Oleh
Muhammad Fairuzabadi1
Erizal2
1
Dosen Program Studi Teknik Informatika, Universitas PGRI Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Teknik Informatika, Universitas Respati Yogyakarta
ABSTRAK
e-Government dapat diaplikasikan pada pada semua ranah pemerintahan, mulai dari administrasi
publik, legislative bahkan yudikatif. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan efisiensi internal,
menyampaikan pelayanan public yang cepat dan efektif, bahkan dapat mewujudkan proses
kepemerintahan yang lebih demokratis.
PENDAHULUAN
Perkembangan Tekologi Informasi telah diimplementasikan secara luas dalam membantu proses
kerja suatu organisasi. Tidak terkecuali di dalam organisasi pemerintah, implementasi teknologi Informasi
dan komunikasi memberikan dampak yang signifikan dalam kesuksesan pengelolaan birokrasi.
Implementasi teknologi Informasi dan komunikasi di pemerintahan dikenal dengan istilah e-Government.
Pemerintahan elektronik atau e-Government (berasal dari kata Bahasa Inggris electronics government,
juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational
government) adalah penggunaan teknologi Informasi oleh pemerintah untuk memberikan Informasi dan
pelayanan bagi warganya, baik terkait urusan bisnis, atau hal-hal lain yang berkenaan dengan
pemerintahan.
Menurut PBB (2006), e-Government didefinisikan sebagai penggunaan Internet and the world-
wide-web dalam rangka pelayanan Informasi dari pemerintah kepada masyarakat. Sedangkan definisi e-
Government menurut Jeong (2007), e-Government adalah pemanfaatan teknologi Informasi dan
komunikasi untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada masyakarat,
yang dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai elemen dari pemangku kepentingan.
e-Government dapat diaplikasikan pada pada semua ranah pemerintahan, mulai dari administrasi
publik, legislative bahkan yudikatif. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan efisiensi internal,
menyampaikan pelayanan public yang cepat dan efektif, bahkan dapat mewujudkan proses
kepemerintahan yang lebih demokratis.
1
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
Hubungan antara pemerintah dan customer (pelanggan) dapat dalam e-Government dapat
diwujudkan dengan model Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-
Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Model hubungan G2C menggunakan prinsip
Customer Relationship Management (CRM) untuk meningkatkan efektifitas pelayanan kepada masyarakat.
Pada pengembangan e-Government yang lebih luas, pemanfaatan teknologi Informasi dan
komuniasi tidak dibatasi hanya pada penggunaan internet, namun ada beberapa perangkat lainnya yang
bisa digunakan seperti telephone, fax, PDA, SMS text messaging, MMS, wireless networks, Bluetooth,
CCTV, tracking systems, biometric identification (seperti finger print) , road traffic management, identity
cards, smart cards, TV and radio, email, media sosial, newsgroups and electronic mailing lists, online chat,
and teknologi instant messaging.
Sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yaitu Terwujudnya Klaten yang
Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo serta misinya yaitu:
1) Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat ( wareg,wasis,wisma dan wutuh).
2) Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spiritual dan
meningkatkan keimanan,ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan.
4) Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan
perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi
kemiskinan.
5) Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi Pemerintahan.
6) Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.
7) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai.
8) Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan.
“Pemaanfaatan TIK untuk keterpaduan pengelolaan Informasi dalam rangka perbaikan organisasi
menuju tercapainya layanan prima melalui mutu layanan public yang bersih dan transparan.”
Jenis layanan dan jenis Informasi yang diberikan kepada masyarakat akan membentuk hubungan
Government to Government (G2G), Government to Business (G2B) dan Government to Citizen (G2C).
Layanan G2G diharapkan dapat memaksimalkan kemudahan akses antar SKPD di internal Pemerintah
Daerah Kabupaten Klaten. Sedangkan layanan G2B diharapkan dapat memudahkan pelaku bisnis
berinteraksi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten serta memutus rantai birokrasi yang tidak perlu.
Layanan G2C diharapkan dapat memberikan Informasi yang memudahkan masyarakat berinteraksi
2
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten tanpa harus datang secara fisik ke kantor Pemerintah
Daerah Kabupaten Klaten atau SKPD yang berada di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten. DI
samping itu, layanan G2C diharapkan dapat menjadi wahana sosialisasi dan edukasi dari pemerintah
kepada masyarakat. Umpan baliknya adalah sumbang saran dan aduan dari masyarakat terkait bagaimana
pelayanan pemerintah kepada masyarakat selama ini.
Pengembangan e-Government dilandasi oleh 4 (empat) infrastruktur utama, meliputi:
1) Organisasi.
2) Organisasi merupakan suprastruktur e-Government yang berperan dalam mengendalikan jalannya
system e-Government. Pola kepemimpinan dalam organisasi (leadership) yang baik, pengelolaan
sumberdaya manusia (human resources) yang sesuai dengan kompetensi, dan regulasi yang memadai
akan menentukan baik buruknya perjalanan e-Government di suatu lembaga.
3) Koneksi antar komponen yang terlibat dalam e-Government dalam bentuk perangkat networking yang
memuat protokol komunikasi, topologi, teknologi dan keamanan merupakan modal wajib bagi
terselenggaranya e-Government.
4) Informasi yang memuat struktur data, format data, metoda berbagi data (data sharing), dan sistem
pengamanannya adalah konseptual system yang wajib diperlihara agar tercapai kualitas validitas data.
5) Aplikasi, adalah infrastruktur berupa antar muka (interface), dan aplikasi back office.
Landasan pengembangan e-Government di Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten:
1) Komitmen dari semua komponen penyelenggaran e-Government untuk mencapai tujuan dan sasaran
e-Government.
2) Dukungan anggaran untuk kesinambungan penyelenggaran e-Government.
3) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam penyelenggaran e-Government.
4) Kebijakan yang mendukung optimalisasi penyelenggaraan e-Government.
5) Ketersediaan standar terkait data, Informasi, dan teknologi dalam penyelenggaraan e-Government
Skema e-Government Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten :
3
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
Kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan diharapkan dapat memberi arah dan mendorong
pemanfaatan TIK agar berjalan optimal. Kebijakan yang dapat ditempuh dalam pengembangan e-
Government
1) Visi dan misi yang dijabarkan dengan jelas dan terdokumentasi dalam bentuk surat
keputusan,peraturan, regulasi, kebijakan, pedoman, rencana strategis, atau bentuk dokumen
resmi lainnya.
2) Strategi penerapan kebijakan TIK yang dituangkan dalam bentuk rencana kerja, program, atau bentuk
dokumen resmi lainnya.
3) Standar atau panduan yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK secara umum maupun secara spesifik
dalam bidang-bidang tertentu.
4) Peraturan terkait dengan pemanfaatan TIK untuk menjamin kelangsungan program
pengembangan dan pemanfaatan TIK.
5) Skala Prioritas penerapan TIK yang dilaksanakan .
6) Evaluasi/manajemen risiko TIK yang diterapkan.
7) Panduan mengenai manajemen perubahan.
Tabel 1. Panduan Manajemen Perubahan
4
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
perangkat keras/lunak yang merupakan komponen bagi terselenggaranya system Informasi. Sumber daya
Informasi terdiri dari :
1) Ahli Informasi (Information Specialist)
2) Perangkat keras
3) Perangkat lunak
4) Perangkat komunikasi
5) Pengguna/Operator
Struktur organisasi yang dapat disusun berdasarkan model tersentralisasi.
KPDE
Aplikasi Kepegawaian
Pengembangan SDM
Database Perencanaan
PENTAHAPAN PENGEMBANGAN
(E-Government Road Map)
Pentahapan pengembangan mengikuti metodologi meliputi tahap (1) Publikasi, (2) Interaksi, (3)
Transaksi, dan (4) Integrasi. Proses ini menyesuaikan kondisi existing dan arah pengembangan e-
goverment menuju kondisi ideal yang diharapkan. Tahapan-tahapan lebih menunjukkan keterkaitan
domain aplikasi-aplikasi masing-masing SKPD, sehingga dalam penerapannya bisa saja dilakukan tidak
hanya serial namun dilakukan secara paralel tergantung kebutuhan dan prioritas yang telah direncanankan.
Prosentase ketercapaian pengembangan e-goverment yang diharapkan menuju kondisi ideal seperti
tergambar pada Tabel 2.
5
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
Tabel 2. Roadmap
6
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
7
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
8
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
9
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
Waktu pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan perkembangan penerapan e-goverment dan
tingkat kompetensi stakeholders.
10
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
RENCANA IMPLEMENTASI
(E-Government Implementation Plan)
Rencana Implementasi
Rencana implementasi e-Government mengacu kepada pentahapan pengembangan e-
Government secara nasional dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di setiap lembaga pemerintah.
Jangka waktu penerapan e-Government di setiap lembaga bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada serta
tetap dalam kerangka rencana penerapan e-Government secara nasional.
Rekomendasi
Rekomendasi di bidang organisasi dan manajemen
1) Sosialisasi konsep e-Government Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dengan semboyan Klaten Go
Online.
2) Penambahan unit organisasi dalam nomenklatur SKPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang
memiliki tugas fungsi melakukan pengelolaan dan pengembangan e-Government di tingkat Pemerintah
Daerah Kabupaten Klaten .
11
MASTER PLAN e-GOVERNMENT PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KLATEN
(Muhammad Fairuzabadi, Erizal)
3) Tersedia anggaran yang memadai dan berkesinambungan dalam pengelolaan dan pengembangan
teknologi Informasi dan komunikasi baik di tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten maupun
SKPD.
4) Penguatan pengelolaan TIK di tingkat SKPD, khususnya di Subbag program dan Informasi, baik dari
sisi anggaran maupun sumber daya manusia.
5) Penempatan SDM sesuai kompetensi dalam mengelola e-Government.
6) Komitmen yang dimulai secara top down.
7) Sosialisasi dan penerapan reformasi birokrasi secara bertahap, terus menerus, dan berkesinambungan
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan transparan dan akuntabel.
8) Membuka ruang konsultasi dan layanan aduan dari masyarakat demi penyempurnaan pelayanan
Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten kepada masyarakat serta melakukan monitoring dan analisis
terhadap layanan tersebut.
9) Kerjasama yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan perguruan tinggi dan bisnis dalam
mengembangkan e-Government.
PENUTUP
Demikian Master Plan e-Government Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten ini disusun agar dapat
menajdi pedoman dalam menerapkan pengembangan e-Government secara realistis dan terukur.
Perlu disadari bahwa teknologi Informasi sedemikian cepatnya berkembang, sehingga pada
master plan ini tidak menyinggung secara mendetail persyaratan teknologi yang harus digunakan dengan
tujuan agar master plan ini lebih luwes untuk diimplementasikan.
Master Plan e-Government ini disusun dalam rangka perencanaan pengembangan, sehingga
berhasil atau tidaknya perencanaan ini tergantung factor komitmen dari dalam Pemerintah Daerah
Kabupaten Klaten itu sendiri. Oleh karena itu diharapkan komitmen dari semua pihak yang terkait dalam e-
Government agar implementasi e-Government di Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten bisa terlaksana
dengan baik dan efektif. Diharapkan Master plan e-Government ini dapat diimplementasikan dengan baik
sehingga tercapai kinerja pemerintah yang bersih, transparan dan akuntabel.
12
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 1, November 2015
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (2000), Garis-garis Besar Kebijakan Teknologi Informasi
Nasional, Jakarta.
Departemen Komunikasi dan Informasi (2003). Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No.57 Tahun
2003 Tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga.
Jakarta. Departemen Komunikasi dan Informasi (2003).
Departemen Komunikasi dan Informatika (2003), Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik,Versi
1.0, Jakarta.
Departemen Komunikasi dan Informatika (2003), Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal
Pemerintah,Versi 1.0, Jakarta.
Departemen Komunikasi dan Informatika (2004), Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Jakarta.
Departemen Komunikasi dan Informasi No.41 Tahun 2007 Tentang Panduan Umum Tata Kelola
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Jakarta.
Dwi A. Noerharijanti, Handayani Tjandrasa.(2010), Perencanaan Strategis Teknologi Informasi Pelayanan
Pendidikan Nonformal dan Informal pada BPPNFI Regional IV. Seminar Nasional Pascasarjana X
ITS, 2010, Surabaya.
Habibie Muhammad. (2009), Perencanaan Strategis Sistem Informasi : Studi Kasus Pemerintah
Kabupaten Tegal. Tesis Magister Teknologi Informasi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Indrajit, E. Richardus, 2004, e-Government in Action (Ragam Kasus Implementasi Sukses di Berbagai
Belahan Dunia), ANDI, Yogyakarta.
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government.
Internal Staff.(2007), TOGAF for IT Planning, Technical Workshop, Pusat Ilmu Komputer Universitas
Indonesia, Jakarta.
Jogiyanto. (2005), Sistem Informasi Strategik : Untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Juardi, tahun (2010). Penerapan Analisis SWOT Guna Penyusunan Rencana Induk E-Government
Kabupaten Kaur.
Kaplan, Norton. (1996), The Balanced Scorecard : Translating Strategy Into Action. Harvard Busines Press.
Kominfo, (2003), Inpres No 3 tahun 2003 tentang pedoman penerapan e-Government, Kementerian
Komunikasi dan Informasi, Muara Enim.
Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon. (2004), Management Information System Managing the Digital
Firm, 8th Edition, Perarson Prentice Hall Indrajit, Richardus Eko. 2004. Electronic Government:
Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem PelayananPublik Berbasis Teknologi Digital.
Yogyakarta: ANDI.
13