NIM : 20600119008
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Sistem Hormon” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas biologi
dengan judul “Sistem Hormon ”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki.
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
Bab 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................2
Bab 2. Pembahsan
Bab 3. Penutup
Kesimpulan ................................................................................................................21
Daftar Pustaka.............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu
atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka
organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi
jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti
penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses
metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk
hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara
kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cep at
dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan
eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ-
organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga
berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem
endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita uraikan dalam makalah ini, yaitu:
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sistem hormon
2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan
3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism,
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormone dibutuhkan pleh tubuh
dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar.
Pada hakekatnya hormon dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan-
kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang
dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. Perhatikan tabel berikut ini
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran
khusus sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar
endokrin bila ada rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang
sangat sedikit. Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ
target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat
mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).
B. Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun
ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh.
Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai
kegiatan dalam tubuh (mastergland).
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone)
yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon
penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan
hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak
satu hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior.
Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena
itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland. Hormon-hormon yang disekresikan oleh
hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
Hormon Fungsi
Lobus anterior
Hormone pertumbuhan Memicu pertumbuhan dengan
meningkatkan laju pembentukan protein di
dalam sel.
Laktotropik hormon Merangsang produksi air susu
(LTH)
Thyroid stimulating Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
hormone (TSH) tiroid
Adrenocorticotropic Mengontrol sekresi hormone oleh korteks
hormone (ACTH) adrenal
Follicle stimulating 1. Pada wanita, merangsang
hormone (FSH) perkembangan folikel pada
ovarium dan sekresi estrogen
2. Pada pria, memicu testis untuk
menghasilkan sperma
Luiteinizing hormone 1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi
(LH) dan sekresi progesterone
2. Pada pria, menstimulasi sel
interstisial untuk menghasilkan
testosteron
Lobus Intermediat
Melanosit stimulating Mempengaruhi pigmentasi kulit
hormone (MSH)
Lobus posterior
Hormon antidiuretik Menurunkan volume urin dengan cara
(ADH) atau vasopresin menyerap air dari ginjal dan meningkatkan
tekanan darah
Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama proses
melahirkan dan kelenjar susu agar
mengeluarkan air susu.
Hormon diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan
berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika
pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila hipersekresi hormon
pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang
abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai akromegali.
Sebaliknya, bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak
menyebabkan kekerdilan
b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid
menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Hormon Fungsi
Tiroksin Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan
reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga
meningkatkan metabolisme tubuh)
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara
meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang
keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam
usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam
ginjal.
Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan
iodium dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
d. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga
disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian
luar dan bagian dalam. Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang
terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi untuk
membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan
hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
f. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium
sebagai kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan
endokrin selain fungsi utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
Hormon berfungsi :
1. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran
hasil.
sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar-kelenjar pencernaan.
2. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil.
sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
A. Kelenjar Hipofisis
Hormon Fungsi
Hormone Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju
pertumbuhan pembentukan sel
Laktotropik hormone Merangsang produksi air susu
(LTH)
Thyroid stimulating Mengontrol sekresi hormon oleh kelenjar tiroid
hormone (TSH)
Adrenocorticotropic Mengontrol sekresi hormon oleh kelenjar adrenal
hormone (ACTH)
Follicle stimulating 1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel
hormone (FSH) pada ovarium dan sekresi estrogen
2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilka
sperma
Luiteinizing hormone 1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi
(LH) progesteron
2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk
menghasilkan testoteron
Lobus Intermediat
Melanosit stimulating Mempengaruhi pigmen kulit
hormone (MSH)
Lobus posterior
Hormon antidiuretik Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air dari
(ADH) ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan
kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan
berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan.
1. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih
(hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2. Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala.
Kondisi ini dikenal sebagai akromegali.
3. Bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan
kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus.
Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin.
Hormon Fungsi
Tiroksin Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel
tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh)
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan
penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan
kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam
ginjal.
1. Bagian Luar
Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a. mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium
dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b. Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai
dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
2. Bagian Dalam.
Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga
glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah
menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
F. Kelenjar Kelamin
G. Kelenjar Timus
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
H. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas
efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian
tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri.
Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama
melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata
terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang
disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal
dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang
mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat
produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
1. Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh
karma itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
2. Faktor Kimia
Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi
hormon tertentu. Contohnya, s ekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di
dalam darah.
KELAINAN HORMON
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus.
2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak
gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.
3. Penyakit Diabetes melitus, Gigantisme, Kretinisme, Kejang otot, Tulang rapuh,
Addison, Sindrom cushing, Sindrom adrenogenital, Peokromositoma, Hipotiroidea,
Hipertiroidea.
SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang Sistem Hormon untuk menambah wawasan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA