Anda di halaman 1dari 4

Journal of Tropical Marine ScienceVol..(..): ..-..

, Desember 2020ISSN : 2623-2227 E-ISSN : 2623-2235

PENGUKURAN PARAMETER FISIKA KIMIA DAN BIOLOGI


PADA PERAIRAN PANTAI KOALA KABUPATEN BANGKA

MEASUREMENT OF PHYSICAL, CHEMICAL AND BIOLOGICAL


PARAMETER IN KOALA COASTAL WATERS, BANGKA DISTRICT

ADISTI HAFIZAH

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung
Email: adistihafizah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) Mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi di perairan laut (2) Melihat
pergerakan parameter fisika dan kimia di perairan laut persatuan waktu (3) Menghubungkan pergerakan
parameter fisika dan kimia dengan karakteristik alam. Berdasarkan data yang dihasilkan, teridentifikasi
19 spesies plankton yaitu, Pontellopsis armata, Macrosetella gracilis, Helicosalpa komaii, Rhizosolenia sp.,
Amphisolenia bidentata, Acartia clausi, Podon polyphemoides, Dinophysis sp., Guinardia flaccida,
Leptocylindrus danicus, Thalassinthrix nitzschioides, Evodne nordmanni, Euchaeta wolfenden,
Gymnodinium fusus, Biddulphia pulchella, Loxophyllum helus, Copepodite sp., Phorosina semilunata,
Diatoma hyalina. Dengan kelimpahan tertinggi ialah Acartia clausi dengan kelimpahan 10 ind/l.

Kata kunci : Parameter, biotik, abiotik, Pantai Koala, Bangka

ABSTRACT

This study aims (1) Measuring physical, chemical, and biological parameters in marine waters (2) Seeing
the movement of physical and chemical parameters in time unit sea waters (3) Connecting the movement
of physical and chemical parameters with natural characteristics. Based on the resulting data, 19 species
of plankton were identified namely, Pontellopsis armata, Macrosetella gracilis, Helicosalpa komaii,
Rhizosolenia sp., Amphisolenia bidentata, Acartia clausi, Podon polyphemoides, Dinophysis sp., Guinardia
flaccida, Leptocylindrus danicus, Thalassinthrix nitzschioides, Evodne nordmanni, Euchaeta wolfenden,
Gymnodinium fusus, Biddulphia pulchella, Loxophyllum helus, Copepodite sp., Phorosina semilunata,
Diatoma hyalina. With the highest abundance is Acartia clausi with an abundance of 10 ind / l.

Keywords : Parameters, biotic, abiotic, Koala Beach, Bangka

PENDAHULUAN banyak titik perairan laut yang tersebar.


Indonesia merupakan negara kepulauan Salah satu pperairan laut yang berada di
dengan wilayah perairan yang lebih luas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ialah
dibandingan wilayah daratan. Hampir seluruh Pantai Koala. Pantai Koala tepatnya
wilayah perairan Indonesia didominasi oleh bertempat di Desa Air Anyir, Kecamatan
perairan laut. Berdasarkan UNCLOS 1982, Merawang, Kabupaten Bangka. Pantai Koala
total luas wilayah laut Indonesia mencapai merupakan pantai yang pada waktu tertentu
5,9 juta km2 , terdiri atas 3,2 juta km2 menjadi titik pertemuan antara perairan laut
perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona dan perairan tawar (estuari).
Ekonomi Eksklusif, luas perairan ini belum Perairan laut tidak pernah terlepas dari
termasuk landas kontinen (continental shelf). komponen fisika, kimia, dan biologi yang
Bangka Belitung merupakan salah satu mempengaruhi karakteristik lingkungan
Provinsi Kepulauan yang berada di Indonesia. perairan. Adapun komponen parameter fisika
Dengan potensi pantai yang mendominasi, ialah kecepatan arus, pasang surut,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kedalaman, kecerahan, suhu, dan salinitas

DOI :xxxx.xxxx.xxxx
Diterima Tanggal Bulan Tahun; Direview: Tanggal Bulan Tahun; DisetujuiTanggal Bulan Tahun
*corresponding author© Ilmu Kelautan, Universitas Bangka Belitung
https://journal.ubb.ac.id/index.php/jtms
ADISTI HAFIZAH JTMSVol...(..): ..-..,Desember 2020

sedangakn komponen parameter kimia Leptocylindrus danicus 1


berupa DO, pH, dan TSS serta biologi berupa
plankton dan klorofil. Adapun ketiga Thalassinthrix nitzschioides 2
parameter tersebut terus mengalami Evodne nordmanni 1
pergerakan persatuan waktu dengan faktor- Euchaeta wolfenden 1
faktor tertentu yang saling mempengaruhi.
Gymnodinium fusus 1
Dengan itu, melalui praktikum Oseanografi
umum ini mahasiswa dapat mengukur Biddulphia pulchella 1
parameter fisika, kimia, dan biologi di Loxophyllum helus 1
peraiaran luat Pantai Koala untuk Copepodite sp 1
pengetahuan lebih lanjut terkait hal tersebut
dengan pengaruh faktor alam yang terjadi. Phorosina semilunata 1
Diatoma hyalina 1
Keanekaragaman 2,553
Keseragama 0,867
Dominansi 1

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada
tanggal 4-6 Desember 2020 di Pantai Koala
Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang,
Kabupaten Bangka Kepulauan Bangka
Belitung. Dalam melakukan praktikum ini,
dilakukan pengujian parameter setiap jamnya
selama 48 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Komponen biotik pada Pantai Koala
1. Plankton Gunakan huruf besar ha
Berdasarkan praktikum yang teah dilakukan
Gambar 1. Lokasi Praktikum Oseanografi di dapatkan data yang dihasilkan, teridentifikasi
Umum 19 spesies plankton yaitu, Pontellopsis armata,
Macrosetella gracilis, Helicosalpa komaii,
Gambar 1. Lokasi praktikum di- Rhizosolenia sp., Amphisolenia bidentata, Acartia
clausi, Podon polyphemoides, Dinophysis sp.,
laksanakan di Pantai Koala Desa Air Anyir,
Guinardia flaccida, Leptocylindrus danicus,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka
Thalassinthrix nitzschioides, Evodne nordmanni,
Kepulauan Bangka Belitung. Kawasan ini Euchaeta wolfenden, Gymnodinium fusus,
merupakan pintu masuk pelabuhan sehingga Biddulphia pulchella, Loxophyllum helus,
lalu-lalang kapal-kapal nelayan bisa terlihat Copepodite sp., Phorosina semilunata, Diatoma
setiap saat. hyalina. Dengan kelimpahan tertinggi ialah
Acartia clausi dengan kelimpahan 10 ind/l.
Tabel 1. Kelimpahan, Keanekaragaman, 2. Klorofil
keseragaman dan Dominansi Plankton. Dari hasil praktikum di daptkan hasil
Keterangan pada tabel juga
perhitungan klorofil sebagai berikut:
Jenis Plankton (Kelimpahan) Klorofil (mg/l) = Caxva/Vxd
Keterangan :
Pontellopsis armata 1 Va : Volume aseton (10 ml)
Macrosetella gracilis 1 V : Volume sampel air yang disaring (ml)
Helicosalpa komaii 1 D : Diameter cuvet (1 mm)
Ca : (11,6 x E665) – (1,31 x E645) – (0,14
Rhizosolenia sp. 6
x E630)
Amphisolenia bidentata 2 E : Absorbansi pada panjang gelombang
Acartia clausi 10 yang berbeda (yang dikoreksi
Podon polyphemoides 1 dengan panjang gelomang 750 nm).

Dinophysis sp. 2
Guinardia flaccida 3

2
ADISTI HAFIZAH JTMSVol...(..): ..-..,Desember 2020

Mg/l =(0,029𝑥664)−(0,028𝑥647)−(0,026 𝑥 7. Derajat Keasaman (pH)


630) 𝑥10 𝑚𝑙40 𝑥 5 𝑚𝑚 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
= 𝟏𝟗,𝟐𝟓𝟔−𝟏𝟖,𝟏𝟏𝟔−𝟏𝟔,𝟑𝟖 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟎𝟎 didapatkan pH pada sabtu sore bernilai 8, berarti
= −𝟏𝟓,𝟐𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟎𝟎 perairan lokasi praktikum bersifat basa. Dengan
= −𝟏𝟓𝟐,𝟒𝟐𝟎𝟎 kadar basa yang sedang, di lokasi masih
= - 0,762 ditemukan komponen biotik seperti plankton hal
Komponen abiotik pada pantai Koala ini sejalan menurut Welch (1980) dalam Widiana
1. Suhu (2012) bahwa pH optimum untuk kehidupan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan plankton berkisar antara 5,5-8,5.
didapatkan suhu yang berbeda di setiap KESIMPULAN
hari/jam, rata-rata yang didapat berkisar 21- Berdasarkan analisis kualitas air laut di
32oC. Adanya perbedaan suhu yang terpaut jauh Pantai Koala Kabupaten Bangka terdapat
dikarenakan cuaca yang berubah-ubah. Dengan kesimpulan sebagai berikut:
itu, masih terdapat plankton yang bertahan 1. Untuk menentukan status kualitas air laut,
hidup karena menurut pendapat Wyrtki (1961)
kualitas air dinyatakan dalam beberapa
dalam Asih (2014), suhu optimum pertumbuhan
plankton berkisar antara 25 ͦ C sampai 32 ͦ C. parameter yaitu parameter fisika (suhu,
2. Kecerahan
Kecerahan yang diperoleh di tiga hari yang kecerahan, kedalaman, kecepatan arus,
berbeda didapatkan rata-rata 57%-72%, dari pasang surut, salinitas), parameter kimia
rata-rata tersebut lokasi praktikum dikatakan
bernilai rendah dikarenakan faktor ekstrinsik (pH, oksigen terlarut, TSS), dan parameter
seperti pergerakan praktikan yang terus biologi (klorofil, plankton).
berulang sehingga menyebabkan substrat 18
terangkat dan air lambat laun menjadi keruh 2. Untuk mengetahui parameter fiskim di
ditambah faktor perairan yang menggenang
sehingga tidak ada arus untuk meminimalisir perairan dalam persatuan waktu dan
terangkatnya substrat. Selain itu, pencahayaan karakteristik alam.
yang terhalang semak di sekitaran kolam
budidaya menjadikan kolam tertutupi dan 3. Terlihat pada hasil analisis laboratorium yang
berpengaruh pada pengukuran kecerahan.
ada secara umum kualitas air nya masih
Menurut Zulfikar (20) Kecerahan ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap memenuhi baku mutu baik untuk pelabuhan
dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam air. maupun untuk kegiatan wisata.
3. Kedalaman
Kedalaman lokasi pengambilan data
UCAPAN TERIMA KASIH
dilakukan di satu titik pada hari jumat,sabtu dan
Ucapan terima kasih disampaikan
minggu dengan kedalaman yang berbeda yaitu
dengan rata-rata 0,17-1,83. kepada Dosen pengampu mata kuliah
4. Kecepatan Arus Oseanografi Umum yang telah memberikan
Kecepatan arus pada lokasi praktikum dapat bimbingan, kepada asisten dosen yang telah
dilihat pada dikategorikan sebagai arus besar. memberikan arahan serta teman-teman
Kecepatan arus rata-rata berkisar 0,2-0,25. Manajemen Sumberdaya Perairan angkatan
5. Total Suspended Solid (TSS) 2019 yang telah memberikan dukungan
Adapun hasil Total Suspended Solid di semangat.
perairan kolam budidaya 345,75 mg/l, 454,5 REFERENSI
mg/l, 772,65 mg/l. Pada saat sampling TSS air Andayani, S. 2005. Manajemen Kualitas Air
sample cukup jernih, hal ini terbukti dari hasil Untuk Budidaya Perairan.
TTS yang tidak terlalu tinggi serta dipengaruhi
oleh jenis substart (pasir) yang tidak memungkin
Universitas Brawijaya: Malang.
perairan menjadi keruh.
6. Dissolved Oxygen (DO) Arinardi, et al. 1994. Pengantar Tentang
DO yang berhasil diukur berkisar 4,1-4,8 Plankton Serta Kisaran Kelimpahan
mg/L dalam 3 hari. Menurut Sagala (2011) nilai dan Plankton Predominan di Sekitar
4,1-4,8 mg/L tergolong sedang dan telah
mencampai Baku Mutu Lingungan (BML) sebesar
Pulau Jawa dan Bali. Jakarta: Pusat
3,0 mg/L. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Penelitian dan Pengembangan
Wijayanti (2011), bahwa plankton dapat hidup Oseanologi.
baik pada konsentrasi oksigen lebih dari 3 mg/l.
Asih, P. 2014. Produkti Vitas Primer
Fitoplanktondi Perairan Teluk Dalam
3
ADISTI HAFIZAH JTMSVol...(..): ..-..,Desember 2020

Desa Malang Rapat Bintan. [Skripsi]. Journal of Fisheries Sciences.1 (1):


UMRAH FIKP, Tanjung Pinang. 31-45.
Riau
Widiana, R. (2012). Komposisi fitoplankton
Emilawati. 2001. Kualitas Perairan dan yang terdapat di perairan Batang
Struktur Komunitas Fitoplankton. Palangki Kabupaten Sijunjung.
Riau: UNRI. Jurnal Pelangi, 5(1).

Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Wijayanti, D. 2009. Keanekaragaman Jenis


Bioekologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Plankton pada Tempat yang Berbeda
Kondisi Lingkungannya Di Rawa
Gufran, M.H & Baso, B.T. 2007. Pengelolaan Pening Kabupaten Semarang.
Kualitas Air dalam Budi Daya [Skripsi]. IKIP PGRI Semarang.
Perairan. Jakarta: Rineka Cipta. Semarang

Kordi, M. G dan Tancung, A. B. 2005. Yuliana. 2018. Keanekaragaman Ekosistem


Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta: Perairan Laut Sebagai Potensi Untuk
Rineka Cipta. di Budidaya. [skripsi]. Universitas
Maritim Ali Haji: Fakultas Ilmu
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Kelautan dan Perikanan.
Djambatan.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu


Pendekatan Ekologis. Jakarta:
Gramedia.

Rina, F S, Aryawati R, dan Hartoni. 2012.


Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di
Sekitar Perairan Desa Sungsang
Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan. UNSRI. Sumatera
Selatan.

Romimohtarto, K, Juwana, S. 2007. Biologi


Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Penerbit Djambatan, Jakarta. Ed.
Rev.,cet. Ke-3. Hal. 321 – 332.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang:


Fakultas Pertenakan dan Perikanan
UNDIP

Samawi, MF. 2007. Hubungan Antara


Konsentrasi Klorofil-a dengan kondisi
Oseanografi di Perairan Pantai Kota
Makasar. UNHAS. Makasar.

Simanjuntak, M. 2009. Hubungan faktor


lingkungan kimia, fisika terhadap
distribusi plankton di perairan
Belitung Timur, Bangka Belitung.

Anda mungkin juga menyukai