ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar perak (Ag) dalam batuan termineralisasi
menggunakan metode ekstraksi pelarut kelat ditizon dengan variasi pH dan waktu di wilayah
tambang galian rakyat Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo Kecamatan Bonjol Kabupaten
Pasaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH dan waktu optimum dalam pengektraksian
logam perak serta dapat menentukan kadar perak pada batuan percontoh terpilih di daerah itu.
Penelitian ini menggunakan metoda ekstraksi pelarut menggunakan HCL-HNOз pekat (3:1).
Hasil penelitian menunjukan pH optimum berada pada pH 3, dan waktu optimum berada
pada waktu 10 menit dan di dapat kadar recovery logam perak dengan metoda ekstraksi
sebesar ,2573; 0,2119; 0,2270; 0,1846 ppm, dan 0,1029; 0,1059; 0,1090; 0.0636 ppm untuk
hasil dengan metoda langsung, logam Ag ( ± 2,3x peningkatan jika dibandingkan dengan hasil
pengukuran langsung ) dengan 4 kali pengukuran sampel.
Keywords : Perak (Ag), pH optimum, waktu optimum, kadar
Pendahuluan
A. Latar Belakang Berdasarkan hasil penelitian
Abidin dan Harahap pada tahun 2005
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, mengenai mineralisasi logam di Bonjol,
salah satu diantaranya adalah kerak bumi ditemukan bahwa bijih didominasi oleh
yang merupakan bagian paling penting pirit (FeS₂) dan sedikit magnetit (Fe3O4),
dari bumi. Kerak bumi tersusun dari zat sfalerit (ZnS), kalkopirit (CuFeS2),
padat yang biasanya disebut batuan. manganit (MnO(OH)), emas (Au), perak
Batuan yang terdapat di kerak bumi (Ag) dan kovelit (CuS) sekunder. Hasil
mengandung berbagai macam mineral analisis kandungan mineral sulfida (Cu,
yang berguna bagi manusia seperti emas, Pb dan Zn) sangat rendah < 100 ppm.
tembaga, perak dan lainnya. Untuk Bahan-bahan galian logam pada
mendapatkan bahan mineral tersebut, umumnya didapat di alam dalam
manusia perlu melakukan penambangan keadaan terikat bersama berbagai logam
baik secara tradisional maupun cara dan unsur (mineral ikutan) lain secara
modern.
fisik, bahkan bersenyawa secara terlarut tersebut dari satu pelarut ke
kimiawi. Bijih logam biasanya pelarut lain.
terperangkap dalam sebuah batuan dan Berdasarkan hal yang dijelaskan di
dalam bijih logam itu juga terdapat lagi atas, maka dilakukan penelitian tentang
berbagai macam mineral. Salah satunya penentuan konsentrasi/kadar perak (Ag)
bijih perak yang terdapat di daerah Bukit dalam batuan termineralisasi
Gunjo Jorong Tanjung Bungo Kec. menggunakan kelat ditizon secara
Bonjol Kab. Pasaman. ekstraksi pelarut dengan variasi pH dan
Untuk memisahkan dan waktu di wilayah tambang galian rakyat
memproduksikan suatu logam dalam Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo
keadaan murni diperlukan proses Kec. Bonjol Kab. Pasaman.
pengolahan yang membutuhkan biaya
mahal, tahapan yang panjang dengan B. Tujuan Penelitian
menggunakan teknologi tinggi. Salah Adapun tujuan penelitian ini adalah :
satu cara untuk menganalisa kandungan 1. Menentukan pH optimum ekstraksi
logam-logam pada sampel batuan perak (Ag) dengan ditizon dalam
metamorf tersebut adalah dengan pelarut kloroform.
menggunakan atomic absorption 2. Menentukan waktu ekstraksi
spectrophotometry (AAS). Metoda ini optimum pada ekstraksi perak
merupakan suatu teknik untuk dengan ditizon dalam pelarut
menganalisa atom dari unsur-unsur kloroform.
logam. Kelebihan metoda ini adalah 3. Memberikan informasi tentang
memiliki kepekatan dan ketelitian yang kandungan perak (Ag) pada tambang
tinggi karena dapat mengukur galian rakyat di daerah bukit Gunjo
kandungan logam dalam satuan ppm, jorong Batang Babungo Kecamatan
memerlukan sampel yang sedikit dan Bonjol Kabupaten Pasaman.
dapat digunakan untuk mementukan 4. Pengukuran kadar dilakukan
kadar logam tanpa dipisahkan terlebih menggunakan metoda AAS.
dahulu. Namun jika konsentrasi logam
dalam sampel sangat kecil, maka perlu C. Manfaat Penelitian
dilakukan pretreatment dengan cara
pemekatan (prakonsentrasi). Dengan mengetahui kondisi
Salah satu metoda prakonsentrasi optimum pengomplekkan logam perak
adalah metoda ekstraksi pelarut. (Ag) dalam larutan menggunakan ligan
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, kelat dithizon sebagai ekstraktan, maka
penarikan atau pengeluaran suatu kondisi yang diperoleh dapat diterapkan
komponen cairan dari campurannya. sebagai salah satu alternatif metode
Biasanya menggunakan pelarut yang dalam penentuan kadar logam perak
sesuai dengan komponen yang (Ag) dalam suatu sampel mineral dan
diinginkan. Cairan dipisahkan dan diharapkan penelitian ini dapat
kemudian diuapkan sampai pada memberikan informasi tentang
kepekatan tertentu. Ekstraksi kandungan perak (Ag) pada tambang
memanfaatkan pembagian suatu zat galian rakyat di daerah bukit Gunjo
terlarut antar dua pelarut yang tidak jorong Batang Babungo Kecamatan
saling tercampur untuk mengambil zat Bonjol Kabupaten Pasaman.
Perak adalah logam yang putih, liat
dan dapat ditempa, secara komersial
merupakan logam berharga. Lambang hidrotermal, sedangkan
unsurnya Ag, yang berasal dari bahasa pengkonsentrasian secara mekanis
Latin Argentum. Perak termasuk menghasilkan endapan letakan (
golongan 1B dalam sistem periodic placer ). Genesa emas dan perak
dengan nomor atom 47 dan nomor massa dikatagorikan menjadi dua yaitu
107,8682 ( vogel, 1990:217, dalam Otri, endapan primer dan endapan plaser.
M.S. 2007 ). Logam ini mempunyai titik Emas dan perak terdapat di
lebur 1235 K dan titik didih 2485 K serta alam dalam dua tipe deposit, pertama
kerapatan yang sangat tinggi yaitu 10,5 sebagai urat (vein) dalam batuan
gr/mL. Secara kimia perak termasuk beku, kaya besi dan berasosiasi
logam mulia. dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu
1. Sifat-sifat perak endapan atau placer deposit, dimana
Secara kimia perak termasuk emas dari batuan asal yang tererosi
logam dan logam mulia. Logam terangkut oleh aliran sungai dan
perak tidak larut dalam HCl ataupun terendapkan karena berat jenis yang
H₂SO₄ ( 1M atau 2M ), tetapi dapat tinggi. perak native terbentuk karena
larut dalam HNO₃ pekat ( 8M ) dan adanya kegiatan vulkanisma,
asam sulfat panas. bergerak berdasarkan adanya thermal
Logam perak tidak teroksidasi atau adanya panas di dalam bumi,
bila dipanaskan, tetapi dapat tempat pembentukan emas dan perak
dioksidasi secara kimia untuk primer, Ada 3 jenis utama endapan
membentuk oksida perak yang perak ( Ag ) primer tesebut, meliputi:
merupakan suatu oksidatorKegunaan a) Endapan Ag yang berasosiasi
Perak dengan sulfida, zeolit, kalsit,
Perak pada umumnya banyak barit, fluorit dan kuarsa, seperti
digunakan dalam bentuk campuran yang ditemukan di Kongsberg,
dengan logam lain. Logam Cu dan Norwegia;
Ag digunakan sebagai bahan b) Endapan Ag berasosiasi dengan
membuat koin. Perak juga dalam arsenides dan sufida dari
industri elektronik karena dikenal kobalt, nikel dan bismuth,
sebagai pengantar arus yang baik. contohnya di Freiberg dan
Senyawa-senyawa perak banyak Schneeberg di Jerman; dan
digunakan sebagai anti infeksi, c) Endapan Ag berasosiasi dengan
senyawa tersebut adalah perak nitrat uraninit ( UO₂) dan mineral
( AgNO₃ ) merupakan garam yang kobalt-nikel, seperti di Great
mudah larut dalam air, yang Bear Lake, Kanada.
digunakan sebagai antiseptic pada
luka bakar.
2. Genesa perak
Keterjadian perak biasanya
bersamaan dengan emas. Emas dan
perak terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian
di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan
yang terjadi pada saat instrusi
magma batuan lebur kemudian
bercampur dengan magma
membentuk mineral-mineral baru
yang sifatnya berbeda dengan batuan
induk.
Jebakan hydrothermal adalah
proses pembentukan batuan yang
terjadi karena pengaruh air panas
baik yang berasal dari magma
maupun dari tanah yang
menghasilkan perubahan komposisi
kimia mineral tersebut.
di stripping dengan HNO3 dan konsentrasi Gambar 11. Grafik konsentrasi kadar
perak dengan variasi pH
Dari tabel dan grafik dapat dilihat
bahwa hasil ekstraksi logam yang
diekstraksi dengan ditizon dalam 0
,