh semasa(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh
2009).
(Notoatmojo, 2003).
kerjanya tinggi, sedangkan karyawan yang tua tuntutan kepuasa kerja dapat
tercipta karena adanya perspsi yang positif terhadap sesuatu yang berkaitan
lebih merasa puas dari pada karyawan yang berusia relative muda. Kategori
2011).
(M.Kep)
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di
suatu tempat (Handoko, 2010). Masa kerja adalah jangka waktu yang telah
Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang
RI,2009)
kesehatan mereka dari pada laki-laki. Hal ini mungkin karena perempuan
mungkin lebih beresiko. Karena banyak dari perilaku ini yang dianggap
perhatian yang diberikan terhadap gaya hidup yang lebih sehat dan karena
lebih berharga serta lebih penting. Karyawan yang telah menikah lebih
puas dengan pekerjaan mereka dari pada rekan sekerjanya yang bujangan
Menurut Aday dan Anderson (1974, dalam Taylor & Cosenza, 1999, A
2.3.8 Pendapatan
of hospitals : a case study of the northern part of Oyo State, Nigeria, pada
tersebut.
mempunyai pendidikan tinggi dan masa kerja yang cukup lama dan tentu
lebih rendah.
2.3.11 Gaji
beberapa studi yang menggunakan IWS ini gaji selalu menempati nomor
Pemahaman
Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP)
KERANGKA KONSEP
pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
yang teguh, dan respons yang konsisten terhadap nilai – nilai itu dengan
(Notoatmodjo, 2003)
Tahun 2017.
Usia
Tingkat pendidikan
Masa kerja
Jenis kelamin
Pemahaman Penerapan
Status perkawinan
Resusitasi Jantung Paru
Jumlah anggota keluarga
(RJP)
Sumber pembiayaan
Pendapatan
Domisili
Tingkat jabatan
gaji
(Dharma, 2011).
Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil ukur
Operasional
Variabel
independen
Karakteristik
perawat
Berbagai macam
hal yang ada pada
diri seseorang yang
berpengaruh
terhadap sikap dan
perilaku
dewasa Akhir :
36- 45 tahun
(Depkes RI,
2009)
(Handoko,
2010)
Merupakan
serangkaian usaha
penyelamatan
hidup pada pasien 1. Tingkat tinggi
henti nafas dan Angket : bila
Variabel tertutup Kuesioner Ordinal responden
henti jantung
dependen mampu
menjawab
Pemahaman dengan benar
penerapan 76 – 100 %
resusitasi 2. Tingkat
jantung paru sedang: bila
(RJP) responden
mampu
menjawab
dengan benar
56 – 75 %
3. Tingkat
rendah : bila
responden
mampu
menjawab
dengan benar
<56
Sudjana
(2010)
3.3 Hipotesa
Resusitasi Jantung Paru (RJP) di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad
METODE PENELITIAN
merupakan penelitian atau telaah hubungan antara dua variable pada suata
ruangan IGD dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017.
Penelitian ini telah dilakukan diruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi.
4.2.2 Waktu
Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 5 Juni sampai 9 juni 2017.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
yang terdiri atas: objek /subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
perawat yang dinas diruang IGD dan ICU di RSUD Dr.Achmad Mochtar
4.3.2 Sampel
perawat yang dinas diruang IGD dan ICU yang berjumlah 33 orang.
Mochtar Bukittinggi
penelitian.
c. Peneliti menjelaskan kepada kepala ruangan akan melakukan
e. Peneliti meminta jadwal dinas kepada kepala ruangan diruang IGD dan
ICU.
penelitian.
Data yang telah terkumpul pada peneliti ini dianalisa melalui tahap – tahap
berikut :
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi
dan arti suatu kode dari suatu variable (Hidayat, 2009: 108). Untuk
kategori usia Dewasa Awal : 26- 35 tahun di beri kode 1 dewasa Akhir :
diberi kode 2. Untuk kategori masa kerja ≤ 3 tahun diberi kode 1, >
3tahun diberi kode 2. Untuk kategori jenis kelamin Laki – laki diberi
kode 1, Perempuan diberi kode 2. Untuk Kategori tingkat tinggi diberi
Pada tahap ini peneliti memberikan nilai atau skor pada tiap – tiap
sehingga diyakini hasil pengolahan data dan hasil yang diperoleh adalah
benar.
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi dan statistik
Keperawatan
(Handoko, 2010)
Laki – laki
Perempuan
(Depkes RI,2009)
dikategorikan atas :
(Sudjana 2010)
b. Analisa Bivariat
“bermakna” jika P value > 0,05 maka statistic disebut “tidak bermakna”.
proses penelitian ke pendidikan, mulai dari perizinan dari Program Studi Ilmu
sampling.
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
4.6.4 Nonmaleficense
4.6.5 Beneficense
Prinsip ini yang penting untuk menumbuhkan kerja sama yang baik dengan
responden, dan penelitian ini akan memberikan manfaat yang baik terhadap
4.6.6 Justice
HASIL PENELITIAN
penerapan resusitasi jantung paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017. Penelitian ini telah dilakukan pada
kepada responden yaitu perawat yang berada Di Ruangan IGD dan ICU
pada saat itu tanpa pengaruh ataupun paksaan dari orang lain termasuk
peneliti.
Dari hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang berjumlah
resusitasi jantung paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017, sebagai berikut pada tabel dibawah ini.
5.2.1 Usia
Tabel 5.2.1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Perawat Di
Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Perawat
Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Perawat
Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
yang baru.
Tabel 5.2.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat
Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.3.1
Hubungan Usia Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
tinggi. Dari 9 orang responden berusia dewasa akhir, dan 4 (44,4%) orang
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Tabel 5.3.2
Hubungan Pendidikan Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr.
Tabel 5.3.3
Hubungan Masa Kerja Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
Tabel 5.3.1 dari 16 orang responden dengan masa kerja baru, terdapat 6
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Tabel 5.3.4
Hubungan jenis kelamin Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
uji statistik diperoleh nilai p value = 0,010 (p<α) maka dapat disimpulkan
5.4.1 Univariat
a. Usia Perawat
dapat tercipta karena adanya perspsi yang positif terhadap sesuatu yang
dewasa awal.
Menurut asumsi peneliti usia sangat menentukan kedewasaan seseorang,
pola pikir yang lebih dewasa dibandingkan dewasa awal. Umur yang
b. Pendidikan Perawat
2011).
pengalaman yang tinggi pula, dan memiliki pola pikir yang lebih matang
sehingga bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tingkat
yang baru.
Masa kerja dapat menggambarkan pengalamannya dalam menguasai
samapi 10 tahun.
perawat yang ada didalam ruangan. Perawat yang sering terpapar dengan
yang sudah lama bekerja memiliki kualitas kerja yang baik dibandingkan
dengan orang yang baru bekerja. Perawat yang mempunyai masa kerja
Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada
risiko lebih sedikit pada kesehatan mereka dari pada laki-laki. Hal ini
perilaku ini yang dianggap terjadi secara sosial, maka perubahan dalam
hidup yang lebih sehat dan karena perpaduan peran gender di rumah dan di
perempuan.
perawat. Hal ini disebabkan perempuan pada dasarnya telah ikut berperan
bisa membuat pasiennya bisa sembuh dan menerima keadaannya pada saat
sakit. Perempuan juga memiliki kemampuan yang lebih dari pada laki-laki
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
hanya hafal secara verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah
pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari
menit tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati
jantung dan pada henti nafas (Aryono, 2011). Menurut Krisanty (2009)
sirkulasi dan ventilasi pada pasien henti jantung atau henti nafas melalui
RJP/ CPR. RJP merupakan salah satu yang mendasari bantuan hidup dasar
pada penolong, korban dan sumber daya yang bersedia. Tetapi hal-hal
RJP segera dan efektif. Mengingat hal ini terus menjadi prioritas.
kemampuan kognitif yang lebih tinggi dalam penerapan RJP, dan bisa
seorang perawat menolong pada saat pasiennya dalam gawat nafas, tidak
jantung paru.
5.4.2 Bivariat
tingkat rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,014 (p<α)
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
hanya hafal secara verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah
menit tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati
dewasa awal.
seseorang perawat maka memiliki pengalaman yang baik, pola pikir yang
matang dalam mengahadapi pasien yang mengalami kegawatan sehingga
penerapan resusitasi jantung paru pada setiap ruangan, dan juga pada
dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017, dari 17
Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
2011).
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
hanya hafal secara verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah
menit tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati
kualitas kerja yang baik. Perawat yang mempunyai pendidikan tinggi pada
sehingga orang yang telah mengikuti pelatihan resusitasi jantung paru akan
berespon.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr.
dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017, dari 16
pemahaman penerapan RJP tingkat tinggi. Hasil uji statistik diperoleh nilai
(RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017.
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
hanya hafal secara verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah
menit tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati
samapi 10 tahun.
perawat tersebut mempunyai kualitas kerja yang baik, pada penelitian ini
tersebut, itu disebabkan karena perawat yang sudah lama bekerja memiliki
sehingga lebih paham dengan apa yang harus dikerjakannya. Pada intinya
perawat yang bekerja sudah lama memiliki pola pikir yang matang,
dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017, dari 14
pemahaman penerapan RJP tingkat tinggi. Hasil uji statistik diperoleh nilai
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada
mungkin lebih beresiko. Karena banyak dari perilaku ini yang dianggap
perhatian yang diberikan terhadap gaya hidup yang lebih sehat dan karena
menangkap makna dari arti dan bahan yang telah dipelajari, yang
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
hanya hafal secara verbalistis tetapi juga memahami konsep dari masalah
pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari
diberikan ketika tidak ada tanda – tanda kehidupan, tidak bernafas, tidak
menit tidak dilakukan resusitasi dengan kompresi maka otak sudah mati
perempuan.
perempuan selalu ingin tahu dan selalu ingin menambah wawasan dalam
perempuan terbuka menerima saran dari pada laki. Hal ini disebabkan
sembuh dan menerima keadaannya pada saat sakit. Pada penelitian ini
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.2 Hasil penelitian menjelaskan bahwa lebih dari separoh 17 (51,5%) orang
6.1.3 Hasil penelitian menjelaskan bahwa lebih dari separoh 17 (51,5%) orang
6.1.4 Hasil penelitian menjelaskan bahwa lebih dari separoh 19 (57,6%) orang
6.1.5 Hasil penelitian menjelaskan bahwa lebih dari separoh 20 (60,6%) orang
tingkat rendah.
6.1.6 Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,014 (p<α) maka dapat
Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
6.1.7 Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,003 (p<α) maka dapat
Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
6.1.8 Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,031 (p<α) maka dapat
Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
6.1.9 Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,010 (p<α) maka dapat
6.2 Saran
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian dengan tema yang sama dan variabel yang
Aryono, A., (2011). Advance Life Support (Bantuan Hidup Lanjut) Final Draft.
IDSAI
BT&CLS (Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support, Yayasan
Ambulans Gawat Darurat 118 & PT Ambulans Satu Satu Delapan ; editor,
Indonesia.
Publishing.
Hamid, Achir Yani S. (2007). Buku Ajar Riset Keperawatan, Konsep Etika Dan
Aksara.
Hasibuan, M.S.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. (edisi dua), Jakarta:
Bumi Aksara.
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, D. (Eds). (2001). Adding It Up: Helping
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2016/12/tingkat-pemahaman-
konsep.html
2009-2015).
Mediksa.
kepuasan kerja dan prestasi kerja perawat di RSUD Budi Asih. Tesis,
Media.
Publiser Inc.
Saddle River
Sampurna, M., 2009. Pertolongan pertama dan RJP Ed.3. Jakarta: EGC.
Sartono., Masudik., Suhaeni, AE. Basic Trauma Life Support. Ed.2, Cetakan ke –
Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Taylor & Cozenza, (1994). Conceptual choice model for hospitals service,
2008)
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II.
dipublikasikan).
Rinerka Citra.
Bulan/Tahun
pertanyaan
Mengetahui Karakteristik 4 1, 2, 3, 4
karakteristik perawat
perawat dan
pemahaman
penerapan
Kepada Yth:
Calon Responden di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
Kota Bukittinggi
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Perintis Padang:
Nama : Misye Herlindawati
Nim : 13103084105023
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Karakteristik Perawat
Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan
IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed concent) dan melakukan tindakan
yang saya berikan.
Demikian atas perhatiannya dan kesediaan saudara sebagai responden saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti
Misye Herlindawati
Lampiran 4
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah dijelaskan maksud dari peneliti, maka saya bersedia menjadi responden yang
dilakukan oleh saudari Misye Herlindawati Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Perintis Padang yang akan mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2017”.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sesungguhnya sukarela tanpa
paksaan siapapun agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Responden
( )
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
No.Responden
A. Karakteristik Perawat
Nama :
Ruang dinas :
1. Usia :
S1 Keperawatan
S2 Keperawatan
>3 tahun
Perempuan
B. Pemahaman Perawat terhadap RJP
bernafas kembali
korban
6. Jika korban tidak merespon langsung memanggil bantuan
12. Cek nadi dilakukan pada nadi yang ada dibagian leher
17. Jika penolong sudah lelah harus ada yang menggantikan untuk
mengkompresi korban
18. Ketika melihat orang kecelakaan langsung telpo0n ambulans
kompresi dada
20. Resusitasi hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah pernah
ikut pelatihan
Skor
Tingkat Jenis
Usia Masa Kerja
Pendidikan Kelamin
No.
Nama Lam
KT a
Umur KTG Pend. KTG L/P KTG P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 ∑
G Kerj P
a
1 Tn. M 26 1 D3 2 2 1 L 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
2 Ny. L 31 1 S1 1 5 2 P 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 16
3 Ny. E 33 1 S1 1 4 2 P 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
4 Ny. I 32 1 S1 1 4 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18
5 Tn. R 37 2 D3 2 2 1 L 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11
6 Ny. M 28 1 S1 1 6 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
7 Ny. Y 31 1 S1 1 4 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17
8 Ny. S 33 1 S1 1 4 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
9 Tn. C 32 1 D3 2 3 1 L 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16
10 Tn. M 32 1 S1 1 7 2 L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17
11 Tn. A 32 1 S1 1 3 1 L 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17
12 Ny. A 38 2 D3 2 3 1 P 2 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11
13 Tn. N 27 1 D3 2 5 2 L 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14
14 Ny,M 43 2 S2 1 7 2 P 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
15 Tn. H 25 1 D3 2 3 1 L 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
16 Ny. G 38 2 D3 2 3 1 P 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11
17 Ny. D 28 1 S1 1 4 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
18 Tn. J 28 1 S1 1 2 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17
19 Ny. K 37 2 D3 2 5 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
20 Tn. P 36 2 D3 2 1 1 L 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 11
21 Tn. Y 27 1 S1 1 2 1 L 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16
22 Ny. N 28 1 D3 2 4 2 P 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 11
23 Ny. M 36 2 D3 2 1 1 P 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13
24 Ny. E 28 1 S1 1 5 2 P 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
25 Tn. I 28 1 S1 1 2 1 L 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 12
26 Tn. N 36 2 D3 2 5 2 L 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15
27 Ny. R 26 1 D3 2 2 1 P 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
28 Tn. R 28 1 S1 1 3 1 L 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
29 Ny. D 24 1 D3 2 2 1 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
30 Ny. N 43 2 S1 1 5 2 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16
31 Tn. H 28 1 D3 2 1 1 L 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 14
32 Ny. D 26 1 D3 2 4 2 P 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16
33 Ny. B 27 1 S1 1 2 1 P 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1. Laki – laki = L
2. Perempuan = P