Anda di halaman 1dari 44

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DAN PERAN


KELUARGA DENGAN KEJADIAN GASTRITIS
PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI

SITI SAMSIA
P 2016 01026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis yang kerap juga disebut radang lambung dapat menyerang

setiap orang dengan segala usia. Gastritis adalah masalah kesehatan yang

sangat banyak ditemukan di lingkungan masyarakat (Putri,.Dkk, 2010 dalam

Syafi’I dan Andriani, 2019).

Pada masyarakat awam sering dijumpai pemberian nutrisi pada lansia

yang tidak sesuai dengan keadaan fisik dan kebutuhan lansia. Ada beberapa

fenomena yang lazim dikeluhkan oleh lansia berkaitan dengan proses penuaan

khususnya pada system pencernaan, misalnya kesulitan mengkonsumsi daging

dan makan-makanan keras akibat terganggunya fungsi gigi dan gusi. (Diana,

2016).

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO,

2018) mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan

hasil dari angka persentase kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris

22% , China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%. Insiden

gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap

tahunnya. Angka kejadian gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada

populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih tinggi

daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik

(Tussakinah, 2017 dalam Hawati, 2020).

2
Pada tahun 2017 kejadian gastritis di kota Kendari dengan prevalensi

sebesar 9.207 kasus dari 359.371 juta penduduk. Serta pada tahun 2018

kejadian gastritis di kota Kendari dengan prevalensi sebesar 3.121 kasus dari

370728 penduduk atau 1,30%. Serta pada tahun 2019 kejadian gastritis di kota

Kendari dengan prevalensi sebesar 4.856 dari 2,65 juta penduduk (Dinas

Kesehatan Kota Kendari, 2020).

Kurangnya pengetahuan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit

gastritis. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang. (Rika, 2016).

Mengingat besarnya bahaya gastritis, maka perlu adanya suatu

pencegahan atau penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis.

Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui

peningkatan kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat menyebabkan

penyakit gastritis, salah satunya pengetahuan keluarga tentang faktor yang

mempengaruhi pencetus kambuhnya penyakit gastritis pada lansia (Sandia,

2016).

Wilayah kerja Puskesmas Poasia terdiri dari 5 kelurahan diantaranya

ialah Andonohu dengan jumlah penduduk sebanyak 8.355 jiwa, Rahandouna

sebanyak 4.344 jiwa, Anggoya sebanyak 6.228 jiwa, Matabubu sebanyak

1.041 jiwa, dan Wundubatu sebanyak 478 jiwa. Dan berdasarkan dari data tiga

tahun terakhir, semua lansia yang datang berkunjung berobat di Puskesmas

Poasia Kota Kendari di dapatkan pada tahun 2017 sebanyak1.428 lansia

3
sedangkan yang mengalami gastritis sebanyak 394 lansia, pada tahun 2018

sebanyak 2.316 lansia sedangkan yang mengalami gastritis sebanyak 566

lansia, dan pada tahun 2019 sebanyak 1.995 lansia sedangkan yang mengalami

gastritis sebanyak 389 lansia. Adapun pada tahun 2020 dibulan Januari-Mei

lansia yang berkunjung berobat di Puskesmas Poasia sebanyak 409 dan yang

mengalami gastritis sebanyak 260 lansia. Data menunjukkan bahwa dari tahun

2017-2020 gastritis menjadi salah satu dari 10 besar penyakit yang ada di

Puskesmas Poasia Kota Kendari (Puskesmas poasia tahun 2020).

Berdasarkan dari hasil wawancara awal dengan 8 orang keluarga lansia

yang datang di puskesmas Poasia didapatkan 5 dari 8 orang keluarga lansia

mengatakan tidak mengetahui makanan-makanan yang dapat menyebabkan

maag (gastritis) pada lansia. Selain itu 6 dari 8 orang keluarga lansia

mengatakan peran keluarga sangat kurang dalam memperhatikan makanan

yang dapat menyebabkan maag (gastritis) pada lansia. Dimana 4 orang

keluarga mengatakan peran keluarga yang kurang adalah mengatur pola

makan lansia dan 2 orang lainnya mengatakan kurang dalam memberi makan

lansia atau frekuensi makan lansia.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga

Dengan Kejadian Gastritis Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Poasia Kota Kendari”

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian gastritis

pada lansia diwilayah kerja psksmas poasia kota kendari ?

2. Apakah ada hubungan peran kelaurga dengan kejadian gastritis pada lansia

diwilayah kerja puskesmas poasia kota kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dan peran

keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia diwiliyah kerja puskesmas

poasia kota kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian

gastritis pada lansia diwilayah kerja puskesmas poasia kota kendari.

b. Untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan kejadian gastritis

pada lansi diwilayah kerja poasia kota kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi

masukan yang bisa dipergunakan sebagai referensi bagi teman-teman

di Jurusan Ilmu Keperawatan

5
b. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan perbandingan dan

menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan

pentulis mengenai cara mendapatkan data serta penulis dapat

mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari perkuliahan.

b. Bagi puskesmas tempat penelitian dapat menjadi sumber informasi

ilmiah mengenai hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan

kejadian gastritis pada lansia.

E. Kebaruan Penelitian

No Peneliti/ Judul Variabel Metode Persamaan Perbedaan


Tahun penelitian penelitian

1. Muhith pengaruh Variabel Desain Variabel Metode


pola bebas (pola penelitian terikat penelitian
(2016) makan, (cross- (kejadian (quasy
makan
dan merokok), sectional) gastritis) eksperimen)
merokok Variabel Desain
terhadap terikat penelitian
kejadian (kejadian (cross-
gastritis gastritis) sectional)
pada
lansia

2. Huzaifah Hubungan Variabel Desain Variabel Variabel


, pengetahu bebas penelitian bebas terikat
(2017) an tentang pengetahuan (cross- (pengetahuan (pencegahan
penyebab (perilaku), sectional) ), gastritis),
gastritis Metode Variabel
dengan penelitian bebas
perilaku (chisquer) (perilaku)
pencegah
an
gastritis.

6
3. Diana tingkat Variabel Variabel Instrument
(2017) pengetahuan pengetahuan terikat penelitian
keluarga keluarga (tentang (close ended
tentang tentang gastritis), question)
gastritis gastritis pada Variabel
pada lansia. lansia. bebas
(pengetahuan
keluarga),

4. Tussaki Hubungan Variabel Metode Instrument Variabel


nah pola bebas (pola penelitian penelitian. bebas (pola
(2017) makan makan, (cross- makan,
dan tingkat sectional) tingkat
tingkat stress), stress),
stress Variabel Variabel
terhadap terikat terikat
kekambuh (kekambuha (kekambuhan
an n gastritis), gastritis)
gastritis

5. Megaw beberapa Variabel Metode Variabel Desain


ati, faktor bebas (pola penelitian terikat penelitian
yang makan, observason (kejadian
(2014) berhubung stress, obat- al gastritis) Variabel
an dengan obatan), bebas (pola
kejadian Variabel makan,
gastritis terikat stress, obat-
(kejadian obatan)
gastritis)
6. Saroins hubungan Variabel Metode Variabel Variabel
ong stres bebas penelitian terikat bebas (stres),
dengan (stres), observasio (kejadian Instrument
(2014) kejadian Variabel nal, Desain gastritis), penelitian
gastritis terikat penelitian Desain
(kejadian (cross penelitian
gastritis) sectional) (cross
sectional)
7. Monica hubungan Variabel Metode Variabel Variabel terikat
antara bebas penelitian bebas tingkat stress,
(2018) pengetahuan observasio (pengetahuan Variabel
pengetahuan
dan tingkat dan (tingkat nal ), Desain terikat
stres terhadap stress), penelitian (kambuh
Variabel (cross ulang
kambuh terikat sectional) gastritis),
ulang (kambuh

7
gastritis ulang
gastritis),
8. Shalah Hubunga Variabel Metode Variabel Variabel
uddin, n pola bebas (pola penelitian terikat bebas (pola
(2018) makan makan), (cross (kejadian makan),
dengan Variabel sectional) gastritis), Instrument
kejadian terikat Desain penelitian
gastritis (kejadian penelitian
gastritis), (cross
sectional)

9. Ranting faktor- Variabel Metode Variabel Variabel


, faktor bebas (pola penelitian, terikat bebas (pola
yang makan, diet) (chi- (kejadian makan, diet)
(2019) mempeng Variabel square) gastritis)
aruhi terikat Metode
kejadian (kejadian penelitian,
gastritis gastritis)

10. Angkow faktor- Variabel Metode Variabel Variabel


, faktor terikat penelitian terikat bebas
yang (kejadian (cross kejadian (merokok,
(2012 berhubung gastritis), sectional) gastritis penggunaan
an dengan Variabel (chi- Metode OAINS,
kejadian bebas square) penelitian alcohol,
gastritis (merokok, Instrument kopi)
penggunaan penelitian
OAINS,
alcohol,
kopi)

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis

1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan sala satu penyakit yang di sebbkan oleh faktor

iritasi dan infeksi pada lambung (Syadam, 2011 dalam Susanti dan Fitria,

2018).

2. Etiologi

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylori dan

pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akut

dan jika diabaikan akan menjadi kronik (Sudoyo Aru, 2009).

3. Klasifikasi gastritis: (Wim de ge jong, 2005).

a. Gastritis akut

1) Gastriis akut tanpa pendarahan.

2) Gastritis akut dengan pendarahan (gastritis hemoragik atau gastritis

erosive).

b. Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama bisa disebabkan oleh ulkus

bening atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter

pylory.

4. Manifestasi Gastritis

Maniestasi bervariasi mulai ari keluhan ringan hingga muncul

perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak

9
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik

hamper sama seperti Anoreksia, Nyeri pada epigastrium, Mual dan

muntah, Sendawa dan Hematemesis.

5. Faktor – faktor resiko gastritis

banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyebab dri penyakit

gastritis yaitu Pola makan, Rokok, Kopi, Helicobacter pylori, AINS (Anti

Inflamasi Non Steroid), Alkohol, Terlambat makan, Makanan pedas, Usia,

Stress psikis, Stress fisik

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pnujang pada penyakit gastritis ialah Pemeriksaan darah,

Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan feses, Endoskopi saluran cerna

bagian atas, Rotgen saluran cerna bagian atas.

7. Penatalaksanaan

a. Gastritis akut

Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila

gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan,

penatalaksanaan serupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal

atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena

adanya bahaya perforasi (Almi, 2016 dalam Susanti dan Fitria, 2018).

b. Gastritis kronis

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada

penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ullkus duodenum, dapat

10
diberikan antibody untuk membatasi Helicibacter Pylory .namun

demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronis. Alcohol dan

obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari (Salvinur,

2011 dalam Zuliandana dan Fatmawati, 2016)

8. Patofisiologi

a. Akut

Penyebab paling umum gastritis akut adalah infeksi.Pathogen

termasuk Helicobacter Pyroli, Escherichia Coli, Proteus,

Heamophilus, Streptokokus, dan stafilokokus.Infeksi bakteri lambung

jarang terjadi tetapi dapat mengancam kehidupan. Lapisan mukosa

lambung normalnya melindunginya dari asam lambung, sementara

asam lambung melindungi lambung dari infeksi .jika asam lambung

tersebut ditembus dengan inflamasi dan nekrosis, maka terjadilah

infeksi, sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam

hidroklorida (asam lambung) mengenai mukosa lambung, maka

terjadi luka pada pembuluh kecil yang diikuti dengan edema,

perdarahan, dan mungkin juga terbentuk ulkus. Kerusakan yang

berhubungan dengan gastritis akut biasanya terbatas jika diobati

dengan tepat.

b. Kronis

Perubahan patofisiologis awal yang berhubungan dengan

gastritis kronis adalah sama gastritis akut. Ulanya lapisan lambung

menebal dan eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan atrofi.

11
Deteriorasi dan atrofi yang berlanjut mengakibatkan hilangnya fungsi

kelenjar lambung yang berisi sel parietal.Ketika sekresi asam

menurun, sumber faktor instrinsik hilang.Kehilanagan ini

mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap vitamin B12 dan

perkembangan anemia pernisiosa.Atrofi lambung dengan metaplasia

telah diamati pada gastritis kronis dengan infeksi H. Pylori.Perubahan

ini mungkin mengakibatkan peningkatan resiko adenokarsinoma

lambung.

B. Tinjauan umum tentang lansia

1. Definisi

Menurut Nugroho (2014). Menua (menjadi tua) adalah seseoarang

telah melewati tiga tahap kehidupan, yakni anak, dewasa, dan tua. Tiga

tahap ini berada, baik secara biologis maupun psikologis.

2. Batasan Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lanjut usia meliputi : usia

pertengahan yakni kelompok usia 46-59 tahun, usia lanjut (Elderly) yakni

antara usia 60-74 tahun, Tua (Old) yaitu antara 75-90 tahun, usia sangat

tua (Very Old) yaitu usia di atas 90 tahun (Setiabudi, 2005).

3. Tugas Perkembangan Lanjut Usia

Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan

khusus. Tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia meliputi :

a. Menyesuaikan terhadap penurunan fisik dan kesehatan

12
b. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan

pendapatan

c. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan

d. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia

e. Mempertahankan pengaturan kepuasan hidup

f. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak dewasa

g. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

4. Perubahan yang terjadi pada lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan

secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada

diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan,

sosial dan sexual (Azizah & Lilik, 2011).

a.Perubahan Fisik

b. Perubahan kognitif

c.Perubahan spiritual

d. Perubahan Psikososial

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu dan itu

terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkat pengetahuan

13
a. Tahu

Tahu yaitu suatu obyek yang diingt setelah diberikn

pembelajaran atau rnsangan yang diterimh.

b. Memahami

Memahami dimaksudkan ialah kemmpuan untuk menjelaskan

dengan betul obyek diphami serta mampu menjelaskan ilmunya dengn

benar

c. Aplikai

Aplikasi yng dimaksud ialah sebgaimana kemampun dalam

menggunakan ilmu yng diperoleh

d. Evaluasi

Evauasi ialah kemampuan untuk mengulas dan menciptakan

hal baru untuk di aplikasikn agar mencai tujuan yang optimal

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

e. Umur

Umur ialah usian yang dimulai dari lahirnya seseorang hingah

sampai waktu kemtiannya.

f. Pendidikan

Bimbingan yang diberikan dari seseorang untuk perkembangan

pengetahuan manusia untuk mencapai tujuan.

g. Pekerjaan

Pekerjan bukn senangan, tapi caranya mengumpulkan nafkah,

tantanngan yang banyak. Bekerja secara umum ialah keseharian

14
memerlukan waktu.

D. Tinjauan Umum Tentang Peran Keluarga

1. Tentang peran

a. Definisi peran

Peran merupakan sepersingkat tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya (Saejono

Soekamto dalam Rahmah,2013).

b. Fungsi peran

fungsi peran merupakan memberikan arah pada proses

sosialisasi, pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai dan pengetahuan,

dan dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat serta

menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehinggah bisa

melestarikan kehidupan masyarakat (Narwoko, 2010 dalam

Widya,2016).

2. Tentang keluarga

a.Pengertian keluarga

Keluarga merupakan 2 atau lebih dari 2 individu yang tergabung

karena hubungan darah (Harmoko, 2012).

b. Fungsi keluarga

Menurut (Harmoko, 2012) fungsi keluarga adalah Fungsi

biologis, Fungsi psikologis

c.Tugas keluarga

Ada beberapa tugas dasar yang didalamnya terdapat delapan

15
tugas pokok yaitu Memelihara kesehatan fisik keluarga dan

paraanggotanya. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang

adadalam keluarga (Harmoko,2012).

E. Tinjauan Empiris

1. Tamsuri dan Qurrota 2017

Dari hasil penelitian dapat disimpulakn bahwa pengetahuan

responden tentang gastritis sebelum dan sesudah penyuluhan iklan audio di

Puskesmas Bendo. Maka diketahui bahwa penggunaan iklan audio

mempengaruhi pengetahuan responden pada pasien yang menderita gastritis.

2. Handayani, 2019

Hasil penelitian, terdapat pengaruh edukasi kesehatan terhadap

pengetahuan responden tentang gastritis dengan p value =0,000 (p<0,05)

dan terjadi peningkatan pengetahuan dari 11,73 sebelum edukasi menjadi

16,73.

16
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Penelitian

Gastritis yaitu suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung. Gastritis ialah salah 1 penyakit yang terjadi pada lansia

pada sistem pencernaan. Penurunan fungsi tubuh pada lansia meningkatkan

resiko kejadian gastritis, hal ini diperparah dengan ketidaktahuan dan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap peran keluarga dalam menyiapkan

atau menyajikan makanan yang tepat bagi lansia. Yang dapat menyebabkan

penyakit gastritis, misalnya makan makanan pedas dan asam, stress,

mengkonsumsi alkohol dan kopi berlebihan, merokok, mengkonsumsi obat

penghilang nyeri dalam jangka panjang.

Pengetahuan yang baik keluarga dapat mencegah gastritis yang terjadi

pada lansia. Begitu juga dengan peran keluarga terhadap penyakit gastritis

pada lansia, jika keluarga memiliki pengetahuan yang baik maka kaluarga

dapat mengetahui perannya baik itu peran dalam mengatur pola makan serta

frekuensi makan pada lansia.

17
B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Pengetahuan Keluarga

Kejadian gastritis

pada lansia

Peran Keluarga

Gambar 1 : Kerangka Konsep

Keterangan :

: : variabel Independent

: variabel Dependent

: hubungan yang diteliti

C. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel ialah variabel bebas

(Independent) dan variabel terikat (Dependent).

1. Variabel bebas

Variabel independent (bebas) ialah variabel yang mempengaruhi

variabel lainnya dimana variabel independent pada penelitian ini yaitu

pengetahuan keluarga, peran keluarga.

18
2. Variabel Terikat

Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent dimana variabel ini adalah gastritis pada lansia

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Definisi operasional pada penelitian ini meliputi variabel independen

yaitu pengetahuan dan peran keluarga variabel dependen yaitu gastritis pada

lansia.Dengan menggunakan alat ukur berupa questioner.

1. Gastritis

Gastritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lansia dengan

penyakit gastritis atau lansia dengan riwayat penyakit gastritis yang telah

didiagnosa oleh dokter. Gastritis yang terjadi pada lansia juga dapat dipicu

oleh keadaan ekonomi lansia ataupun ekonomi keluarga lansia, dimana

jika ekonomi keluarga atau lansia itu sendiri tidak mencukupi maka

kebutuhan makan lansia juga berkurang.

Kriteria Objektif :

Ya : Jika responden didiagnosa gastritis oleh dokter dan tertulis

direkam medik.

Tidak : Jika responden tidak didiagnosa gastritis oleh dokter dan tidak

tertulis direkam medik.

2. Pengetahuan Keluarga

Pengetahuan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keluarga yang kurang pengetahuan tentang penyakit gastritis pada lansia,

19
untuk mengukur pengetahuan keluarga dinilai dengan 10 dan

menggunakan skala gutman.

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus Sugiyono (2010).

R
I dimana :
K

I = Interval Kelas.

R = Range (kisaran yaitu nilai tertinggi-nilai terendah).

= (100 % - 0 %) = 100%

K = Jumlah kategori = 2 (cukup dan kurang).

R 100 %
Jadi untuk I = =50 %
K 2

Kriteria Objektif :

Cukup : Jika menjawab pertanyaan dengan skor ≥ 50%

Kurang : Jika menjawab pertanyaan dengan skor < 50%

3. Peran keluarga

Peran keluarga dalam penelitian ini yang dimaksud adalah untuk

mengatur pola makan, sediaan makan, dan frekuensi makan lansia oleh

keluarga. Untuk mengukur peran keluarga menggunakan skala likert

dengan 4 kategori.

Skor menggunakan skala likert:

1. Selalu nilai 4

2. Sering nilai 3
20
3. Kadang nialai 2

4. Tidak pernah 1 (Arikunto, 2010).

KriteriaObjektif :

Cukup : 56-100 %

Kurang :< 56 %

E. Hipotesis Penelitian

ialah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis

ini dirumuskan dalam bentuk hubungn antara fariabel bebas dan terikat.

Hipotesis ini adalah pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo,2012).

1. Pengetahuan

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian

gastritis pada lansia

Ha : Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian gastritis pada

lansia

2. Peran keluarga

Ho : Tidak ada hubungan peran keluarga dengan kejadian gastritis pada

lansia.

Ha : Ada hubungan peran keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia

21
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif atau survei analitik ialah

penelitian yang mencoba menggali hubungan antara variabel independent

dan dependent (Notoatmodjo, 2012).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian observasional dengan rancangan cross sectional

study ialah penelitian yang dilakukan pada waktu dan tempat secara

bersamaan (Notoatmodj, 2012).

Gambaran desain Cross Sectional sebagai berikut :

Populasi

Sampel

Variabel Dependent (+) Variabel Dependent (-)

Variabel Variabel Variabel Variabel

Independent Independent (-) Independent Independent (-)


(+) (+)

Gambar 2. Rancangan Penelitian Cross Sectional

22
B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 3 Juli sampai 3

Agustus Tahun 2020.

2. Lokasi Peneltian

Penelitian ini telah dilaksanakan diWilayah Kerja Puskesmas

Poasia Kota Kendari.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini semua keluarga yang tinggal bersama

lansia dari data bulan Januari-Mei tahun 2020 pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Poasia yaitu berjumlah 409 orang.

2. Sampel

a. Jumlah sampel

Sebagian dari jumlah keluarga lansia, dimana terdapat sampel

dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus. Adapun

rumus pengambilan sampel yaitu :

N
n= 2 ( Soekidjo Notoatmojo, 2012)
1+ N (d )

keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

23
d² = tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan = 0,1

N
n= 2
1+ N (d )

n= 409

58
1+ 409 (0,01)
1+ 58(0,01)

= 80,35 (81 Sampel).

Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan proposional

“Random Sampling” dengan proporsi 5 kelurahan. Adapun perhitungan

Proporsinya sebagai berikut:

98
1) Kel. Andounuhu x 81=20
409

76
2) Kel. Rahandouna x 81=15
409

94
3) Kel. Anggoeya x 81=19
409

74
4) Kel. Matabubu x 81=14
409

67
5) Kel. Wundubatu x 81=13
409

b. Tehnik penarikan sampel

Tehnik penarikan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan

random sampling.

24
c. Kriteria inklusi dan eksklusi

1) Kriteria inklusi

Pada penelitian ini sampel semua digunakan adalah keluarga

pasien yang mengalami gastritis pada lansia di wilayah kerja

puskesmas poasia yang telah terdata dan memenuhi criteria inklusi

sebagai berikut:

a) Keluarga tinggal satu rumah dengan lansia

b) Keluarga lansia berumur 20 tahun keatas.

c) Keluarga lansia bersedia menjadi responden dalam penelitian.

2) Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan atau

mengeluarkan objek yang tidak memenuhi kriteria karena berbagai

alasan. Pada penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi antara lain

a) Keluarga tidak berada di rumah.

b) Keluarga Tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian.

D. Sumber dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer ialah data diperoleh secara langsung dilapangan

25
melalui instrument pengumpulan data yaitu lembar koesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data di peroleh dari puskesmas poasia maupun

data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang berkaitan dengan gastritis pada lansia.

E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

1. Pengelolahan data menggunakn konputer

a. Cooding merupakan pengumpulan jawaban responden kedalam

kategori

b. Editing yaitu mengecek ulang data yang sudah dikumpul

c. Scorling yaitu memberikan scor pada semua nilai kuesioner berasal

dari peneliti

d. Tabulating adalah mengurutkan datanya ke dalam exel(sugiono,2016).

2. Analisis data

a. Analisis Univariat

Untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentase dari

tiap variabel yang diteliti. Data yang sudah diolah, disajikan dalam

bentuk tabel.

Rumus

Keterangan :

X : Presentasi hasil yang dicapai

Ƒ : Frekuensi variabel yang diteliti

26
n : Jumlah sampe

k : Kostanta (l00)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat sejauh mana

hubungan variabel independen terhadap variabel dependent dengan

menggunakan uji Chi-Square (X2). (Sabri , 2006). Rumus Chi-Square

sebagai berikut :

Keterangan =

X2 = nilai chi Square

a,b,c,d = nilai pengamatan pada petak-petak pada tabel kontingensi

2x2

n = Jumlah sampel

Interpretasi hasil uji, dengan menggunakan taraf signifikansi 5

% ( a= 0,05) dengan tingkat kerpercayaan 95 %. Criteria penilaian :

1) Apabila x2hitung > x2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya ada hubungan antara variable independen dengan variabel

dependen

27
2) Apabila x2hitung> x2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara besarnya

hubungan antara variabel yang telah diuji Chi-Square dilakukan uji

koefisien phi dengan rumus :

Keterangan :

ᵩ = nilai koefisien phi

X2 = nilai chi

n = besar sampel

Dengan interpretasi sebagai berikut :

1) Nilai 0,01 – 0,25 hubungan lemah

2) Nilai 0,26 – 0,50 hubungan sedang

3) Nilai 0,51 – 0,75 hubungan kuat

4) Nilai 0,76 – 1,0 hubungan sangat kuat (Sugiyono, 2016)

c. Penyajian Data

Penyajian data yang telah diolah dan kemudian disajikan dalam

bentuk tabel distribusi yang disertai dengan narasi yang menjelaskan isi

tabek berikut.

F. Etika Penelitian

28
1. Lembar persetujuan adalah meminta perstujuan dari responden yang akan

diteliti

2. Tidak ada nama ialah peeliti tidak mencantumkan nama responden pada

kuesioner peneliti

3. Kerahasiaan ialah peneliti menjamin rahasia informasi yang didapat dan

hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan

29
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari,

sekitar 9 KM dari Ibukota Provinsi.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Poasia yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.

2. Data Demografis

Penduduk ialah orang atau terdapat orang yang menempati suatu

wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Terdapat penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun 2019 sebanyak 32.872 jiwa

yang tersebar di 5 (lima) wilayah kelurahan. Kelurahan Anduonohu luas

wilayah 1.275 Ha dengan jumlah penduduk 12.149 jiwa, Rahandouna luas

wilayah 637 Ha dengan jumlah penduduk 6.396 jiwa, 37 Wundubatu luas

wilayah 637 Ha dengan terdapat penduduk 6.787 jiwa, Anggoeya luas

wilayah 1.400 Ha dengan jumlah penduduk 6.007 jiwa, Matabubu luas

wialayah 300 Ha dengan jumlah penduduk 1.533 jiwa (Puskesmas Poasia,

2020)

30
Dari lima kelurahan maka keseluruhan jumlah penduduk sebanyak

32.872 jiwa, dari jumlah tersebut jenis kelamin laki-laki sebanyak 16.749

jiwa dan perempuan sebanyak 16.123 jiwa. Jumlah rumah yang terdapat di

wilayahnkerja UPTD Puskesmas Poasia sebanyak 6.803 rumah,

selanjutanya jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 7.377 dan rata-rata

dalam rumah tangga yaitu 4 jiwa (Puskesmas Poasia, 2020).

3. Data Penyakit

Data 10 besar penyakit Puskesmas Poasia terdapat pada tabel

berikut :

Tabel 5.1 Daftar 10 Besar Penyakit Puskesmas Poasia Kota


Kendari

No Nama Penyakit Jumlah (Tahun)

2017 2018 2019

1 ISPA 2.398 3.335 3.500

2 Gastritis 1.315 2.313 2.240

3 Penyakit pulpa dan jaringan palpikat 1.595 2.213 1.555

4 Penyakit tekanan darah tinggi 1.075 1.585 1.130

5 Diabetes melitus 862 1.003 539

6 Penyakit sistim otot, tulang, radang, 1.273 1.559 1.613

7 Gangguan gigi dan jaringan penyanggah 1.000 1.597 918


gigi

8 Diare 210 965 657

9 Typoid 281 442 587

1 Tonsilitis 508 357 833


0

Sumber : Data Primer 2020

31
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan berbagai jenis penyakit

yang ada di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan jumlah kasus yang

berbeda-berbeda disetiap tahunnya.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan sejak tanggal 3 juli sampai tanggal 3

agustus Tahun 2020 yang bartujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan

Keluarga Dan Peran Keluarga Dengan Gastritis Pada Lansia Di Wilayah

Puskesmas Poasia Kota Kendari.

1. Karakteristik responden

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur seperti terlihat pada


tabel di bawah :

Tabel 1 :Distribusi Responden Menurut Umur DiWilayah


Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.
No Umur N %

1 21-30 15 18,5 %

2 31-40 41 50,6 %

3 41-50 25 30,9 %

Jumlah 81 100 %

Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 1. Menunjukkan bahwa dari 81 responden, terbanyak adalah

berumur 21-30 Tahun yaitu sebanyak 15 responden (18,5%), berumur

31-40 Tahun sebanyak 41 responden (50,6%), sisanya adalah berumur

41-50 Tahun yaitu sebanyak 25 responden (30,9%).

32
b. Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan pendidikan seperti terlihat


pada tabel di sebelah :
Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.
No Pendidikan n %
1 SD 9 11,1 %
2 SMP 9 11,1 %
3 SMA 34 42,0 %
4 DIII 16 18,9 %
5 S1 13 16,0 %
Jumlah 81 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 2 Menunjukkan bahwa dari 81 responden, yang tamat

pendidikan SD berjumlah 9 responden (11,1%), tamat Pendidikan

SMP berjumlah 9 responden (11,1%), tamat Pendidikan SMA

berjumlah 34 responden (42,0%), tamat Pendidikan DIII berjumlah 16

responden (18,9%), tamat Pendidikan S1 berjumlah 13 responden

(16,0%).

2. Analisis Univariat

a. Distribusi Responden Berdasarkan Gastritis

Distribusi responden berdasarkan Gastritis, diketahui bahwa

lebih banyak yang mengalami gastritis untuk lebih jelasnya seperti

terlihat pada tabel di bawah:

Tabel 3 :Distribusi Responden Berdasarkan Gastritis Di


Wilayah Kerja Puskesmas Posia Kota Kendari.
No Gastritis n %
1 Tidak Menderita 27 33,3 %
2 Menderita 54 66,7 %
Jumlah 81 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2020

33
Tabel 3. Menunjukkan bahwa dari 81 responden yang tidak

mengalami gastritis berjumlah 27 responden (33,3%), yang mengalami

gastritis berjumlah 54 responden (66,7%).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Keluarga

Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Keluarga,

diketahui bahwa lebih banyak yang cukup untuk lebih jelasnya seperti

terlihat pada tabel di bawah:

Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
Kota Kendari.
No Pengetahuan n %
Keluarga
1 Cukup 41 50,6 %
2 Kurang 40 49,4 %
Jumlah 81 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 4. Menunjukkan bahwa dari 81 responden terdapat 41

responden (50,6%) yang memiliki pengetahuan keluarga yang cukup

dan 40 responden (49,4%) yang memiliki pengetahuan keluarga

kurang.

c. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Keluarga

Distribusi responden berdasarkan Peran Keluarga, diketahui

bahwa lebih banyak yang kurang baik untuk lebih jelasnya seperti

terlihat pada tabel di bawah:

34
Tabel 5 :Distribusi Responden Berdasarkan Peran Keluarga
Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota
Kendari.
No Peran Keluagra n %
1 Cukup 36 44,4 %
2 Kurang 45 55,6 %
Jumlah 81 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 5. Menunjukkan bahwa dari 81 responden berjumlah 36

responden (44,4%) peran keluarga cukup, dan 45 responden (55,6%)

peran keluarga kurang.

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Kejadian Gastritis

Pada Lansia.

Hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian gastritis pada

lansia di wilayah kerja puskesmas poasia kota kendari seperti terlihat

pada tabel di bawah.

Tabel 6 : Hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian


gastritis pada lansia di wilayah kerja puskesmas poasia kota
kendari.
Pengetahuan Keluarga X2
Gastritis Cukup Kurang Total
Hitung
n % n % n % 7,137
Menderit 21 38,88 33 61,11 54 100 V2 =
a 0,279
Tidak 19 70,37 8 29,62 27 100
Menderit
a
Total 40 49,38 41 50,61 81 100
Sumber : data Primer Tahun 2020

35
Tabel 6. Menunjukkan bahwa dari 81 responden terdapat 54

responden yang mengalami gastritis. Dari 54 lansia yang mengalami

gastritis terdapat 21 responden (38,88%) yang pengetahuan keluarganya

cukup, dan terdapat 33 responden (66,11%) yang pengetahuan

keluarganya kurang. Selanjutnya dari 27 lansia yang tidak mengalami

gastritis terdapat 19 responden (70,37%) yang pengetahuan keluarganya

cukup, dan terdapat 8 responden (29,62%) yang pengetahuan

keluarganya kurang.

Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh

nilai X2 hitung =7,137. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =

3,841 maka hipotesis penelitian diterima (ada hubungan antara

pengetahuan keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia), untuk

mengetahui besarnya hubungan antara variabel yang telah diuji Chi

Square, dilakukan uji Cramers (Uji K) dengan hasil v2 = 0,279 yang

berarti adanya hubungan kategori sedang antara pengetahuan keluarga

dengan kejadian gastritis pada lansia di wilayah kerja puskesmas poasia

kota kendari.

b. Hubungan Peran Keluarga Dengan Kejadian Gastritis Pada

Lansia.

Hubungan peran keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia

di wilayah kerja puskesmas poasia kota kendari seperti terlihat pada

tabel di bawah.

36
Tabel 7 : Hubungan peran keluarga dengan kejadian gastritis
pada lansia di wilayah kerja puskesmas poasia kota kendari.
Peran Keluarga X2
Gastriti Cukup Kurang Total
s Hitung
n % n % n % 3,600
Ya 20 37,03 34 62,96 54 100 V2 =
Tidak 16 59,25 11 40,74 27 100 0,211
Total 36 44,44 45 55,55 81 100
Sumber : data Primer Tahun 2020

Tabel 7. Menunjukkan bahwa dari 81 responden terdapat 54

responden yang mengalami gastritis. Dari 54 lansia yang mengalami

gastritis terdapat 20 responden (37,03%) yang peran keluarganya cukup,

dan terdapat 34 responden (62,96%) yang peran keluarganya kurang.

Selanjutnya dari 27 lansia yang tidak mengalami gastritis terdapat 16

responden (59,25%) yang peran keluarganya cukup, dan terdapat 11

responden (40,74%) yang pengetahuan keluarganya kurang.

Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh

nilai X2 hitung = 3,600. Karena nilai X2 Hitung < dari nilai X2 tabel =

3,841 maka hipotesis penelitian ditolak (tidak ada hubungan antara peran

keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia).

C. Pembaasan Penelitian

1. Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Kejadian Gastritis Pada

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.

37
Pengetahuan merupakan suatu proses belajar yang dilakukan oleh

seseorang terhadap suatu objek tertentu untuk mendapatkan pengetahuan

atau keterampilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

umur, pendidikan, sumber informasi, status social ekonomi serta

pengalaman. pengetahuan juga bisa didapatkan melalui pengalaman

pribadi manusia yang terjadi berulangkali, jika seseorang memiliki

pengalaman yang lebih maka menghasilkan pengetahuan yang lebih, selain

itu gastritis juga dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga

dalam mencegah terjadinya penyakit gastritis.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil dari 81 responden

terdapat 54 lansia yang mengalami gastritis. Dari 54 lansia yang

mengalami gastritis terdapat 21 responden (38,88%) yang pengetahuan

keluarganya cukup, hal ini disebabkan karena pengetahuan yang cukup

belum sepenuhnya dapat mengarahkan keluarga dalam mencegah

terjadinya gastritis pada lansia. Dilihat dari kuesioner yang diberikan,

keluarga tahu apa itu gastritis tetapi tidak menerapkannya pada lansia. Dan

terdapat 33 responden (66,11%) yang pengetahuan keluarganya kurang,

hal ini disebabkan karena pengetahuan sangat berperan penting dalam

terjadinya kejadian gastritis pada lansia. Karena semakin kurangnya

pengetahuan maka keluarga tidak dapat mencegah terjadinya gastritis pada

lansia.

Serta hasil penelitian menunjukan dari 27 lansia yang tidak

mengalami gastritis yaitu 19 responden (70,37) dengan pengetahuan

38
keluarganya cukup, hal ini disebabkan karena sebagian keluarga memiliki

pengetahuan cukup tentang gastritis dan mengetahui penyebab dan

pencegahan terjadinya gastritis dan pengetahuan keluarga kurang dengan

lansia yang mengalami gastritis terdapat 8 responden (29,62) yang

pengetahuan keluarganya kurang, hal ini disebabkan karena lansia sendiri

memahami apa yang dapat menyebabkan terjadinya gastritis walaupun

pengetahuan keluarganya kurang.

Sesuai dengan hasil penelitian di atas dapat diketahui ada beberapa

factor yang mempengaruhi pengetahuan keluarga tentang gastritis.

Pengetahuan keluarga berdasarkan kategori cukup ini didukung pula oleh

tingkat pendidikan, hal tersebut dapat dilihat bahwa dari 81 responden,

pendidikan terbanyak adalah pendidikan SMA yaitu 34 responden dan

memiliki lansia yang mengalami gastritis sebanyak 23. Pendidikan DIII

sebanyak 16 responden dan memiliki lansia yang mengalami gastritis

sebanyak 11. Pendidikan S1 sebanyak 13 responden dan memiliki lansia

yang mengalami gastritis sebanyak 7. Pendidikan SMP sebanyak 9

responden dan memiliki lansia yang mengalami gastritis sebanyak 6.

Pendidikan SD sebanyak 9 responden dan memiliki lansia yang

mengalami gastritis sebanyak 6.

Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh

nilai X2 hitung =7,137. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel = 3,841

maka hipotesis penelitian diterima (ada hubungan antara pengetahuan

keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia di wilayah kerja puskesmas

39
poasia kota kendari), untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel

yang telah diuji Chi Square, dilakukan uji Cramers (Uji K) dengan hasil v2

= 0,279 yang berarti adanya hubungan kategori sedang antara Pengetahuan

Keluarga Dengan Kejadian Gastritis Pada Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Poasia Kota Kendari.

2. Hubungan Peran Keluarga Dengan Kejadian Gastritis Pada Lansia

Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.

Peran keluarga terhadap lansia yang mengalami gastritis bisa juga

sejalan dengan fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan keluarga

menyediakan pola makanan yang sehat. Keluarga mempunyai peran

penting dalam merawat dan mencegah terjadinya gastritis karena keluarga

merupakan orang yang paling dekat dan sering bersama dengan lansia

(Solikha, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 81

responden terdapat 54 lansia yang mengalami gastritis. Dari 54 lansia yang

mengalami gastritis terdapat 20 responden (37,03%) yang peran

keluarganya cukup, hal ini disebabkan karena sebagian lansia tidak

mengikuti arahan dari keluarganya yang sudah membatasi makanan yang

dapat menyebabkan gastritis seperti terlambat makan, makanan pedas,

makanan mengandung asam, sehingga masih banyak lansia mengalami

gastritis. Terdapat 34 responden yang mengalamai gastritis (62,96%)

dengan peran keluarga kurang, hal ini di sebabkan karena kurangnya

40
peran keluarga dalam menyajikan atau menyediakan makanan sehingga

banyak lansia yanga mengalami gastritis.

Dari 27 lansia yang tidak mengalami gastritis terdapat 16

responden mengalami gastritis (59,25%) dengan peran keluarganya

cukup, hal ini disebabkan karena sebagian lansia megikuti arahan dari

keluarganya sehingga lansia tidak mengalami gastritis. Terdapat 11

responden yang tidak mengalami gastritis (40,74%) yang peran

keluarganya kurang, hal ini disebabkan karena kesibukan keluarga dalam

menjalankan pekerjaan serta mengurus anak-anaknya sehingga kurangnya

waktu untuk memberikan peran yang cukup untuk lansia akan tetapi lansia

sendiri mampu menjaga kesehatannya dengan menjaga pola makan

sehingga dapat mencegah terjadinya gastritis.

Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh

nilai X2 hitung = 3,600. Karena nilai X2 Hitung < dari nilai X2 tabel = 3,841

maka hipotesis penelitian ditolak (tidak ada hubungan antara peran

keluarga dengan kejadian gastritis pada lansia).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan jurnal penelitian yang

dilakukan oleh handayani (2012) dengan judul penelitian hubungan

dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gastritis di puskesmas

jatinangor. Dengan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan

antara peran keluarga dengan kekambuhan pasien gastritis (Handayani.

2012).

41
42
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan sedang antara Pengetahuan Keluarga dengan kejadian

gastritis pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.

2. Tidak ada hubungan antara peran keluarga dengan kejadian gastritis pada

lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Petugas kesehatan

Saran seperlunya bagi petugas kesehatan yang ada Puskesmas

Poasia untuk sering melakukan penyeluhan kesehatan kepada keluarga

yang memiliki lansia yang menderita penyakit gastritis.

2. Keluarga Pasien

Disarankan keluarga pasien agar supaya memberikan dukungan

kepada lansia sehingga lansia dapat termotivasi dalam menjalani proses

pencegahan penyakit gasrtitis.

3. Bagi peneliti selanjutnya

43
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar lebih mendalami lagi

terkait tentang hubungan pengetahuan dan peran keluarga gastritis pada

lansia.

44

Anda mungkin juga menyukai