1. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida,
dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
2. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah
rumah tangga lainnya.
3. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur
sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.
Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu
melakukan beragam fungsi. Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak mampu
menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Manfaat IPAL
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali
sesuai kebutuhan masing-masing
b. Membuat air limbah yang akan di alirkan ke sungai tidak tercemar
c.Menjaga kehidupan biota-biota sungai.
Tujuan IPAL
Adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari
baik domestik maupun bahan kimia industri.
Proses IPAL
Setelah kita mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan IPAL. Sekarang bagian ini akan
membahas proses singkat cara kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah. Ada lima tahapan yang
perlu dilalui oleh air limbah demi mendapatkan hasil saringan yang bisa digunakan lagi.
Untuk penjelasan lebih lanjutnya bisa dilihat di bawah ini:
Tahap pertama yang dilakukan adalah air limbah tersebut dialirkan ke tempat instilasi.
Karena alat yang disedikan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk kedalam
tempat penyaringan dengan lancar.
Tahap kedua, air limbah akan melalui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi
air yang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapan partikel-
partikel kotor yang ada di air limbah itu. Yang akan mengendapkan partikel tersebut
butiran-butiran kecil karbon yang terselip di pasir tersebut yang akan mengikat
partikel kotor yang ada di air limbah tersebut.
-Tahap ketiga, air limbah yang telah di saring melalui wadah penampungan pasir akan
diteruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama pada wadah
sebelumnya dimana partikel-parttikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan diproses
wadah berisi kerikil.
Tahap keempat, adalah air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng
gondok, ukuran wadah ini lebih besar di banding dua wadah sebelumnya. Karena
dalam proses ini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air
limbah. Tanaman eceng gondok yang sering kita lihat di beberapa sungai atau danau
memiliki fungsi untuk menyaring dan membersihkan partikel air yang kotor. Karena
tanaman ini memiliki zat kimia bersifat penyerap seperti amonia dan fosfat.
Setelah melewati keempat tahap di atas maka pada tahap yang terakhir ini adalah fase
uji coba, dalam wadah penampung ini berisi air yang terdapat beberapa ekor ikan.
Karena ikan biasanya digunakan sebagai sampel dalam uji coba penyaringan air salah
satunya IPAL ini. Ikan dalam penampungan ini berguna sebagai indikator, untuk
mengetahui seberapa bersihnya air limbah tersebut disaring. Dalam proses kita hanya
memili dua opsi sebagai kesimpulan yaitu jika ikan dalam penampungan tersebut
hidup saat beberapa jam proses penyaringan, maka air tersebut bisa dikatakan bersih
dan begitupun sebaliknya.
Untuk mengoptimalkan upaya penyehatan lingkungan Rumah Sakit dari pencemaran limbah
yang dihasilkannya maka Rumah Sakit harus mempunyai fasilitas pengelolaan limbah sendiri
yang ditetapkan KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit yaitu:
Fasilitas Pengelolaan Limbah padat — Setiap Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah
dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang
berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis
mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak
yang berwenang.
Fasilitas Pengolahan Limbah Cair — Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang
sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan
penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah sendiri.
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat akibat
kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis (Keputusan
MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004), yaitu :
Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologi. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik hitam.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari :
a. limbah infeksius dan limbah patologi, penyimpanannya pada tempat sampah berplastik
kuning.
b. limbah farmasi (obat kadaluarsa), penyimpanannya pada tempat sampah berplastik coklat.
c. limbah sitotoksis adalah limbah berasal dari sisa obat pelayanan kemoterapi.
Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik ungu.
d. Limbah medis padat tajam seperti pecahan gelas, jarum suntik, pipet dan alat medis
lainnya. Penyimpanannya pada safety box/container.
e. Limbah radioaktif adalah limbah berasal dari penggunaan medis ataupun riset di
laboratorium yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif. Penyimpanannya pada tempat sampah
berplastik merah.
B. Limbah Cair
Limbah cair Rumah Sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
RS, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan beracun, dan radio aktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2006). Penanganannya melalui IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh
kegiatan rumah sakit, yang meliputi : limbah cair domestik, yakni buangan kamar dari rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
(Said, 1999).
Menurut Azwar (1990), air limbah atau air bekas adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, yang
lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industri.