Askep GG Pencernaan Ok
Askep GG Pencernaan Ok
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk pertumbuhan dan perkembangannya manusia memerlukan makan.
Makanan tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan.
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan
dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan.
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.
pencernaan sangatlah penting untuk manusia, karena kinerja sistem
pencernaan akan menentukan gizi yang terserap dan pembuangan sisa yang tidak
diperlukan tubuh. Sistem pencernaan juga akan membentuk asam amino esensial
rantai pendek (SCFA) yang berguna dalam proses kekebalan tubuh (imunitas).
memiliki pencernaan yang sehat akan memperkuat sistem imun tubuh yang
melindungi tubuh dari berbagai penyakit, menghancurkan dan menghilangkan
mikroorganisme asing (bakteri, parasit, jamur, virus, tumor) yang masuk ke dalam
tubuh. Namun demikian, kesadaran akan kesehatan pencernaan pada masyarakat saat
ini dirasakan masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari pola makan masyarakat sehari-
hari yang dapat memicu terjadinya gangguan sistem pencernaan. Begitu pun pada
pekerja, masih terdapat pekerja yang mengalami masalah gangguan pencernaan.
Menurut Levy SB, Keluhan gangguan pencernaan sering timbul pada pekerja
gilir/kerja malam dibanding pada pekerja pagi hari/day workers. Laporan yang ada
menyebutkan bahwa dari 34.047 orang yang bekerja dengan sistem kerja gilir, 2,5-
15% menderita gangguan pencernaan, yang juga diderita pada 10-30% pekerja yang
pernah bekerja secara gilir sebelumnya.
1
Sebuah studi di Islandia menunjukkan bahwa perawat yang bekerja 16 jam
dalam shift pagi - malam memiliki gejala gastrointestinal lebih parah, mungkin karena
kurangnya cukup waktu istirahat antara akhir shift malam dan awal pagi. Dalam
penelitian Hamid Reza dan Ali Reza pada perawat di Iran didapatkan keluhan
gastrointestinal dengan proporsi yang sangat tinggi 81,9% pada perawat dengan kerja
gilir. Proporsi ini dua kali lebih besar dari yang dilaporkan dalam studi sebelumnya di
Korea.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak ditemukannya gangguan-
gangguan pada sistem pencernaan. Mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia sangat
banyak menderita gangguan sistem pencernaan dengan faktor penyebab yang
berbeda-beda dan dengan kasus yang berbeda-beda. Oleh sebab itu kelompok
membuat asuhan keperawatan dengan gangguan sistem pencernaan secara umum
untuk mengetahui dan memahami mengenai gangguan sistem pencernaan dan
mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pencernaan.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Agar Mahasiswa memahami dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif kepada pasien dengan ganggan sistem pencernaan.
b. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara komprehensif kepada pasien
dengan gangguan sistem pencernaan
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan kepada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan kepada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan
2
BAB II
3
Pada riwayat kesehatan sekarang, biasanya pasien mengeluhkan hal-hal yang
menjadi keluhan utamanya seperti sakit pada abdomennya, mengeluhkan nyeri,
mual muntah, serta pasien bisa mengalami diare.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien mempunyai riwayat kesehatan yang pernah diderita sebelumnya
seperti penyakit mag atau lainnya . Dan biasanya pasien juga memiliki riwayat
pernah masuk rumah sakit serta riwayat penggunaan obat-obatan serta alergi.
c. Riwayat penyakit dan riwayat masuk rumah sakit
Biasanya pasien memiliki riwayat masuk rumah sakit sebelumnya. Karena
biasanya penyakit gangguan sistem pencernaan akan sering kambuh, misalnya
maag, maka pasien akan sering atau pernah sebelumnya masuk rumah sakit untuk
berobat. Dengan mengetahui adanya riwayat masuk rumah sakit, perawat dapat
mengumpulkan data-data penunjang masa lulu seperti status rekam medis saat
dirawat sebelumnya, serta data-data diagnostik dan pembedahan.
f. Riwayat keluarga
Biasanya berhubungan dengan penyiapan makanan. Yang biasanya disiapkan oleh
ibu sekarang masak sendiri seperti anak kos.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
4
Pada bagian kepala yang dikaji adalah rambut, kulit kepala untuk mengetahui
bagaimana kondisi kepala klien, keadaan rambut dan kebersihan kulit kepala.
b. Mata
Pada bagian mata yang dikaji adalah konjungtiva. Biasanya pasien dengan
gangguan pencernaan konjungtiva anemis.
c. Bibir
Bibir dikaji terhadap kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi.
Biasanya pasien dengan gangguan sitem pencernaan memiliki warna bibir yang
pucat, biasanya pasien juga mengalami sianosis yang disebabkan oleh masalah
pernapasan atau kardiovaskular.
d. Rongga mulut
Biasanya pasien dengan gangguan sistem pencernaan memiliki kelainan atau lesi
pada rongga mulut.
e. Lidah dan dasar mulut
Biasanya pasien dengan gangguan sistem pencernaan memiliki warna lidah yang
pucat, kering dan terdapat lesi pada lidah, dan tepi lateral lidah kasar. Normalnya
lidah harus berwarna merah sedang atau merah pudar, lembab, sedikit kasar pada
bagian permukaan atasnya, dan halus sepanjang tepi lateral. Permukaan bawah
lidah dan bagian dasar mulut sangat bersifat faskular.
f. Pemeriksaan fisik Abdomen
Biasanya pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan akan didapat kan data
pemeriksaan abdomennya:
a) Inspeksi :
Biasanya terlihat abdomennya membesar, kulit terlihat kering dan
elastisitas abdomen menurun, terdapat jaringan parut. Dan biasanya
abdomennya tidak simetris
b) Auskultasi
Biasanya pasien dengan gangguan sistem pencernaan akan terjadi
obstruksi usus yang menyebabkan peristaltik meningkat dan disertai rasa
sakit pada pasien. Dan biasanya juga bisa terjadi peritonitis yang
menyebabkan usus akan melemah. Dan frekuensi peristaltik usus terdengar
tidak normal.
5
c) Palpasi
Biasanya pada saat palpasi dirasakan adanya benjolan ataupun masa pada
abdomen pasien
d) Perkusi
Biasanya terdengar suara bising usus abnormal pada abdomen pasien
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
6
2. Tingkat nyeri analgesic (narkotika,
Nyeri yang dilaporkan non narkotik, atau
Panjangnya episode nyeri NSAID), berdasarkan
Menggosok area yang tipe dan keparahan
terkena dampak nyeri
Mengerang dan menangis Tentukan analgesic
Ekspresi nyeri wajah sebelumnya, rute
Tidak bisa beristirahat pemberian dan dosis
Agitasi untuk mencapai hasil
Iritabilitas pengurangan nyeri
Mengerinyit yang optimal
Mengeluarkan keringat Pilih rute intravena
Berkeringat berlebihan dari pada rute
Mondar mandir intramuskukar, untuk
Focus menyempit injeksi pengobatan
Ketegangan otot nyeri yang sering
Kehilangan nafsu makan Tinggalkan narkotik
Mual dan obat – obatan lain
Intoleransi makanan yang dibatasi,
Frekuensi nafas sesuaidengan aturan
rumah sakit
Denyut jantung apical
Berikan kebutuhan
Denyut nadi radial
kenyamanan dan
Tekanan darah
aktivitas lain yang
Berkeringat
dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri
Berikan analgesic
sesuai waktu
paruhnya, terutama
pada nyeri yang berat
Susun harapan yang
positif mengenai
keefektifan analgesic
untuk
mengoptimalkan
respon pasien
Jalankan tindakan
keselamatan pada
pasien yang menerima
analgesic narkotika,
sesuai kebutuhan
2. Manajemen nyeri
Aktivitas – aktivitas :
Lakukan pengkajian
nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristik,
onset/durasi,
7
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan
factor pencetus
Observasi adanya
petunjuk nonverval
mengenai
ketidaknyamanan
terutama mereka yang
tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang
ketat
Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan
penerimaan pasien
terhadap nyeri
Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
Pertimbangkan
pengaruh budaya
terhadap sensori nyeri
Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan
lainnya,mengenai
efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri
yang pernah
digunakan
sebelumnya
Bantu keluarga dalam
mencari dan
menyediakan
dukungan
Ajarkan prinsip –
prinsip manajemen
nyeri
Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyeri nya
dengan tepat
Pertimbangkan tipe
8
dan sumber nyri
ketika memilih
strategi penurunan
nyeri
Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
Dapatkan riwayat
lengkat mengenai
perawatan
sebelumnya
9
tepat
Konsultasi dengan
pasien, anggota
keluarga dan dokter
manual, waktu jeda,
seklusi
10
Monitor tanda-
tanda fisiologis
Monitor intek atau
asupan dan asupan
cairan secara tepat
Monitor asupan
kalori makanan
harian
Observasi klien
selama dan setelah
pemberian makan
atau makanan
ringan untuk
meyakinkan
bahwa intek cairan
atau asupan
makanan yang
cukup tercapai dan
dipertahankan
Monitor prilaku
klien yang
berhubungan
dengan pola
makan,penambaha
n dan kehilangan
berat badan
Beri dukungan
sembari klien juga
berusaha
mengintekrasikan
prilaku makan
yang
baru,perubahan
11
citra tubuh dan
peruban gaya
hidup
Rundingkan
dengan tim
kesehatan lainya
setiap hari terkait
dengan
perkembangan
klien
Bantu klien untuk
mengevaluasi
kesesuaian atau
konsekuensi
pilihan makanan
dan aktivitas fisik
2. Managemen nutrisi
Aktifitas-aktifitas :
Tentukan status
gizi pasien dan
kremampuan
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Instruksikan
pasien mengenai
kebutuhan nutrisi
Tentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
persyaratan gizi
Atur diet yang
12
diperlukan
Ciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi
makan
Lakukan atau
bantu pasien
terkait perawatan
mulut sebelum
makan
Anjurkan pasien
mengenai
modifikasi diet
yang diperlukan
Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan makan
tertentu
berdasarkan
perkembangan
atau usia
Pastikan diet
mencakup
makanan tinggi
kandungan serat
untuk mencegah
konstivasi
Monitor kalori dan
asupan makanan
Anjurkan pasien
untuk memantau
kalori dan intek
13
makanan
3. Bantuan peningkatan
berat badan
Aktifitas-aktifitas :
Jika diperlukan
lakukan
pemeriksaan
diagnostik untuk
mengetahui
penyebab
penurunan berat
badan
Timbang pasien
pada jam yang
sama setiap hari
Monitor mual
muntah
Kaji penyebab
mual muntah
Monitor asupan
kalori setiap hari
Monitor nilai
albumin,limfosit,d
an elektrolit
Dukung
peningkatan
asupan kalori
Instruksikan cara
meningkatan
asupan kalori
Sediakan variasi
makanan yang
tinggi kalori dan
14
bernutrisi tinggi
Lakukan
perawatan mulut
sebelum makan
Berikan istirahat
yang cukup
Ciptakan
lingkungan yang
menyenangkan
dan menenangkan
Ajarkan pasien
dan keluarga
merencanakan
makan
Kenali apakah
penurunan berat
badan yang
dialami pasien
merupakan tanda
penyakit terminal
Sediakan
suplemen makanan
jika diperlukan
3 Resiko infeksi b.d Gambaran diri Peningkatan gambaran diri
malnutrisi Indikator: Aktivitas :
- Gambaran diri internal (1-3) - Kaji secara verbal dan
- Menggambarkan efek bagian nonverbal respon
tubuh (1-3) klien terhadap
- Penyesuaian perubahan fungsi tubuhnya
tubuh (2-3) - Monitor frekuensi
- Penyesuaian perubahan setatus mengkritik dirinya
kesehatan 2-3) - Jelaskan tentang
- Penyesuaian perubahan fungsi pengobatan,
tubuh terhadap cidera (2-3) preawatan kemajauan
15
dan prognosis
penyakit
- Dorong klien
mengungkanpan
perasaannya
- Identifikasi arti
pengurangan melalui
alat bantu
- Fasilitasi kontak
dengan individu lain
dalam kelompok kecil
DAFTAR PUSTAKA
16
Irianto, koes. 2014. Anatomi dan fisiologi. Bandung : alfa beta
Kirnantoro. 2002. Anatomi dan fisiologi. Yogyakarta : pustaka baru press
Kowalak, jenifer P. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta : EGC
17