Anda di halaman 1dari 10

Pengertian, Faktor-Faktor, Dan Pertimbangan Auditor Memberikan

Opini Audit Going Concern


Putri Rahayu Amirah
Universitas Telkom

ABSTRAK

Laporan audit going concern adalah laporan audit wajar tanpa pengecualian
dengan adanya paragraf penjelas. Opini going concern merupakan hal yang penting
diperhatikan oleh perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus lebih teliti dan hati-
hati dalam mengambil keputusan agar tidak mendapatkan opini going concern
karena akan berdampak negatif bagi kelangsungan perusahaan. Tujuan dilakukan
penelitian ini untuk mengetahui alasan mengapa auditor mengeluarkan opini going
concern seperti profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan ukuran
perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya. Agar
dapat dijadikan referensi oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Kata Kunci: Likuiditas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Opini Going Concern,
Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan.

LATAR BELAKANG
Keberadaan suatu entitas bisnis dalam jangka panjang bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kondisi dan
peristiwa yang dialami suatu perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan
usaha (going concern) perusahaan seperti kerugian operasi yang signifikan dan
berlangsung secara terus menerus sehingga menimbulkan keraguan atas
kelangsungan hidup perusahaan. Maka penting bagi perusahaan untuk mengetahui
alasan yang menyebabkan auditor mengeluarkan opini audit going concern karena
opini ini dapat dijadikan referensi perusahan agar dapat menghindari opini going
concern. Menurut (Petronela, 2004) dalam [ CITATION Kur18 \l 1033 ] mengatakan
going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi
dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami
kondisi sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah. Menurut [CITATION Mar20 \l
1033 ] laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu
indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko audit tidak dapat bertahan
dalam bisnis.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa opini audit going concern
penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Jika perusahaan menerima
opini audit going concern akan berdampak negatif bagi kelangsungan suatu
perusahaan sebab akan mempengaruhi keputusan pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai
hal yang menjadi pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini audit going
concern sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya agar dapat menghindari opini audit
going concern.

PEMBAHASAN

Opini Audit Going Concern


Opini audit didefinisikan sebagai pernyataan pendapat yang diberikan oleh
auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diauditnya.
Arens et al. (2014:58) menyatakan bahwa laporan audit adalah tahap terakhir dari
keseluruh proses audit. Dengan demikian auditor dalam memberikan opini sudah
didasarkan pada keyakinan profesionalnya.[ CITATION Fak18 \l 1033 ]
Menurut [ CITATION AlF20 \l 1033 ] Opini audit going concern adalah opini yang
diberikan auditor untuk mengevaluasi tingkat kesangsian kemampuan
perusahaan dalam upaya mempertahankan eksistensinya.
Menurut Petronela (2004) dalam [ CITATION Kur18 \l 1033 ] menyatakan kajian
atas going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan yang
tercermin dalam profitabilitas, likuiditas ataupun respon investor terhadap
perusahaan. PSA 29 paragraf 11 huruf d menyatakan keragu-raguan yang besar
tentang kemampuan suatu usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan
paragraf (atas bahas penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) yang
dinyatakan oleh auditor. Berikut panduan bagi auditor dalam menerbitkan opini
audit going concern (SPAP, 2011):
1. Jika auditor yakin terdapat keraguan mengenai kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas, maka
auditor harus memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditunjukkan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut serta
menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut efektif dilaksanakan.
2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan
peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya maka auditor mempertahankan untuk memberikan
pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan
peristiwa diatas, maka auditor menyimpulkan (berdasarkan pertimbangannya)
atas efektivitas rencana tersebut:
a. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif, maka auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
b. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan klien
mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, maka auditor menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified
opinion with expalanatory language/emphasis of matterparagraph).
4. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak
mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, maka auditor dapat memberikan
pendapat tidak wajar (qualified/adverse opinion).

Menurut Habib, et al., (2013) dalam [ CITATION Nug18 \l 1033 ] beberapa faktor yang
mempengaruhi ketidakpastian usaha dari suatu organisasi atau perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Kerugian usaha yang besar dalam kurun waktu yang relatif lama dan terus-
menerus (selama 3 tahun) sebelum terjadinya kebangkrutan;
2. Mengalami kekurangan modal kerja pada tahun berjalan dan terjadi berulang;
3. Defisit laba ditahan dalam kurun waktu yang relatif lama dan terus-menerus
(selama 3 tahun) sebelum terjadinya kebangkrutan;
4. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutang yang telah jatuh tempo dan
hutang jangka pendek secara terus-menerus;
5. Hilangnya pelanggan utama yang menyebabkan terjadinya penurunan omzet
penjualan secara signifikan;
6. Terjadinya bencana seperti banjir, gempa, dsb. yang mengakibatkan berhentinya
aktivitas usaha dari perusahaan tersebut;
7. Terdapatnya gugatan dan perkara hukum yang mengancam perusahaan berhenti
aktivitas usahanya.
Menurut Arens(1997), Santosa dan Wedari (2007) dalam [ CITATION Pra17 \l 1033 ]
menyatakan beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai
kelangsungan hidup perusahaan adalah:
1. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja.
2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh
tempo dalam jangka pendek.
3. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti
gempa bumi atau banjir atau masalah perburuhan yang tidak biasa.
4. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah terjadi yang
dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.
Faktor-Faktor Penyebab Perusahaan Menerima Opini Going concern Menurut
Beberapa Penelitian Yang Telah Dilakukan
Profitabilitas
Menurut (Kasmir, 2014) dalam [ CITATION Yul20 \l 1033 ] Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Menurut [ CITATION Yul20 \l 1033 ] dalam penelitiannya menyatakan profitabilitas
dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Asset (ROA), ROA
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan
total aktiva yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Perusahaan yang
memiliki nilai ROA yang negatif dalam periode waktu yang beruntutan akan memicu
masalah going concern karena ROA yang negatif artinya bahwa perusahaan tersebut
mengalami kerugian dan ini mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Likuiditas
Menurut K.R Subramanyam (2017: 39) dalam [ CITATION Mut20 \l 1033 ] likuiditas
mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. [ CITATION Mut20 \l 1033 ] mengatakan bahwa likuiditas dipandang
sebagai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Tingkat likuiditas yang baik
penting bagi perusahaan. Perusahaan yang kurang likuid terancam tidak dapat
membayar kreditor yang menyebabkan kredit macet sehingga akan menganggu
kesehatan perusahaan dan hal ini akan memperbesar kemungkinan mendapat Opini
Audit Going concern dari auditor. Sedangkan perusahaan yang likuid akan mampu
membayar kreditor dan memperkecil kemungkinan mendapat Opini Audit Going
Concern. Dengan demikian semakin besar tingkat likuiditas perusahaan semakin
besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Pertumbuhan Perusahaan
Menurut (Weston dan Copeland, 1992 dalam Setyarno dkk., 2006) dalam [ CITATION
Sub \l 1033 ] pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat
diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun
dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
[ CITATION Sub \l 1033 ] mengatakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan
menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga
perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya.
Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar
mengalami penurunan laba sehingga manajemen perlu untuk mengambil tindakan
perbaikan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Ukuran Perusahaan
Menurut Mutchler et al. (1985) dalam [ CITATION Kur18 \l 1033 ] menyatakan bahwa
auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil,
karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-
kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil.Dari pemahaman
mengenai beberapa teori tersebut dapat dimengerti bahwa semakin besar skala
perusahaan yang diaudit oleh auditor akan memungkinkan perusahaan tersebut
menerima opini going concern lebih kecil bila dibandingkan dengan perusahaan yang
berskala kecil.

Kondisi Keuangan Perusahaan


[CITATION Mar20 \l 1033 ] menyatakan bahwa kondisi keuangan ini menunjukkan
bagaimana keadaan perusahaan sesungguhnya, apakah dalam kondisi yang baik,
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya atau sebaliknya.. [CITATION
Mar20 \l 1033 ]
Menurut Citron dan Tafler (1992) dalam [ CITATION Waw19 \l 1033 ] semakin
memburuk dan terganggu kondisi keuangan perusahaan maka akan semakin besar
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada
perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah
mengeluarkan opini audit going concern.

Opini Audit Tahun Sebelumnya


Menurut [ CITATION Mut20 \l 1033 ] Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini
yang didapat Auditee (klien) pada tahun sebelumnya. Mutchler (1985). menyatakan
bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya
lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Opini audit
tahun sebelumnya digunakan sebagai pertimbangan auditor dalam mengeluarkan
opini audit terutama berkaitan tentang going concern. Dikarenakan kegiatan usaha
perusahaan tahun tertentu tidak terlepas dari kegiatan usaha di tahun sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan suatu


entitas bisnis dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup (going concern) perusahaan. Maka penting bagi perusahaan untuk mengetahui
alasan yang menyebabkan auditor mengeluarkan opini audit going concern karena
opini ini dapat dijadikan referensi perusahan agar dapat menghindari opini going
concern. Ditambahkannya paragraf penjelas oleh auditor kepada perusahaan
disebabkan beberapa peristiwa seperti Kerugian usaha yang besar dalam kurun waktu
yang relatif lama dan terus-menerus, mengalami kekurangan modal kerja pada tahun
berjalan, defisit laba ditahan dalam kurun waktu yang relatif lama, ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar hutang yang telah jatuh tempo,Hilangnya pelanggan
utama yang menyebabkan terjadinya penurunan omzet penjualan secara signifikan,
terjadinya bencana seperti banjir, gempa, dsb. yang mengakibatkan berhentinya
aktivitas usaha dari perusahaan tersebut, dan terdapatnya gugatan dan perkara hukum
yang mengancam perusahaan berhenti aktivitas usahanya. Beberapa faktor yang
menyebabkan perusahaan menerima opini going concern dari auditor diantaranya
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan ukuran perusahaan, kondisi
keuangan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya. Berdasarkan simpulan yang
telah diuraikan, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah faktor-faktor lain yang akan diteliti
mengenai mempengaruhi pemberian opini going concern agar menambah referensi
perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
berubahnya opini audit going concern ke opini audit non going concern karena topik
tersebut masih sedikit.
3. Bagi perusahaan diharapkan agar lebih teliti dan berhati-hati dalam mengambil
keputusan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan memperhatikan
faktor-faktor yang dapat memicu penerimaan opini going concern oleh auditor pada
laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Al Fath, N. D., & Sugito, P. (2020). PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN: STUDI
KETERKAITANNYA DENGAN DEBT DEFAULT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN
UKURAN PERUSAHAAN. Buletin Studi Ekonomi, 25(2).

Fakhri , M., Majidah, & Nurbaiti, A. (2018). Pengaruh Opini Audit, UKURAN Kantor Akuntan
Publik (KAP), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016). e-Proceeding of Management, 748.

Kurnia, P., & Mella, N. F. (2018). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Kualitas
Audit, Kondisi. JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN,, 3-4.

Maretta, A. L., Rispantyo, & Kristianto, D. (2020). PENGARUH KONDISI KEUANGAN


PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING
CONCERN (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Subsektor Industri Batu
Bara di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 - 2018). Jurnal Akuntansi dan Sistem
Teknologi Informas, 16, 3.

Mutsanna, H. (2020). FAKTOR DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA. Nominal:
Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 9(2).

Nugroho, L., Nurrohmah, S., & Anasta, L. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
OPINI AUDIT GOING. SISTEM INFORMASI, KEUANGAN, AUDITING DAN, 2, 99.

Pravasanti, Y. A. (2017). Rasio Keuangan:Pemberian Opini Going Concern Oleh Auditor.


Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 17(2), 26-27.

Subarkah, J., & Ma’ruf, M. H. (n.d.). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


AUDITOR DALAM. Edunomika.
Wawo, A., Kartini, & Kusumawati, A. (2019). Pengaruh Financial Distress Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Opini Going Concern. Jurnal Mirai Management, 4(1), 180.

Yulianto, Tutuko, B., & Larasati, M. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Likuiditas Terhadap Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Tambang Dan Agriculture Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2018. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 5(2), 32.

Anda mungkin juga menyukai