METO
DE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB 10
Menyusun Laporan Penelitian
Pengantar
Setelah berbagai kegiatan penelitian berakhir, selanjutnya
peneliti dituntut untuk menyusun laporan penelitian. Ada
berbagai format laporan yang dapat ditulis oleh peneliti,
berbentuk narasi kronologis, sintesis topik atau konsep, atau
laporan penyelesaian masalah yang disusun menurut masalah,
isu, atau pertanyaan-pertanyaan kunci. Apa pun format
laporan yang dipilih, sebaiknya laporan itu ditulis dengan jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan hendaknya dapat
meyakinkan pembaca, bahwa apa yang ditulis menggambarkan
kenyataan yang dikaji, didukung oleh data yang akurat, tuntas,
dan mewakili banyak perspektif, serta menjawab pertanyaan-
rta nelitian.
= Menuliskan Japoran kualitatif sangat dibantu oleh catatan
lapangan yang kaya, analisis penuh dengan deskripsi yang
dikoding, belum lagi tambahan komentar dari para mitra dan
Seen oenen 1 eee ae ann deat
menulis laporan, paling sedikit kalimat-kalimat alle ea ira!
kasar dari organisasi Landasan dasar ini selanjutnya
dapat dirubah atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
laporan.
193MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN
mengenai subkultur mahasiswa gay di Clement University,
salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah
menghadiri pertemuan para gay dan biseksual. Saya sangat
terperangah dengan intensitas politik pertemuan pertama
itu, dan hal itu adalah sebuah pernyataan yang terlalu halus
untuk mengungkapkan yang sebenarnya (Rhoads dalam
QSE, 1997:13).
Van Maanen dalam Creswell (1998) memperkenalkan juga
laporan naratif pada penelitian kualitatif etnografis, narasi
kritik yang berfokus pada isu-isu politik, sosial, dan ekonomi;
narasi formal yang membangun, menguji, menggeneralisasikan,
dan menyajikan teori; atau narasi yang bergaya wartawan, atau
juga meminjam teknik menulis fiksi para novelis, atau pun
narasi gabungan dari para peneliti dan partisipan yang berbagi
wacana, Berikut ini sebuah laporan yang bergaya cerita fiksi,
apabila anda memilih gaya ini sebaiknya anda berkonsultasi
dulu dengan pembimbing anda, apakah dapat diterima. Yang
dilaporkan adalah reaksi orangtua murid terhadap pembukaan
sekolah untuk anak-anak kulit hitam:
If Ellen McDonough was upset by the news, her husband
Clarence, a tall handsome man with reddish curly hair and
a long straight nose, was outrage. “They did it to me,” he
yelled one evening when I visited their home. “They went and
did it to me, these goddam sons of bitches. I told you there ‘d
be no running from them. You lead your life perfect as a
pane of glass, go to church, work forty hours a week at the
same job, year in year out, keep your complaints to yourself,
and they did it to you”. (Apabila Ellen McDonough sangat
terguncang begitu ia mendapat berita, suaminya Clarence,
seorang laki-laki yang tinggi dan tampan dengan rambut
ikal dan kemerah-merahan dengan hidung yang lurus,
meledak-ledak karena marah. “Mereka lakukan itu
padaku”, ia berteriak pada suatu sore waktu aku
bertandang ke rumah mereka.“Mereka benar-benar
melakukan hal itu padaku, orang-orang brengsek. Aku telah
mengatakan kepadamu bahwa kita tidak bisa melarikan ditt
dari mereka. Walaupun kamu telah hidup sebaik mungkin
seterang seperti kaca, pergi ke gereja, bekerja empat puluh
jam seminggu pada pekerjaan yang sama, dari tahun ke
196METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
tahun, menahan segala keluhan dal. iri i
di i, da
toh mereka melakukan hal itu kepadame (eedea don
Biklen, 1982:181), ‘Bogdan dan
Dae eee bentuk laporan yang merujuk
kepada § ur retorik, yang harus mengandung tiga kom-
ponen: pertama, deskripsi yang menjawab apa yang sedang
terjadi. Ia melakukannya dengan teknik-teknik seperti urutan
kronologis, urutan menurut sang peneliti sendiri, fokus yang
progresif, kejadian kunci yang penting, plot dan karakter,
interaksi kelompok, kerangka berpikir analitik, dalam narasi
dengan banyak perspektif. Kedua, analisis data, yang meliputi
penjelasan temuan penclitian, menampilkan laporan temuan,
melaporkan prosedur kegiatan lapangan, mengidentifikasi
keteraturan terbentuknya pola-pola dalam kumpulan data,
membandingkan kasus dengan kasus lain, mengevaluasi
informasi, menganalisis informasi dalam kerangka berpikir,
yang lebih luas, mengkritik proses penelitian, dan mengusul-
kan perubahan desain penelitian. Ketiga, penafsiran penelitian
harus dimasukkan dalam bentuk retorik. Ini berarti, bahwa
peneliti dapat memperpanjang analisis, membuat kesimpulan
dari berbagai informasi, mengikuti petunjuk dari mitra peneliti
yang berperan sebagai perantara atau “gatekeepers”, merujuk
kepada teori, memfokuskan kembali kepada penafsiran,
menganalisis dan menafsirkan proses penafsiran, atau mencari
format alternatif, (Wolcott dalam Creswell, 1998:182-183).
Emerson memilih bentuk narasi tematik, yang dibangun
dari berbagai unit tematik dalam catatan lapangan dan
komentar-komentar analitik. Narasi tematik yang dibentuk
secara induktif ini mengikuti struktur sebagai berikut:
* Pendahuluan (Introduction), yang mengantarkan perhatian
dan fokus pembaca kepada kajian, dan selanjutnya meng-
hubungkan penafsiran peneliti dengan isu-isu yang lebih
luas dalam kajian ilmiah di bidang disiplin ilmu yang
bersangkutan. “setting” iti
* Memperkenalkan lokasi dan latar atau “setting” penelitian,
dan metode yang digunakan untuk menelaahnya.
* Membuat analisis, dengan menggunakan unit "excerpt com-
mentary” menyusun poin-poin analisis, memberikan pen-
197Beau UMA AZO Aa eel
masi mengenai poin-poin terseby;
jukan langsung, kemudian
analisis rujukan dan kaitan,
jelasan atau infor
membuat singkatan atau TU.
membuat komentar mengenat
in analisis.
. ae ape aer dengan berdasarkan refleksi aval
peneliti dilanjutkan sampal akhir tesis. Penafsiran diper.
luas atau dimodifikasi sesual dengan materi yang diuji, yang
menghubungkan tesis dengan teori umum atau isu muta.
khir, atau dilakukan dengan membuat meta-analisis terha.
dap tesis, metode, dan asumsi-asumsi penelitian, (Emerson
dalam Creswell, 1998:183-184).
Membuat Laporan Penelitian secara Akademik
Apabila Anda menuliskan laporan penelitian untuk keperluan
penyelesaian studi Anda, apakah dalam bentuk skripsi atau
tesis, maka Anda perlu memperhatikan aturan-aturan resmi
dan kaidah-kaidah yang merupakan kelaziman akademik.
Apabila lembaga pendidikan atau Universitas tempat Anda
studi memiliki buku pedoman karya ilmiah, maka sebaiknya
Anda merujuk kepada buku pedoman tersebut untuk membuat
karya akademik terakhir Anda.
Pada umumnya sebuah skripsi atau tesis yang meng-
gunakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai metode penelitian
akan mempunyai sistematika sebagai berikut.
BabI Pendahuluan.
BabII =‘ Telaah Kepustakaan/Kerangka Teoritis.
Bab III Metode Penelitian.
BabIV_Pembahasan Hasil Penelitian.
BabV —_ Kesimpulan dan Rekomendasi.
Secara rinci setiap bab itu akan memuat hal-hal sebagai
berikut.
Bab I Pendahuluan akan meliputi:
Latar belakang masalah.
Fokus masalah dan pertanyaan penelitian.
Verifikasi atau Klarifikasi konsep.
Paradigma penelitian.
Tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
198METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Creswell (1994: 41-53) memberikan penjelasan tentang
pagaimana isi bagian pendahuluan dalam laporan penelitian
kualitatif. Menurutnya bagian ini harus meliputi antara lain:
a) Menentukan permasalahan dalam penelitian.
b) Membahas permasalahan itu dengan dukungan literatur/
wacana,
c) Membahas kekurangan wacana ilmiah yang membahas
permasalahan,
Makna permasalahan bagi para pembaca.
d
Bahasa yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
dianut dalam bahasa tersebut (bahasa Indonesia yang baku,
baik dan benar), dengan menggunakan kata ganti orang
pertama seperti saya atau kami, dan kata ganti orang kedua
seperti anda, untuk menyampaikan kesan yang bersifat pribadi
dan informal dalam kedudukan kualitatif epistemologis, yang
mengurangi jarak antara penulis dan pembaca.
Penelitian kualitatif juga mempunyai pandangan ontologis
| tersendiri mengenai kenyataan, yang diungkapkan dalam
Pendahuluan dengan sikap yang sedikit sekali menggunakan
wacana dan teori berdasarkan pandangan dunia bahwa
kenyataan adalah hasil konstruksi sosial melalui definisi indi-
vidual atau kolektif mengenai situasi tertentu. Karena itu
peneliti tidak bermaksud untuk menutup perdebatan dengan
batas-batas wacana atau teori yang telah ditulis masa lalu, ia
bermaksud memasuki permasalahan dengan pikiran terbuka.
Sebab lain juga karena di dalam bagian pembukaan ini sudah
diperkenalkan, bahwa desain penelitian adalah metodologi
yang induktif, dengan mengembangkan sebuah cerita atau pola
dari kategori-kategori atau tema-tema yang akan memunculkan
(emerged design) dan bukan desain statis, dengan kategori atau
pola berkembang selama kajian berlangsung, bukan ditentukan
sebelumnya.
Ada juga penelitian kualitatif yang kuat kecenderungan
pendekatan deduktifnya seperti bentuk etnografis, meng-
gunakan teori-teori tentang kebudayaan yang akan diuji dalam
bagian pendahuluannya, demikian juga kajian yang mengkritik
teori. Para peniliti yang mengkritik teori, misalnya akan
199menyusun LAPORAN PENELITIAN
eee cen afdeneani tener weehidupan buday,
mania berada dalam ketegangan AP 0%" Oo rol dan peri.
wanan, Atau contoh lain, mengemukakan bagaimana teo,;
i ‘san kelas dalam politik menjelaskan men, a
mengenai pelapisan lam Puendapat sambutan qr
kampanye anti kejahatan gagal a rH an di tiga
negara bagian di Amerika Serikat (Creswell, 1994:45). Jag,
dalam bagian pendahuluan penelitian kualitatif ada juga yang
menggunakan pendekatan kurang induktif dan emerging
walaupun tetap dalam perspektif pihak informan, seperti pada
penelitian kualitatif lainnya. 7
Mengenai pembahasan permasalahan penelitian dalam
pendaheluan, mulailah dengan membahas is yang umum yang
sedang banyak diperbincangkan oleh khalayak pembaca, untuk
kemudian dilanjutkan dengan membahas pokok permasalahan
penelitian dengan jelas. Mengapa harus dimulai dengan topik
yang umum sifatnya? Jawabnya ialah agar menarik pembaca ke
dalam kajian, dan pembaca mulai mengerti ke arah mana
peneliti akan membawanya dalam dialog dan diskusi. Kalimat-
kalimat pertama yang diungkapkan dalam bagian ini yang
tampaknya kontroversial dan sensasional akan memancing
pembaca untuk terus mengikuti kajian selanjutnya. Jurnal-
jurnal ilmiah dapat dijadikan sumber untuk contoh-contoh
bagaimana mengemukakan permasalahan dengan kalimat-
kalimat pembuka yang tepat. Berikut ini beberapa contoh:
The original study was framed by what has been termed
“critical postmodernism”. Critical postmodernism combines
some of the theoretical tenets of critical theory with post-
modern social theory to form a theoretical perspective that
focuses on the constraining aspects of culture and social life,
and which has its goal the creation of emancipatory vision
leading to social transformation. Hence the goal of my study
was to better understand some of the social and cultural con
straints gay and bisexual college men face during their col-
lege years with the hope of articulating a vision of campus
change. (Kajian asal dibentuk oleh kerangka pemikiran
yang disebut “postmodernisme kritis”. Postmodernisme
kritis menggabungkan beberapa keyakinan teoritik dari
teori-teori kritik dengan teori sosial dari postmodernism”
untuk membentuk perspektif teori yang difokuskan hepa
aspek-aspek kendala dalam kehidupan sosial dan kultura’
200METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
dan yang menjadi tujuan kaj
emansipatoris agar terjadi tr;
tujuan dari kajian saya ad
beberapa kendala dalam ke!
dan biseksual yang merek:
guruan tinggi dengan harapan mampu mengartikulasikan
sebuah visi tentang perubahan di k
ye ‘an di kampus) (Rhoads dalam
ian ini menciptakan visi yang
‘ansformasi sosial. Karena itu,
alah untuk lebih memahami
hidupan para mahasiswa gay
a hadapi selama studi di per-
Berikut ini adalah berapa kalimat pembuka dari penelitian
yang dimuat dalam jurnal ilmu sosial.
The transsexual and ethnomethodological celebrity Agnes
changed her identity nearly three years before undergoing
sex reassaignment surgery. (Agnes, seorang transseksual
dan juga selebriti di bidang etnometodologi, mengubah
identitasnya hampir tiga tahun sebelum ia menjalani
operasi untuk mengubah jenis kelaminnya) (Cahill, dalam
Creswell, 1994:48).
Bab II yang membahas rujukan wacana, menjelaskan juga
berbagai konsep dan teori yang menjadi alat analisis data dan
penafsirannya. Dalam proses pengumpulan data, seperti sudah
dibahas terdahuly, teori-teori yang ada di benak sang peneliti,
pada waktu pengamatan berlangsung hanya berfungsi sebagai
“tacit knowledge” saja, atau pengetahuan atau pun teori yang
tidak diungkapkan.
Mengenai isi Bab II ini, Creswell (1994:21-23) meng-
ingatkan, bahwa dalam penelitian kualitatif literatur hendak-
nya konsisten dengan asumsi metodologisnya, yaitu bahwa
literatur digunakan secara induktif dan tidak mengarahkan
pertanyaan peneliti. Dalam penelitian kualitatif yang berorien-
tasi teori seperti etnografi atau etnografi kritis, wacana
mengenai budaya disajikan pada awal rencana kajian dan
disajikan pada bagian yang terpisah seperti pada Rene
Kuan ata dalam Ba ae yak dungearban
ologi, teori gh a
frounded, ata erat dan teori sebaikinya disajikan di
akhir bagian kajian setelah digunakan untuk mem! analogies
atau mengkontraskan hasil temuan, dalam proses mu
201wenyusun LAPORAN pENELITIAN
“emerged” di akhir kajian Untuk lebih jelasnya, Penggunaan
somerge dan kapan disajikan berikul 2° bagannya.
BAGAN 34
eae |
Guna Literatur Kriteria Contoh untuk Metode 4
Tneralur Sgunakan seba- | Beberapa bacaan harus Gi- | Digunakan di semua kajian a
kualitatif
{gai kerangka permasala- | persiapkan
han dibagian Pendahuluan
Literatur disajikan dalam| Pendekatan seperti ini biasa| Pendekatan int digunakan
pasien terpisah sebagail citakukan dalam pene ‘20 dalam kajian dengan meng-
Kajian Pustaka tradisional dengan pendekatan gunakan teori dan literatur |
positifistik yang kuat pada awal kajian,
seperti etnografi, dan kajian
teor kritis
Treratur disajkan pada | Pendekatan ini cocok untuk Pendekatan ini dipakai dalam
bagian akhirdaikajan,dan | proses indukt dar penelitian| semua bentuk kajian kualitatf,
dijadixan basis untukmem- | kualitatif, iteratur tidak me-| terutama pada tipe grounded, |
bandingkan dan meng- | ngarahkan dan membimbing- untuk membandingkan dan
ontraskan hasil temuan | tetapi membantu apabila pola! mengkontraskan teori yang
pada peneltan kuaiitatit | atau Kategori sudah diiden-| dipakai dengan teori-teort Iain |
tifkasi dalam literatur.
(Creswell, 1994 :23)
Bab III dalam laporan penelitian merupakan bagian yang
menjelaskan aspek epistemologis penelitian Anda. Anda akan
mmenerangkan metode apa yang dipilih dan mengapa metode itu
yang dipilih. Bahwa Anda akan memilih Penelitian ‘Tindakan
Kelas sebagai metode penelitian Anda, maka sebab-sebab
pemilihan itu sudah dibahas dalam bab-bab terdahulu. Yang
perlu ditekankan adalah tuntutan pragmatik di lapangan:
Seperti yang Anda jelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa
salah satu solusi ialah dengan melakukan Penelitian Tindakan
Kelas, yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
keterampilan gurw/dosen dan hasil belajar siswa atau mahe
siswa.
__ Berdasarkan literatur, konsep dan teori dibahas dalam bab
ini dengan pendekatan induktif, dalam membantu analisis data
untuk kausalitas, membandingkan, mengkontraskan, 49”
202METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
nengurutkan. Penelitian Tindakan Kel
ming grounded, artinya dari kom
membantu memunculkan teori baru, dan karenanya toori bare
gibutuhkan waktu analisis. Akan tetapi, melihat bagaimana
penelitian ini dilaksanakan, dengan banyak menggunakan
konsep-konsep sosiologi dan budaya maka karakter Penelitian
Tindakan Kelas juga cenderung ke kajian etnografis, sehingga
teori-teori yang kuat dari sosiologi dan antropologi diperlukan
sejak awal, hampir seperti pada penelitian kuantitatif.
Berikut ini adalah beberapa contohnya:
HI. (2004) melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan
tujuan menulis tesis dengan permasalahan mengintegrasi-
kan teknik resolusi konflik dalam pembelajaran sejarah. Ini
merupakan hal baru dalam mengajarkan sejarah, karenanya
ia memilih Penelitian Tindakan Kelas dengan alasan bahwa
dengan cara melatih beberapa kali dalam siklus penelitian,
guru pada akhirnya memperoleh keterampilan untuk
menggunakannya dalam mengajar. Dalam kajian pustaka,
H.I. selain membahas teori-teori mengenai peraihan.
kesadaran sejarah pada diri siswa, juga teori mengenai
bagaimana siswa mengidentifikasi jenis-jenis konflik dari
Mertz (2002). Untuk kepentingan pembelajaran memakai
teknik resolusi konflik ia merujuk kepada teori-teori dari
Eric (1999), Cohen et.al. (2000), Johnson & Johnson (1995),
dan Stephan (1998). Para pakar ini mengemukakan betapa
pentingnya siswa dalam kehidupan bermasyarakat dewasa
ini mampu mengidentifikasi konflik, memahami masalah
konflik, mampu memecahkan masalah dan melatih emosio-
nalnya, tidak menjadi pemicu kekerasan, dan menjadi
pencipta kedamaian, (Hasan Iman, 2004:25-26).
an Kelas termasuk penelitian
pilasi data yang dianalisis akan
Nilai-nilai yang dikembangkan tadi kemudian diintegrasi-
kan ke dalam pembelajaran sejarah dengan topik-topik yang
™engandung perpecahan atau konflik. Materi peiajaran sejarah
nasional maupun sejarah dunia sarat dengan peristiva-
Peristiwa yang mengandung an guru tinggal menyeleksi-
nya aga: i kurikulum. = ;
Untuk, cou eee aemabarai aspek teoritik a eae
kehidupan berbangsa, H.I. menambah pengetahuanny:
i salah
dengan berbagai wacana mengenai cara pemecahan mas:
203wenvusun LAPORAN PENELITIAN
a | ab air, antara lain dengan mem|
aa horisontal di jourbal tergocial and Cultural ae
“Antropolog Inne kan ole UL Kuss erin
tahun 2000. Dalam artikel-artikelnya mengenai situas{
konflik dan kekerasan di berbaga) tempat di tanah air,
kekerasan dan konflik yan8 terjadi di Maluku, sangat
menarik perhatian dan menantang pengetahuannya. Penu-
lis artikel yang berjudul “Conspiracy Theories, Apocalyptic
Narratives and the Discursive Construction of Violence in
Maluku” Niels Ole Bubandt menandingi teori yang dikemu-
kakan di media massa yang disebut teori “instrumentalist”
dengan teori millenarian yang melukiskan “an up coming
apocalyptic battle” antara umat Kristen dan Islam sebagai
tonda tibanya dunia kiamat. Peneliti yang memahami
simbol dan makna dalam gerakan millenarian, karena yang
bersangkutan adalah alumni Jurusan Pendidikan Sejarah,
mendapat pengetahuan baru bagaimana kekerasan dan
Konflik dianalisis menurut kerangka pemikiran yang tidak
sama dengan “mainstream”. Maka ia mengambil kesim-
pulan, bahwa wacana ini hanya untuk dipahami diri sendiri
saja, karena apabila berbagi dengan para mitra peneliti
akan menyulitkan mereka sendiri, karena tidak memiliki
pengetahuan dasar tentang teori millenarian. Hal ini mem-
berikan pemahaman lain bagi H.I. yakni bahwa dalam ilmu
pengetahuan pun betapa berbedanya analisis atau pema-
haman yang diberikan terhadap suatu peristiwa sejarah bila
ditinjau dari visi yang berbeda (Bubandt, dalam Antropologt
Indonesia, 2000:15-32).
Ke dalam Bab IV, peneliti akan menampilkan bagian
terbesar dalam kegiatan penelitian, yakni hasil temuan
penelitian dan analisisnya. Hasil pengumpulan data dari
berbagai teknik pengumpulan data seperti kegiatan pene
matan atau observasi yang dicatat dalam catatan lapangan atau
fieldnotes, wawancara, buku harian, hasil koding dan kategori-
sasi, analisis dan refleksi sepanjang siklus-siklus yané
dilakukan, dilaporkan dalam bab ini. Sedemikian kaya kha2’-
nah data Penelitian Tindakan Kelas yang harus dilaporkat
sehingga diperlukan teknik-teknik penyederhanaan. Salah satu
di antaranya adalah melakukan reduksi data, yan8 dalam
204METOOE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
analisis eee enon yang paling awal. Reduksi data
berarti ea angkan data yang tidak relevan dengan fokus
penelitian. eknik penyederhanaan lain adalah matriks-
matriks yang dibuat dengan kolom-kolom penampilan faktual
dan analisisnya, yang dalam Bab IV harus ditampilkan
analisisnya secara utuh.
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan laporan
penelitian kualitatif untuk Bab IV:
IMF, melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk keper-
luan menyusun tesis. Fokus permasalahannya adalah
bagaimana menerapkan konsep siswa dalam pembelajaran
Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Setelah melakukan
penelitian dan pengumpulan data serta membuat analisis
berkelanjutan dalam beberapa siklus di sebuah SD di
Pamekasan Madura, peneliti kembali ke kampusnya untuk
menganalisis secara keseluruhan dan membuat laporannya.
Matriks dibuat untuk memetakan apa yang terjadi di
lapangan (atau di kelas) dan analisis reflektifnya, sedang-
kan bahasan dan analisis lengkapnya disajikan dalam Bab
IV sebagai berikut:
Pengeksplorasian konsep siswa dilakukan melalui perta-
nyaan melacak dan menuntun secara dialogis tentang
konsep lokasi/letak desa/kelurahan. Pertanyaan dimulai
dengan menanyakan tempat tinggal siswa. Ini dilakukan
untuk mengantarkan dan membimbing siswa mengenal
konsep letak/lokasi tempat tinggal mereka. Pengenalan
awal tai dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dan
kesiapan belajar siswa, serta mengantarkannya memasuki
fokue kajian yaitu pembelajaran tentang lokasi desa/
kelurahan. Pada siklus pertama ini, guru harus melakukan
dialog-dialog agar siswa dapat memahami arah dan maksud
pertanyaan guru, yaitu bagaimana siswa mempersepsikan
konsep letak/lokasi desa/kelurahan.
Guru. Faris, di mana kamu tinggal?
Siswa 1 : di Jalan Segara, Bu. ,
Guru: Jalan itu berada di daerah mana?
Siena 1. disana, Bu (tangan siswa menunjuk ke
suatu arah). _
Guru; Di sekitar sekolah ini?
205Siswa 1
Guru
Siswa 1
Guru
Siswal :
Guru
Siswa 2
Guru
Siswa2 :
Guru
Siswa2 :
Guru
Siswa 2 :
Guru
Siswa2 :
Guru
Siswa3 :
Guru
MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN
a, Bu. a
Baik "Sekolah ini tepatnya berada di wilayah
mana?
222
Di Jungeang-cang, kan?
Betul, Bu. , ,
Sekarang kamu, Fadhik, di mana kamu tinggal?
Di Jalan Sersan Misrul, Bu.
Tepatnya di daerah mana?
Di sebelah utara gadin, Bu. /
Kalau dari Jungeang-cang, ada di sebelah mana?
Di sebelah utara.
Apa nama daerah itu?
277
Gladak Anyar, maksudmu?
Betul, Bu.
Baiklah. Tadi Faris telah menyebutkan
Jungcang-cang, dan Fadhik menyebut Gladak
Anyar, keduanya nama apa?
Nama tempat, Bu.
Maksud ibu, desa atau apa?
Pada akhir eksplorasi ini, sebenarnya siswa telah
mengungkapkan konsepsi mereka tentang letak/lokasi desa/
kelurahan, seandainya saja guru tidak terlalu cepat
melakukan intervensi, dengan memberikan penjelasan.
Sementara itu ada dua orang siswa di kelas yang meng-
acungkan tangan ingin menjawab. Tampaknya, guru tidak
menyadarinya. Hal ini terjadi terutama apabila siswa
memberikan jawaban yang salah, atau tidak memberikan res-
pons, dalam beberapa kali lontaran pertanyaan atau dialog.
Siswa3 :
Guru
Guru
206
Bukan desa Bu, tapi kelurahan.
Apa betul itu nama kelurahan, bagaimana kamu
memastikan hal itu? (atas pertanyaan guru,
siswa tampak berpikir, sementara siswa lainnya
berbuat yang sama, tetapi ada pula siswa yang
menoleh ke kiri dan ke kanan).
Baiklah, kelurahan itu adalah suatu tempat
yang letaknya berada di dalam kota, sedangkan
desa berada ... (dipotong oleh siswa)METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Siswa 15: Di luar wilayah kota, Bu.
Siswa 4 : Saya, Bu, kalau desa tempatnya jauh di luar kota,
kalau kelurahan berada di kota. Jungcang-cang
dan Gladak Anyar tempatnya dekat dengan kota,
jadi ada di kelurahan, bukan di desa.
Dari hasil observasi, tampak bahwa penggunaan pertanyaan
melacak dan menuntun secara dialogis yang bersifat mediatif
dan fasilitatif ini sebenarnya cukup baik dan berhasil menjadikan
dialog yang menantang potensi kognitif siswa. Selama proses
tanyajawab berlangsung, guru seakan memberikan semacam
mental roundtrip —meminjam istilah Piaget- kepada siswa. Ini
penting artinya bagi siswa, karena dialog itu semacam
perjalanan yang nantinya membawa siswa kepada tujuan, di
samping siswa dibimbing secara perlahan untuk mencari kaitan-
kaitan konseptual dengan pengetahuan yang sudah terdapat
dalam peta kognitifnya. Dengan membangun jembatan pema-
haman diri tentang suatu konsep, pengetahuan baru ini dibawa
untuk diinternalisasikan ke dalam struktur kognitif siswa yang
sudah terbentuk sebelumnya. (Penjelasan: cetak miring adalah
komentar/analisis peneliti. Farisi, 1997: 151).
Contoh berikutnya adalah bagaimana penelitian kualitatif
yang bersifat etnografis menyajikan laporan penelitiannya,
sebagai berikut.
Herr dan Anderson meneliti dua buah sekolah orang-orang
Meksiko, untuk mengkaji bagaimana para siswa membentuk
jdentitas mereka dalam struktur, kultur, dan sumber-sumber
informasi yang disediakan oleh sekolah sebagai lembaga,
dalam perspektif silang nasional. Salah satu sekolah
menengah (semacam college) adalah Lazaro Cardenas, yang
merupakan sekolah menengah persiapan ke perguruan tinggi
la Prepa) yang populer di kalangan anak-anak Meksiko.
Jorge Ubalde Ramos adalah seorang “prepa” tahun kedua di
sekclah ini, Ia mempunyai seorang saudara laki-laki dan tiga
saudara perempuan. Ayahnya tidak ada di rumah. Ibunya
bekerja dibantu oleh kakak laki-laki dan perempuan,
sehingga memungkinan Jorge dan dua adik perempuannya
sekolah. Berikut ini narasi wawancara peneliti dengan Jorge,
bagaimana kehidupan rutinnya sehari-hari:
Well, I get up at 5:30 in the morning. I take a shower, have
207MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN
breakfast, pick out my clothes, iron them, and then take my
presen The first Mee ke about 20 minutes, and then T have tg
transfer to another one that takes about 25 minutes. I usually
get lo school about five or ten minutes before 7:00 a.m., when
Classes start. 1 put my books in the classroom and go into the
courtyard to chat with my friends until the teacher comes. If
Toe done my homework, I check it with my friends. If I've not,
Lash them for theirs ~ the same with others who haven't done
it. We pass our homework around among ourselves. If the
teacher is late, we take off. We go playing basketball, or we
go get something to eat. (Saya bangun pada 5.30. Saya mandi,
sarapan, ambil pakaian dan menyeterikanya, kemudian
menuju ke tempat bus. Bus yang pertama membutuhkan
waktu 20 menit, kemudian harus pindah ke bus berikutnya
yang memakan waktu 25 menit tiba di sekolah lima atau
sepuluh menit sebelum kelas mulai, pada pukul 7. Saya me-
nyimpan dulu buku-buku di kelas, kemudian ke luar
bergabung dengan kawan-kawan untuk ngobrol sambil
menunggu guru datang. Bila saya mengerjakan PR, maka
saya samakan dengan punya kawan-kawan, dan bila tidak
mengerjakan, saya pinjam punya mereka— sama seperti
mereka juga suka pinjam sama saya. Kami mengedarkan PR
kami di antara kawan-kawan. Bila guru tidak datang, kami
pergi main basket, atau mencari makanan).
Jorge kemudian menjelaskan pelajaran matematikanya:
The teacher arrives. He begins doing the procedures on the
blackboard. He just does the problems on the board, but out
loud. I mean he doesn’t really explain that this is this, and
that is that, and that you'll need to know this for this reason.
No, he just does the problems out loud on the board. He ar-
rives. He solves the problems. And that’s all the explanation
we get. (Guru datang. Ia mulai menuliskan prosedur
(perhitungan) di papan tulis. Ia memecahkan soal-soal di
papan tulis, tetapi sambil bicara dengan suara keras. Mak-
sud saya, ia sebenarnya tidak menjelaskan bahwa ini adalah
ini, dan itu adalah itu, dan bahwa kamu harus tahu ini kare-
na alasan ini. Tidak, ia hanya menyelesaikan soal-soal di
papan tulis sambil berbicara keras. Ia datang. Ia memecab-
kan soal-soal. Dan hanya itulah penjelasan yang kami dapat)
208METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
Waktu kami tanya mengapa ia menyukai pel
gpanyol, Jorge menjavrab an bahasa
Because the teacher assigned books to read. And we had to
read them and then doa report on the plot, important
themes, title, author; and then in class she'd ask us about
bibliographic references, where the author was born, and
things like that, (Karena guru menugaskan membaca buku-
buku. Dan kami harus membacanya, dan kemudian di ke
ia akan menanyakan tentang rujukan kepustakaan, dim
pengarang dilahirkan, pertanyaan-pertanyaan seperti itu).
Jorge tidak begitu yakin, apakah akan melanjutkan studi ke
universitas atau bekerja:
Jorge: Now I'm not sure whether to go to the university
or whether to get a job. I'd like to go to the university...I don’t
know. I don't know. I'm not sure yet... but... yeah, F'd like to
go to the university.
Interviewer: Why aren’t you sure? Is it the pressure to con-
tribute to the family?
Jorge: Well... yeah
Interviewer: Or are you tired of school?
Jorge: It is that too... There really isn’t any career that
I'm interested in ... I mean, I always like physics... No, I
guess I'd really rather go to work, so I can help my family...
50 my two younger sisters can continue their studies. *
(Jorge: Sekarang saya tidak yakin apakah melanjutkan ke
universitas atau mencari pekerjaan. Saya ingin melanjutkan
ke universitas... Saya tidak tahu. Saya a tabu, Saya ma-
i ‘akin...ya, saya ingin melanjutkan ke universitas.
Pewewanearat Mengapa kamu tidak yakin? Apakah karena
harus membantu keluarga?
Jorge: Well... ya.
Pewawaneara: Atau apakah kamu sudah bosan sekolah?
s ‘1 Sebetulnya saya tidak mempunyai minat
doge: ta juga Soe gad ang ae se nea
pelajaran Fisika .--- Tidak, saya kira eee cari
pekerjaan saja, kavena saya ingin membantu_ eluare es
agar dua adik perempuan oy! ae me ee. 1997-48-52)
jaran/studinya. (Herr dan Anderson, dalam QSE, 148-5
209WeNYUSUN LAPORAN PENELITIAN
Bab V berisi kesimpulan dan saran atau rekomendasi,
Kesimpulan atau research findings, dapat dituliskan dalam
bentuk sistematika butir demi butir atau pointers, atau dapat
juga disajikan dalam narasi yang singkat padat. Kesimpulan
berupa temuan penelitian hasil serangkaian panjang analisis
dan penafsiran penuh dengan pemaknaan oleh peneliti, dan
karenanya berbeda dengan rangkuman atau summary. Agar
lebih jelas, berikut adalah kesimpulan yang diambil oleh E.W,
(1999) dalam tesisnya yang mengambil permasalahan peng-
gunaan garis waktu atau “time line” dalam pembelajaran
sejarah sebagai berikut.
1. Model pembelajaran Garis Waktu di kelas 4 Sekolah Dasar
dapat digunakan sebagai sarana pengembangan kemampuan
berpikir kronologis siswa melalui Pembelajaran IPS/Sejarah
berdasarkan alasan-alasan berikut.
a) Mudah dan sederhana pembuatannya.
b) Mengajak siswa untuk mengerti peristiwa-peristiwa
sejarah dengan urutan yang benar dan logis.
c) Membangun kondisi belajar siswa agar aktif dan kreatif.
d) Didukung oleh tingkat kemampuan berpikir siswa.
2. Dari Pihak guru peningkatan kinerja akan tercapai dengan
upaya-upaya seperti:
a) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pentingnya
memberikan pelayanan terbaik kepada siswa.
Menciptakan iklim kelas yang demokratis dan
menyenangkan dalam bentuk komunikasi interaktif.
c) Meyakinkan dirt bahwa model garis waktu dapat
membantu siswa meningkatkan minat belajar dan
kemampuan berpikir kronologis.
Meningkatkan wawasan tentang tujuan dan manfaat
model garis waktu serta melatih diri untuk meran-
cangnya dalam bentuk-bentuk yang menarik.
e) Menambah pengetahuan dan keterampilan bentuk-
bentuk evaluasi yang dapat menilai proses dan hasil
pembelajaran. (Wiyanarti, 1999: 149-151).
b
eI
Bagian kedua Bab V adalah rekomendasi. Rekomendasi
dapat ditujukan kepada para pengguna, para pembuat kebijale
210METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
kan dan para pengambil keputusan, serta ke
u : pada para
peneliti berikutnya yang berthinat untuk mmeneruskan ee
kajian dengan tema yang sama. bs
Bagian lain yang tidak kuran i i
g pentingnya dari bab-bab
adalah abstrak. Abstrak merupakan narasi singkat yang berisi
bagian-bagian penting dari penelitian, yang meliputi judul
penelitian, permasalahan, pendekatan dan penyelesaian
permasalahan, landasan teori yang digunakan, hasil temuan
penelitian, dan rekomendasi.
Menuliskan Laporan Penelitian untuk Jurnal
Pada umumnya tulisan artikel dalam jurnal penelitian men-
cakup hal-hal berikut.
. Abstrak
Pengantar/pendahuluan
. Permasalahan
. _Kerangka teoritik
Aplikasinya dalam analisis
. Kesimpulan
Daftar bacaan
None
Abstrak dalam jurnal lebih singkat dibandingkan dengan
abstrak untuk keperluan akademis. Terdiri dari 8-12 baris yang
ditik satu spasi dengan huruf miring (italics) sebelum Pen-
dahuluan, abstrak berisi permasalahan penelitian, teori yang
dipakai, aplikasinya, dan temuan penelitian secara singkat.
Untuk jelasnya berikut adalah salah satu contoh:
Indonesia is a multicultural society consisting of more than
500 ethnic groups, cultures, and various religious beliefs.
They are united as a nation by the national state system of
Indonesia, The Indonesian state was built by the founding
fathers on the basis of the ideology of “Unity in Diversity”
(Bhinneka Tunggal Ika). During the Soeharto regime, it was
turned into a state of militarism, violence, totalitarianism,
and was centred in the hands of powerful elites. In line with
the violence, militarism and totalitarianism, there has been
an active use of primordialism (ethnicity and Islamic reli-
gion as the political tools). In this article, the author presents
211weNyUSUN LAPORAN PENELITIAN
esia’s multiculturalism and its potentials
‘a nation, as well as solutions on
d maintain a democratic
the essence of Indon'
to unite and break up as
how to take care an
multiculturalism. (Suparlan, 2000:1).
Penulisan Laporan Penelitian untuk Hibah
Penelitian
Akhir-akhir ini banyak kesempatan terbuka bagi guru dan
dosen untuk mendapat kesempatan meneliti, dengan mengikuti
kompetisi Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan
oleh Diknas. Sebaiknya guru dan dosen berlomba-lomba mengi-
kuti kompetisi ini, karena di samping adanya kesempatan
melakukan penelitian dengan dibiayai, yang lebih penting lagi
terbukanya kesempatan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sistematika penulisan pelaporannya hampir sama dengan
sistem akademik, dengan format sebagai berikut.
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
. Identifikasi Masalah
. Rumusan Masalah Penelitian
. Tujuan Penelitian
. Manfaat Penelitian
. Definisi Istilah
SAU W>
Bab II : Kajian Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
‘A. Rancangan Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
4, Tahap Refleksi
. Hipotesis Tindakan (bila perlu)
| Subjek Penelitian, Lokasi, Waktu
. Teknik Pengumpulan Data
” Teknik Analisis Data
moo
212METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Bab IV : Hasil Penelitian dan P,
Be Arosa in Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Lampiran.
(Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Diknas, 2004:2)
Rangkuman
Penulisan laporan penelitian kualitatif dapat bervariasi struktur,
bentuk, dan gayanya. Yang penting laporan dibuat dengan
kredibel, menampilkan kenyataan dengan jujur, didukung oleh
data yang kaya, dan mewakili banyak perspektif. Laporan
penelitian yang bersifat umum harus objektif dan impersional
sifatnya, dengan memakai narasi yang realistik. Ada juga laporan
yang berbentuk pengakuan dan menyajikan narasi yang
impresionistik. Keduanya memakai kata ganti orang pertama,
untuk menunjukkan penulisan yang bersifat pribadi.
Laporan yang bersifat akademik harus memperhatikan
kaidah-kaidah akademik yang berlaku secara umum, atau
ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku di lembaga yang
bersangkutan sesuai dengan isi pedoman karya ilmiah institusi
tersebut. 2 | |
Laporan penelitian untuk keperluan menulis artikel di
jurnal penelitian lebih singkat dan ketat, dengan bahasa yang
lugas dan padat (seperti yang tampak pada bagian abstraknya).
Bagi guru dan dosen yang mendapat hibah penelitian ada
lagi bentuk penulisan laporan penelitian, yang: bentuknya
seperti laporan akademik yang disederhanakan.
Tes Formatif untuk Kegiatan Belajar Bab 10
1. Menyusun laporan penelitian umum dalam corak narasi
yang realistik akan berbentuk %
A. Laporan yang langsung dan gas
B. Laporan yang objektif dan ilmi
213Peer 0. lve Adalat ene
C. Laporan dengan sudut pandang yang impersional
D. Semua jawaban di atas benar
Laporan yang berbentuk narasi impresionistik meng.
gambarkan ...
‘A. Pengalaman lapangan yang objektif
B. Pengalaman lapangan yang dramatik
C. Pengalaman lapangan yang intensif
D. Pengalaman lapangan dengan visi orang kedua
Laporan yang bergaya penulisan fiksi atau novel memerlu-
kan ...
‘A. Bimbingan penulis fiksi profesional
B. Bimbingan editor dari penerbit
C. Izin dari pembimbing akademik
D. Izin dari penerbit
_ Laporan penelitian akademik meliputi Bab II yang menam-
pilkan ...
A. Pendahuluan
B. Kajian Pustaka
C. Hasil penelitian
D. Kesimpulan dan saran
gedangkan dalam bagian Pendahuluan termasuk juga
pembahasan tentang ...
'\. Permasalahan penelitian
B. Pembahasan data lapangan
C. Kesimpulan
D. Rekomendasi
. Rekomendasi dalam laporan penelitian akademik, dapat
ditujukan kepada ...
A. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
B. Jaksa Agung
C. Menteri Luar Negeri
D. Menteri Pendidikan Nasional
-bstrak dalam laporan penelitian akademik cukup ditulis
singkat satu spasi dalam ...
21410.
METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Dua atau tiga alinea saja
B. Dua atau tiga halaman saja
C. Satu halaman saja
Dp. Dua atau tiga halaman saja
Sedangkan abstrak untuk jurnal, ditulis singkat satu spasi
dalam ...
A. Dua atau tiga alinea saja
B. Dua atau tiga baris saja
C. Delapan atau duabelas alinea saja
D. Delapan atau duabelas baris saja
Metode penelitian dalam laporan penelitian akademik,
dibahas dalam ...
ABab I
B.Bab II
C.Bab Ul
D.Bab IV
Sedangkan dalam jurnal, metode penelitian dituliskan
dalam ...
A. Bagian abstrak
B. Bagian Pendahuluan
C. Bagian Permasalahan
D. Bagian Kesimpulan.