Junardi
Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
email: Jun.thriller7@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Dr. Nella Yantiana, SE, MM, Ak, CA, CMA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
Dosen Pembimbing II
Khristina Yunita, SE, M.Si, Ak, CA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
Universitas Tanjungpura
Abstract
This research aims to examine the fraud elements in the fraud pentagon theory toward an
indication of the existence of fraudulent financial reporting in the company’s financial and
banking sector in Indonesia in 2014-2016. Independent variable used in this research are
financial target, financial stability, external pressure, personal financial need, ineffective
monitoring, external auditor quality, change in auditor, audit opinion, change in board of
director, frequent number of CEO’s picture and CEO politicians while dependent variable used is
fraudulent financial reporting which is proxied with Altman Z’Score.
The result of this research shows the existence of one significant influential variable in
detecting the occurrence of fraudulent financial reporting, i.e. financial target. The variable
represents an element in the fraudpentagon theory i.e. pressure. The existence will occur when the
high performance of the company in a previous year, will affect the earning profit target in the
following years so that such conditions will inflict to management to achieve an earning profit
target in following years at least equal or higher profits earned in previous years.
Keyword: Fraud, Fraud Triangle, Fraud Diamond, Fraud Pentagon, Fraudulent Financial
Reporting, Altman Z’Score
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan elemen penting bagi perusahaan untuk
menampilkan kondisi keuangan sebuah perusahaan. Laporan keuangan mempunyai
peran sebagai alat komunikasi antara manajemen dengan bawahannya dan kepada
pihak luar perusahaan seperti investor, supplier, dan kreditur. Bentuk komunikasi
tersebut mengenai data keuangan dan aktivitas operasional perusahaan yang
ditunjukkan kepada pemangku kepentingan. Penginformasian ini ditujukan kepada para
pihak yang terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas aliran dana
investasi dan kredit yang masuk ke perusahaan, serta untuk menjaring adanya investor
baru yang tertarik untuk menanamkan modal.
menunjukkan bahwa model Beneish (1999) dan model Altman (2000) dapat diterapkan
dalam pendeteksian kecurangan laporan keuangan.
Penelitian ini akan menerapkan Crowe’s fraud pentagon theory. Hal ini karena
elemen indikator pada fraud pentagon lebih lengkap jika dibandingkan daripada teori
sebelumnya yaitu fraud triangle dan fraud diamond. Elemen-elemen dalam fraud
pentagon tidak dapat begitu saja diteliti sehingga membutuhkan proksi variabel. Proksi
yang dapat digunakan untuk penelitian ini antara lain pressure yang diproksikan
dengan, financial target, financial stability, external pressure, dan personal financial
need. Opportunity yang diproksikan dengan ineffective monitoring dan kualitas auditor
eksternal; Rationalization yang diproksikan dengan change in auditor dan opini audit;
Capability yang diproksikan dengan pergantian direksi perusahaan; dan Arrogance
yang diproksikan dengan frequent number of CEO’s picture dan politisi CEO. Kelima
faktor tersebut diindikasikan dapat menjadi pemicu terjadinya peningkatan fraud.
Keinginan perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan terjamin
kesinambungannya (going concern) dengan selalu terlihat baik menyebabkan
perusahaan terkadang mengambil jalan pintas (illegal) yaitu dengan melakukan
fraudulent financial reporting. Fraudulent financial reporting dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satu proksi yang dapat digunakan untuk mengukur fraudulent
financial reporting adalah Altman Z’Score (Mehta, et al, 2017).
Dari fenomena-fenomena yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis
melakukan penelitian apakah fraud pentagon berpengaruh terhadap fraudulent
financial reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini berkontribusi dalam memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh fraud pentagon terhadap fraudulent financial reporting pada
perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
memberikan kontribusi dalam menambah literatur dan pengujian empiris dibidang
akuntansi forensik.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian
jenis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan sebab akibat antara
variabel independen (variabel yang mempengaruhi ) dan variabel dependen (variabel
yang dipengaruhi).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil dan mempelajari data laporan keuangan
dari perusahaan perbankan yang dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data
tersebut diakses melalui situs resmi BEI di www.idx.co.id. Penelitian dilakukan pada
bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Desember 2017.
3.3. Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitarif berupa analisis Fraud Pentagon
terhadap kecurangan laporan keuangan. Data kuantitatif dikarenakan penelitian ini
menggunakan angka-angka sebagai indikator variabel penelitian dalam menjawab
masalah penelitian. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan perbankan
bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga pengumpulan data dilakukan
dengan cara dokumentasi terhadap sampel penelitian.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan dan
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu
menentukan target dari elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk
dikumpulkan datanya berdasarkan kriteria tertentu. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 67 perusahaan dengan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor perbankan dan keuangan yang sudah go public atau terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2016.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dalam
website perusahaan atau website BEI selama periode 2014-2016 dan dinyatakan
dalam rupiah (Rp)
3. Perusahaan tidak delisting selama periode 2014-2016
4. Perusahaan memiliki kelengkapan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.5. Variabel Penelitian
3.5.1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan model Altman sebagai
pengukur kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial reporting). Adapun
fungsi persamaan atas Z’-Score untuk perusahaan non-manufaktur adalah sebagai
berikut:
Z’-Score = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72 X3 + 1,05X4
Keterangan:
X1 = modal kerja/total asset
X2 = saldo laba/total asset
X3 = laba sebelum bunga dan pajak/total asset
X4 = nilai pasar ekuitas/total liabilitas
7
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
8. Opini Audit
Kode 1 = Terdapat pergantian KAP selama periode 2014-2016
Kode 0 = Tidak terdapat pergantian KAP selama periode 2014-2016
9. Change In Board Of Director
Kode 1 = Terdapat pergantian direksi perusahaan
Kode 0 = Tidak terdapat pergantian direksi perusahaan
4. Pengujian hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Kuncoro (2014), Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel terikat.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013). Persamaan regresi linear
9
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi semakin besar (mendekati 1)
dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(Kuncoro, 2014).
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013).
4. HASIL PENELITIAN
4.1. Statistik Deskriptif
Hasil olahan data statistik deskriptif dan frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Financial Target (X1)
Financial target diukur dengan Return on Asset (ROA) dengan metode pengukuran
perbandingan laba bersih terhadap total aset dalam statistik deskriptif memiliki hasil
rata-rata menunjukkan 2,7014 dengan nilai terendah -11,04 sedangkan nilai tertinggi
menunjukkan angka 20,11 dengan nilai standar deviasi kinerja sebesar 3,13376.
Hasil dari perhitungan diatas menunjukkan nilai ROA tinggi. Hal ini menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan meningkat.
2. Financial Stability (X2)
Financial stability diukur dengan ACHANGE dengan metode pengukuran
pertumbuhan total aset dalam statistik deskriptif memiliki hasil rata-rata
menunjukkan 0,1660 dengan nilai terendah -0,49 sedangkan nilai tertinggi
menunjukkan angka 3,33 dengan nilai standar deviasi kinerja sebesar 0,32906. Hasil
dari perhitungan diatas menunjukkan adanya kenaikan aset setiap tahunnya.
3. External Pressure (X3)
Rasio leverage dengan metode pengukuran rasio total hutang terhadap total aset
menunjukkan nilai rata-rata external pressure sebesar 0,6909 dengan nilai terendah
0,01 dan nilai tertinggi sebesar 7,82 dengan standar deviasi menunjukkan nilai
0,57182. Perhitungan tersebut menunjukkan tingginya nilai transaksi hutang untuk
dana perusahaan.
4. Personal Financial Need (X4)
institutional ownership dengan metode pengukuran menggunakan rasio struktur
kepemilikan saham oleh direksi maupun komisaris terhadap total saham perusahaan
yang beredar. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,2716. Nilai
kepemilikan saham orang dalam terendah sebesar 0,00 dan nilai tertinggi 0,81.
Standar deviasi pada hasil ini menunjukkan nilai 0,17034.
5. Ineffective Monitoring (X5)
Ineffective yang diukur dengan rasio dewan komisaris dengan metode pengukuran
rasio jumlah dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris
perusahaan. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata 0,4770 atau 47,70%. Hal
ini berarti bahwa jumlah komisaris independen di dalam perusahan sampel
menunjukkan rata-rata sebesar 47,70% dari seluruh jumlah dewan komisaris.
Kondisi demikian menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan sampel
penelitian ini memenuhi syarat minimal 30% anggota komisaris independen.
10
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
number of ceo’s picture terhadap fraudulent financial reporting. Hal ini berarti model
regresi yang digunakan dalam penelitian sudah termasuk fit model.
4.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah
sebesar 5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hanya financial target yang memiliki
tingkat signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05 (0,03<0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa financial target berpengaruh signifikan terhadap fraudulent
financial reporting sedangkan financial stability, external pressure, personal financial
need, ineffective monitoring, kualitas auditor eksternal, change in auditor, opini
auditor, change in board of director, dan frequent number of ceo’s picture disimpulkan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Financial target berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting
pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal ini dikarenakan
apabila kinerja perusahaan yang tinggi pada tahun sebelumnya, akan mempengaruhi
target perolehan laba pada tahun berikutnya sehingga kondisi demikian akan
memberikan tuntutan pada manajemen untuk mencapai target perolehan laba pada
tahun berikutnya yang setidaknya sama atau lebih tinggi dengan laba yang diperoleh
tahun sebelumnya. Pressure cenderung mendorong perusahaan untuk memanipulasi
laba yang diperoleh untuk meyakinkan pengguna laporan keuangan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menggunakan aset perusahaan untuk
menghasilkan laba.
2. Financial stability tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal ini
dapat terjadi karena para manajer tidak serta merta akan memanipulasi laporan
keuangan untuk meningkatkan stabilitas perusahaan. Manipulasi laba menyebabkan
laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Keadaan demikian justru mempersulit perusahaan mendapatkan bantuan dana atau
investasi dari pihak eksternal maupun internal untuk menyelamatkan mereka ketika
terancam oleh kondisi ekonomi global.
3. External pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. External
pressure yang diproksikan dengan leverage menunjukkan leverage yang rendah
sudah tidak dipertimbangkan lagi oleh kreditor. Hal ini digantikan dengan
pertimbangan lain seperti adanya tingkat kepercayaan atau hubungan baik antara
perusahaan dengan kreditor.
4. Personal financial need tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal ini
dapat disebabkan karena masih sedikitnya jumlah rata-rata kepemilikan saham pada
perusahaan sampel. Kepemilikan saham yang kecil menunjukkan bahwa pada
perusahaan sampel telah melakukan pemisahan tanggung jawab berdasarkan jumlah
saham yang dimiliki antara pemegang saham dan manajer. Adapun pemisahan
tanggung jawab tersebut adalah pemegang saham bertanggung jawab sebagai
pemilik yang mengontrol jalannya perusahaan dan manajer memiliki peran serta
15
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
tanggung jawab dan pemisahan yang tegas maka manajer tidak memiliki wewenang
yang luas untuk melakukan fraudulent financial reporting.
5. Ineffective monitoring tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena komisaris independen kurang melakukan kontrol dan
pengawasan terhadap manajemen.
6. Kualitas auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh adanya persepsi bahwa KAP yang tergabung dalam
BIG4 dapat memberikan output kualitas audit yang bagus akan tetapi persepsi
tersebut tidaklah benar karena realitanya perusahaan yang diaudit oleh KAP BIG4
masih melakukan tindakan fraudulent financial reporting.
7. Change in auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial
reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal
tersebut dapat terjadi ketika perubahan auditor dilakukan sebagai akibat perusahaan
tidak puas terhadap kinerja auditor independen yang sebelumnya. Pergantian auditor
eksternal adalah untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian kecurangan laporan
keuangan, perusahaan yang bersih akan menggunakan auditor independen yang
dapat objektif dalam melakukan audit untuk kepentingan perbaikan kinerja
perusahaan di masa depan.
8. Opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting
pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Hal ini dikarenakan
tambahan paragraf penjelas dalam laporan auditor independen adalah penjelas dari
hal-hal tertentu seperti pendapat wajar yang diberikan sebagian didasarkan atas
laporan independen lain, informasi tambahan yang diharuskan Ikatan Akuntansi
Indonesia, dan keadaan tertentu lainnya.
9. Change in board of director tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent
financial reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia.
Hal ini dapat dikarenakan adanya pengawasan dari dewan komisaris terkait dengan
kinerja dari tiap direksi. Selain itu, adanya pergantian direksi tersebut dapat terjadi
perubahan kinerja manajemen yang lebih baik dari sebelumnya, karena dilakukan
perekrutan direksi yang lebih berkompeten
10. Frequent number of CEO’s tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent
financial reporting pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia.
Hal ini disebabkan gambar CEO penting dicantumkan dalam laporan tahunan guna
memperkenalkan CEO perusahaan tersebut kepada masyarakat luas terutama para
pemangku kepentingan.
target laba yang akan dicapai pada tahun tersebut harus sesuai dengan standar industri.
Jika industri perusahaan tersebut sedang lesu, sebaiknya perusahaan tidak memberikan
tuntutan atau tekanan yang berlebihan sehingga manajemen tidak melakukan tindakan
fraudulent financial reporting untuk menaikkan laba usaha yang dapat merugikan
perusahaan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
AICPA, SAS No. 99. (2002). Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit.
AICPA. New York
Albrecht, W.S., Albrecht, C.C., Albrecht, C.O., (2006), Fraud Examination 2nd edition,
South-Western, a division of Thomson Learning.
Albrecht, W.S., Albrecht, C.O., Albrecht, C.C, & Zimbelman , M.F. (2012). Fraud
Examination 4th ed., USA: South-Western, Cengage Learning.
Altman, E I., (2000), Predicting the Financial Distress of Companies: Revisiting the Z-
score and ZETA Models, Working Paper, New York University.
Altman, E.I., (1968), Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of
Corporate Bankruptcy, Journal of Finance, 23 (4), hal 589-609.
Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y. (2016). Pendeteksian Kecurangan Laporan
Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Volume 23
No.1, Lampung: Universitas Lampung.
Aprilia. (2017). Analisa Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan Menggunakan Benesih Model Pada Perusahaan Yang Menerapkan
Asean Corporate Governance Scorecard. Jurnal Akuntansi Riset Vol 6, No 1,
Jakarta: Universitas Trisakti.
Arens, Elder, & Beasley. (2002). Auditing dan Jasa Assurance, Edisi 12, Penerbit:
Erlangga, Jakarta.
Association of Certified Fraud Examiners. (2016). Report to the nation on occupational
fraud and abuse (2016 global fraud study).
http://www.acfe.com/rttn2016/resources/downloads.aspx. Diakses pada 25
Oktober 2017.
Beneish, Messod D, (1999), “The Detection of Earnings Manipulation”, Finanial Analysis
Journal, 55, hal 24-36.
Chaney, P.K., Faccio, M., & Parsley, D., 2011. The Quality Of Accounting Information In
Politically Connected Firms. Journal of Accounting and Economics, Vol. 51, No.
1: 58-76.
Charalambos, T.S. (2002). Detecting False Financial Statements Using Published Data:
Some Evidence From Greece. Managerial Auditing Journal 17/4, 179–191.
Cressey, D.R. (1953). Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith, pp1-300.
Crowe, H. (2011). The Mind Behind The Fraudsters Crime: Key Behaviorial and
Environtmental Element.
Devy, K.L.S., Wahyuni, M.A., & Sulindawati, N.L.G.E. (2017). Pengaruh Frequent
Number Of Ceo’s Picture, Pergantian Direksi Perusahaan Dan External Pressure
17
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
Mahama, M. (2015). Detecting Corporate Fraud And Financial Distress Using The
Altman And Beneish Models The Case Of Enron Corp. International Journal Of
Economics, Commerce And Management, Vol. III, Issue 1, Ghana : Tamale
Polytechnic.
Manurung, D.T.H., & Hadian, N. (2013). Detection Fraud of Financial Statement with
Fraud Triangle. Proceedings of 23rd International Business Research Conference.
Australia.
Martantya, M.R. & Daljono. (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan
Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang
Mendapat Sanksi Dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro Journal of
Accounting. Vol.2. No.2. Semarang:Universitas Diponegoro.
Mehta, A., & Bhavani, G. (2017). Application of Forensic Tools to Detect Fraud: The
Case of Toshiba. Journal of Forensic and Investigative Accounting, Vol. 9: issue 1,
Dubai: Institute of Management Technology.
Mehta, U., Patel, A., Patel, H., & Purohit, R. (2012). Detection of Fraudulent Financial
Statement in India: An Exploratory Study. Proceedings of the 2nd International
Conference on Enterprise Systems & Accounting (ICESA 2005), GFMJR,
January—June Vol.No.4.
Nguyen, K. (2008). Financial Staement Fraud: Motives, Methods, Cases and Detection.
Dissertation: Florida
Ozcul, F.U., & Pamukcu, A. (2012). Fraud Detection and Forensic Accounting. Springer-
Verlag Berlin Heidelberg.
Petriella, Y .(2015). OJK: Kader Parpol Tidak Boleh Menjadi Komisaris Bank.
http://finansial.bisnis.com/read/20150318/90/413400/ojk-kader-parpol-tidak-
boleh-menjadi-komisaris-bank. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Putri, A. (2012). Kajian: Fraud (Kecurangan) Laporan Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi
& komputerisasi akuntansi Vol 3, No 01, Bekasi: Universitas Islam 45.
Rachmawati, K.K., & Marsono. (2014). Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud
Triangle Terhadap Fraudulent Financial Reporting (Studi Kasus pada Perusahaan
Berdasarkan Sanksi dari Bapepam Periode 2008-2012). Diponegoro Journal Of
Accounting. Volume 3, Nomor 2. Semarang:Universitas Diponegoro.
Rahmanti, M., & Daljono, M. (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan
Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang
Mendapat Sanksi Dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro Journal Of
Accounting. Volume 2, Nomor 2. Semarang:Universitas Diponegoro.
Ratmono, D., Diany, Y.A. (2014). Determinan Kecurangan Laporan Keuangan:Pengujian
Teori Fraud Triangle. Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 3, Nomor 2.
Semarang:Universitas Diponegoro.
Reskino & Anshori, M.F. (2016). Model Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan
Dengan Analisis Fraud Triangle. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No. 2.
Banten:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Robbins, P.S., & Coutler, M. (2010). Manajemen edisi kesepuluh. Jakarta:Erlangga.
19
Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan
Model Altman
Siddiq, F.R., (2017). Analisis Fraud Pentagon untuk Mendeteksi Financial Statement
Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index
(JII) Tahun 2014-2015. (Tesis yang tidak dipublikasikan). Solo:Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sihombing, K.S., & Rahardjo, S.N. (2014). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2012. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Volume 03, Nomor 02, Semarang: Universitas
Diponegoro.
Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J. Wright. (2009). Detecting and Predecting Financial
Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99.
Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial Economis,
Vol. 13, h. 53-81.
Sugiarto. (2009). Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan & Informasi Asimetri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sujarweni, V.W. (2016). Penelitian Akuntansi dengan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Sukirman, & Sari,M.P. (2013). Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud Triangle
(Studi Kasus Pada Perusahaan Publik Di Indonesia). Jurnal Akuntansi & Auditing,
Volume 9,No. 2, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Tampubolon, R. (2005). Risk and Systems- Based Internal Auditing. Jakarta: Gramedia.
Tessa, C.G. & Harto (2016). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian Teori Fraud
Pentagon Pada Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia . Simposium
Nasional Akuntansi XIXl, Lampung.
Tuanakotta, T.M. (2013). Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Ulfah, M. Nuraina, E. & Wijaya, A.L. (2017). Pengaruh Fraud Pentagon Dalam
Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perbankan Di
Indonesia Yang Terdaftar Di BEI. Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi. Vol.5,
No.1. Madiun
Wolfe, D.T. & Dana R.H. (2004). The Fraud Diamond:Considering the Four Elements of
Fraud. CPA Journal. Vol 74, No 12.
Yusof, M.K., Simon, J., & Khair, A.A.H. (2015). Fraudulent Financial Reporting: An
Application of Fraud Models to Malaysian Public Listed Companies. The
Macrotheme Review 4(3), Spring.