Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca.Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran, 19 Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................5

Permintaan pada Pasar Monopoli......................................................................5

Diskriminasi Harga............................................................................................7

Permintaan Marginal dan Permintaan Pasar......................................................8

Harga dan Output Monopolis yang Memaksimalkan Laba...............................10

Tidak Adanya Kurva Penawaran Dalam Pasar Monopoli.................................11

Monopoli Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang......................................12

BAB III : PENUTUP.........................................................................................................14

Kesimpulan........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli melakukan transaksi
jual-beli. Pasar terdiri dari beberapa jenis, yaitu Pasar Persaingan Sempurna,
Pasar Monopoli, Pasar Monopolistik, dan Pasar Oligopoli. Namun, dalam
makalah ini kita hanya akan membahas tentang kurva keseimbangan pada Pasar
Monopoli. Pasar Monopoli ini berbeda dengan pasar lainnya, karena dalam Pasar
Monopoli hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Dalam sebuah
monopoli, perusahaan itulah yang menjadi industrinya. Jadi, tidak ada perbedaan
antara kurva perusahaan itu dengan industry tersebut. Penentu harga pada Pasar
Monopoli adalah seorang penjual atau yang sering disebut sebagai “Monopolis”.
Sebagai penentu harga ( price-maker ), seorang monopolis dapat menaikan atau
menurunkan harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan
diproduksinya. Semakin sedikit barang yang diproduksinya, maka semakin mahal
harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga
memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga
terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari
barang bahkan dapat membuat barang substitusi ( pengganti ) dari barang
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana permintaan pada pasar monopoli ?
2. Jelaskan tentang diskriminasi harga ?
3. Apa itu penerimaan marginal serta permintaan pasar ?
4. Bagaimana cara harga dan output monopolis yang memaksimalkan laba ?
5. Mengapa tidak adanya kurva penawaran dalam monopoli ?
6. Bagaimana monopoli dalam jangka panjang dan jangka pendek ?

3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui permintaan pada pasar monopoli
2. Mengetahui tentang diskriminasi harga
3. Mengetahui tentang penerimaan marginal serta permintaan pasar
4. Mengetahui harga dan output monopolis yang memaksimalkan laba
5. Mengetahui tidak adanya kurva penawaran dalam monopoli
6. Mengetahui pasar monopoli dalam jangka panjang dan jangka pendek

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permintaan Pada Pasar Monopoli


Sebagaimana yang diketahui, perusahaan dalam pasar persaingan, menghadapi
harga tetap yang ditentukan pasar, dan kita mengasumsikan bahwa perusahaan
dapat menjual segala yang ingin dijualnya pada tingkat harga tersebut;
perusahaan hanya di batasi oleh kapasitasnya sekarang dalam jangka pendek.
Dengan demikian kurva permintaan yang dihadapi perusahaan yang bersaing
adalah sebuah garis datar ( gambar 13.2). Menaikkan harga produknya berarti
kehilangan semua permintaan, karena tersedia substitusi yang sempurna.
Perusahaan dalam pasar persaingan juga tidak terdorong untuk menetapkan harga
yang lebih rendah.
Karena perusahaan persaingan hanya dapat menetapkan satu harga, lepas dari
tingkat keluaran yang dipilihnya, penerimaan marjinalnya penerimaan tambahan
yang diperoleh dari menaikkan keluaran satu unit adalah sama dengan harga
keluarannya atau P* = $5 dalam gambar 13.2. Ingatlah bahwa penerimaan
marjinal itu penting karena perusahaan yang memaksimalkan laba akan
menaikkan keluaran sepanjang penerimaan marjinal melampaui biaya marjinal.
Perbedaan yang paling penting antara persaingan dan monopoli ialah bahwa:
Karena merupakan satu-satunya perusahaan di sebuah pasar monopoli, tidak ada
perbedaan Antara perusahaan itu dengan industry tersebut. Dalam sebuah
monopoli, perusahaan itulah industrinya. Kurva permintaan pasarnya adalah
kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut, dan seluruh kuantitas
yang ditawarkan di pasar tersebut adalah jumlah yang diputuskan oleh
perusahaan itu untuk diproduksi.
Untuk langkah selanjutnya, kita membutuhkan sejumlah asumsi lagi. Pertama,
kita mengasumsikan bahwa perusahaan monopolistic tidak dapat melakukan
diskriminasi harga. Perusahaan itu menjual produknya kepada semua peminta
pada harga yang sama. (Diskriminasi Harga berarti menjual kepada berbagai
macam konsumen atau kelompok konsumen dengan harga yang berlainan).

5
Kita juga mengasumsikan bahwa monopoli itu menghadapi kurva permintaan
yang telah diketahui. Artinya, kita mengasumsikan bahwa perusahaan itu
mempunyai informasi yang cukup sehingga mampu meramalkan bagaimana
rumah tangga akan beraksi terhadap perbedaan harga.
Gambar 13.2

Kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dengan persaingan


sempurna bersifat benar-benar elastis; di pasar monopoli, kurva permintaan
pasarnya adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Perusahaan-perusahaan dengan persaingan sempurna adalah penerimaan
harga; secara relative mereka itu kecil dibandingkan dengan ukuran pasarnya dan
dengan demikian tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Implikasinya ialah
bahwa kurva permintaan yang dihadapi perusahaan yang persaingannya
sempurna itu benar-benar elastis. Apabila perusahaan menaikkan harganya, dia
tidak bisa menjual apa pun, dan tidak ada alasan bagi perusahaan itu untuk
menurunkan harganya jika dia sebenernya dapat menjual semua yang
dikehendakinya pada P* = $5. Di pasar monopoli, perusahaan itu juga merupakan
industrinya. Dengan demikian kurva permintaan pasar adalah kurva permintaan
yang dihadapi monopoli itu, dan total kuantitas yang ditawarkan pasar tersebut
adalah sejumlah yang diputuskan akan diproduksi oleh monopoli itu.
Untuk memperkirakan elastisitas permintaan akan produk mereka. Sejumlah
perusahaan lain barangkali menggunakan metode yang kurang formal, termasuk

6
coba-coba, yang kadang-kadang disebut “ pencarian harga”. Semua perusahaan
yang memiliki kekuatan pasar harus mempunyai indera keenam tentang
kecenderungan reaksi konsumen terhadap berbagai harga. Setelah mengetahui
kurva permintaan yang dihadapinya, perusahaan itu harus secara serentak
memilih baik kuantitas keluaran yang akan ditawarkan maupun harga keluaran
itu. Setelah perusahaan memilih sebuah harga, pasar menentukan berapa banyak
yang akan dijual. Dengan kata lain, monopoli memilih titik pada kurva
permintaan pasar dimana dia ingin berada.

2.2 Diskriminasi Harga


Jika seorang monopolis memiliki kekuatan monopoli pada dua pasar untuk
barang yang sama dan pasar ini terpisah secara efektif sehingga pembeli tidak
bisa bergerak dari satu pasar ke pasar lain. Maka ada kemungkinan bagi
monopolis untuk menaikanlaba dengan mempraktetkkan diskriminasi harga yaitu
dengan menetapkan harga yang berbeda untuk kedua pasar. Laba yang diperoleh
akan maksimum jika kuantitas barang untuk masing-masing pasar pada kondisi
dimana MR=MC. Hal ini menyebabkan harga barang yang sama akan berbeda
dikedua pasar tersebut.
Keadaan seperti ini diperlihatkan secara grafis pada gambar 4.10. gambar
tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga kurva permintaan pasar (dan
penerimaan marginal) di kedua pasar yang terpisah itu mempunyai sumbu
vertikal yang sama. Juga diasumsikan bahwa ongkos marginal adalah konstan
untuk semua tingkat output. Keputusan ini memaksimumkan laba untuk
monopolis dengan memproduksi Q1* di pasar pertama dan Q2* di pasar kedua.
Jadi jelas terlihat dari gambar tersebut bahwa pasar dengan kurva permintaan
yang lebih inelastis akan terbentuk harga yang lebih tinggi. Monopolis yang
menerapkan diskriminasi harga akan menggunakan harga yang lebih tinggi
dipasar dimana kuantitas barang yang dibeli kurang responsif terhadap perubahan
harga.
Ada beberapa contoh dalam dunia nyata, perusahaan menjual produk yang
identik pada pasarnyang berbeda dengan harga yang berbeda. Sebagai contoh
produsen bahan kimia akan menetapkan harga yang lebih rendah kepada pembeli
parta besar daripada pembeli partai kecil, perusahaan listrik biasanya memberikan
tarif yang lebih rendah untuk penggunaan industri daripada rumah tangga.
7
2.3 Penerimaan Marjinal dan Permintaan Pasar
Sebagaimana pada pasar persaingan monopoli, sebuah perusahaan monopoli
menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah. Bagi seorang monopoli,
kenaikan menyangkut bukan hanya memproduksi dan menjual lebih banyak,
melainkan juga mengurangi harga keluarannya supaya dapat menjual sejumlah
itu. Kurva penerimaan marjinal monopoli memperlihatkan perubahan penerimaan
total yang dihasilkan ketika perusahaan bergerak sepanjang kurva permintaan
yang terletak langsung di atasnya.

PENERIMAAN MARJINAL YANG DIHADAPI MONOPOLIS


(1) (2) (3) (4)
Kuantitas Harga Penerimaan Total Penerimaan
Marjinal
0 $11 $0 $-
1 10 10 10
2 9 18 8
3 8 24 6
4 7 28 4
5 6 30 2
6 5 30 0
7 4 28 -2
8 3 24 -4
9 2 18 -6
10 1 10 -8

8
9
Perhatikan mulai pada keluaran nol unit per periode pada tabel diatas. Pada
nol unit, penerimaan total adalah nol karena tidak ada yang dijual. Untuk mulai
menjual, perusahaan itu harus menurunkan harga produk tersebut. Penerimaan
marjinal adalah positif, dan penerimaan total mulai meningkat. Untuk menjual
kuantitas barang yang semakin banyak, perusahaan harus menurunkan harganya
lebih rendah lagi. Ketika pengeluaran meningkat antara nol dan Q* dan
perusahaan itu bergerak ke bawah pada kurva permintaannya dari titik A menuju
titik B, penerimaan marjinal tetap positif dan penerimaan total terus meningkat.
Kuantitas keluaran (Q) meningkat, yang cenderung mendorong penerimaan total
(P x Q) ke atas. Pada saat yang sama, harga keluaran (P) menurun, yang
cenderung mendorong penerimaan total (P x Q) ke bawah. Sampai titik B, efek
kenaikan Q mengalahkan efek menurunnya P, dan penerimaan total meningkat,
penerimaan marjinal adalah positif (diatas sumbu kuantitas).
Tetapi, yang terjadi ketika bergerak sepanjang sumbu kuantitas selepas Q*
artinya, terus kebawah kurva permintaan dari titik B menuju titik C? Disini harus
menurunkan P untuk menjual lebih banyak keluaran, tetapi diatas Q*(sebelah
kanannya), penerimaan marjinalnya negative dan penerimaan total di kurva
bawah mulai jatuh. Selepas Q*, efek pemotongan harga terhadap penerimaan
total adalah lebih besar daripada efek naiknya kuantitas. Akibatnya penerimaan
total (P x Q) turun. Pada titik C, penerimaannya sekali lagi adalah nol, kali ini
karena harga setelah turun menjadi nol.

2.4 Harga dan Output Monopolis yang Memaksimalkan Laba


Kita telah meluangkan banyak waktu unruk mendefinisikan dan menjelaskan
penerimaan marjinal karena pengertian itu merupakan faktor penting bagi
monopolis untuk memilih harga dan keluaran yang memaksimalkan laba. Gambar
13.5 menunjukkan kurva permintaan dan kurva penerimaan marjinal yang
diturunkan dari kurva permintaan, digabungkan dengan serangkaian kurva biaya.
Dalam menentukan harga dan keluaran, perusahaan monopolistis harus
menempuh proses keputusan dasar yang sama sebagaimana perusahaan
persaingan. Setiap perusahaan yang memaksimalkan laba akan menaikkan
produksinya sepanjang penerimaan tambahan dari kenaikan keluaran lebih besar
biaya tambahannya. Dengan istilahnya lebih tega, kita dapat mengatakan bahwa ;
10
“Semua perusahaan, termasuk monopoli, menaikkan keluaran sepanjang
penerimaan marjinal lebih besar daripada biaya marjinal. Setiap selisih positif
antara penerimaan marjinal dan biaya marjinal dapat dianggap sebagai laba
marjinal.”
Kombinasi optimal harga dan keluaran bagi monopolis dalam gambar 13.5
adalah Pm = $4,00 dan Qm = 4.000 unit, kuantitas dimana kurva penerimaan
marjinal dan kurva biaya marjinal berpotongan. Pada keluaran di bawah 4.000
unit, penerimaan marjinal lebih besar daripada biaya marjinalnya. Pada keluaran
di atas 4.000 mana pun, kenaikkan keluaran akan mengurangi laba, karena biaya
marjinal melampaui penerimaan marjinal. Hal itu membawa pada kesimpulan
bahwa :
“Tingkat keluaran yang memaksimalkan lababagi seorang monopolis adalah
tingkat dimana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal : MR = MC.”
Karena penerimaan marjinal monopoli terletak di bawah kurva permintaan,
harga akhir yang dipilih monopolis akan berada di atas biaya marjinal (Pm = 4.000
lebih besar dibandingkan MC = $ 1,50). Pada 4.000 unit keluaran, harga akan
tetap pada $ 4 ( titik A di kurva permintaan), dan penerimaan akan menjadi Pm ×
Qm = $ 4 ×4.000 = $ 16.000 ( luas Pm A Qm 0). Biaya total adalah hasil kali biaya
total rata-rata dan unit keluaran, $ 3 ×4.000 = $ 12.000 (luas CBQm0). Laba total
adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total, $ 16.000 - $ 12.000 = $
4.000. Dalam gambar 13.5, laba total adalah wilayah segi empat PmABC.

Gambar 13.5

11
Pada perusahaan-perusahaan persaingan, adanya laba positif memberikan
intensif kepada perusahaan baru untuk memasuki industri itu, dengan demikian
menggeser penawaran ke kanan, menekan harga ke bawah, dan menghilangkan
laba. Namun, bagi monopoli kita mengasumsikan bahwa telah ada hambatan-
hambatan untuk masuk dan laba itu telah dilindungi.

2.5 Tidak Adanya Kurva Penawaran Dalam Monopoli

Sebuah perusahaan monopoli tidak mempunyai kurva penawaran yang


terpisah dari kurva permintaan produknya. Untuk melihat alasannya,
renungkanlah apa arti kurva penawaran perusahaan. Kurva penawaran
memperlihatkan kuantitas keluaran yang akan ditawarkan oleh perusahaan
tersebut pada tiap-tiap harga. Apabila kita menanyai monopolis berapa keluaran
yang akan dia tawarkan pada tingkat harga tertentu, monopolis akan mengatakan
bahwa perilaku penawarannya bukan tergantung pada biaya marjional saja
melainkan juga pada penerimaan marjinal yang berkaitan dengan harga tersebut.
Untuk mengetahui berapa permintaan marjinal itu, monopolis harus mengetahui
seperti apa kurva permintaannya. Singkatnya, dalam persaingan sempurna, kita
dapat melukis kurva penawaran perusahaan hanya dengan mengetahui kurva
biaya marjinal perusahaan tersebut.

2.6 Monopoli Dalam Jangka Panjang Dan Jangka Pendek


Dalam analisis kita terhadap persaingan sempurna, kita telah membedakan
antara analisis jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka pendek, semua
perusahaan menghadapi sejumlah faktor produksi tetap, dan tidak ada
kemungkinan bagi perusahaan untukmasuk atau keluar dari industri tersebut.
Asumsi faktor produksi tetap merupakan alasan pertama bahwa biaya marjinal
meningkat mengikuti peningkatan keluaran dalam jangka pendek. Artinya, kurva
biaya marjinal jangka pendek perusahaan persaingan lazimnya miring ke atas dan
ke kanan karena batasan-batasan yang dipaksakan oleh faktor tetap tadi. Namun,
dalamjangka panjang, perusahaan dapat masuk dan keluar dari industri.
Equilibrium jangka panjang terjadi ketika masuk dan keluarnya perusahaan
mendorong laba dalam industri tersebut menjadi nol.

12
Perbedaan antara jangka panjang dan jangka pendek itu kurang penting dalam
pasar monopoli. Dalam jangka pendek, para monopolis dibatasi oleh faktor
produksi tetap, sebagaimana perusahaan persaingan. Apa yang akan terjadi
dengan monopolis dalam jangka panjang? Apabila monopolis itu mendapatkan
laba positif, tidak akan terjadi apa-apa. Dalam persaingan, laba positif menjurus
ke pengembangan usaha dan masuknya perusahaan baru, tetapi dalam monopoli,
pintu masuk itu tetutup. Selain itu, karena kita mengasumsikan bahwa monopoli
adalah perusahaan yang memaksimalkan laba, perusahaan tersebut akan
beroperasi pada skala produksi yang paling efisien, dan perusahaan itu tidak akan
mengembangkan atau menciutkan usaha dalam jangka panjang.

13
Adalah mungkin bahwa perusahaan monopoli mengalami kerugian. Dalam
kurva tersebut diilustrasikan monopoli yang tidak mampu menutup biaya total.
Hal terbaik yang dapat dilakukan perusahaan tersebut adalah memproduksi Qm =
10.000 unit keluaran (titik di mana MR = MC) dan menetapkan Pm = $4 bagi
keluarannya (titik E pada kurva permintaan). Tetapi pada keluaran 10.000 unit
per periode, penerimaan total $40.000 (Pm X Qm di mana Pm = $4 dan Qm =
10.000), yang sama dengan wilayah PmEQm0, tidaklah cukup untuk menutup
biaya total yakni $50.000 (ATC X Qm di mana ATC = $5 dan Qm = 10.000),
yang sama dengan luas FDQm0. Dengan demikian perusahaan itu menderita
kerugian yang sama dengan $10.000, wilayah gelap (segi empat FDEPm). Namun
perhatikan bahwa penerimaan total itu cukup untuk menutup biaya-biaya
variabel, yang sama dengan $25.000 (ATC X Qm di mana ATC = $2,50 dan Qm
= 10.000). Dengan demikian, operasi dalam jangka pendek menghasilkan lab atas

operasi (penerimaan total dikurangi biaya variabel total adalah lebih besar
daripada nol) yang dapat digunakan untuk menutup sejumlah biaya tetap jangka
pendek perusahaan itu. Oleh karenanya, landasan bagi keputusan monopolis itu
persis sama dengan landasan bagi perusahaan persaingan.

Jika perusahaan dapat mengurangi kerugiannya dengan beroperasi dalam


jangka pendek, perusahaan itu akan melakukannya. Demikian pula, dalam jangka
panjang, perusahaan yang tidak mampu menghasilkan penerimaan yang cukup
untuk menutup biaya total akan ke luar dari bisnis, baik pada perusahaan
persaingan maupun monopolistik. Karena kurva permintaan dalam gambar ini
terletak di bawah kurva biaya total rata-rata, monopoli itu akan ke luar dari bisnis

14
dalam jangka panjang, dan produknya tidak akan di produksi untuk para pembeli
karena tidak mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan biaya produksinya.

15
BAB III

KESIMPULAN

Kurva permintaan pasarnya adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh


perusahaan tersebut, dan seluruh kuantitas yang ditawarkan di pasar tersebut adalah
jumlah yang diputuskan oleh perusahaan itu untuk diproduksi. Seorang monopolis
memiliki kekuatan monopoli pada dua pasar untuk barang yang sama dan pasar ini
terpisah secara efektif sehingga pembeli tidak bisa bergerak dari satu pasar ke pasar
lain dan memungkinkan bagi monopolis untuk menaikan laba dengan mempraktekkan
diskriminasi harga. Kurva penerimaan marjinal monopoli memperlihatkan perubahan
penerimaan total yang dihasilkan ketika perusahaan bergerak sepanjang kurva
permintaan yang terletak langsung di atasnya. Tingkat keluaran yang memaksimalkan
laba bagi seorang monopolis adalah tingkat dimana penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal. Sebuah perusahaan monopoli tidak mempunyai kurva penawaran yang
terpisah dari kurva permintaan produknya. Dalam jangka pendek, semua perusahaan
menghadapi sejumlah faktor produksi tetap, dan tidak ada kemungkinan bagi
perusahaan untukmasuk atau keluar dari industri tersebut. Dalam jangka panjang,
perusahaan dapat masuk dan keluar dari industri.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Caze & Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Penerbit Prenhalindo

 Adiningsih, Sri & Kadarusman, Y. B.1999. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai