Anda di halaman 1dari 21
METO DE PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB 10 Menyusun Laporan Penelitian Pengantar Setelah berbagai kegiatan penelitian berakhir, selanjutnya peneliti dituntut untuk menyusun laporan penelitian. Ada berbagai format laporan yang dapat ditulis oleh peneliti, berbentuk narasi kronologis, sintesis topik atau konsep, atau laporan penyelesaian masalah yang disusun menurut masalah, isu, atau pertanyaan-pertanyaan kunci. Apa pun format laporan yang dipilih, sebaiknya laporan itu ditulis dengan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan hendaknya dapat meyakinkan pembaca, bahwa apa yang ditulis menggambarkan kenyataan yang dikaji, didukung oleh data yang akurat, tuntas, dan mewakili banyak perspektif, serta menjawab pertanyaan- rta nelitian. = Menuliskan Japoran kualitatif sangat dibantu oleh catatan lapangan yang kaya, analisis penuh dengan deskripsi yang dikoding, belum lagi tambahan komentar dari para mitra dan Seen oenen 1 eee ae ann deat menulis laporan, paling sedikit kalimat-kalimat alle ea ira! kasar dari organisasi Landasan dasar ini selanjutnya dapat dirubah atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan laporan. 193 MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN mengenai subkultur mahasiswa gay di Clement University, salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah menghadiri pertemuan para gay dan biseksual. Saya sangat terperangah dengan intensitas politik pertemuan pertama itu, dan hal itu adalah sebuah pernyataan yang terlalu halus untuk mengungkapkan yang sebenarnya (Rhoads dalam QSE, 1997:13). Van Maanen dalam Creswell (1998) memperkenalkan juga laporan naratif pada penelitian kualitatif etnografis, narasi kritik yang berfokus pada isu-isu politik, sosial, dan ekonomi; narasi formal yang membangun, menguji, menggeneralisasikan, dan menyajikan teori; atau narasi yang bergaya wartawan, atau juga meminjam teknik menulis fiksi para novelis, atau pun narasi gabungan dari para peneliti dan partisipan yang berbagi wacana, Berikut ini sebuah laporan yang bergaya cerita fiksi, apabila anda memilih gaya ini sebaiknya anda berkonsultasi dulu dengan pembimbing anda, apakah dapat diterima. Yang dilaporkan adalah reaksi orangtua murid terhadap pembukaan sekolah untuk anak-anak kulit hitam: If Ellen McDonough was upset by the news, her husband Clarence, a tall handsome man with reddish curly hair and a long straight nose, was outrage. “They did it to me,” he yelled one evening when I visited their home. “They went and did it to me, these goddam sons of bitches. I told you there ‘d be no running from them. You lead your life perfect as a pane of glass, go to church, work forty hours a week at the same job, year in year out, keep your complaints to yourself, and they did it to you”. (Apabila Ellen McDonough sangat terguncang begitu ia mendapat berita, suaminya Clarence, seorang laki-laki yang tinggi dan tampan dengan rambut ikal dan kemerah-merahan dengan hidung yang lurus, meledak-ledak karena marah. “Mereka lakukan itu padaku”, ia berteriak pada suatu sore waktu aku bertandang ke rumah mereka.“Mereka benar-benar melakukan hal itu padaku, orang-orang brengsek. Aku telah mengatakan kepadamu bahwa kita tidak bisa melarikan ditt dari mereka. Walaupun kamu telah hidup sebaik mungkin seterang seperti kaca, pergi ke gereja, bekerja empat puluh jam seminggu pada pekerjaan yang sama, dari tahun ke 196 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS tahun, menahan segala keluhan dal. iri i di i, da toh mereka melakukan hal itu kepadame (eedea don Biklen, 1982:181), ‘Bogdan dan Dae eee bentuk laporan yang merujuk kepada § ur retorik, yang harus mengandung tiga kom- ponen: pertama, deskripsi yang menjawab apa yang sedang terjadi. Ia melakukannya dengan teknik-teknik seperti urutan kronologis, urutan menurut sang peneliti sendiri, fokus yang progresif, kejadian kunci yang penting, plot dan karakter, interaksi kelompok, kerangka berpikir analitik, dalam narasi dengan banyak perspektif. Kedua, analisis data, yang meliputi penjelasan temuan penclitian, menampilkan laporan temuan, melaporkan prosedur kegiatan lapangan, mengidentifikasi keteraturan terbentuknya pola-pola dalam kumpulan data, membandingkan kasus dengan kasus lain, mengevaluasi informasi, menganalisis informasi dalam kerangka berpikir, yang lebih luas, mengkritik proses penelitian, dan mengusul- kan perubahan desain penelitian. Ketiga, penafsiran penelitian harus dimasukkan dalam bentuk retorik. Ini berarti, bahwa peneliti dapat memperpanjang analisis, membuat kesimpulan dari berbagai informasi, mengikuti petunjuk dari mitra peneliti yang berperan sebagai perantara atau “gatekeepers”, merujuk kepada teori, memfokuskan kembali kepada penafsiran, menganalisis dan menafsirkan proses penafsiran, atau mencari format alternatif, (Wolcott dalam Creswell, 1998:182-183). Emerson memilih bentuk narasi tematik, yang dibangun dari berbagai unit tematik dalam catatan lapangan dan komentar-komentar analitik. Narasi tematik yang dibentuk secara induktif ini mengikuti struktur sebagai berikut: * Pendahuluan (Introduction), yang mengantarkan perhatian dan fokus pembaca kepada kajian, dan selanjutnya meng- hubungkan penafsiran peneliti dengan isu-isu yang lebih luas dalam kajian ilmiah di bidang disiplin ilmu yang bersangkutan. “setting” iti * Memperkenalkan lokasi dan latar atau “setting” penelitian, dan metode yang digunakan untuk menelaahnya. * Membuat analisis, dengan menggunakan unit "excerpt com- mentary” menyusun poin-poin analisis, memberikan pen- 197 Beau UMA AZO Aa eel masi mengenai poin-poin terseby; jukan langsung, kemudian analisis rujukan dan kaitan, jelasan atau infor membuat singkatan atau TU. membuat komentar mengenat in analisis. . ae ape aer dengan berdasarkan refleksi aval peneliti dilanjutkan sampal akhir tesis. Penafsiran diper. luas atau dimodifikasi sesual dengan materi yang diuji, yang menghubungkan tesis dengan teori umum atau isu muta. khir, atau dilakukan dengan membuat meta-analisis terha. dap tesis, metode, dan asumsi-asumsi penelitian, (Emerson dalam Creswell, 1998:183-184). Membuat Laporan Penelitian secara Akademik Apabila Anda menuliskan laporan penelitian untuk keperluan penyelesaian studi Anda, apakah dalam bentuk skripsi atau tesis, maka Anda perlu memperhatikan aturan-aturan resmi dan kaidah-kaidah yang merupakan kelaziman akademik. Apabila lembaga pendidikan atau Universitas tempat Anda studi memiliki buku pedoman karya ilmiah, maka sebaiknya Anda merujuk kepada buku pedoman tersebut untuk membuat karya akademik terakhir Anda. Pada umumnya sebuah skripsi atau tesis yang meng- gunakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai metode penelitian akan mempunyai sistematika sebagai berikut. BabI Pendahuluan. BabII =‘ Telaah Kepustakaan/Kerangka Teoritis. Bab III Metode Penelitian. BabIV_Pembahasan Hasil Penelitian. BabV —_ Kesimpulan dan Rekomendasi. Secara rinci setiap bab itu akan memuat hal-hal sebagai berikut. Bab I Pendahuluan akan meliputi: Latar belakang masalah. Fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Verifikasi atau Klarifikasi konsep. Paradigma penelitian. Tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 198 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS Creswell (1994: 41-53) memberikan penjelasan tentang pagaimana isi bagian pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif. Menurutnya bagian ini harus meliputi antara lain: a) Menentukan permasalahan dalam penelitian. b) Membahas permasalahan itu dengan dukungan literatur/ wacana, c) Membahas kekurangan wacana ilmiah yang membahas permasalahan, Makna permasalahan bagi para pembaca. d Bahasa yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang dianut dalam bahasa tersebut (bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar), dengan menggunakan kata ganti orang pertama seperti saya atau kami, dan kata ganti orang kedua seperti anda, untuk menyampaikan kesan yang bersifat pribadi dan informal dalam kedudukan kualitatif epistemologis, yang mengurangi jarak antara penulis dan pembaca. Penelitian kualitatif juga mempunyai pandangan ontologis | tersendiri mengenai kenyataan, yang diungkapkan dalam Pendahuluan dengan sikap yang sedikit sekali menggunakan wacana dan teori berdasarkan pandangan dunia bahwa kenyataan adalah hasil konstruksi sosial melalui definisi indi- vidual atau kolektif mengenai situasi tertentu. Karena itu peneliti tidak bermaksud untuk menutup perdebatan dengan batas-batas wacana atau teori yang telah ditulis masa lalu, ia bermaksud memasuki permasalahan dengan pikiran terbuka. Sebab lain juga karena di dalam bagian pembukaan ini sudah diperkenalkan, bahwa desain penelitian adalah metodologi yang induktif, dengan mengembangkan sebuah cerita atau pola dari kategori-kategori atau tema-tema yang akan memunculkan (emerged design) dan bukan desain statis, dengan kategori atau pola berkembang selama kajian berlangsung, bukan ditentukan sebelumnya. Ada juga penelitian kualitatif yang kuat kecenderungan pendekatan deduktifnya seperti bentuk etnografis, meng- gunakan teori-teori tentang kebudayaan yang akan diuji dalam bagian pendahuluannya, demikian juga kajian yang mengkritik teori. Para peniliti yang mengkritik teori, misalnya akan 199 menyusun LAPORAN PENELITIAN eee cen afdeneani tener weehidupan buday, mania berada dalam ketegangan AP 0%" Oo rol dan peri. wanan, Atau contoh lain, mengemukakan bagaimana teo,; i ‘san kelas dalam politik menjelaskan men, a mengenai pelapisan lam Puendapat sambutan qr kampanye anti kejahatan gagal a rH an di tiga negara bagian di Amerika Serikat (Creswell, 1994:45). Jag, dalam bagian pendahuluan penelitian kualitatif ada juga yang menggunakan pendekatan kurang induktif dan emerging walaupun tetap dalam perspektif pihak informan, seperti pada penelitian kualitatif lainnya. 7 Mengenai pembahasan permasalahan penelitian dalam pendaheluan, mulailah dengan membahas is yang umum yang sedang banyak diperbincangkan oleh khalayak pembaca, untuk kemudian dilanjutkan dengan membahas pokok permasalahan penelitian dengan jelas. Mengapa harus dimulai dengan topik yang umum sifatnya? Jawabnya ialah agar menarik pembaca ke dalam kajian, dan pembaca mulai mengerti ke arah mana peneliti akan membawanya dalam dialog dan diskusi. Kalimat- kalimat pertama yang diungkapkan dalam bagian ini yang tampaknya kontroversial dan sensasional akan memancing pembaca untuk terus mengikuti kajian selanjutnya. Jurnal- jurnal ilmiah dapat dijadikan sumber untuk contoh-contoh bagaimana mengemukakan permasalahan dengan kalimat- kalimat pembuka yang tepat. Berikut ini beberapa contoh: The original study was framed by what has been termed “critical postmodernism”. Critical postmodernism combines some of the theoretical tenets of critical theory with post- modern social theory to form a theoretical perspective that focuses on the constraining aspects of culture and social life, and which has its goal the creation of emancipatory vision leading to social transformation. Hence the goal of my study was to better understand some of the social and cultural con straints gay and bisexual college men face during their col- lege years with the hope of articulating a vision of campus change. (Kajian asal dibentuk oleh kerangka pemikiran yang disebut “postmodernisme kritis”. Postmodernisme kritis menggabungkan beberapa keyakinan teoritik dari teori-teori kritik dengan teori sosial dari postmodernism” untuk membentuk perspektif teori yang difokuskan hepa aspek-aspek kendala dalam kehidupan sosial dan kultura’ 200 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS dan yang menjadi tujuan kaj emansipatoris agar terjadi tr; tujuan dari kajian saya ad beberapa kendala dalam ke! dan biseksual yang merek: guruan tinggi dengan harapan mampu mengartikulasikan sebuah visi tentang perubahan di k ye ‘an di kampus) (Rhoads dalam ian ini menciptakan visi yang ‘ansformasi sosial. Karena itu, alah untuk lebih memahami hidupan para mahasiswa gay a hadapi selama studi di per- Berikut ini adalah berapa kalimat pembuka dari penelitian yang dimuat dalam jurnal ilmu sosial. The transsexual and ethnomethodological celebrity Agnes changed her identity nearly three years before undergoing sex reassaignment surgery. (Agnes, seorang transseksual dan juga selebriti di bidang etnometodologi, mengubah identitasnya hampir tiga tahun sebelum ia menjalani operasi untuk mengubah jenis kelaminnya) (Cahill, dalam Creswell, 1994:48). Bab II yang membahas rujukan wacana, menjelaskan juga berbagai konsep dan teori yang menjadi alat analisis data dan penafsirannya. Dalam proses pengumpulan data, seperti sudah dibahas terdahuly, teori-teori yang ada di benak sang peneliti, pada waktu pengamatan berlangsung hanya berfungsi sebagai “tacit knowledge” saja, atau pengetahuan atau pun teori yang tidak diungkapkan. Mengenai isi Bab II ini, Creswell (1994:21-23) meng- ingatkan, bahwa dalam penelitian kualitatif literatur hendak- nya konsisten dengan asumsi metodologisnya, yaitu bahwa literatur digunakan secara induktif dan tidak mengarahkan pertanyaan peneliti. Dalam penelitian kualitatif yang berorien- tasi teori seperti etnografi atau etnografi kritis, wacana mengenai budaya disajikan pada awal rencana kajian dan disajikan pada bagian yang terpisah seperti pada Rene Kuan ata dalam Ba ae yak dungearban ologi, teori gh a frounded, ata erat dan teori sebaikinya disajikan di akhir bagian kajian setelah digunakan untuk mem! analogies atau mengkontraskan hasil temuan, dalam proses mu 201 wenyusun LAPORAN pENELITIAN “emerged” di akhir kajian Untuk lebih jelasnya, Penggunaan somerge dan kapan disajikan berikul 2° bagannya. BAGAN 34 eae | Guna Literatur Kriteria Contoh untuk Metode 4 Tneralur Sgunakan seba- | Beberapa bacaan harus Gi- | Digunakan di semua kajian a kualitatif {gai kerangka permasala- | persiapkan han dibagian Pendahuluan Literatur disajikan dalam| Pendekatan seperti ini biasa| Pendekatan int digunakan pasien terpisah sebagail citakukan dalam pene ‘20 dalam kajian dengan meng- Kajian Pustaka tradisional dengan pendekatan gunakan teori dan literatur | positifistik yang kuat pada awal kajian, seperti etnografi, dan kajian teor kritis Treratur disajkan pada | Pendekatan ini cocok untuk Pendekatan ini dipakai dalam bagian akhirdaikajan,dan | proses indukt dar penelitian| semua bentuk kajian kualitatf, dijadixan basis untukmem- | kualitatif, iteratur tidak me-| terutama pada tipe grounded, | bandingkan dan meng- | ngarahkan dan membimbing- untuk membandingkan dan ontraskan hasil temuan | tetapi membantu apabila pola! mengkontraskan teori yang pada peneltan kuaiitatit | atau Kategori sudah diiden-| dipakai dengan teori-teort Iain | tifkasi dalam literatur. (Creswell, 1994 :23) Bab III dalam laporan penelitian merupakan bagian yang menjelaskan aspek epistemologis penelitian Anda. Anda akan mmenerangkan metode apa yang dipilih dan mengapa metode itu yang dipilih. Bahwa Anda akan memilih Penelitian ‘Tindakan Kelas sebagai metode penelitian Anda, maka sebab-sebab pemilihan itu sudah dibahas dalam bab-bab terdahulu. Yang perlu ditekankan adalah tuntutan pragmatik di lapangan: Seperti yang Anda jelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa salah satu solusi ialah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan gurw/dosen dan hasil belajar siswa atau mahe siswa. __ Berdasarkan literatur, konsep dan teori dibahas dalam bab ini dengan pendekatan induktif, dalam membantu analisis data untuk kausalitas, membandingkan, mengkontraskan, 49” 202 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS nengurutkan. Penelitian Tindakan Kel ming grounded, artinya dari kom membantu memunculkan teori baru, dan karenanya toori bare gibutuhkan waktu analisis. Akan tetapi, melihat bagaimana penelitian ini dilaksanakan, dengan banyak menggunakan konsep-konsep sosiologi dan budaya maka karakter Penelitian Tindakan Kelas juga cenderung ke kajian etnografis, sehingga teori-teori yang kuat dari sosiologi dan antropologi diperlukan sejak awal, hampir seperti pada penelitian kuantitatif. Berikut ini adalah beberapa contohnya: HI. (2004) melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan menulis tesis dengan permasalahan mengintegrasi- kan teknik resolusi konflik dalam pembelajaran sejarah. Ini merupakan hal baru dalam mengajarkan sejarah, karenanya ia memilih Penelitian Tindakan Kelas dengan alasan bahwa dengan cara melatih beberapa kali dalam siklus penelitian, guru pada akhirnya memperoleh keterampilan untuk menggunakannya dalam mengajar. Dalam kajian pustaka, H.I. selain membahas teori-teori mengenai peraihan. kesadaran sejarah pada diri siswa, juga teori mengenai bagaimana siswa mengidentifikasi jenis-jenis konflik dari Mertz (2002). Untuk kepentingan pembelajaran memakai teknik resolusi konflik ia merujuk kepada teori-teori dari Eric (1999), Cohen et.al. (2000), Johnson & Johnson (1995), dan Stephan (1998). Para pakar ini mengemukakan betapa pentingnya siswa dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini mampu mengidentifikasi konflik, memahami masalah konflik, mampu memecahkan masalah dan melatih emosio- nalnya, tidak menjadi pemicu kekerasan, dan menjadi pencipta kedamaian, (Hasan Iman, 2004:25-26). an Kelas termasuk penelitian pilasi data yang dianalisis akan Nilai-nilai yang dikembangkan tadi kemudian diintegrasi- kan ke dalam pembelajaran sejarah dengan topik-topik yang ™engandung perpecahan atau konflik. Materi peiajaran sejarah nasional maupun sejarah dunia sarat dengan peristiva- Peristiwa yang mengandung an guru tinggal menyeleksi- nya aga: i kurikulum. = ; Untuk, cou eee aemabarai aspek teoritik a eae kehidupan berbangsa, H.I. menambah pengetahuanny: i salah dengan berbagai wacana mengenai cara pemecahan mas: 203 wenvusun LAPORAN PENELITIAN a | ab air, antara lain dengan mem| aa horisontal di jourbal tergocial and Cultural ae “Antropolog Inne kan ole UL Kuss erin tahun 2000. Dalam artikel-artikelnya mengenai situas{ konflik dan kekerasan di berbaga) tempat di tanah air, kekerasan dan konflik yan8 terjadi di Maluku, sangat menarik perhatian dan menantang pengetahuannya. Penu- lis artikel yang berjudul “Conspiracy Theories, Apocalyptic Narratives and the Discursive Construction of Violence in Maluku” Niels Ole Bubandt menandingi teori yang dikemu- kakan di media massa yang disebut teori “instrumentalist” dengan teori millenarian yang melukiskan “an up coming apocalyptic battle” antara umat Kristen dan Islam sebagai tonda tibanya dunia kiamat. Peneliti yang memahami simbol dan makna dalam gerakan millenarian, karena yang bersangkutan adalah alumni Jurusan Pendidikan Sejarah, mendapat pengetahuan baru bagaimana kekerasan dan Konflik dianalisis menurut kerangka pemikiran yang tidak sama dengan “mainstream”. Maka ia mengambil kesim- pulan, bahwa wacana ini hanya untuk dipahami diri sendiri saja, karena apabila berbagi dengan para mitra peneliti akan menyulitkan mereka sendiri, karena tidak memiliki pengetahuan dasar tentang teori millenarian. Hal ini mem- berikan pemahaman lain bagi H.I. yakni bahwa dalam ilmu pengetahuan pun betapa berbedanya analisis atau pema- haman yang diberikan terhadap suatu peristiwa sejarah bila ditinjau dari visi yang berbeda (Bubandt, dalam Antropologt Indonesia, 2000:15-32). Ke dalam Bab IV, peneliti akan menampilkan bagian terbesar dalam kegiatan penelitian, yakni hasil temuan penelitian dan analisisnya. Hasil pengumpulan data dari berbagai teknik pengumpulan data seperti kegiatan pene matan atau observasi yang dicatat dalam catatan lapangan atau fieldnotes, wawancara, buku harian, hasil koding dan kategori- sasi, analisis dan refleksi sepanjang siklus-siklus yané dilakukan, dilaporkan dalam bab ini. Sedemikian kaya kha2’- nah data Penelitian Tindakan Kelas yang harus dilaporkat sehingga diperlukan teknik-teknik penyederhanaan. Salah satu di antaranya adalah melakukan reduksi data, yan8 dalam 204 METOOE PENELITIAN TINDAKAN KELAS analisis eee enon yang paling awal. Reduksi data berarti ea angkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. eknik penyederhanaan lain adalah matriks- matriks yang dibuat dengan kolom-kolom penampilan faktual dan analisisnya, yang dalam Bab IV harus ditampilkan analisisnya secara utuh. Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan laporan penelitian kualitatif untuk Bab IV: IMF, melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk keper- luan menyusun tesis. Fokus permasalahannya adalah bagaimana menerapkan konsep siswa dalam pembelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data serta membuat analisis berkelanjutan dalam beberapa siklus di sebuah SD di Pamekasan Madura, peneliti kembali ke kampusnya untuk menganalisis secara keseluruhan dan membuat laporannya. Matriks dibuat untuk memetakan apa yang terjadi di lapangan (atau di kelas) dan analisis reflektifnya, sedang- kan bahasan dan analisis lengkapnya disajikan dalam Bab IV sebagai berikut: Pengeksplorasian konsep siswa dilakukan melalui perta- nyaan melacak dan menuntun secara dialogis tentang konsep lokasi/letak desa/kelurahan. Pertanyaan dimulai dengan menanyakan tempat tinggal siswa. Ini dilakukan untuk mengantarkan dan membimbing siswa mengenal konsep letak/lokasi tempat tinggal mereka. Pengenalan awal tai dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dan kesiapan belajar siswa, serta mengantarkannya memasuki fokue kajian yaitu pembelajaran tentang lokasi desa/ kelurahan. Pada siklus pertama ini, guru harus melakukan dialog-dialog agar siswa dapat memahami arah dan maksud pertanyaan guru, yaitu bagaimana siswa mempersepsikan konsep letak/lokasi desa/kelurahan. Guru. Faris, di mana kamu tinggal? Siswa 1 : di Jalan Segara, Bu. , Guru: Jalan itu berada di daerah mana? Siena 1. disana, Bu (tangan siswa menunjuk ke suatu arah). _ Guru; Di sekitar sekolah ini? 205 Siswa 1 Guru Siswa 1 Guru Siswal : Guru Siswa 2 Guru Siswa2 : Guru Siswa2 : Guru Siswa 2 : Guru Siswa2 : Guru Siswa3 : Guru MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN a, Bu. a Baik "Sekolah ini tepatnya berada di wilayah mana? 222 Di Jungeang-cang, kan? Betul, Bu. , , Sekarang kamu, Fadhik, di mana kamu tinggal? Di Jalan Sersan Misrul, Bu. Tepatnya di daerah mana? Di sebelah utara gadin, Bu. / Kalau dari Jungeang-cang, ada di sebelah mana? Di sebelah utara. Apa nama daerah itu? 277 Gladak Anyar, maksudmu? Betul, Bu. Baiklah. Tadi Faris telah menyebutkan Jungcang-cang, dan Fadhik menyebut Gladak Anyar, keduanya nama apa? Nama tempat, Bu. Maksud ibu, desa atau apa? Pada akhir eksplorasi ini, sebenarnya siswa telah mengungkapkan konsepsi mereka tentang letak/lokasi desa/ kelurahan, seandainya saja guru tidak terlalu cepat melakukan intervensi, dengan memberikan penjelasan. Sementara itu ada dua orang siswa di kelas yang meng- acungkan tangan ingin menjawab. Tampaknya, guru tidak menyadarinya. Hal ini terjadi terutama apabila siswa memberikan jawaban yang salah, atau tidak memberikan res- pons, dalam beberapa kali lontaran pertanyaan atau dialog. Siswa3 : Guru Guru 206 Bukan desa Bu, tapi kelurahan. Apa betul itu nama kelurahan, bagaimana kamu memastikan hal itu? (atas pertanyaan guru, siswa tampak berpikir, sementara siswa lainnya berbuat yang sama, tetapi ada pula siswa yang menoleh ke kiri dan ke kanan). Baiklah, kelurahan itu adalah suatu tempat yang letaknya berada di dalam kota, sedangkan desa berada ... (dipotong oleh siswa) METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS Siswa 15: Di luar wilayah kota, Bu. Siswa 4 : Saya, Bu, kalau desa tempatnya jauh di luar kota, kalau kelurahan berada di kota. Jungcang-cang dan Gladak Anyar tempatnya dekat dengan kota, jadi ada di kelurahan, bukan di desa. Dari hasil observasi, tampak bahwa penggunaan pertanyaan melacak dan menuntun secara dialogis yang bersifat mediatif dan fasilitatif ini sebenarnya cukup baik dan berhasil menjadikan dialog yang menantang potensi kognitif siswa. Selama proses tanyajawab berlangsung, guru seakan memberikan semacam mental roundtrip —meminjam istilah Piaget- kepada siswa. Ini penting artinya bagi siswa, karena dialog itu semacam perjalanan yang nantinya membawa siswa kepada tujuan, di samping siswa dibimbing secara perlahan untuk mencari kaitan- kaitan konseptual dengan pengetahuan yang sudah terdapat dalam peta kognitifnya. Dengan membangun jembatan pema- haman diri tentang suatu konsep, pengetahuan baru ini dibawa untuk diinternalisasikan ke dalam struktur kognitif siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. (Penjelasan: cetak miring adalah komentar/analisis peneliti. Farisi, 1997: 151). Contoh berikutnya adalah bagaimana penelitian kualitatif yang bersifat etnografis menyajikan laporan penelitiannya, sebagai berikut. Herr dan Anderson meneliti dua buah sekolah orang-orang Meksiko, untuk mengkaji bagaimana para siswa membentuk jdentitas mereka dalam struktur, kultur, dan sumber-sumber informasi yang disediakan oleh sekolah sebagai lembaga, dalam perspektif silang nasional. Salah satu sekolah menengah (semacam college) adalah Lazaro Cardenas, yang merupakan sekolah menengah persiapan ke perguruan tinggi la Prepa) yang populer di kalangan anak-anak Meksiko. Jorge Ubalde Ramos adalah seorang “prepa” tahun kedua di sekclah ini, Ia mempunyai seorang saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Ayahnya tidak ada di rumah. Ibunya bekerja dibantu oleh kakak laki-laki dan perempuan, sehingga memungkinan Jorge dan dua adik perempuannya sekolah. Berikut ini narasi wawancara peneliti dengan Jorge, bagaimana kehidupan rutinnya sehari-hari: Well, I get up at 5:30 in the morning. I take a shower, have 207 MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN breakfast, pick out my clothes, iron them, and then take my presen The first Mee ke about 20 minutes, and then T have tg transfer to another one that takes about 25 minutes. I usually get lo school about five or ten minutes before 7:00 a.m., when Classes start. 1 put my books in the classroom and go into the courtyard to chat with my friends until the teacher comes. If Toe done my homework, I check it with my friends. If I've not, Lash them for theirs ~ the same with others who haven't done it. We pass our homework around among ourselves. If the teacher is late, we take off. We go playing basketball, or we go get something to eat. (Saya bangun pada 5.30. Saya mandi, sarapan, ambil pakaian dan menyeterikanya, kemudian menuju ke tempat bus. Bus yang pertama membutuhkan waktu 20 menit, kemudian harus pindah ke bus berikutnya yang memakan waktu 25 menit tiba di sekolah lima atau sepuluh menit sebelum kelas mulai, pada pukul 7. Saya me- nyimpan dulu buku-buku di kelas, kemudian ke luar bergabung dengan kawan-kawan untuk ngobrol sambil menunggu guru datang. Bila saya mengerjakan PR, maka saya samakan dengan punya kawan-kawan, dan bila tidak mengerjakan, saya pinjam punya mereka— sama seperti mereka juga suka pinjam sama saya. Kami mengedarkan PR kami di antara kawan-kawan. Bila guru tidak datang, kami pergi main basket, atau mencari makanan). Jorge kemudian menjelaskan pelajaran matematikanya: The teacher arrives. He begins doing the procedures on the blackboard. He just does the problems on the board, but out loud. I mean he doesn’t really explain that this is this, and that is that, and that you'll need to know this for this reason. No, he just does the problems out loud on the board. He ar- rives. He solves the problems. And that’s all the explanation we get. (Guru datang. Ia mulai menuliskan prosedur (perhitungan) di papan tulis. Ia memecahkan soal-soal di papan tulis, tetapi sambil bicara dengan suara keras. Mak- sud saya, ia sebenarnya tidak menjelaskan bahwa ini adalah ini, dan itu adalah itu, dan bahwa kamu harus tahu ini kare- na alasan ini. Tidak, ia hanya menyelesaikan soal-soal di papan tulis sambil berbicara keras. Ia datang. Ia memecab- kan soal-soal. Dan hanya itulah penjelasan yang kami dapat) 208 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Waktu kami tanya mengapa ia menyukai pel gpanyol, Jorge menjavrab an bahasa Because the teacher assigned books to read. And we had to read them and then doa report on the plot, important themes, title, author; and then in class she'd ask us about bibliographic references, where the author was born, and things like that, (Karena guru menugaskan membaca buku- buku. Dan kami harus membacanya, dan kemudian di ke ia akan menanyakan tentang rujukan kepustakaan, dim pengarang dilahirkan, pertanyaan-pertanyaan seperti itu). Jorge tidak begitu yakin, apakah akan melanjutkan studi ke universitas atau bekerja: Jorge: Now I'm not sure whether to go to the university or whether to get a job. I'd like to go to the university...I don’t know. I don't know. I'm not sure yet... but... yeah, F'd like to go to the university. Interviewer: Why aren’t you sure? Is it the pressure to con- tribute to the family? Jorge: Well... yeah Interviewer: Or are you tired of school? Jorge: It is that too... There really isn’t any career that I'm interested in ... I mean, I always like physics... No, I guess I'd really rather go to work, so I can help my family... 50 my two younger sisters can continue their studies. * (Jorge: Sekarang saya tidak yakin apakah melanjutkan ke universitas atau mencari pekerjaan. Saya ingin melanjutkan ke universitas... Saya tidak tahu. Saya a tabu, Saya ma- i ‘akin...ya, saya ingin melanjutkan ke universitas. Pewewanearat Mengapa kamu tidak yakin? Apakah karena harus membantu keluarga? Jorge: Well... ya. Pewawaneara: Atau apakah kamu sudah bosan sekolah? s ‘1 Sebetulnya saya tidak mempunyai minat doge: ta juga Soe gad ang ae se nea pelajaran Fisika .--- Tidak, saya kira eee cari pekerjaan saja, kavena saya ingin membantu_ eluare es agar dua adik perempuan oy! ae me ee. 1997-48-52) jaran/studinya. (Herr dan Anderson, dalam QSE, 148-5 209 WeNYUSUN LAPORAN PENELITIAN Bab V berisi kesimpulan dan saran atau rekomendasi, Kesimpulan atau research findings, dapat dituliskan dalam bentuk sistematika butir demi butir atau pointers, atau dapat juga disajikan dalam narasi yang singkat padat. Kesimpulan berupa temuan penelitian hasil serangkaian panjang analisis dan penafsiran penuh dengan pemaknaan oleh peneliti, dan karenanya berbeda dengan rangkuman atau summary. Agar lebih jelas, berikut adalah kesimpulan yang diambil oleh E.W, (1999) dalam tesisnya yang mengambil permasalahan peng- gunaan garis waktu atau “time line” dalam pembelajaran sejarah sebagai berikut. 1. Model pembelajaran Garis Waktu di kelas 4 Sekolah Dasar dapat digunakan sebagai sarana pengembangan kemampuan berpikir kronologis siswa melalui Pembelajaran IPS/Sejarah berdasarkan alasan-alasan berikut. a) Mudah dan sederhana pembuatannya. b) Mengajak siswa untuk mengerti peristiwa-peristiwa sejarah dengan urutan yang benar dan logis. c) Membangun kondisi belajar siswa agar aktif dan kreatif. d) Didukung oleh tingkat kemampuan berpikir siswa. 2. Dari Pihak guru peningkatan kinerja akan tercapai dengan upaya-upaya seperti: a) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pentingnya memberikan pelayanan terbaik kepada siswa. Menciptakan iklim kelas yang demokratis dan menyenangkan dalam bentuk komunikasi interaktif. c) Meyakinkan dirt bahwa model garis waktu dapat membantu siswa meningkatkan minat belajar dan kemampuan berpikir kronologis. Meningkatkan wawasan tentang tujuan dan manfaat model garis waktu serta melatih diri untuk meran- cangnya dalam bentuk-bentuk yang menarik. e) Menambah pengetahuan dan keterampilan bentuk- bentuk evaluasi yang dapat menilai proses dan hasil pembelajaran. (Wiyanarti, 1999: 149-151). b eI Bagian kedua Bab V adalah rekomendasi. Rekomendasi dapat ditujukan kepada para pengguna, para pembuat kebijale 210 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS kan dan para pengambil keputusan, serta ke u : pada para peneliti berikutnya yang berthinat untuk mmeneruskan ee kajian dengan tema yang sama. bs Bagian lain yang tidak kuran i i g pentingnya dari bab-bab adalah abstrak. Abstrak merupakan narasi singkat yang berisi bagian-bagian penting dari penelitian, yang meliputi judul penelitian, permasalahan, pendekatan dan penyelesaian permasalahan, landasan teori yang digunakan, hasil temuan penelitian, dan rekomendasi. Menuliskan Laporan Penelitian untuk Jurnal Pada umumnya tulisan artikel dalam jurnal penelitian men- cakup hal-hal berikut. . Abstrak Pengantar/pendahuluan . Permasalahan . _Kerangka teoritik Aplikasinya dalam analisis . Kesimpulan Daftar bacaan None Abstrak dalam jurnal lebih singkat dibandingkan dengan abstrak untuk keperluan akademis. Terdiri dari 8-12 baris yang ditik satu spasi dengan huruf miring (italics) sebelum Pen- dahuluan, abstrak berisi permasalahan penelitian, teori yang dipakai, aplikasinya, dan temuan penelitian secara singkat. Untuk jelasnya berikut adalah salah satu contoh: Indonesia is a multicultural society consisting of more than 500 ethnic groups, cultures, and various religious beliefs. They are united as a nation by the national state system of Indonesia, The Indonesian state was built by the founding fathers on the basis of the ideology of “Unity in Diversity” (Bhinneka Tunggal Ika). During the Soeharto regime, it was turned into a state of militarism, violence, totalitarianism, and was centred in the hands of powerful elites. In line with the violence, militarism and totalitarianism, there has been an active use of primordialism (ethnicity and Islamic reli- gion as the political tools). In this article, the author presents 211 weNyUSUN LAPORAN PENELITIAN esia’s multiculturalism and its potentials ‘a nation, as well as solutions on d maintain a democratic the essence of Indon' to unite and break up as how to take care an multiculturalism. (Suparlan, 2000:1). Penulisan Laporan Penelitian untuk Hibah Penelitian Akhir-akhir ini banyak kesempatan terbuka bagi guru dan dosen untuk mendapat kesempatan meneliti, dengan mengikuti kompetisi Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Diknas. Sebaiknya guru dan dosen berlomba-lomba mengi- kuti kompetisi ini, karena di samping adanya kesempatan melakukan penelitian dengan dibiayai, yang lebih penting lagi terbukanya kesempatan meningkatkan kualitas pembelajaran. Sistematika penulisan pelaporannya hampir sama dengan sistem akademik, dengan format sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Latar Belakang Masalah . Identifikasi Masalah . Rumusan Masalah Penelitian . Tujuan Penelitian . Manfaat Penelitian . Definisi Istilah SAU W> Bab II : Kajian Pustaka Bab III : Metodologi Penelitian ‘A. Rancangan Penelitian 1. Tahap Perencanaan Tindakan 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan 3. Tahap Observasi dan Evaluasi 4, Tahap Refleksi . Hipotesis Tindakan (bila perlu) | Subjek Penelitian, Lokasi, Waktu . Teknik Pengumpulan Data ” Teknik Analisis Data moo 212 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS Bab IV : Hasil Penelitian dan P, Be Arosa in Pembahasan A. Kesimpulan B. Saran Daftar Rujukan Lampiran. (Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Diknas, 2004:2) Rangkuman Penulisan laporan penelitian kualitatif dapat bervariasi struktur, bentuk, dan gayanya. Yang penting laporan dibuat dengan kredibel, menampilkan kenyataan dengan jujur, didukung oleh data yang kaya, dan mewakili banyak perspektif. Laporan penelitian yang bersifat umum harus objektif dan impersional sifatnya, dengan memakai narasi yang realistik. Ada juga laporan yang berbentuk pengakuan dan menyajikan narasi yang impresionistik. Keduanya memakai kata ganti orang pertama, untuk menunjukkan penulisan yang bersifat pribadi. Laporan yang bersifat akademik harus memperhatikan kaidah-kaidah akademik yang berlaku secara umum, atau ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku di lembaga yang bersangkutan sesuai dengan isi pedoman karya ilmiah institusi tersebut. 2 | | Laporan penelitian untuk keperluan menulis artikel di jurnal penelitian lebih singkat dan ketat, dengan bahasa yang lugas dan padat (seperti yang tampak pada bagian abstraknya). Bagi guru dan dosen yang mendapat hibah penelitian ada lagi bentuk penulisan laporan penelitian, yang: bentuknya seperti laporan akademik yang disederhanakan. Tes Formatif untuk Kegiatan Belajar Bab 10 1. Menyusun laporan penelitian umum dalam corak narasi yang realistik akan berbentuk % A. Laporan yang langsung dan gas B. Laporan yang objektif dan ilmi 213 Peer 0. lve Adalat ene C. Laporan dengan sudut pandang yang impersional D. Semua jawaban di atas benar Laporan yang berbentuk narasi impresionistik meng. gambarkan ... ‘A. Pengalaman lapangan yang objektif B. Pengalaman lapangan yang dramatik C. Pengalaman lapangan yang intensif D. Pengalaman lapangan dengan visi orang kedua Laporan yang bergaya penulisan fiksi atau novel memerlu- kan ... ‘A. Bimbingan penulis fiksi profesional B. Bimbingan editor dari penerbit C. Izin dari pembimbing akademik D. Izin dari penerbit _ Laporan penelitian akademik meliputi Bab II yang menam- pilkan ... A. Pendahuluan B. Kajian Pustaka C. Hasil penelitian D. Kesimpulan dan saran gedangkan dalam bagian Pendahuluan termasuk juga pembahasan tentang ... '\. Permasalahan penelitian B. Pembahasan data lapangan C. Kesimpulan D. Rekomendasi . Rekomendasi dalam laporan penelitian akademik, dapat ditujukan kepada ... A. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat B. Jaksa Agung C. Menteri Luar Negeri D. Menteri Pendidikan Nasional -bstrak dalam laporan penelitian akademik cukup ditulis singkat satu spasi dalam ... 214 10. METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Dua atau tiga alinea saja B. Dua atau tiga halaman saja C. Satu halaman saja Dp. Dua atau tiga halaman saja Sedangkan abstrak untuk jurnal, ditulis singkat satu spasi dalam ... A. Dua atau tiga alinea saja B. Dua atau tiga baris saja C. Delapan atau duabelas alinea saja D. Delapan atau duabelas baris saja Metode penelitian dalam laporan penelitian akademik, dibahas dalam ... ABab I B.Bab II C.Bab Ul D.Bab IV Sedangkan dalam jurnal, metode penelitian dituliskan dalam ... A. Bagian abstrak B. Bagian Pendahuluan C. Bagian Permasalahan D. Bagian Kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai