Anda di halaman 1dari 12

Penentuan Kadar Perak (Ag) dalam Batuan Termineralisasi Menggunakan

Metode Ekstraksi Pelarut Kelat Ditizon dengan Variasi pH dan Waktu di


Wilayah Tambang Galian Rakyat Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo
Kec. Bonjol Kab. Pasaman

Taufik Hidayat, Fadhilah, S.Pd, M.Si, Edi Nasra, S.Si, M.Si


Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email : Taufik.Hidayat49455@gmail.com, Fadhilah_Sipilunp@Yahoo.Co.Id,
Hardi_rais@yahoo.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar perak (Ag) dalam batuan termineralisasi
menggunakan metode ekstraksi pelarut kelat ditizon dengan variasi pH dan waktu di wilayah
tambang galian rakyat Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo Kecamatan Bonjol Kabupaten
Pasaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH dan waktu optimum dalam pengektraksian
logam perak serta dapat menentukan kadar perak pada batuan percontoh terpilih di daerah itu.
Penelitian ini menggunakan metoda ekstraksi pelarut menggunakan HCL-HNOз pekat (3:1).
Hasil penelitian menunjukan pH optimum berada pada pH 3, dan waktu optimum berada
pada waktu 10 menit dan di dapat kadar recovery logam perak dengan metoda ekstraksi
sebesar ,2573; 0,2119; 0,2270; 0,1846 ppm, dan 0,1029; 0,1059; 0,1090; 0.0636 ppm untuk
hasil dengan metoda langsung, logam Ag ( ± 2,3x peningkatan jika dibandingkan dengan hasil
pengukuran langsung ) dengan 4 kali pengukuran sampel.
Keywords : Perak (Ag), pH optimum, waktu optimum, kadar

Pendahuluan
A. Latar Belakang Berdasarkan hasil penelitian
Abidin dan Harahap pada tahun 2005
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, mengenai mineralisasi logam di Bonjol,
salah satu diantaranya adalah kerak bumi ditemukan bahwa bijih didominasi oleh
yang merupakan bagian paling penting pirit (FeS₂) dan sedikit magnetit (Fe3O4),
dari bumi. Kerak bumi tersusun dari zat sfalerit (ZnS), kalkopirit (CuFeS2),
padat yang biasanya disebut batuan. manganit (MnO(OH)), emas (Au), perak
Batuan yang terdapat di kerak bumi (Ag) dan kovelit (CuS) sekunder. Hasil
mengandung berbagai macam mineral analisis kandungan mineral sulfida (Cu,
yang berguna bagi manusia seperti emas, Pb dan Zn) sangat rendah < 100 ppm.
tembaga, perak dan lainnya. Untuk Bahan-bahan galian logam pada
mendapatkan bahan mineral tersebut, umumnya didapat di alam dalam
manusia perlu melakukan penambangan keadaan terikat bersama berbagai logam
baik secara tradisional maupun cara dan unsur (mineral ikutan) lain secara
modern.
fisik, bahkan bersenyawa secara terlarut tersebut dari satu pelarut ke
kimiawi. Bijih logam biasanya pelarut lain.
terperangkap dalam sebuah batuan dan Berdasarkan hal yang dijelaskan di
dalam bijih logam itu juga terdapat lagi atas, maka dilakukan penelitian tentang
berbagai macam mineral. Salah satunya penentuan konsentrasi/kadar perak (Ag)
bijih perak yang terdapat di daerah Bukit dalam batuan termineralisasi
Gunjo Jorong Tanjung Bungo Kec. menggunakan kelat ditizon secara
Bonjol Kab. Pasaman. ekstraksi pelarut dengan variasi pH dan
Untuk memisahkan dan waktu di wilayah tambang galian rakyat
memproduksikan suatu logam dalam Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo
keadaan murni diperlukan proses Kec. Bonjol Kab. Pasaman.
pengolahan yang membutuhkan biaya
mahal, tahapan yang panjang dengan B. Tujuan Penelitian
menggunakan teknologi tinggi. Salah Adapun tujuan penelitian ini adalah :
satu cara untuk menganalisa kandungan 1. Menentukan pH optimum ekstraksi
logam-logam pada sampel batuan perak (Ag) dengan ditizon dalam
metamorf tersebut adalah dengan pelarut kloroform.
menggunakan atomic absorption 2. Menentukan waktu ekstraksi
spectrophotometry (AAS). Metoda ini optimum pada ekstraksi perak
merupakan suatu teknik untuk dengan ditizon dalam pelarut
menganalisa atom dari unsur-unsur kloroform.
logam. Kelebihan metoda ini adalah 3. Memberikan informasi tentang
memiliki kepekatan dan ketelitian yang kandungan perak (Ag) pada tambang
tinggi karena dapat mengukur galian rakyat di daerah bukit Gunjo
kandungan logam dalam satuan ppm, jorong Batang Babungo Kecamatan
memerlukan sampel yang sedikit dan Bonjol Kabupaten Pasaman.
dapat digunakan untuk mementukan 4. Pengukuran kadar dilakukan
kadar logam tanpa dipisahkan terlebih menggunakan metoda AAS.
dahulu. Namun jika konsentrasi logam
dalam sampel sangat kecil, maka perlu C. Manfaat Penelitian
dilakukan pretreatment dengan cara
pemekatan (prakonsentrasi). Dengan mengetahui kondisi
Salah satu metoda prakonsentrasi optimum pengomplekkan logam perak
adalah metoda ekstraksi pelarut. (Ag) dalam larutan menggunakan ligan
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, kelat dithizon sebagai ekstraktan, maka
penarikan atau pengeluaran suatu kondisi yang diperoleh dapat diterapkan
komponen cairan dari campurannya. sebagai salah satu alternatif metode
Biasanya menggunakan pelarut yang dalam penentuan kadar logam perak
sesuai dengan komponen yang (Ag) dalam suatu sampel mineral dan
diinginkan. Cairan dipisahkan dan diharapkan penelitian ini dapat
kemudian diuapkan sampai pada memberikan informasi tentang
kepekatan tertentu. Ekstraksi kandungan perak (Ag) pada tambang
memanfaatkan pembagian suatu zat galian rakyat di daerah bukit Gunjo
terlarut antar dua pelarut yang tidak jorong Batang Babungo Kecamatan
saling tercampur untuk mengambil zat Bonjol Kabupaten Pasaman.
Perak adalah logam yang putih, liat
dan dapat ditempa, secara komersial
merupakan logam berharga. Lambang hidrotermal, sedangkan
unsurnya Ag, yang berasal dari bahasa pengkonsentrasian secara mekanis
Latin Argentum. Perak termasuk menghasilkan endapan letakan (
golongan 1B dalam sistem periodic placer ). Genesa emas dan perak
dengan nomor atom 47 dan nomor massa dikatagorikan menjadi dua yaitu
107,8682 ( vogel, 1990:217, dalam Otri, endapan primer dan endapan plaser.
M.S. 2007 ). Logam ini mempunyai titik Emas dan perak terdapat di
lebur 1235 K dan titik didih 2485 K serta alam dalam dua tipe deposit, pertama
kerapatan yang sangat tinggi yaitu 10,5 sebagai urat (vein) dalam batuan
gr/mL. Secara kimia perak termasuk beku, kaya besi dan berasosiasi
logam mulia. dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu
1. Sifat-sifat perak endapan atau placer deposit, dimana
Secara kimia perak termasuk emas dari batuan asal yang tererosi
logam dan logam mulia. Logam terangkut oleh aliran sungai dan
perak tidak larut dalam HCl ataupun terendapkan karena berat jenis yang
H₂SO₄ ( 1M atau 2M ), tetapi dapat tinggi. perak native terbentuk karena
larut dalam HNO₃ pekat ( 8M ) dan adanya kegiatan vulkanisma,
asam sulfat panas. bergerak berdasarkan adanya thermal
Logam perak tidak teroksidasi atau adanya panas di dalam bumi,
bila dipanaskan, tetapi dapat tempat pembentukan emas dan perak
dioksidasi secara kimia untuk primer, Ada 3 jenis utama endapan
membentuk oksida perak yang perak ( Ag ) primer tesebut, meliputi:
merupakan suatu oksidatorKegunaan a) Endapan Ag yang berasosiasi
Perak dengan sulfida, zeolit, kalsit,
Perak pada umumnya banyak barit, fluorit dan kuarsa, seperti
digunakan dalam bentuk campuran yang ditemukan di Kongsberg,
dengan logam lain. Logam Cu dan Norwegia;
Ag digunakan sebagai bahan b) Endapan Ag berasosiasi dengan
membuat koin. Perak juga dalam arsenides dan sufida dari
industri elektronik karena dikenal kobalt, nikel dan bismuth,
sebagai pengantar arus yang baik. contohnya di Freiberg dan
Senyawa-senyawa perak banyak Schneeberg di Jerman; dan
digunakan sebagai anti infeksi, c) Endapan Ag berasosiasi dengan
senyawa tersebut adalah perak nitrat uraninit ( UO₂) dan mineral
( AgNO₃ ) merupakan garam yang kobalt-nikel, seperti di Great
mudah larut dalam air, yang Bear Lake, Kanada.
digunakan sebagai antiseptic pada
luka bakar.
2. Genesa perak
Keterjadian perak biasanya
bersamaan dengan emas. Emas dan
perak terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian
di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan
yang terjadi pada saat instrusi
magma batuan lebur kemudian
bercampur dengan magma
membentuk mineral-mineral baru
yang sifatnya berbeda dengan batuan
induk.
Jebakan hydrothermal adalah
proses pembentukan batuan yang
terjadi karena pengaruh air panas
baik yang berasal dari magma
maupun dari tanah yang
menghasilkan perubahan komposisi
kimia mineral tersebut.

A. Metoda Ekstraksi Pelarut


1. Ligan Kelat Ditizon
Diphenylthiocarbazone atau
Gambar 1. Urat Kuarsa
Dithizone merupakan salah satu
ligand organik dalam analisis secara
Sedangkan sekundernya
spektrofotometer serta dalam proses
merupakan hasil transportasi dari
ekstraksi logam-logam. Dithizone
endapan primer umum disebut
cukup sensitif untuk penentuan
dengan perak endapan plaser,
logam-logam seperti Pb, Zn, Cd, Ag,
sedangkan asosiasi emas atau emas
Hg, Cu, dll.
dan perak bersamaan hadir dengan
mineral silikat, platina, pirit dan
lainnya
Kenampakan fisik bijih emas
dan perak hampir mirip dengan pirit,
Dithizone memiliki 2 bentuk
markasit, dan kalkopirit dilihat dari
tautomeri (isomer yang beda satu
warnanya, namun dapat dibedakan
sama lain hanya pada posisi ikatan
dari sifatnya yang lunak, berat jenis
rangkap dan sebuah H yang
tinggi, dan ceratnya.
berdekatan (Fessenden, 37). Secara
3. Ketersediaan Perak Di Alam
kimia dithizone adalah suatu asam
Di alam perak bisa terdapat
lemah. Baik dithizone dan senyawa
sebagai perak murni, senyawa atau
kompleksnya tidak larut dalam air
campuran dengan logam lain.
tetapi dapat larut dalam pelarut
Sebagai senyawa ditemukan dalam
organic seperti carbon tetrachloride
bentuk sulfida dan campuran
dan khloroform.
bersama Cu, Au, Pb, dan Zn.
2. Metoda Destruksi
Pembentukan mineral logam perak
Destruksi adalah suatu metoda
melalui dua proses yaitu : jebakan
pendahuluan pada uji laboratorium
metasomatis kontak dan jebakan
yang sangat penting dalam analisis
hydrothermal ( Sudrajat, 1982: 163-
batuan secara kimia yaitu untuk
164,dalam Otri, M.S. 2007 ).
menghilangkan material pengganggu
Jebakan metasomatis kontak
sehingga diperoleh hasil destruksi
adalah proses pembentukan batuan
yang siap dianalisis. Pengerjaan ini dengan asam-asam kuat baik
bertujuan untuk melarutkan sampel- tunggal maupun campuran.
sampel yang berupa padatan dan Kesempurnaanya ditandai
untuk menghilangkan material dengan dihasilkan larutan jernih
pengganggu. Sebelum sampel atau dapat sedikit kekuningan
didestruksi, dilakukan tahapan- yang menunjukan bahwa semua
tahapan sebagai berikut : konstituen yang ada telah larut
a) Pencucian, bahan lain yang sempurna. Metoda ini digunakan
menempel pada batuan harus untuk penentuan logam-logam
dihilangkan terlebih dahulu. yang mudah menguap karena
b) Pengeringan, tahap ini penting dengan metoda ini suhu
karena sampel yamg lembab pemanasan tidak terlalu tinggi.
tidak dapat diayak dengan baik. 3. Destruksi Dengan Asam-asam
c) Penggerusan dan penggilingan, Organik
bertujuan untuk memperkecil Destruksi adalah suatu tahapan
ukuran sampel sampai menjadi yang penting dalam prosedur analisis
tepung dengan ukuran butir yang kimia. Untuk menganalisis batuan
halus. tahap pertama adalah penggerusan
d) Pengayakan, tahap ini digunakan dan pengayakan kemudian
untuk mendapatkan ukuran butir dilanjutkan dengan tahap destruksi
yang akan dianalisis. menggunakan asam-asam kuat untuk
Metoda ini bila ditinjau dari melepaskan unsur-unsur runut ke
cara dan pereaksi yang digunakan dalam larutan kemudian di ukur
terbagi atas dua macam yaitu : dengan AAS. Dalam menganalisa
destruksi kering dan destruksi basah. logam pada batuan, maka terlebih
a) Desruksi kering dahulu sampel harus dijadikan dalam
Metoda destruksi kering adalah suatu bentuk larutan.
metoda untuk menentukan suatu Penggunaan metoda destruksi
unsus dalam cuplikan dimana tergantung kepada ukuran cuplikan
dilakukan pemanasan/ serta unsur-unsur yang akan
penggabungan dengan memerlukan ditentukan. Walaupun tidak ada
suhu pemanasan dan waktu ketentuan umum mengenai cara
tertentu. Metoda destruksi kering destruksi yang menguntungkan tetapi
ini secara sederhana tidak dapat dikemukakan beberapa syarat
membutuhkan pelarut, tetapi yang harus dipenuhi yaitu :
metoda ini digunakan untuk a) Dapat menghasilkan destruksi
penentuan logam-logam yang yang efektif.
mudah menguap ( Brink, b) Tidak memerlukan bahan kimia
1984:208-211, dalam Widya dalam jumlah yang besar yang
Pasema, 2008). dapat mengganggu langkah
b) Destruksi basah selanjutnya.
Metoda destruksi basah ini c) Tidak mengakibatkan hilangnya
mempunyai rangkaian-rangkaian unsur atau analit yang akan
yang sederhana untuk analisis ditentukan karena terbentuk
logam. Destruksi basah senyawa volatile.
merupakan perombakan sampel 4. Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi pelarut adalah suatu beam dan double beam layaknya
metode isolasi, pemisahan dan Spektrofotometer UV-VIS.
pemekatan yang didasarkan pada Sebelumnya dikenal fotometer nyala
distribusi kelarutan analit diantara yang hanya dapat menganalisis unsur
dua fase cair yang tidak saling yang dapat memancarkan sinar
campur, yaitu fase air di satu pihak terutama unsur golongan IA dan IIA.
dan fase organik di pihak lain. Umumnya lampu yang digunakan
Metode ini dapat digunakan untuk adalah lampu katoda cekung yang
memisahkan matriks pengganggu mana penggunaanya hanya untuk
dan untuk pemekatan ( analisis satu unsur saja.
preconcentration ) pada proses Metode AAS berprinsip pada
analisis sampel alam (Zolotov, 1990 absorbsi cahaya oleh atom. Atom-
dalam Abidin dan Harahap 2005). atom menyerap cahaya tersebut pada
Pemisahan berbagai ion logam panjang gelombang tertentu,
dapat dilakukan melalui metoda tergantung pada sifat unsurnya.
ekstraksi pelarut dengan terlebih Metode serapan atom hanya
dahulu membentuk spesi netral dari tergantung pada perbandingan dan
logam bersangkutan. Salah satu cara tidak bergantung pada temperatur.
yang umum dilakukan dalam hal ini Setiap alat AAS terdiri atas tiga
adalah melalui pembentukan komponen yaitu unit teratomisasi,
senyawa kompleks atau senyawa sumber radiasi, sistem pengukur
kelat logam dengan pereaksi organic fotometerik.
yang bertindak sebagai ligan. 6. Keuntungan Metode AAS
5. Atomic Absorbsion Keuntungan metode AAS
Spektrophotometri ( AAS ) dibandingkan dengan
Spektrofotometer Serapan spektrofotometer biasa yaitu spesifik,
Atom ( AAS ) adalah suatu alat yang batas deteksi yang rendah dari
digunakan pada metode analisis larutan yang sama bisa mengukur
untuk penentuan unsur-unsur logam unsur-unsur yang berlainan,
dan metaloid yang berdasarkan pada pengukurannya langsung terhadap
penyerapan absorbsi radiasi oleh conto, output dapat langsung dibaca,
atom bebas. cukup ekonomis, dapat diaplikasikan
Spektrofotometer serapan atom pada banyak jenis unsur, batas kadar
( AAS ) merupakan teknik analisis penentuan luas ( dari ppm sampai %
kuantitafif dari unsur-unsur yang ). Sedangkan kelemahannya yaitu
pemakainnya sangat luas di berbagai pengaruh kimia dimana AAS tidak
bidang karena prosedurnya selektif, mampu menguraikan zat menjadi
spesifik, biaya analisisnya relatif atom, misalnya pengaruh fosfat
murah, sensitivitasnya tinggi ( ppm- terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu
ppb ), dapat dengan mudah membuat bila atom tereksitasi ( tidak hanya
matriks yang sesuai dengan standar, disosiasi ) sehingga menimbulkan
waktu analisis sangat cepat dan emisi pada panjang gelombang yang
mudah dilakukan. AAS pada sama, serta pengaruh matriks
umumnya digunakan untuk analisa misalnya pelarut.
unsur, spektrofotometer absorpsi
atom juga dikenal sistem single
1. Kesampaian Daerah pengambilannya conto yang akan
Lokasi kegiatan pengambilan diambil diaduk secara merata didalam
percontoh penelitian terletak di wadah dan dituang sehingga berbentuk
Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bunga kerucut. Kerucut tersebut ditekan
Kecamatan Bonjol Kabupaten sehingga bagian atasnya rata membentuk
Pasaman, dengan koordinat 000’9” kerucut terpancung kemudian dibagi
BT/ 1000 14’18” LS. Kecamatan menjadi empat bagian yang sama besar.
Bonjol berjarak sekitar 120 km dari Bagian yang saling bersilangan diambil
Kota Padang, sedangkan lokasi sebagai conto untuk dianalisis.
penelitian berada ± 2 km sebelah
timur ibukota kecamatan. A. Analisa Sampel
Pengambilan sampel batuan
dilakukan di lubang galian tambang 1. Cairan Ligan
rakyat yang masih berproduksi di a) Asam Klorida ( HCl )
Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo Asam klorida adalah
Kec. Bonjol Kabupaten Pasaman, larutan akuatik dari gas hidrogen
merupakan percontoh terpilih yang klorida. Asam klorida adalah
diambil langsung di urat kuarsa asam yang paling sering
dalam lubang galian tambang digunakan untuk melarutkan
rakyat. sampel geologi ( batuan ), asam
1. Pengambilan Percontoh di lapangan ini akan melarutkan karbonat,
Percontoh terpilih diambil fosfat, borat dan sulfat. Senyawa
langsung di dalam lubang tambang ini juga digunakan secara luas
yang sedang diambil oleh dalam industri. Asam klorida
penambang pada urat ( vein ) kuarsa. harus ditangani dengan sangat
Percontoh diambil sebanyak ± 20 kg hati-hati karena merupakan
menggunakan karung plastik. cairan yang sangat korosif.
Percontoh terpilih selanjutnya b) Asam Nitrat ( HNO3 )
dibawa ke laboratorium tambang Asam nitrat yang pekat dan
untuk dilakukan preparasi menjadi panas adalah oksidator yang
persampel, yaitu proses penggilingan kuat. Asam ini biasanya dipakai
menggunakan alat crusher dan untuk dekomposisi sulfida-
milling. sulfida, selenida, arsenida dan
sulfa arsenida melalui oksidasi
degradasi. Asam nitrat paling
sering dipakai untuk melarutkan
sampel tanah dan endapan sungai
dalam analisis geokimia.
Gambar 8. Percontoh dan sampel c) Aqua regia ( HCl + HNO3 = 3:1 )
Aqua regia merupakan
Pada penelitian ini pengambilan pengoksida yang kuat dan
percontoh dilakukan dengan cara Coning merupakan larutan yang mudah
and quatering sampling karena paling menguap. Dibuat dengan
cocok dengan tambang dengan metoda campuran satu bagian HNO3
Gophering. Merupakan cara tertua tapi pekat dan tiga bagian HCl pekat.
masih banyak digunakan dalam kegiatan Larutan ini bereaksi dengan
pengambilan conto. Cara
seluruh logam termasuk Ag dan selama 5 menit, pisahkan air dan
Au. Aqua regia memiliki organik. Ambil 5 ml fase organik
kemampuan melarutkan yang distriping dengan HNO₃ 0,1 M (
lebih besar dibanding HNO3. 10 mL ) selama 5 menit, pisahkan
Reaksi pembuatan aqua air dan organik dan ukur air
regia ditandai dengan dengan AAS, dapat pH optimum.
terbentuknya Nitrosil Klorida ( b) Menentukan waktu ekstraksi
NOCL ) yang berwarna merah. optimum pada ekstraksi perak
dengan ditizon dalam pelarut
kloroform.
Cara kerja :
 Ambil 10 ml Ag 10 mg/l + 2ml
KNa tartarat + 1ml
Hidroksilamonium Klorida 10%,
set pH pada pH optimum.
 Ekstrak dengan CHCl₃ selama 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20
menit, dan 30 menit dengan
sampel yang berbeda.
 Pisahkan air dan organik,
pisahkan oganik sebanyak 5 mL
Gambar 9. Larutan HCL, HNOз distriping dengan HNO₃ 0,1 M 10
mL selama waktu ekstraksi 5, 10,
2. Penentuan pH dan waktu optimum 15, 20, 30 menit (ekstrasi waktu
Penentuan pH dan waktu berjarak 5 menit dipilih karena
optimum bertujuan untuk mencari biaya yang mahal untuk tiap satu
pada pH dan waktu berapa perak ( kali pengukuran).
Ag ) terserap optimal ke dalam  Pisahkan air dan organic, ukur air
cairan ligan, sehingga diharapkan dengan AAS dan di dapat waktu
hasil analisa ini akan mendekati optimum.
akurat. 3. Aplikasi sampel
a) Menentukan pH optimum
ekstraksi perak ( Ag ) dengan Cara kerja :
ditizon dalam pelarut kloroform.  Ambil 1 gram sampel
dekomposisi dengan HCl dan
Cara kerja : Ambil 10 ml Ag 10 HNO₃ dengan perbandingan 3 : 1
mg/L + 2ml KNa tartarat + 1/ml lalu tutup.
Hidroksilamonium Klorida 10%,
 Selanjutnya liebeg dipanaskan
set pH sebanyak 6 kali pada pH 1,
pada plat pemanas dengan media
3, 5, 7, 9,11 (Pemilihan pH
minyak goreng selama 3 jam.
berjarak 2 ini dipilih karena biaya
Setelah dingin tambah 100 ml
yang mahal untuk tiap satu kali
aquades dan uapkan untuk
pengukuran), dengan penambahan
mengurangi kelebihan asam.
HNO₃ atau NH₄OH seminimal
 Encerkan sampai batas, dan di
mungkin. Ekstrak dengan Ditizon
dapat sampel Ag.
10 ml dalam kloroform 5.10ˉ⁴ M
masing-masing logam langsung ditentukan
dengan AAS.

A. Optimasi pH ekstraksi Ag dengan


ditizon
Derajat keasaman (pH) merupakan
salah satu faktor utama dalam ekstraksi
logam. Penentuan pH optimum berguna
untuk mencari pada pH berapa logam
perak ( Ag ) terserap optimal, Oleh
karena itu, penentuan pH optimum
dalam ekstraksi logam sangat
Gambar 10. Liebeg dan pemanas diperlukan.
dengan media minyak goreng Parameter pH sangat menentukan
dalam ekstraksi ion logam dengan
4. Ekstraksi pengompleks tertentu. Apalagi untuk ion
Cara kerja : logam yang terdapat dalam matriks
sampel batuan. Selain ion logam yang
 Ambil 10 mL sampel + 2 mL KNa
tertrat 10 % +1 mL Hidrosil mau diukur (analit), juga terdapat ion
Amonium klorida 10 %, set pada logam lain yang juga dapat membentuk
pH optimum, ektrak dengan pH kompleks dengan pengompleks yang
optimum. sama (ditizon), sehingga mengganggu
dalam analisa. Oleh karena itu perlu
 Pisahkan lapisan air dan organik.
dilakukan optimasi pH. Data optimasi
Ambil 5 mL fase organik dan
pH dapat dilihat pada Tabel 1 dan
distriping dengan HNO₃ 0,1 M 10
Gambar 11.
mL selama waktu optimum.
Tabel 1. Konsentrasi perak ( Ag ) dengan
 Pisahkan air dan organik, ukur air variasi pH
dengan AAS, didapat kadar Ag. pH Absorban rata-rata

PEMBAHASAN DAN HASIL 1 0,1635


3 0,2047
Penentuan konsentrasi logam Ag 5 0,1219
dilakukan dengan metoda AAS (atomic 7 0,0857
Absobtion Spectrometry). Sebelum 9 0,0910
dilakukan pengukuran dengan AAS 11 0,0770
dilakukan pretreatment berupa 0

prakonsentrasi dengan ekstraksi pelarut, ,0


3
,0
6
3
,0
4
3

karena keberadaan Ag sebagai trace element ,0


2
3
,0
0
2
,0
8
A 2

dalam sampel batuan tersebut. Pada rata-


,0
6
2
,0
4
2
,0
2
rata 2
,0

prakonsentrasi tersebut, masing-masing 0


1
,0
8
1
,0
6
1
,0

logam dikomplekskan dengan ditizon atau 4


1
,0
2
1
,0
0
0
,0

Diphenylthiocarbazone dan diekstrak dalam 8


0
,
6
0
4
0 2 4 6 8 1
0
1
2
p
pelarut organik. Ekstrak organik kemudian H

di stripping dengan HNO3 dan konsentrasi Gambar 11. Grafik konsentrasi kadar
perak dengan variasi pH
Dari tabel dan grafik dapat dilihat
bahwa hasil ekstraksi logam yang
diekstraksi dengan ditizon dalam 0
,

kloroform menunjukkan kadar tertinggi 4


0
5
,
4
0

pada pH 3. Hal ini disebabkan pH 3 A


,
3
0
5
,

memiliki konsentrasi H+ yang lebih besar


3
rata- 0
,
rata 2
0
5

dari Ag+. Pada pH 3 kadar yang


,
2
0
,
1
0
5

diperoleh lebih besar, hal ini disebabkan ,


1
0 5 1
0
1
5
waktu,
2
0
2
5
3
0

karena pada pH 3 terjadi stabilitas menit

kompleks yang besar.


Gambar 12. Grafik konsentrasi kadar perak
B. Optimasi Waktu ekstraksi Ag dengan dengan variasi waktu
ditizon Dari optimasi pH dan waktu
ekstraksi yang dilakukan baik terhadap
Waktu ekstraksi merupakan salah logam Ag yang telah diprakonsentrasi
satu faktor yang dapat mempengaruhi dengan metoda ekstraksi pelarut
absorbsi maksimal. Oleh karena itu, menggunakan ditizon sebagai
perlu dilakukan variasi waktu ekstraksi pengompleks, didapat kadar dalam
untuk menentukan waktu ekstraksi sampel logam Ag seperti yang tertera
optimal yaitu 5, 10,15,20, dan 30 menit. dalam Tabel 3:
Pada kurva hasil pengukuran
penentuan waktu optimum ekstraksi Tabel 3. Data pembacaan AAS logam
dapat dilihat bahwa waktu optimum perak (Ag) dengan metoda ekstraksi
ekstraksi terjadi pada waktu 10 menit. No Absorban Conc. (ppm)
Setelah 10 menit kompleks yang 1 0,0063 0,2573
terbentuk terganngu kestabilannya akibat 2 0,0048 0,2119
pengadukan yang ditunjukkan oleh 3 0,0053 0,2270
serapan kompleks yang relatif menurun. 4 0,0039 0,1846
Rata - rata 0,2202
Tabel 2. Konsentrasi perak ( Ag ) dengan
variasi waktu Tabel 4. Data pembacaan AAS logam
Waktu ( Absorban perak (Ag) dengan metoda langsung
menit ) rata-rata No Absorban Conc. (ppm)
1 0,0012 0,1029
5 0,2026 2 0,0013 0,1059
10 0,2323 3 0,0014 0,1090
4 -0,0001 0,0636
15 0,1298
Rata - rata 0,09535
20 0,1075
30 0,1341 Dari hasil pengukuran pengujian
yang penulis lakukan, terlihat
perbandingan antara hasil dari
pengukuran langsung dan ekstraksi.
Dimana terjadi peningkatan nilai
persentase dari kadar perak ( Ag ) pada
proses ekstraksi. Berarti metoda
ekstraksi pelarut menggunakan ligan
pengkelat ditizon dalam pelarut ekstraktan, volume HNO3 sebagai
kloroform cukup efektif dalam agent stripping, maupun
meningkatkan recovery logam Ag yang penambahan zat pemasking untuk
terdapat dalam sampel batuan yang menghilangkan gangguang dari
terdapat di daerah Bonjol Pasaman Barat matriks sampel.
sebesar 2,3 kali, dihitung dari rata-rata 2. Penggunaan pelarut lain selain
pengukuran dengan AAS. kloroform (CHCl3) sebagai pelarut
ditizon selain untuk meningkatkan %
A. KESIMPULAN zat yang terekstrak, juga mengurangi
tingkat toksisitas terhadap
Dari penelitian yang dilakukan lingkungan.
dalam penentuan logam Ag dengan 3. Menentukan kadar Ag dengan
menggunakan metoda ekstraksi pelarut mencoba pelarut asam lainya.
dengan ditizon sebagai ekstraktan dalam
pelarut kloroform, diperoleh hasil ACUAN
sebagai berikut:
1. Kondisi optimum ekstaksi untuk Asmadi Alsa. 2004, Pendekatan Kuantitatif
masing-masing logam adalah: pH Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,
ekstraksi untuk logam Ag pada (Yogyakarta:Pustaka Pelajar).
pH = 3.
2. Pada ekstraksi perak dengan Cotton, Albert F . (1989) . Kimia Anorganik
ditizon dalam kloroform diperoleh Dasar .Jakarta : UI Press.
waktu ekstraksi optimum adalah
10 menit Dhahar, J Rainir. Eklsplorasi endapan
3. Konsentrasi logam yang diperoleh bahan galian. G.S.B Bandung
dengan menggunakan metoda ini
(tabel 3) didapat ± 2,3x Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian
peningkatan kadar logam perak ( Behavioral, (Yogyakarta:Gajah Mada
Ag ) jika dibandingkan dengan University Press).
hasil pengukuran langsung
dengan 4 kali pengukuran sampel. Hamdan Z. Abidin dan Bhakti H. Harahap
4. Kadar perak pada sampel rata-rata (2005). “Indikasi mineralisasi epitermal
0,2202 ppm. emas bersulfida rendah di Wilayah
Kecamatan Bonjol, Kabupaten
B. SARAN Pasaman, Sumatera Barat. ” Jurnal
Geologi Indonesia (No.1 tahun
Meskipun metoda ekstraksi 2007).Hlm 55-67
pelarut cukup efektif dalam memekatkan
konsentrasi logam Ag dalam sampel Hartati, R.D. (1995). Penentuan Kandungan
batuan menggunakan ligan ditizon dalam Cu,Pb,Zn,Mg,Ag,Fe,Cd dan Au Dalam
klorofom sebagai ekstraktan dengan Contoh Batuan Sulfida Dengan SSA
faktor memekatan Ag ± 2,3 kali, tapi Dan Beberapa Cara Dekomposisinya
untuk hasil yang lebih baik penulis Dalam Standarisasi Metoda Analisa
menyarankan: Dan Produk Olahan Bijih Sulfida. LIPI,
1. Perlu dilakukan optimasi lain seperti Bandung.
optimasi konsentrasi ditizon sebagai
Khopkar S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia
Analitik.Jakarta : UI press.

Latipun.2002, Psikologi Eksperimen,


(Malang:UMM Press).

M. Sodiq Ibnu. et al .(2005). Kimia Analitik


I. Malang : Universitas Negeri Malang.

Otri, M.S. (2007). “ Penentuan Kadar Perak


(Ag) Dan Tembaga (Cu) Pada Batuan
Dari Daerah Aur Malintang Pariaman
Dengan Metode Spektrofotometri
Serapan Atom.” Skripsi tidak
diterbitkan. UNP.

Palar (1994). Pencemaran Dan Toksikologi


Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pasema, Widya (2008). Analisis Kandungan


Mangan(Mn) dan Tembaga (Cu) dalam
Bijih Mangan di Daerah Taming Tonga
Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten
Pasaman Barat Secara Spektrofotometri
Derapan Atom. ” Skripsi tidak
diterbitkan. UNP.

Sudrajat, D (1982). Geologi Ekonomi.


Bandung : ITB.

Sutrisno Hadi. 1985, Metodologi Research


Jilid 4, (Yogyakarta:Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM).

Totok Dariyanto (2000).Diktat kuliah


mineralogi. Bandung : ITB.

Vogel (1990). Analisa Anorganik Kualitatif


Makro Dan Mikro Bagian II. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai