Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AGRESIVITAS PAJAK

Ramadhantry Dinda Aqiriani

Universitas Telkom

ABSTRAK
Agresivitas pajak merupakan salah satu faktor terhambatnya penerimaan pajak
negara. Terdapat dua jenis agresivitas pajak, yaitu legal dan ilegal. Beberapa faktor yang
dapat memengaruhi agresivitas pajak diantaranya adalah ukuran perusahaan dan intensitas
persediaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ukuran
perusahaan dan intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak yang menggunakan proksi
Effective Tax Rate (ETR). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran
Perusahaan dan Intensitas Persediaan berpengaruh positif terhadap Agresivitas Pajak.
Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Intensitas Persediaan, Agresivitas Pajak

I. Pendahuluan

Menurut UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 1 ayat (1), pajak merupakan iuran wajib pajak kepada negara yang
bersifat memaksa dan seluruhnya digunakan untuk menunjang kehidupan
masyarakat luas. Pajak yang dibayar langsung oleh rakyat, tidak dapat merasakan
manfaatnya secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
masyarakat banyak bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak sendiri merupakan
sumber penerimaan terbesar dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). Dalam hal ini, pemerintah memiliki harapan besar terhadap penerimaan
pendapatan dari sektor pajak, sehingga pemerintah menyusun sasaran realisasi
penerimaan pajak dalam APBN setiap tahunnya.

Dalam realisasinya penerimaan pajak memiliki perbedaan target yang telah


di tetapkan, perbedaan antara target dan realisasi disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah sistem pemungutan pajaknya sendiri. Di Indonesia sistem
pemungutan pajak yang ditetapkan adalah Self Assesment System, dimana wajib
pajak sendiri dapat mencari jumlah penghasilan yang diperoleh, jumlah pajak yang
terhutang, membayar pajak terhutang juga mengisi dan melaporkan pajak
terhutangnya, sehingga hal ini mempunyai dampak dimana perusahaan melakukan
penyelewengan, pelanggaran serta pernghindaran pajak, sehingga hal ini
menimbulkan tidak tercapainya realisasi pendapatan pajak sesuai dengan sasaran
dan terjadi penurunan presentase realisasi penerimaan pendapatan pajak setiap
tahunnya.

Faktor yang memengaruhi agresivitas pajak, diantaranya adalah ukuran


perusahaan dan intensitas persediaan. Alasan penulis memilih ukuran perusahaan
karena perusahaan memiliki total asset yang meningkat maka perusahaan akan
memperoleh laba yang tinggi sehingga hal ini dapat membuat perusahaan untuk
melakukan agresivitas pajak. Alasan penulis memilih intensitas persediaan karena
biaya yang dikeluarkan seperti biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan semakin
besar maka akan mengurangi tingkat laba suatu perusahaan sehingga perusahaan
melakukan penghindaran pajak.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Agresivitas Pajak

Perusahaan menganggap pajak sebagai tambahan beban biaya yang akan


mengurangi keuntungan suatu perusahaan. Sehingga, perusahaan akan diprediksi
melakukan tindakan yang akan mengurangi beban pajak suatu perusahaan. Menurut
Frank et al. (2009) dalam penelitian Isnanto (2019) agresivitas pajak adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak dengan cara melakukan tindakan
kegiatan baik secara legal (tax avoidance) atau secara illegal (tax evasions).
Sedangkan bagi pemerintah agresivitas pajak termasuk dalam perlawanan aktif,
yaitu perbuatan secara langsung kepada pemerintah untuk menghindari besarnya
pajak tanggungan (Mardiasmo, 2016).

Berbagai macam proksi pengukuran agresivitas pajak, antara lain yaitu


Cash Effective Tax Rates (CETR), dan Effective Tax Rate (ETR). Menurut Lanis
dan Richradson (2013) dalam Anggadinata (2020) berpendapat bahwa ETR dapat
digunakan untuk mengukur agresivitas pajak karena beberapa penelitian
sebelumnya banyak menggunakan ETR. ETR dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
Effective Tax Rate (ETR) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

2.2 Ukuran Perusahaan

Menurut Sudarmadji (2007) dalam Anggadinata (2020) berpendapat bahwa


ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat mengklasifikasikan
perusahaan dengan cara yaitu total asset dan jumlah penjualan, dimana total asset
dan penjualan dapat menjadi sebuah alat untuk mengukur ukuran perusahaan.
Secara umum ukuran perusahaan dapat dijelaskan sebagai suatu perbandingan
antara besar dan kecilnya suatu objek. Semakin besar nilai total penjualan,
kapitalisasi pasar, dan total asset maka semakin besar ukuran perusahaan. Semakin
besar total asset maka semakin banyak modal yang diatanm, semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar perusahaan dikenal di masyarakat dan
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang. Ukuran
perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

SIZE = Ln(total asset)

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Agresivitas pajak

2.3 Intensitas Persediaan

Menurut Harahap & Dwi dalam Isnanto (2019), persediaan adalah salah satu
asset perusahaan yang memiliki peran penting sebagai investasi sumber daya yang
besar nilainya dan signifikan pengaruhnya terhadap aktifitas operasional
perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan besar maka akan
membutuhkan biaya yang besar untuk mengatur persediaan yang ada, persediaan
yang jumlahnya besar akan mengakibatkan meningkatnya biaya penyimpanan dan
resiko kerusakan barang yang lebih besar. Intensitas persediaan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Intensitas Persediaan = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

H2 : Intensitas Persediaan berpengaruh negative terhadap Agresivitas Pajak

III. Pembahasan
3.1 Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak

Tiaras & Wijaya (2015) mengemukakan bahwa perusahaan yang besar


cenderung memiliki total aktiva yang besar, hal tersebut membuktikan bahwa
semakin besar perusahaan maka semakin besar total aktiva yang dimiliki.
Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar akan dimanfaatkan perusahaan
dengan cara menyusutkan serta amortisasi yang nantinya akan mengurangi
penghasilan bruto perusahaan dan berdampak pada penghasilan kena pajak
sehingga perusahaan dapat memicu terjadinya agresivitas pajak. Dalam hal ini
diduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

3.2 Intensitas Persediaan terhadap Agresivitas Pajak

Andari & Surakartha (2017) mengatakan bahwa intensitas persediaan


berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Biaya yang dikeluarkan dari biaya
persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya biaya seperti biaya
kerusakan dan biaya pemeliharaan, maka akan timbul beban-beban bagi perusahaan
akibat adanya persediaan. Perusahaan yang mengeluarkan beban yang besar maka
akan mengurangi tingkat laba serta mengurangi beban pajak, hal tersebut dapat
memicu perusahaan melakukan agresivitas pajak. Dalam hal ini diduga bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

IV. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi


agresivitas pajak. Dari yang sudah dijelaskan dari bab 1 sampai dengan bab 3 dapat
disimpulkan bahwa :

- Ukuran Perusahaan merupakan suatu skala yang dapat mengklasifikasikan


perusahaan dengan cara yaitu total aset dan jumlah penjualan. Kondisi yang
dapat mempengaruhi agresivitas pajak karena ketika total aset meningkat
maka perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi hal tersebut akan
membuat perusahaan untuk melakukan agresivitas pajak.
- Intensitas persediaan adalah salah satu aset yang penting bagi perusahaan
karena memiliki peran sebagai investasi sumber daya yang memiliki nilai
besar dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap aktivitas operasional
perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah biaya yang besar maka akan
menurunkan tingkat laba. Ketika perusahaan mengalami penurunan tingkat
laba maka perusahaan akan membayarkan pajaknya lebih rendah sesuai
dengan laba yang diperoleh perusahaan, hal tersebut dalam memicu
terjadinya agresivitas pajak pada perusahaan.

4.2 Saran

- Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


dan memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
- Bagi Perusahaan, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan besar tidak terindikasi melakukan agresivitas pajak. Untuk itu,
saran penulis kepada perusahaan yang cenderung kecil agar dapat
mengalokasikan sumber pendapatan dan beban yang dimiliki dengan baik
dan tidak memanfaatkan celah yang ada untuk melakukan agresivitas pajak.

DAFTAR PUSTAKA
Andhari, P. A., & Sukartha, I. M. (2017). PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, INVENTORY INTENSITY, CAPITAL
INTENSITY DAN LEVERAGE PADA AGRESIVITAS PAJAK. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana.

Anggadinata, S. R. (2020). Faktor Yang Memengaruhi Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi


Universitas Telkom.

Isnanto, H. D. (2019). Pengaruh Intensitas Modal, Intensitas Persediaan, Profitabilitas


dan Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Agresivitas Pajak. e-Proceeding of
Management : Vol.6 No.2 ISSN : 2359-9357.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Tiaras, I., & Wijaya, H. (2015). PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, MANAJEMEN LABA,
KOMISARIS INDEPENDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGRESIVITAS
PAJAK. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara Jakarta.

Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (2007).

Anda mungkin juga menyukai