Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR ILMU

KALAM
ABDUL MUID NAWAWI
Kata Orang
 Tidak ada suatu cabang ilmu yang di dalamnya paling banyak
pertentangan dan paling banyak perbedaan pendapat selain Ilmu Kalam
(Hassan Hanafi)
 Ilmu Kalam tidak memuaskan orang pintar dan tidak member manfaat
kepada orang bodoh (Hassan Hanafi)
 Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara
mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang
dianutnya (Harun Nasution)
Skema Ilmu Kalam
ISLAM

ISLAM IMAN IHSAN

ILMU
ILMU FIQH ILMU KALAM
TASAWWUF
Penamaan Ilmu Kalam
Ada beberapa untuk ilmu ini:
 Ilmu Kalam
 Ilmu Ushuluddin
 Ilmu Tauhid
 Ilmu Akidah
Penamaan Ilmu Kalam
Ilmu Ushuluddin
Ushûl jamak dari ashl = dasar. Karena itu, ushûl al-dîn = dasar-
dasar agama.
Dalam Islam, yang paling mendasar adalah syahadat yang
mencakup Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. Karena itu, Ilmu
Ushuluddin mendalami segala hal tentang Allah dan Muhammad.
Penamaan Ilmu Kalam
Ilmu Tauhid
Tawhîd berasal dari kata wahhada yang artinya mengesakan. Tawhîd
artinya pengesaan. Karenanya, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang
membahas segala hal tentang Allah Swt. dalam rangka mengesakan-
Nya, baik Dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya.
Ilmu Aqaid/Aqidah
`Aqâ’id adalah jamak dari `aqîdah yang artinya dogma. Karena yang
dibicarakan adalah masalah akidah atau kepercayaan dalam Islam.
Penamaan Ilmu Kalam
Ilmu Kalam
 Kalâm adalah Bahasa Arab, yang artinya “kata-kata”, yakni sabda Tuhan atau perkataan
manusia.
 Ilmu Kalâm berarti ilmu pembicaraan. Karena dengan pembicaraanlah pengetahuan ini dapat
dijelaskan, dan dengan pembicaraan yang tepat kepercayaan yang benar dapat ditanamkan.
 Disebut Ilmu Kalam, karena objek yang dibahas adalah kalam Tuhan dan manusia. Jika yang
dimaksud kalam adalah:
 “firman Tuhan”, maka kalam Tuhan (al-Qur’an) pernah menimbulkan perdebatan sengit
dikalangan umat Islam pada abad ke 2 dan 3 Hijriah, yaitu tentang perdebatan al-Qur’an,
apakah hadits ataukah qadim?;
 “Kata-kata manusia”, maka kaum teologi dalam Islam selalu menggunakan logika dalam
mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Ahli kalam disebut
“mutakalimin”, karena mereka ahli debat (jadl).
Ilmu Kalam

“Ilmu Kalam merupakan disiplin keilmuan dalam


agama Islam terkait berbagai argumentasi tentang
akidah iman yang diperkuat dengan dalil-dalil
rasional”
Lahirnya Ilmu Kalam
Ilmu Kalam lahir dalam tradisi intelektual. Tradisi
intelektual adalah upaya yang dilakukan oleh
masyarakat beragama untuk menemukan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
akal dalam masyarakat tertentu dan mencoba
menyelaraskan hubungan antara akal dengan apa
yang disebut wahyu
(Muhsin Mahdi)
Lahirnya Ilmu Kalam
Sebagai bentuk “Ilmu”, ilmu kalam tersistematiskan pada masa pemerintahan Khalifah Al-
Makmun (813-833 M) dari Daulah Abbasiyah
Ilmu ini secara resmi mula-mula muncul, yang menjadikan paham Mu’tazilah sebagai
madzhab resmi pemerintahan.
Namun secara benihnya, telah ada sejak Nabi SAW masih hidup. Ini ditandai adanya sahabat
yang bertanya kepada beliau tentang “al- qadar”. Pada masa Khulafaur Rasyidin, umat Islam
tetap berpegang teguh pada pangkal aqidah yang diwarisi Rasulullah. Waktu itu memang
sempat muncul persoalan khilafah, namun belum sampai pada tataran politik. Selain itu,
pembahasan aqidah secara ilmiah belum menonjol karena kesibukan kaum Muslimin
menghadapi musuh dalam mempertahankan keutuhan kesatuan umat.
Lahirnya Ilmu Kalam
Terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan (fitnah al-kubra) menyebabkan munculnya bibit
perpecahan. Perpecahan baru terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Ali, kw., terkait
sikap penerimaan dari pasukan Ali, terhadap tahkim antara Ali dan Muawiyah pada perang
Shifin.
Pasukan yang kontra terhadap tahkim, menganggap pihak-pihak yang terlibat dalam tahkim
telah melakukan dosa besar, dan keluar dari Islam.
Setelah itu, timbul perbedaan pendapat tentang iman dan kafir. Hal- hal yang dipertanyakan
dalam persoalan ini sekitar pengertian dan batas-batas iman dan kafir. Juga hubungan iman
dan kafir dengan perbuatan lahir, apakah pelaku dosa besar, masih dianggap mukmin atau
kafir. Kemudian juga pembahasan tantang sifat-sifat Tuhan, apakah Tuhan punya sifat atau
tidak. Karena itu sebagain cendekiawan menilai alasan utama penggunaan istilah kalam
ini, boleh jadi karena masalah yang menonjol dalam perdebatkan tentang salah satu
sifat Tuhan.
Lahirnya Ilmu Kalam
PERSOALAN POLITIK

KHAWARIJ SYIAH MURJIAH


Lahirnya Ilmu Kalam
PERSOALAN TEOLOGIS
MURNI

QADARIAH JABARIAH

MA`BAD AL-JUHANI JAHM BIN SHAFWAN


Lahirnya Ilmu Kalam
KHAWARIJ SYI’AH MURJIAH

QADARIAH JABARIAH

MUTAZILAH SUNNI

ILMU KALAM
Lahirnya Ilmu Kalam
Ilmu Kalam benar-benar dianggap lahir pada masa
Mu`tazilah karena dialah yang pertama kali berupaya
mensistematisasikan doktrin agama dalam kerangka
tawhîd dan `adl.
Namun sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri, Ilmu
Kalam baru lahir setelah adanya pertemuan Islam
dengan budaya Yunani (Hellenisme)
Tema-Tema Ilmu Kalam
1. Otoritas dan legitimasi politik
2. Posisi pendosa
3. Otonomi kehendak
4. Sifat Allah
Perbedaan Ilmu Kalam dengan ilmu lainnya
1. Ilmu Fiqh

Tauhid berkaitan dengan soal batin (aqidah dan kepercayaan)


sedangkan fiqh bertautan dengan hukum perbuatan lahir (ahkam
amaliyah) atau tauhid membicarakan soal-soal aqidah yaitu
dasar-dasar agama, sedangkan fiqh membicarakan soal-soal furu’
yaitu yang bertalian dengan perbuatan.
Perbedaan Ilmu Kalam dengan ilmu lainnya
2. Ilmu Tasawuf

Perbedaan keduanya meliputi metode dan objek pembicaraan


yaitu Tauhid bercorak mewarnai aqidah-aqidah agama dengan
rasio (akal pikiran), bahkan lebih condong untuk
menkonstruksikannya di atas dasar akal pikiran, sedangkan
Tasawuf Islam bertujuan merasai (mengenyam) aqidah dengan
nurani, bukan dengan jalan memperbincangkannya menurut
metode akal pikiran..
Perbedaan Ilmu Kalam dengan ilmu lainnya
3. Ilmu Filsafat

Dalam Ilmu Kalam, Filsafat dijadikan alat untuk membenarkan


ayat-ayat al-Qur’an, dalam Filsafat Islam ayat-ayat al-Qur’an
dijadikan bukti untuk membenarkan hasil-hasil Filsafat
Dalam pembahasan Ilmu Kalam akal dibatasi dari pembahasan-
pembahasan hal-hal yang sudah dimustahilkan membahasnya
oleh al-Qur’an, sedangkan dalam Filsafat Islam akal diberi
kebebasan untuk memikirkan segala sesuatu yang ada
Persamaan Tasawuf, Ilmu Kalam
dan Filsafat
Ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran
(al-haq).
 Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf)
Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati.
 Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran
ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada
nash (al-Qur’an & Hadis).
 Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang
segala yang ada (wujud).
Pro Kontra Ilmu Kalam
Kontra
 Imam Syafi’i
Keberadaan ahli kalam berbahaya bagi umat, karena mereka membawa hasil kerja nalar
mereka terhadap akidah..
 Imam Hanbali
Metodelogi argumentasi ilmu kalam tidak sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan Sunnah
Nabi, Saw., karena menggunakan metode dialektis dan rasional ala filsafat Yunani.
 Fakhr al-Din al-Razi
Ilmu Kalam lebih banyak memberikan keraguan daripada kepastian. Karena dalam
metodologi ilmu bertentangan dengan al-Qur’an. Dan Metodologi yang terbaik
menurutnya adalah apa yang disodorkan oleh Al-Qur’an.
Pro Kontra Ilmu Kalam
Pro
 Abu Hasan al-Asy’ari
orang-orang yang tidak menerima kehadiran ilmu kalam sebagai orang-orang yang
menjadikan kejahilan sebagai modal, dan oleh karena itulah mereka merasa berat untuk
melakukan pembahasan-pembahasan mengenai ushul al-din dengan menggunakan
metode rasional (al-nazhr).
1. Kalau pengkritik kalam menganggap ilmu kalam yang diciptakan oleh kaum
Mutakallimin sebagai hasil perbuatan bid’ah dan menyesatkan, lantaran Nabi menurut
mereka tidak pernah menganjurkan untuk membahas ilmu seperti itu, maka al-
Asy’ari menolak dan membantah argumen ini dengan mengemukakan alasan: Nabi
pun tidak pula pernah berkata: “barang siapa yang membahas ilmu kalam,
Jadikanlah ia sebagai pembawa bid’ah dan kesesatan”.
Pro Kontra Ilmu Kalam
Pro
 Abu Hasan al-Asy’ari
2. Anggapan pengkritik kalam bahwa persoalan-persoalan yang dibahas dalam ilmu
kalam bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah, menurut al-Asy’ari adalah
anggapan yang keliru sebab nyata sekali bahwa hal-hal yang dibahas di dalam ilmu
kalam itu, demikian al-Asy’ari berargumen, berakar dari alQur’an dan Sunnah.
3. Seluruh persoalan teologis yang dibahas oleh ulama-ulama kalam itu sebenarnya
bukanlah persoalan-persoalan yang tidak diketahui oleh Nabi. hanya saja dari masa
Nabi sampai kepada masa sahabat, meskipun persoalan-persoalan tersebut ada
dasarnya pada Al-Qur’an dan Sunnah, kebetulan tidak menjadi bahasan yang
sistematis di kalangan sahabat.
Pro Kontra Ilmu Kalam
Pro
 Abu Ma’in
Setiap orang yang sudah balligh harus sanggup membuktikan adanya Tuhan, pencipta
alam semesta, melalui argumen rasional.
 Al-Baqillani
Yang pertama kali diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya, dan berargumen secara
rasional dengan bukti kekuasaan-Nya sebab Allah tidak dapat diketahui begitu saja dan
tidak dapat dicapai dengan pandangan empiris.

Anda mungkin juga menyukai