Anda di halaman 1dari 6

Format Penulisan Artikel

UAS – Academic Writing – Semester Ganjil 2021

Nama : Reza Dwiki Faturrahman


NPM : 1402174046
Topik Atau Judul Artikel : Kecurangan Pelaporan Keuangan
ABSTRAK
Kecurangan pelaporan keuangan merupakan salah satu tindakan kecurangan yang dilakukan secara
sengaja pada laporan keuangan demi memperoleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Ada
berbagai macam teori kecurangan, beberapa diantaranya adalah teori segitiga fraud, teori fraud diamond,
dan teori fraud pentagon.
Artikel ini ditulis untuk agar para pembaca mengetahui bahwa tindakan kecurangan pelaporan
keuangan khususnya di Indonesia sering terjadi. Oleh karena itu pentingnya kesadaran dan wawasan sejak
dini mengenai kecurangan pelaporan keuangan agar masyarakat dapat terhindar dan tidak melakukan
tindakan tersebut.
Kata kunci : Kecurangan Pelaporan Keuangan.

I. Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan berkas yang berisikan berbagai pencatatan uang dalam suatu
perusahaan. Sedangkan jika menurut PSAK No.1 (2015), Laporan keuangan adalah penyajian yang
terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas.
Dalam istilah akuntansi, ada dua jenis kesalahan pada laporan keuagan, yaitu kekeliruan
(error ) yang mengandung unsur ketidaksengajaan serta satu lagi yaitu kecurangan (fraud). Salah
saji secara sengaja atau kecurangan (fraud) adalah salah satu tindakan yang dilakukan secara
sengaja demi memperoleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Kecenderungan mengenai kecurangan pelaporan keuangan sudah sering terjadi di Indonesia,
salah satu contoh kasusnya adalah PT Hanson International yang memanipulasi laporan
keuangannya pada tahun 2016. PT Hanson manipulasi penyajian akuntansi terkait kavling siap
bangun dengan nilai gross Rp 732 miliar, sehingga membuat pendapatan perusahaan naik tajam.
Oleh karena itu perlu adanya kontrol internal yang baik dalam perusahaan serta auditor yang
patuh terhadap kode etik seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya agar hal seperti kecurangan
pelaporan keuangan dapat diminimalisasi atau dihindari.

II. Tinjauan Pustaka


Dalam mendeteksi kecurangan, ada beberapa teori yang dapat mengetahui sebab-akibat dari
kecurangan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Teori C = N+K
Teori C = N+K sangat dikenal dalam dunia kepolisian. Huruf ‘C’ melambangkan kriminal,
huruf ‘N’ adalah niat dan huruf ‘K’ adalah kesempatan. Menurut (Ardiningsih (2018), Teori ini
sederhana dan terlalu adanya perjudian karena meski ada niat dalam melakukan kegiatan fraud,
namun jika tidak ada kesempatan maka fraud tidak akan terjadi.
2. Teori Segitiga Fraud
Teori segitiga fraud merupakan gagasan yang diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953).
Teori segitiga fraud terdiri dari pressure, opportunity, dan rationalization.
Pressure (Tekanan) merupakan dorongan untuk melakukan tidakan kecurangan yang
dilakukan. Ada beberapa kategori dari tekanan, yaitu tekanan finansial, kebiasaan buruk yang
masih dilakukan, tekanan yang muncul dari hal yang berhubungan dengan pekerjaan, serta tekanan
dari berbagai faktor, tak terkecuali dari lingkup internal keluarga.
Opportunity yaitu peluang untuk melakukan kecurangan. Menurut Ristianingsih (2017),
Opportunity biasanya dilakukan karena adanya pengendalian internal suatu organisasi yang lemah,
penyalahgunaan wewenang, aturan akuntansi dan pengendalian internal.
Rationalization adalah mencari pembenaran atas tindakan kecurangan yang sudah dilakukan
karena mengganggap apa yang dilakukan sudah banyak dilakukan juga oleh orang lain. Menurut
Albrecht (2012), Rasionalisasi merupakan pembenaran diri sendiri untuk suatu perilaku yang salah.
3. Teori Fraud Diamond
Teori Fraud Diamond merupakan teori penyempurnaan dari teori segitiga fraud. Nilai yang
terkandung pun cukup serupa dengan teori segitiga fraud, hanya saja ditambah dengan capability.
Sebuah kecurangan dapat dilakukan jika seseorang memiliki capability.
4. Teori Fraud Pentagon
Teori Fraud Pentagon merupakan pengembangan dari teori fraud diamond dan teori segitiga
fraud. Adanya penambahan satu aspek yaitu arrogance. Menurut Howarth (2011), Arogansi
merupakan sifat yang superior atas hak yang dimiliki dan merasa pengendalian internal dan
kebijakan perusahaan tidak berlaku bagi dirinya.
III. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dibuat, dapat diketahui bahwa kecurangan pada
pelaporan keuangan khususnya terdapat beberapa teori yang dapat diimplementasikan. Ada teori C
= N + K, teori segitiga fraud, teori fraud diamond, dan teori fraud pentagon.
Berkaitan mengenai kecurangan pelaporan keuangan, memang dapat digunakan semua
metode. Setiap metode yang ada pun juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Namun, penulis menyarankan apabila untuk mendeteksi kecurangan khususnya kecurangan
pelaporan keuangan, menggunakan metode teori fraud pentagon, karena dengan menggunakan
metode teori tersebut adalah penyempurnaan dari metode metode sebelumnya, yaitu teori segitiga
fraud dan teori fraud diamond.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Pada pembahasan uraian dari pendahuluan hingga pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penulis mempunyai tujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat Indonesia bahwa tindakan
kecurangan pelaporan keuangan khususnya di Indonesia sering terjadi. Oleh karena itu pentingnya
kesadaran dan wawasan sejak dini mengenai kecurangan pelaporan keuangan agar masyarakat
dapat terhindar dan tidak melakukan tindakan tersebut.
4.2 Saran
Adanya kepatuhan mengenai kecurangan pelaporan keuangan sejak dini sehingga dapat
merasa enggan dalam melakukan kecurangan pelaporan keuangan. Serta setiap elemen audit dan
bagian perusahaan lainnya patuh mengenai SOP yang ada dan menyadari bahwa tindakan
kecurangan khususnya pelaporan keuangan akan membawa dampak buruk bukan hanya pelaku
pribadinya saja namun turut mencoreng nama baik dari perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiningsih, A. (2018). Audit Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.


Howarth, C. (2011). The Mind Behind The Fraudster Crime : Key Behavioral and Environmental Element .
USA: Crowe Howarth International.
Ristianingsih, I. (2017). Telaah Konsep Fraud Diamond Theory dalam Mendeteksi Perilaku Fraud di
Perguruan Tinggi. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Ekonomi dan Bisnis (SNAPER-
EBIS), (pp. 128-139).

Link Artikel yang telah diunggah ke google:

Anda mungkin juga menyukai