Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Oleh :
Ni Putu Ari Wijayanti
18101110001

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ADVAITA MEDIKA TABANAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak
secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan
dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

1.2 Tujuan Terapi Bermain


- Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral, dan bermain dengan terapi.
- Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
2. Meningkatkan keterampilan anak
3. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
4. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

1.3 Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP BERMAIN
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-
anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain
a) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
b) Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
c) Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
d) Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain


1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup

F. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan
antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang
lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan
halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan
terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan
atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak
tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di
sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau
ibunya.
2. Ditinjau dari karakter
a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif
untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan
teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman
sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu
dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada
usia toddler.
d. Associative play
pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang
lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak
jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini,
juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.

II. KONSEP BERMAIN PUZZEL


A. Pengertian Bermain Puzzel
Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,
media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media
puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya.
B. Fungsi Bermain Puzzel
Permainan puzzle berfungsi untuk:
1) Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran.
2) Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan kepingkeping puzzle
dan menyusunnya menjadi satu gambar.
3) Memperkuat daya ingat
4) Mengenalkan anak pada konsep hubungan
5) Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis
(menggunakan otak kiri).
C. Jenis-jenis Puzzel
Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
a. Puzzle konstruksi : Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan
potongan-potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi
beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu
sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka
bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick) : Puzzle batang merupakan permainan teka-teki
matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang
baik untuk menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara
membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang
terdapat pada batang puzzle.
c. Puzzle lantai : Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga
baik untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik.
Puzzle lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan
warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih
kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan
lama.
d. Puzzle angka : Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu
anak dapat melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka
sesuai urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi
mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi : Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang
memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya
selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak
kiri. Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika : Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat
mengembangkan keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan
masalah. Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga
membentuk suatu gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri : Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran,
persegi dan lain-lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan
puzzle geometri sesuai dengan papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan: Puzzle penjumlahan dan pengurangan
merupakan puzzle yang dapat mengembangkan kemampuan logika matematika
anak. Dengan puzzle penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan
kepingan puzzle sesuai dengan gambar pasangannya.
D. Cara Bermain Puzzel
a) Sediakan kertas puzzel bergambar
b) Bongkar kertas pazzel tersebut
c) Pasang kembali kertas pazzel sesuai pasangannya masing
d) Di anjurkan lebih baik pada bagian ujung kertas terlebih dahulu
e) Setelah itu bagian samping dengan sesuai pasangannya
f) Kerjakan sampai selesai sesuai dengan gambar seperti semula sebelm kertas puzzel di
bongkar

BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 2-3 TAHUN

A.Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (5 menit)
a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.
2. Kegiatan inti (5-10 menit)
a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Menfasilitasi anak untuk bermain
3. Penutup (5 menit )
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.
B. Tata Cara Bermain
1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang
diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan
baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. Permainan
Puzeel
D. Susunan Kegiatan
N Waktu Terapy Anak Ket
O
1 5 menit Pembukaan :
 Menjawab salam
 Co-Leader membuka
dan mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
terap
 Memperkenalkan  Mendengarkan
pembimbing
 Memperkenalkan  Mendengarkan dan
petugas dan anak saling berkenalan
 Mendengarkan
 Kontrak waktu dengan
anak
 Mendengarkan
 Mempersilahkan leader

2 5-10 Kegiatan bermain


menit
 Leader menjelaskan cara  Mendengarkan
permainan
 Menanyakan pada anak,
 Menjawabpertanyaan
anak mau bermain atau
tidak
 Menbagikan permainan
 Leader ,co-leader, dan  Menerima permainan
Fasilitator memotivasi
 Bermain
anak
 Fasilitator
 Bermain
mengobservasi anak
 Menanyakan perasaan
 Mengungkapkan
anak perasaan

3 5 menit Penutup
 Leader Menghentikan  Selesai bermain
permainan
 Menanyakan perasaan
 Mengungkapkan
anak perasaan
 Menyampaikan hasil
 Mendengarkan
permainan
 Co-leader menutup acara
 Mendengarkan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar
yang diwarnai, kemudian digantung
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak
untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai