P
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini endidikan adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hak memperoleh pendi-
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dikan dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 Ayat 1 yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan yang layak”. Pada tataran internasional, dikenal adanya Konvensi Hak-Hak
vi+ 30 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Ekonomi, Sosial dan Budaya, sebagai sebuah Pakta Internasional tentang “Perlindungan
Hak-Hak Warga Negara”. Salah satu pasal dalam konvensi tersebut adalah pengaturan
ISBN: hak-hak warga negara dalam pendidikan yang disahkan pada Tahun 1966. Demikian pula
978-602-6964-14-4 Konvensi Internasional dalam bidang Pendidikan di Dakar, Senegal Afrika Selatan tahun
2000 telah mengamanatkan semua negara untuk wajib memberikan pendidikan dasar
Pengarah: yang bermutu secara gratis kepada semua warga.
Ir. Harris Iskandar, Ph.D
Indonesia juga turut terlibat dalam kesepakatan SDG’s (Sustainable Development Goals)
Penyunting: yang telah disepakati oleh negara-negara anggota PBB pada tahun 2015. Sebagai tindak
Dr. Muhammad Hasbi lanjut, Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang
Dra. Kurniati Restuningsih, M.Pd Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Salah satu dari 17 tujuan yang
akan dicapai adalah menyediakan pendidikan yang berkualitas, inklusif dan berkesetaraan
Tim Penulis: untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua.
Dr. Asep Supena Penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) PAUD Inklusif merupakan upaya untuk
Siti Nuraeni P., M.Sp.Ed menata pemenuhan hak memperoleh pendidikan bagi anak usia dini yang memiliki
Rahmitha P. Soedjojo kebutuhan khusus, sehingga mereka dapat menikmati layanan yang berkualitas, Inklusif
Mareta Wahyuni dan berkesetaraan. POS ini diharapkan dapat membantu terlaksananya pembelajaran
Dona Paramita yang mampu membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih
Candi Rasyidi konsisten sejak awal, sehingga mereka mampu berkembang menjadi sumber daya manusia
Shoba Dewey C. yang memiliki kompetensi sikap beragama, kreatif, inovatif, dan berdaya saing. Tanggung
jawab dalam memberikan layanan ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola/
Desain/Layout:
lembaga PAUD Inklusif, orang tua, serta masyarakat.
Yulianto
Saya memberikan penghargaan kepada Direktorat Pembinaan PAUD yang telah menyusun
Foto-foto: POS PAUD Inklusif, di tengah – tengah terbatasnya buku PAUD Inklusif, untuk memudahkan
Dokumen Dit. Pembinaan PAUD Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada
anak berkebutuhan khusus. Semoga kehadiran POS ini mampu memberi kontribusi
Sekretariat: membantu terselenggaranya layanan PAUD Inklusif yang berkualitas.
Noor Ilman Saputra
Eko Tri Rakhmawati Jakarta, Desember 2018
Direktur Jenderal PAUD dan DIKMAS,
P
endidikan inklusif telah berkembang menjadi kebutuhan yang tidak terelakan. Be-
berapa regulasi yang berkaitan dengan inklusi telah tersedia melalui Peraturan Kata Sambutan ........................................................................................... iii
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 serta Salinan Peraturan Menteri Pendidikan
Kata Pengantar ........................................................................................... iv
Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 70 pada tahun 2009. Regulasi ini berlaku mulai Daftar Isi ..................................................................................................... v
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendahuluan ............................................................................................... 1
Prosedur Operasi Standar (POS) PAUD Inklusif merupakan pedoman dalam melak- A. Latar Belakang ................................................................................... 1
sanakan identifikasi dan assesmen, melaksanakan pembelajaran, melakukan bimbin- B. Landasan Filosofis ............................................................................... 2
gan, menyediakan sarana dan prasarana, yang mengacu pada Kurikulum 2013 Pendi- C. Dasar Hukum ..................................................................................... 2
dikan Anak Usia Dini (PAUD), sesuai dengan teori, filosofi, dan landasan pengemban- D. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3
gan kurikulum 2013 PAUD. POS PAUD Inklusif ini disusun secara sederhana, menarik, E. Sasaran ............................................................................................... 3
ramah, dan aplikatif agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Pendidik dan Tenaga F. Ruang Lingkup ................................................................................... 3
Kependidikan PAUD yang memiliki potensidan kondisi beragam, untuk dapat dijadikan Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus........................................................ 5
rujukan sesuai dengan kajian-kajian yang melandasinya. Layanan Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus................................ 11
POS PAUD Inklusif ini memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian lebih lanjut sesuai A. Pendidikan Inklusif ............................................................................. 11
dengan kondisi, potensi, dan budaya setempat, serta sangat terbuka untuk perbaikan B. Prinsip Pendidikan Inklusif .................................................................. 13
dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengundang parapembaca Penutup ...................................................................................................... 22
memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Daftar Pustaka ............................................................................................ 23
Terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan semua pihak yang telah Lampiran .................................................................................................... 24
bekerja keras menyelesaikan POS PAUD Inklusif ini. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Tanya Jawab Seputar pendidikan Inklusif .................................................... 29
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.
mendidik dirinya sendiri” Pendidikan Inklusif di Indonesia telah didukung secara yuridis yaitu melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 pada tahun 2009 dan
- Abbe Dimnet -
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 serta Salinan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010. Peraturan Negara
ini tidak saja untuk tingkatan SD sampai dengan sampai tingkat perguruan tinggi,
tetapi juga dimulai tingkatan PAUD. Pendidikan Inklusif saat ini sudah menjadi
kebutuhan dan sudah dilaksanakan oleh banyak lembaga pendidikan dari berbagai
tingkatan. Semakin banyak anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan layanan
Pendidikan Inklusif membuat Pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Ditjen PAUD dan Dikmas harus memberikan perhatian khusus,
sehingga lembaga-lembaga yang memberikan layanan PAUD Inklusif menjadi lebih
luas dan berkualitas dalam layanannya.
Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif secara formal dideklarasikan pada tanggal
11 Agustus 2004 di Bandung, dengan harapan dapat menggalang sekolah reguler
untuk mempersiapkan pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus. Hal
ini diperkuat dengan adanya symposium Internasional di Sumatera Barat pada
bulan September tahun 2005 tentang “Inclusion and the Removal of Barriers to
learning, participation and development” yang diselenggarakan oleh pemerintah
melalui Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Berdasarkan hal itu maka pada tahun 2009
pemerintah mengeluarkan peraturan menteri nomor 70 tentang pendidikan Inklusif.
Peraturan hukum dan berbagai produk kesepakatan mendorong Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu yang dikeluarkan pada tahun 2012. Dalam buku
Pedoman Penyelenggaran PAUD Terpadu dalam Prinsip PAUD pada prinsip ke empat
dinyatakan bahwa “Anak-anak dengan kelainan fisik dan/atau perkembangan
mental berhak memperoleh layanan PAUD, baik dalam bentuk pendidikan khusus
maupun Inklusif” dan bagian Prinsip Penyelenggaraan Program PAUD terpadu pada
prinsip ke-7 dinyatakan bahwa “Setiap Satuan PAUD wajib berupaya menampung
anak-anak berkebutuhan khusus sebatas kapasitas yang dimiliki dengan tetap
menjamin hak-hak anak yang bersangkutan untuk bergaul dengan sesama peserta
didik secara wajar serta terlindungi dari perlakuan diskriminatif, baik dari peserta
didik lain, pendidik, maupun orang dewasa lainnya”.
D
alam kalangan masyarakat dan dalam buku-buku sering terdapat peristilahan.
Istilah impairment didefinisikan sebagai kehilangan, kerusakan atau
ketidaklengkapan dari aspek psikologis, fisiologis atau ketidak lengkapan/
kerusakan struktur anatomi. Istilah disability (ketidakmampuan) adalah keterbatasan
atau hambatan yang dialami oleh seorang individu sebagai akibat dari impairment
(kerusakan) tertentu. Sebagai contoh: karena kerusakan (impairment) tunarungu,
seorang anak mengalami kesulitan atau hambatan untuk mendengar atau memahami
pembicaraan atau berkomunikasi.
Istilah handicaps diartikan sebagai ketidak beruntungan (disadvantage) pada seorang
individu sebagai akibat dari impairment (kerusakan) atau disability (ketidakmampuan)
yang membatasi atau menghambat seseorang dalam menjalankan peranannya.
Handicap dapat dialami orang misalnya ketika tidak dapat berbahasa Inggris, tetapi
dalam kelas menggunakan bahasa Inggris. Anak tunanetra tidak mengalami handicap
ketika ia membaca dengan huruf braille. Jadi impairment akan memunculkan disability,
namun disability belum tentu memunculkan handicap.
ABK dikelompokkan menjadi dua yaitu ABK temporer (sementara) dan permanen
(tetap).
Adapun yang termasuk kategori ABK temporer antara lain:
1. Anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah
2. Anak-anak jalanan
3. Anak-anak korban bencana alam
4. Anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil
5. Serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS
2. Anak-anak yang mengalami hambatan pendengaran (tunarungu) 1. Dalam hal variasi dan luasnya pengalamanan
3. Anak-anak yang mengalami hambatan intelektual (tunagrahita) 2. Dalam hal orientasi dan mobilitas
4. Anak-anak yang mengalami hambatan fisik motorik (tunadaksa) 3. Dalam hal interaksi dengan lingkungan
5. Anak-anak yang mengalami hambatan emosi dan gangguan perilaku (tunalaras) B. Anak dengan gangguan
6. Anak-anak dengan spectrum autisme pendengaran (tunarungu)
7. Anak-anak dengan gangguan konsentrasi dan hiperaktif (ADHD = attention Ketidakmampuan mendengar dari
deficiency and hiperactivity disorders/ ADD = attention deficit disorder) yang ringan sampai yang berat,
8. Anak berkesulitan belajar digolongkan ke dalam tuli dan kurang
9. Anak berbakat dan sangat cerdas/cerdas istimewa (gifted dan talented) dengar. Seseorang yang mengalami
hambatan pendengaran akan
Istilah anak berkebutuhan khusus bukan merupakan terjemahan atau kata lain dari mengalami hambatan dalam bahasa.
anak penyandang cacat, tetapi anak berkebutuhan khusus mencakup spektrum yang Akibat mengalami hambatan dalam
luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus temporer dan anak berkebutuhan pendengaran maka menimbulkan:
khusus permanen.
1. Kurangnya kosakata yang dikuasai
A. Anak dengan hambatan penglihatan (tunanetra) oleh anak
L
seperti cacat persepsi, cedera otak, disfungsi otak minimal, disleksia dan afasia ayanan Pendidikan untuk ABK dapat berupa Sekolah Luar Biasa (SLB), sekolah
perkembangan. Istilah ini tidak termasuk anak-anak yang memiliki masalah belajar regular atau sekolah regular penyelenggara inklusif, dan home schooling. SLB
yang utama hasil visual, pendengaran atau motorik cacat keterbelakangan mental, di Indonesia terdiri dari SLB A untuk anak-anak yang mengalami hambatan
atau lingkungan, budaya, atau secara ekonomi kurang. penglihatan, SLB B untuk anak-anak yang mengalami hambatan pendengaran,
Menurut DSM V istilah learning disability menjadi Specific Learning Disability (SLD). SLD SLB C untuk anak-anak yang mengalami hambatan intelektual, SLB D untuk
mengacu signifikan dan persisten kesulitan belajar dan menggunakan budaya seseorang anak-anak yang mengalami hambatan fisik dan motorik, SLB E untuk anak-anak
sistem simbol (misalnya, alfabet, karakter, angka dalam bahasa arab) yang diperlukan yang mengalami hambatan emosi dan perilaku.
untuk membaca, menulis, dan aritmatika yang terampil, dan yang harus diajarkan. Sekolah regular penyelenggara inklusif adalah suatu layanan pendidikan yang sedang
I. Anak berbakat dan sangat cerdas/cerdas istimewa (gifted dan trend di masa sekarang. Selanjutnya dengan adanya Deklarasi Harbin tahun 1993 dan
talented) pernyataan Salamanca tahun 1994 lebih memperkuat tentang keberadaan anak luar
biasa di sekolah reguler, dengan memperhatikan kebinekaan mereka sebagai landasan
A United States Office of Education (Marland, 1982) menyatakan bahwa siswa untuk memperkaya dan men-chalenge-kan kemampuan mereka, dikenal dengan
berbakat umum dan khusus adalah mereka istilah pendidikan inklusif yang bertujuan semua siswa memperoleh
yang memiliki kemampuan luar biasa, mereka
memerlukan program yang berbeda (jauh 1. Belajar sepanjang hayat (life long learning)
di atas program yang biasa disediakan bagi 2. Ekuitas dan kualitas (equity and quality)
mereka yang “normal” dalam rangka untuk 3. Belajar dan berfikir (learning and thinkin)
merealisasikan sumbangan mereka kepada diri 4. Kemitraan rumah dan sekolah (school-home partnership),
mereka dan masyarakat.
5. Tinggal dan belajar di masyarakat (living and learning in a community)
Joseph Renzulli’s (1978) memberikan definisi 6. Kompetensi akademi dan social (academic and social competence)
yang terkenal dengan nama “three ring” untuk
menentukan konsep tentang keberbakatan. Homeschooling atau sekolah rumah adalah pendidikan untuk anak-anak di rumah
Menurutnya tingkah laku berbakat terdiri dari yang di ajarkan oleh orangtua atau tutor. Bagi orangtua yang berkeberatan apabila
tingkah laku interaksi dari tiga komponen yaitu anak-anak mereka bersekolah di SLB atau di sekolah regular. Juga bagi mereka yang
kemampuan di atas rata-rata-rata, komitmen tinggal jauh dari lembaga persekolahan dan atau lembaga non persekolahan.
yang tinggi terhadap tugas dan tingkat kreatifitas
A. PENDIDIKAN INKLUSIF
yang tinggi.
Salinan peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor 70 tahun
Namun saat ini untuk kecerdasan digunakan
2009 Pasal 1 menyatakan bahwa: yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah
Multiple Intelegence (MI) dari Howard Gadner.
“…sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/
S
eiring dengan meningkatnya jumlah anak usia dini berkebutuhan khusus Aspen Education Group, YOUR CHILD AND ADHD, http://www.4-adhd.com/youchildandadhd.
yang belum terlayani di sekolah luar biasa maka penyelenggaraan PAUD pdf
Inklusif sangat penting. Dilain pihak pendidik dan tenaga kependidikan di Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
lembaga PAUD masih banyak yang belum memahami tentang AUD berkebutuhan Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012),
khusus dan pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU
mereka.
Dsm-5 and icd-11: possible implications : possible implications for intellectual intellectual
Oleh sebab itu berbagai upaya telah dan sedang dilakukan untuk memperluas
disability and autism spectrum disability and autism spectrum disorder
akses layanan terhadap AUD berkebutuhan khusus. Untuk mengoptimalkan
https://aaidd.org/docs/default-source/annual-meeting/tasse-dsm5-id-definition-5-23-
layanan pendidikan bagi mereka maka maka Direktorat Pembinaan Anak Usia
2013-aaidd-2013.pdf?sfvrsn=0
Dini mengeluarkan buku Pedoman Penyelenggaraan PAUD Inklusif.
Buku Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arah bagi penyelenggara PAUD Early Childhood Inclusion di kutip dari https: //www.naeyc.org /sites/default/files/globally-shared/
Inkluisf dan mendorong peningkatan akses dan mutu layanan PAUD Inklusif di downloads/PDFs/resources/position-statements/DEC_NAEYC_EC_updatedKS.pdf
Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 TAHUN 2009 http ://
kelembagaan.ristekdikti.go.id / wp-content /uploads/ 2016 /11/Permen-No.-70-2009-
tentang-pendidiian-inklusif-memiliki-kelainan kecerdasan.pdf
Prosedur Operasi Standar Pendidikan Inklusi Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
Direktorat Jenderal Mandikdasmen Departemen Pendidikan National Tahun
2007, dikutip dari https://hansdwi.wordpress.com/rosedur-operasi-standar-pendidikan-
inklusi-direktorat-pembinaan-sekolah-luar-biasa-direktorat-jenderal-mandikdasmen-
departemen-pendidikan-national-tahun-2007/
30 PEDOMAN PENYELENGGARAAN