Anda di halaman 1dari 4

UAS - Academic Writing – Semester Ganjil 2021

Nama : RATMA BUDIANA


NPM : 1402170227
Topik Atau Judul Artikel : MANAJEMEN LABA
ABSTRAK

Manajemen laba merupakan upaya manajer dalam mencapai tujuan dengan mempermainkan angka-
angka dalam laporan keuangan dalam menyusun transaksi. Manajemen laba biasanya dilakukan dengan
menaikan atau menurunkan laba pada laporan keuangan (Sulistiyanto, 2008). Manajemen laba merupakan
suatau tindakan yang tidak diharapkan oleh investor dan calon investor karena dengan adanya praktek
manajemen laba, kinerja sebuah perusahaan tidak meunjukan hasil yang sebenarnya melainkan adanya
kepentingan lain dari manajemen perusahaan tersebut.
Adapun motif dan tujuan suatu perusahaan melakukan manajemen laba adalah tujuan bonus, motivasi
politik, pergantian CEO, Initial Public Offering (IPO), Taxation Motivation, dan informasi kepada investor.
Beberapa variabel yang dapat mempengaruhi manajemen laba seperti Financial distress, perencanaan pajak,
ukuran perusahaan, komite audit dan kualitas audit.

Key Word: Financial distress, komite audit, kualitas audit, manajemen laba, perencanaan pajak, ukuran
perusahaan.
I. Pendahuluan
Manajemen laba merupakan upaya manajer dalam mencapai tujuan dengan
mempermainkan angka-angka transaksi pada penyusunan laporan keuangan (Rahmawati, 2012).
Manajemen laba dilakukan dengan menaikan atau menurunkan laba pada laporan keuangan
(Sulistiyanto, 2008). Dalam hal ini, komponen akrual akan mudah dimanfaatkan sesuai dengan
keinginan saat pencatatan dan penyusunan laporan keuangan ( Khoirunnisa, dkk, 2020).
Aktifitas manajemen laba yang terjadi pada PT Garuda Indonesia menyebabkan publik meragukan
informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pada tahun 2018, PT Garuda Indonesia
mengalami laba sebesar US$809 ribu, sementara laporan keuangan tahunan 2017 PT Garuda merugi
sebesar US$216,58 juta dimana terjadi kenaikan laba bersih yang cukup tinggi sehingga menimbulkan
kerancuan bagi pengguna laporan keuangan. Hal tersebut terjadi karena PT Garuda Indonesia mengakui
piutang dari PT Mahata Aero Teknologi sebagai penghasilan (www.cnnindonesia.com).
Dari fenomena tersebut disimpulkan bahwa praktik manajemen laba merupakan tindakan
yang tidak diharapkan oleh investor dan calon investor karena perusahaan tidak menunjukan
kinerja yang sebenarnya melainkan adanya kepentingan lain dari manajemen perusahaan tersebut
(Khoirunnisa, dkk, 2020).
Seperti yang sudah dijelaskan, praktik manajemen laba dapat dilakukan dengan menaikan
atau menurunkan laba pada laporan keuangan. Motivasi penulis dalam membuata artikel ini untuk
membantu stakeholder, dan calon investor terhindar dari kerugian akibat adanya praktek
manajemen laba.

II. Tijauan Pustaka

Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses
penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal dengan cara meratakan, menaikkan dan
menurunkan laba (Schipper dalam Pambudi & Ghozali, 2013). Sedangkan Agustia & Suryani
(2018) dan Scott (2015) menjelaskan manajemen laba merupkan upaya manajer untuk menaikan
atau menurunkan laba, maupun meratakan laba. Tindakan tersebut dimotivasi oleh perilaku
oportunistik manajemen dengan tujuan mendapatkan respon positif investor, mendapatkan bonus
dari perusahaan, insentif pemerintah, menurunkan beban pajak.
Setiap tindakan yang dilakukan tentu didasari oleh motif dan tujuan, termasuk manajemen
laba. Berikut beberapa motivasi dan tujuan melakukan manajemen laba menurut Scott (2014:
377) :
1. Tujuan Bonus
2. Motivasi Politik
3. Initial Public Offering (IPO)
4. Informasi Kepada Investor
5. Pergantian CEO
6. Taxation Motivation
Menurut Khoirunnisa, Majidah, dan Kurnia (2020) faktor yang mendasari perusahaan
melakukan manajemen laba adalah teori agensi. Menurut Sulistyanto, (2008) manajemen laba
dapat diukur dengan menggunakan rumus model Jones 1991 dengan menghitung jumlah
keseluruhan akrual, menentukan nominal total akrual diestimasi menggunakan regresi linear,
menentukan Nondiscretionary Accrual, dan menghitung nilai discretionary accruals. Model
Nondiscretionary Accrual dinilai paling bagus dan kuat selama menentukan manajemen laba.

III. Pembahasan

Prediksi manajemen laba dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
terjadinya praktik manejemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnisa, Majidah, dan
Kurnia (2020) variabel Financial distress, perencanaan pajak, ukuran perusahaan, komite audit
dan kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Salah satu cara yang dapat digunakan
dalam mengatasi manajemen laba adalah menerapkan Good Corporate Governance. Manurut
Rachmawati dan Triatmoko (2007) ada empat mekanisme Good Corpaorate Governance yang
sering digunakan yaitu komite audit, komisaris independen, kepemilika institusional dan
kepemilikan manajerial.
Menurut Gumanti dalam Arunjati (2011), manajemen melakukan manajemen laba karena laba
digunakan sebagai penilaian prestasi usaha suatu perusahaan dan merupakan keuntungan atau
perolehan secara akuntansi yang mempengaruhi keputusan investor, kreditor, manajer, pemilik
atau pemegang saham dan pemerintah. Setiap tindakan yang dilakukan tentu didasari oleh motif
dan tujuan, termasuk manajemen laba.

IV. Kesimpulan dan Saran

Faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba diproksikan dengan Financial Distress,
Pergantian CEO, Perencanaan Pajak, Ukuran Perusahaan, Komite Audit dan Kualitas Audit.
Dalam mengukur manajemen laba dapat menggunakan model Jones 1991 yaitu Model
Nondiscretionary Accrual karena dinilai paling bagus dan kuat selama menentukan manajemen
laba. Dalam mengatasi manajemen laba perusahaan dapat menerapkan Good Corporate
Governance dengan empat mekanisme yaitu komite audit, komisaris independen, kepemilika
institusional dan kepemilikan manajerial.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi
manajemen laba. Untuk perusahaan dalam upaya mengatasi kerugian dalam berinvestasi, investor
harus berinvestasi pada perusahaan yang sudah menerapkan Good Corporate Governance.

DAFTAR PUSTAKA
Jihan Muti'ah Khoirunnisa, M. K. (2020). Manajemen Laba : Financial Distress, Perencanaan
Pajak, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, dan Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah MEA
( Manajemen, Akonomi dan Akuntansi ), 18.
Makarim, R. N. (2019). Manajemen Laba : Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan
Pada Perusahaan BUMN Non Keuangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2017.
Meinawati, A. S. (2017). Pengaruh Komisaris Idependen, Internal Audit, Dan Manajemen Laba
Terhadap Fee Audit Pada Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2012-2015.
Rahmawati, H. (2012). Teori Akuntansi Keuangan . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Scoot, W. R. (2014). Financial Accounting Theory 7th edition. Canada: Pearson Edition.
Sulistiyanto, S. (2008). Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.

Link Artikel yang telah diunggah ke google:

Anda mungkin juga menyukai