Anda di halaman 1dari 6

PANIC BUYER PADA MASYARAKAT DISAAT PANDEMI COVID - 19

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PSIKOLOGI KLINIS

Nama :
WAHIDATUN NISA (J01218030)
KELAS G2.4

Dosen Pengampu:
Qurrota A’yuni Fitriana, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS UIN SUNAN AMPEL

SURABAYA

2020
A. LATAR BELAKANG
Virus covid-19 ini dialami sejak bulan maret di indonesian. Pemerintah indonesia
memunculkan beberapa kebijakan atau penenagan agar meminimalisir korban akibat virus
covid-19 tersebut dan berharap segera berakhir masa pandemi saat ini. Virus ini menular
dengan sangat cepat dan telah menyebar ke semua negara, termasuk indonesia hal
tersebut membuat beberapa negara menerapkankebjakan untuk memberlakukan
lockdowndalam rangka mencegah penyebaran virus. gejala yang dialami oleh orang
terinfksi virus corona terdiri dari gejala ringan seperti flu, demam, batuk kering, sakit
tenggorokan dan sakit kepala, namun jika gejala tersebut bisa memberberat penderitabisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri di dada. Hal semacam itu
membuat masyarakat panik dan langsung membeli semua kebutuhan pokok agar selama
pandemi ini kebutuhan pokok mereka terpenuhi tanpa keluar untuk membeli bahan pokok
di swalayan terdekat.
Panik dalam masyarakat tidak terjadi begitu saja karna adanya alasan lain dibalik
hasrat memborong barang-barang dan makanan disupermarket. Panik sendiri biasa di
artikan dengan rasa cemas yang berleihan dikarenaka jika sesorang rasa cemas pada titik
tertentu atau dalam kondisi tertentu akan sesuatu masa depan yang belum pasti maka
masyarakat akan merasa panik akan kebutuhan di masa yang akan datang. Terjadinya panic
buyer ini pemerintah harus merencanakan untuk mempersiapkan kemungkinan keadaan
darurat atau krisis terhadap kebutuhan pokok dan barang-barang yang dibutuhkan karena
ketika panic buyer ini dilakukan bersama-sama hal tesebut dapat menyebabkan harga
bahanpokok naik, persediaan menjadi sedikit, selain dapat merugikan orang lain rasa panik
yang berlebihan dapat merugikan diri sendiri salah satunya adalah jika seseorang merasa
panik akan virus covid -19 ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan untuk
mengendalikan perasaan diri atau sense of control maka seseorang akan membeli bahan
secara berlebihan dalam hal ini bisa menggangu aktivitas sehari- hari dan mengganggu
keadaan psikis.
Untuk mencegah panic buyer terjadi dalam masyarakat, seseorang harus berfikir
tetap tenang serta panik dalam hal wajar, saat panik terjadi seseorang harus berhenti dulu
untuk mengambil nafas dalam-dalam smapi 10 menit jadi sebelum panic buyer terjadi
seseorang harung berbafas terlebih dahulu agar bisa berfikir lebih jernih setelahnya. Untuk
itu diperlukan pemahaman bagaimana seseorang bisa mengalami panic serta bagaimana
yang tepat untuk solusi tersebut.
B. ASSESMEN
1. Metode assesmen
Dalam fenomena ini dilakukan metode wawancara dalam pengumpulan informasi
mengenai apa yang sedang terjadi terhadap panic buyer akibat pandemi covid-19 saat
ini.
Menurut Bugin (2007) wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
penelitian dimana dalam pelaksanaanya terjadi proses percakapan untuk megenai
orang, kejadian kegitan , organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan
dengan dua pihak yakni pewawancara (interviewer) dan orang yang di wawancaraii
(interviewee). Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat
dari narasumber yang terpercaya.
Observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dengan
mengamati objek yang diperlukan untuk mengamati fenomena-fenomena yang di
jadikan objek pengamatan (Djaali & Muljono, 2008)
Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat dalam panic buyer saat
pandemi covid-19 di kota sidoarjo dan dapat mengetahui akibat saat terjadi panic buyer
terjadi.
2. Hasil asessmen
Wawancara terhadap S (50 tahun) yang merupakan orang terdekat yang juga
mengalami panic buyer disaat covid-19 mengatakan bahwa takut dengan wabah virus
covid-19 tersebut, rasa panik semakin bertambah jiaka dia menerima informasi dari
berita atau informasi dar media massa yang memberitakan tentang virus corona apalagi
saat ini korban selalu bertambah. Dia melakukan membelian berlebihan pada saat
pertama kali muncul berita bahwa covid-19 sudah menyebar di indonesia, di saat itu dia
langsung panik tanpa berfikir kedepanya bahwa bahan-bahan makanan yang dibeli
dalam jumlah tidak wajar membuat rugi diri sendiri dan orang lain , dia pembelian itu
untuk kebutuhan sehari-hari hasilnya dari beberapa minggu ada bahan pokok yang
sudah tidak layak pakai sehingga membuat dia harus membuang bahan pokok itu. Dia
juga mengatakan bahwa merasa panic jika ada seseorang yang positif corona
dilingkungan sekitarnya sehingga membuat dia tidak berani keluar rumah tetapi jika dia
terpaksa keluar rumah si S mengenakan masker dan membawa handsanitaizer. Si S
mengatakan bahwa dia lebih tenang dalam berfikir untuk membeli sesuatu tanpa
terburu-buru untuk membeli kebutuhan pokok. Si S juga mengatakan bahwa dia panic
jika ada seseorang yang batuk dan bersin didekatnya sehingga membuat Si S merasa
terganggu akan perasaan takutnya yang berlebihan karena hal ini si S juga mengatakan
bahwa dia melakukan kebersihan tempat tinggalnya dan cuci tangan berulang kali
setiap habis keluar rumah yang dimana dipsikologi hal ini termasuk gangguan OCD.

C. INTERVENSI
Dari permasalahan yang telah disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa
masyarakat mengalami panic karena adanya virus covid-19 yang telah menyebar di
indonesia. Panic itu muncul disebabkan raca cemas yang berlebihan tentang penyebaran
virus itu sendiri sehingga rasa panic muncul yang tidak hanya menggangu kesehtan fisik
namun juga menganggu kesehetan psikisnya. Untuk itu maka harus ada penanganan untuk
meredakan rasa panic yang berlebihan serta memberikan informasi positif agar masyarakat
lebih tenang dan tidak perlu mencemaskan hal yang sudah terjadi dengan mematuhi
anjuran pemerintah untuk tetap dirumah saja.
Saat ini pemerintah sidoarjo telah menertibkan semua kegitan seperti warkop, cafe
atau tempat hiburan lainya untuk penutupan sebebagi upaya melindungi masyarakat
sidoarjo agar tidak menimbulkan terjangkitnya dan menyebarnya virus covid-19. Terhadap
panic buyer pemerintah sidoarjo menyikapi bahwa masyakarat sidoarjo harus perduli
dengan satu sama lain sehingga panic buyer ini harus membeli barang yang dibutuhkan saja
jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang-orang semacam
organisasi membagikan masker gratis dan pemerintah memberikan handsanitaizer di
beberapa tempat umum agar orang tidak merasa khawatir tentang kebersihan tempat
tersebut. Pemerintah sidoarjo rutin melakukan razia dibeberapa tempat seperti cafe,
warkop, toko-toko yang masih buka agar terhindar dari penyebaran virus supaya untuk
bubar dan kembali ketempatnya masing-masing.
Masalah tersebut bisa diatasi dengan membuat pikiran kita tetap berada diatas
tingkat kecemasan, membeli barang secara rasional atau jumlah cukup, tidak egois untuk
menimbun bayak barang, jika ngin belanja bisa membuat daftar belanja agar memastikan
yang benar-benar dibutuhkan saat ini, serta memperhatikan kesehatan dan kebersihan.
Panic sendiri merupakan perasaan yang muncul di sebabkan dari perasaan cemas
setelah itu diperpanjang lagi menjadi rasa takut. Cemas adalah ketakutan akan sesuatu di
masa depan dan belum pasti, dalam kondisi tertentu rasa cemas akan berubah menjadi
panic kalau sudah terjadi rasa cemas dan takut tidak bisa di kontrol. Panic bisa juga disebut
cemas yag berlebihan dlam psikologi kecemasan juga disebut anxiety adalah merupakan
suatu keadaan emosional yang ditandai dengan rasa takut yang tidak jelas sumbernya
( Surya, 2014)
Menurut freud bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu
tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adiktif yang
sesuai (Alwisol, 2005). Kecemasan dapat terjadi kapan saja dan disebabkan oleh apa saja
yang mengancam (Gunarsa & Gunarsa, 2007).
Anxiety adalah sebagai suatu keadaan stres tanpa penyebab yang jelas dan hampir
selalu disertai gangguan pada susunan syaraf otonom dan gangguan pencernaan yang
menyebabkan individu merasa tidak berdaya dan mengalami kelelahan karena senantiasa
harus berada dalam keadaan was-was terhadap ancaman bahaya yang tidak jelas (Gunarsa
& Gunarsa, 2007).
Dalam hal ini sangat sesuai dengan masyarakat selain itu akibat dari rasa panic
berlebihan membuat beberapa orang mengalami gangguan obsesif kompulsif dengan
adanya pikiran yang tidak jelas dan merasa cemas serta takut yang menyebabkan perilaku
kompulsif. OCD sendiri sering memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat dikendalikan
dang berulang (obsesi) serta perilaku paksaan (kompulsif). Misalnya mencuci tangan 7 kali
setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor.
D. KESIMPULAN
Beberapa masyarakat sidoarjo merasakan panic yang berlebihan terkait penyebaran
virus covid-19. Adanya pemberitaan atau informasi positif tentang covid-19 ini
masyarakat mulai lebih tenang dalam berfikir untuk membeli sesuatu tanpa terburu-
buru untuk banyak membeli kebutuhan pokok. Banyak orang-orang semacam
organisasi membagikan masker gratis dan pemerintah memberikan handsanitaizer di
beberapa tempat umum agar orang tidak merasa khawatir tentang kebersihan tempat
tersebut. Panic sendiri merupakan perasaan yang muncul di sebabkan dari perasaan
cemas setelah itu diperpanjang lagi menjadi rasa takut. Untuk itu diperlukan
pemahaman bagaimana seseorang bisa mengalami panic serta bagaimana yang tepat untuk
solusi tersebut. Dengan panic yang berlebihan dapat merugikan diri sendiri dan merugikan
masyarakat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwilsol,. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Bugin, Burhan. 2007. Penelitian kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial lainya. Jakarta: Putra Grafika.

Djaali & Muldjono, P. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta:

Grasindo

Gunarsa, S.D & Gunarsa, Y.S,. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Surya, Mohammad. 2014. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy

Anda mungkin juga menyukai