Anda di halaman 1dari 26

P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan
derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pembanguan manusia seutuhnya harus dilakukan secara
komprehesif dalam keseluruhan proses kehidupan yang dimulai sejak
dalam kandungan sampai dengan akhir hayat kehidupan manusia,
dengan kata lain kita harus memperhatikan kesejahteraan para calon ibu
(WUS), bayi, balita, anak usia sekolah sampai usia lanjut.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, besaran
masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu 17,7% gizi kurang, 3,9% gizi
buruk; gizi pendek 19,3%, gizi sangat pendek 19,3%, gizi kurus 6,7%,
gizi sangat kurus 3,5%, gizi lebih 8,0%.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional di
semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan
yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada
Puskesmas Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap.
Pendekatan pelayanan gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan
sensitif, sehingga peran program dan sector terkait harus berjalan
sinergis. Pembinaan tenaga kesehatan/tenaga gizi puskesmas dalam
pemberdayaan masyarakat menjadi hal sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Keliling, dan Upaya Kesehatanan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang


disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan untuk daerah
yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan Puskesmas Rawat
Inap. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian
Kesehatan per Desember tahun 2011 jumlah Puskesmas di seluruh
Indonesia adalah 9.321 unit,diantaranya 3.025 unit Puskesmas Rawat
Inap, dan selebihnya yaitu 6.296 unit Puskesmas Non Rawat Inap.
Puskesmas dan jejaringnya harus membina UKBM.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di
dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung
umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam gedung juga
meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan di
luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif
dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas,
diperlukan pelayanan yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan
status gizi yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan
untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar
dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

B. Tujuan
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan pelayanan gizi di
Puskesmas Purabaya

C. Tata Nilai
Tata Nilai
CERIA
Sebagai mitra masyarakat dalam bidang kesehatan Puskesmas
Purabaya menerapkan dan membudayakan tata nilai CERIA. Kata
CERIA menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti suatu sikap
atau tampilan yang Berseri – seri dan Mencerahkan menandakan
Kebahagiaan. Dengan tampilan CERIA diharapkan masyarakat
pengguna jasa layanan puskesmas Purabaya puas dengan layanan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

kesehatan yang diberikan. Rincian tata nilai yang diterapkan dan


dibudayakan di Puskesmas Purabaya adalah sbb :
- C – CEPAT tanggap dalam memberikan pelayanan,
- E – EDUKASI tentang hidup sehat, melalui pelayanan dan
penyuluhan kesehatan,
- R – RAMAH tamah dalam memberikan pelayanan tanpa membeda
– bedakan status Masyarakat,
- I – IKHLAS melayani dengan sepenuh hati,
- A – AMAN dalam pelayanan, melayani secara Prima sesuai
dengan Standar Prosedur yang Ada.

Janji Layanan
“ KEPUASAN Anda KOMITMEN PELAYANAN KAMI ”

Tujuan Puskesmas
Dalam upaya pembangunan kesehatan Puskesmas Purabaya
bertujuan :
1. Menjadi puskesmas unggulan dalam bidang promotif dan
preventif.
2. Menjadi puskesmas unggulan dalam pelayanan yang berkualitas
dan terakreditasi nasional.
3. Menjadi Puskesmas unggulan dalam bidang sumber daya
manusia yang professional.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah
Penyelenggaraan Pelayanan gizi di dalam maupun luar gedung di
Puskesmas Purabaya

E. Sasaran
Sasaran pada pedoman ini adalah tenaga gizi Puskesmas Purabaya

F. Batasan Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain
konseling gizi terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI,
konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)


1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur untuk identifikasi kebutuhan gizi dan
penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-
prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan
pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai
area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan
lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan
kesehatan.Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau
golongan masyarakat masaldan target yang diharapkan adalah
pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang
terbuat daribahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran
dan satuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang digunakan
untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun pengunjung
rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan
antaramakanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk
mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna, diserap,
digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh
7. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam
perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,PMT Ibu Hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,suplemen Tablet
Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.Kegiatan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam


wakturelatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
8. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak
khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara
khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif
terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan dan
perkembangan 1000 HPK
9. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses
komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi
puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi
masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
10. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan
memuaskan, baik kualitas dari petugasmaupun sarana serta
prasarana untuk kepentingan pasien/klien
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk
melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun Puskesmas dan
unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi
Gizi/Diploma III Gizi
12. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan
Gizi danSarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
13. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan,
baik rawat inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik
pelayanan kesehatan dan atau gizi.
14. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi
buruk, gizikurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan
makan, penurunan beratbadan, dll.
15. Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui,
lansia, pasiendengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

diabetes mellitus, hipertensi,hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll


16. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik
pada masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan,
analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan
optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di
dalam dan di luar gedung
17. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya manusia


Tenaga pelaksana Gizi UPTD Puskesmas adalah
penganggung jawab umum pelayanan gizi di sebuah puskesmas,
yang ditetapkan oleh kepala Puskesmas dengan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Tugas dan fungsi Petugas Gizi UPTD Puskesmas meliputi :
a. Menyusun Perencanaan Pelayanan Gizi
b. Menyusun Rencana Evaluasi Pelayanan Gizi
c. Melaksanakan Pemantauan dan Pengendalian
d. Melaksanakan Koordinasi Lintas Program dan lintas sektor

B. Distribusi Ketenagaan
Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh tenaga pelaksana gizi
puskesmas Purabaya

C. Jadwal kegiatan
Jadwal pelaksanan Kegiatan Gizi disesuaikan dengan Rencana
kerja Tahunan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Denah ruangan Tenaga pelaksana gizi puskesmas Purabaya
menempati lantai 1
B. Standar Fasilitas
Pelayanan Gizi Puskesmas Purabaya Mempunyai Standart Fasilitas
yang ada adalah :

Kegiatan Pelayanan
Sarana Prasana
Gizi
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan
- Timbangan Dewasa, dan Bayi
Dalam Gedung - Microtoice/ Pengukur tinggi badan
- Antropometri kit
- Buku panduan : Pedoman Vitamin A, Panduan
penggunaan Aplikasi Kualitas Data Rutin Distribusi
Vitamin A, Panduan Terintegrasi Suplemen Vitamin
A, Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk II,
Standar Pertumbuhan Balita, Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak, Pedoman
pendampingan Kadarzi, Pedoman Gizi Seimbang,
Lembar balik PMBA
- Leaflet, Lembar balik, Materi Materi
Penyuluhan : Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif,
Strategi peningkatan Penimbangan Balita
Di posyandu, Angka Kecukupan Gizi
- Tabel Antropometri
Luar Gedung - Timbangan : Dacin, Timbangan Injak,

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Timbangan bayi
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- Meja, Kursi, ATK, F2 Gizi, F3 Gizi, dan
Blanko-blanko laporan lain
- Vitamin. A, Tablet Fe

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI

A. Lingkup Kegiatan

1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Kegiatan pelayanan gizi didalam gedung terdiri dari upaya


promotif, preventif, dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan
yang dilakukan di dalam puskesmas.

2. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung

Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak


sepenuhnya di lakukan hanya di luar gedung, melainkan tahap
perencanaan di lakukan di dalam gedung. Kegiatan pelayanan
gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta
sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizidi luar gedung dalam rangka
upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara
lain:
1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) dan sesuai dengan risiko/masalah gizi.
b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
c. Lokasi edukasi gizia ntaralain: Posyandu, Pusling, Institusi
Pendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita,
Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim
penyuluh di Puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan,
antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah
kerjaPuskesmas.
b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan
kepada masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu
melakukan pendidikan gizi di Posyandu dan masyarakat
luas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM,
institusi pendidikan, pertemuan keagamaan,dan
pertemuan-pertemuan lainnya.

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah


kerja Puskesmas.
2. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi
Balita menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku
KIA.
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
a) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan
diwilayah kerja Puskesmas
b) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar
mampu melakukan pemantauan pertumbuhan di
Posyandu.
c) Melakukan penimbangan
d) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan
pelaporan
e) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan diwilayah kerja Puskesmas
f) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan
pertumbuhan.
3. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan
kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan sehingga
kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan
dengan baik
b. Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen
pemberian vitamin A antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-11 bulan,
anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas setiap tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian vitamin A diwilayah kerja
Puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

diwilayah kerja Puskesmas.


d) Ketentuan dalam pemberian vitaminA:
 Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 UI warna
biru,diberikan duakali setahunya itu pada bulan
Februari dan Agustus
 Balita12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000
UI warna merah, diberikan dua kali setahunya itu
pada bulan Februari dan Agustus
 Bayi dan Balita Sakit Bayi usia 6-11bulan dan balita
usia 12-59 bulan yang sedang menderita campak,
diare, gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin A
dengan dosis sesuai umur
 Ibu nifas(0-42hari) Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul
merah dosis 200.000 UI, 1 kapsul segera setelah
melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.
4. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil
dan
Ibu Nifas
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan
pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita
anemia gizi besi yaitu Ibu Hamil melalui pembinaan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan
pencegahan anemia gizi besi.
b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
c. Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen
pemberian TTD antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran
selama satu tahun.
b) Memantau kegiatanpemberian TTD oleh bidan diwilayah
kerja puskesmas.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD diwilayah
kerja Puskesmas.
d) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan ibu
nifas:
 Pencegahan:1tablet/hari sejak awal kehamilan dan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

dilanjutkan sampai masa nifas


 Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
5. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan
WUS
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah).
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen
pemberian TTD antara lain:
a) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putrid dan WUS
mengonsumsi TTD secara mandiri.
b) Apabila disuatu daerah prevalensi anemia ibu hamil >20%
maka tenaga gizi puskesmas merecncanakan kebutuhan TTD
untuk remaja putrid dan WUS dan melakukan pemberian TTD
kepada kelompok sasaran.
c) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah
kerja Puskesmas.
d) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah
kerja Puskesmas.
e) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putridan
WUS
 Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1
tablet/minggu
 Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
6. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
a. MP-ASI
MP-ASI Buffer stock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan
darurat/bencana. MP-ASI Buffer stock didistribusikan secara
bertingkat.Tenaga gizi puskesmas akan mendistribusikan kepada
masyarakat. Sasaran MP-ASI Buffer Stok: balita 6-24 bulan yang
terkena bencana
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokal

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

setempat dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan


keterampilan tenaga kesehatan.MP-ASI local dapat dialokasikan dari
dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) atau dana lain sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI lokal: balita gizikurang 6-24
bulan. Tugas tenaga gizi puskesmas dalam hal ini adalah:
 Merencanakan menu MP-ASI local
 Mengadakan bahan MP-ASI local
 Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader
 Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader
b. PMT Pemulihan
a) Sasaran: balita gizi kurang, balita paska perawatan gizi buruk,
ibu hamil KEK ( Kurang Energi Kronik ).
b) PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan
ringan padat gizi dengan kandungan 350—400 kalori energy
dan10 —15 gram protein.
c) PMT bumil KEK Buffer stock diberikan dalam bentuk
makanan padat gizi dengan kandungan 500 kalori energy
dan15 gram protein.
d) Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan Ibu Hamil
KEK adalah 90 harimakan anak (HMA) dan 90 harimakan
bumil (HMB).
e) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemen
pemberian MP-ASI dan PMT-Bumil KEK antara lain:
 Merencanakan kebutuhan MP ASI dan PMT Bumil
KEK untuk sasaran selama satu tahun.
 Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT
Bumil KEK, diwilayah kerja Puskesmas.
 Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI dan
PMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.

7. Surveilence Gizi
a. Kegiatan surveilans gizi
Meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang
dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Sektor terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan


surveilans gizi dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera
maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang. Sebagai acuan bagi petugas gizi
puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa menggunakan
buku Surveilans Gizi, Kementerian Kesehatan RI,2014.
Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang
besaran masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasiyang dapat digunakan untuk
mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu
daerah
d) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk
dilakukan (bentuk, sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
a) Data status gizi
b) Data konsumsi makanan
c) Data cakupan program gizi
c. Sasaran: bayi,balita,anak usia sekolah,remaja,WUS,ibu hamil,ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
d. Dalam pelaksanaan surveilans gizi,tenaga gizi puskesmas
berkoordinasi dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan
fungsi antara lain:
a) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode / cara
melakukan, dan penggunanaan data
b) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data,
mengolah data, menganalisa data, melaksanakan
diseminasi informasi
c) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan
kegiatan gizi di posyandu
d) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
e) Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a. Tujuan: mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

perencanaan
b. Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah,remaja, WUS,ibu hamil,ibu menyusui, pekerja
serta lansia.)
2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a) Tujuan: Tersedianya informasi secara terus menerus,
cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan
tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi Memantau situasi
pangan dan gizi antar desa/kelurahan dalam satu
kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor ditingkat
kecamatan di wilayah kerja Puskesmas.
3) Sistem Kewaspadaan Dini-Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB
Gizi Buruk
a) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk
disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium dirumah tangga
a) Tujuan : memperoleh gambaran berkala tentang
cakupan konsumsi garam beriodium yang memenuhi
syarat dimasyarakat. Dilaksanakan setiap satu tahun
sekali.
b) Sasaran : rumah tangga
8. Kerjasama lintas sektordan lintas program
a. Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi ditingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program
b. Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh
Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas
Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan
koordinator, tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat,
sanitarian, juru imunisasi,danlain-lain.
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sector dan
lintas program adalah:
a) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan
kerjasama

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

b) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama


c) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen
kerjasama
d) Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator
-indikator keberhasilan kerjasama
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
f) Membuat laporan hasil kerjasama
B. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan
Pelayanan Gizi. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu
atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah
pendekatan kepada pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinan para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai
apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di
masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur
informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh
dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat
menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan. Strategi ini dapat dikatanan sebagai upaya membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat
berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara


langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan
keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan
kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat
desa, dan sebagainya.

C.  Langkah Kegiatan


a) Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi:
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosis gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan
skrining/penapisan gizi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
menetapkan pasien berisiko masalah gizi. Apabila tenaga kesehatan
menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien akan dirujuk untuk
memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan,verifikasi dan interpretasi data secara
sistematis.Kategori data pengkajian gizi meliputi:
a) Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara
meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan
BeratBadan (BB), LingkarLengan Atas (LiLA),Lingkar Kepala,
Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll
b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik


meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi
sepertirambut,otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak
dibagian tubuh tertentu, dll.
c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif:
 Pengkajian riwayatgizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
 Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untu
kmendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari,dengan cara
recall 24 jam,yang dapat diukur dengan menggunakan
bantuan food model.
d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka
mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi
pasien/klien.Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga
untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi
terapi gizi. Contoh data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
yang dapat digunakan misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL,
HDL, trigliserida, ureum, kreatinin, dll.
2. Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara
sesuai dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi,
tenaga gizi puskesmas seharusnya bisa menegakkan diagnosis
gizi secara mandiri tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi
lain di puskesmas dalam memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah
gizi,factor penyebab,serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.Untu
kmengetahui ruang lingkup diagnosis gizi dapat merujuk pada
Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar,Kementerian
Kesehatan RI,2014 atau di Buku Pedoman Asuhan Gizi di
Puskesmas,WHO dan Kementerian Kesehatan RI, 2011.

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

3. Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang
ditujukan untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau
aspek status kesehatan individu.
Intervensi gizi dalam rangka pelayanan gizi rawat jalan meliputi:
a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta
kemampuan pasien / klien untuk menerima makanan dengan
memper hatikan pedoman gizi seimbang ( energi, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat), factor
aktifitas, factor stress serta kebiasaan makan/polamakan.
Kebutuhan gizi pasien ditentukan berdasarkan status gizi,
pemeriksaan klinis, dan data laboratorium.
b) Edukasi Gizi Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan terkait perbaikan gizi dan
kesehatan.
c) Konseling Gizi Konseling yang diberikan sesuai kondisi
pasien/klien meliputi konseling gizi terkait penyakit,konseling
ASI,konseling Pemberian Makan Bayi dan
Anak(PMBA),konseling aktivitas fisik,dan konseling faktor
resiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan konselinga dalah
untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang
dihadapi.
4. Monitoring dan EvaluasiAsuhan Gizi Rawat Jalan
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemajuan, keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi pada
pasien/klien dengan cara:
a) Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap
intervensi gizi
b) Menentukan apakah intervensi yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana diet yang telah ditetapkan
c) Mengindektifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun
negative
d) Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi
tidak tercapai

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

e) Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta


f) Evaluasi hasil:
 Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan
rencana diet atau standar rujukan untuk mengkaji
perkembangan dan menentukan tindakan selanjutnya.
 Mengevaluasi dampakdari keseluruhan intervensi terhadap
hasil kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi
perkembangan penyakit, data hasil pemeriksaan
laboratorium, dan status gizi.
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan
gizi antara lain:
1. Perkembangan data antropometri
2. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3. Perkembangan data fisik/klinis
4. Perkembangan data asupan makan
5. Perkembangan diagnosis gizi
6. Perubahan perilaku dan sikap

3 BAB V
LOGISTIK

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan


program gizi direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas
program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pelayanan gizi yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator
program gizi berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan
dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator program gizi
berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan
mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan
kegiatan ( POA – Plan Of Action ).

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN/ SASARAN

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap
bulan sekali dan lintas sektor 4 bulan sekali.

BAB IX
PENUTUP

uptd puskesmas kalapanunggal 1


P E D O M A N P E L A Y A N A N G I Z I

Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait


pelayanan gizi dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran
dan manfaat.Keberhasilan pelayanan gizi tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya peningkatan pelayanan
gizi di Puskesmas Purabaya

uptd puskesmas kalapanunggal 1

Anda mungkin juga menyukai