2
Terapi Inhalasi
• Menghasilkan aerosol dengan ukuran optimal
untuk dideposisikan di jalan nafas (aerosol
yang terinspirasi berukuran <10 μm)
3
UKURAN PARTIKEL
Nasal cavity
IMPAKSI > 10µ
Primary bronchus
Terminal bronchus
SEDIMENTASI + DIFUSI
Respiratory
< 2µ
bronchiole
DIFUSI < 2µ Alveolar
Alveoli Ducts & Sacs
Partikel mempenetrasi saluran respirasi pada level yang berbeda-beda tergantung ukuran partikel.
jumlah nafas / dosis
Dosis (g)
Ilustrasi kisaran dosis dari masing-masing jenis alat (A) nebulizer; (B) dry powder
inhaler dan (C) pressurized metered dose inhaler dengan batas aktuasi per napas
untuk menghantarkan dosis
5
Hickey 2020. Advanced Drug Deliver Rev
Keuntungan terapi inhalasi
• Penghantaran obat ke fokus penyakit yang cepat,
• Mengurangi risiko efek samping,
• Paparan terhadap produk obat dapat dipersingkat,
• Dosis yang lebih tepat,
• Indikasi pemakaian beragam;
• Memungkinkan digunakan untuk anak-anak dan pasien dengan
kondisi fisik apapun.
https://ulaizer.com.ua/en/news/ingalyatsii-s-nebulajzerom/ 6
Indikasi
Asma
𝛽2-agonis Terapi inhalasi sering digunakan untuk
pengobatan penyakit paru pada anak.
antikolinergik
Namun, banyak indikasi pada anak
kortikosteroid tidak evidence-based
Croup Laube et al 2013. Eur Respir J
budesonid
epinefrin
Fibrosis kistik
antimikroba
rhDNase OVER USE ?
Hipertensi pulmonal
Prostasiklin
Imunisasi
7
Indikasi Terapi Inhalasi
Penyakit Inflamasi Saluran Napas
Asma
- Tata laksana serangan (bronkodilator)
- Tata laksana jangka panjang (antiinflamasi)
Penyakit Infeksi Pernapasan
- Sindrom croup
- Bronchiolitis
- Infeksi pada penyakit paru kronik (cystic fibrosis, bronkiektasis)
Memperbaiki bersihan jalan napas
- Gangguan bersihan saluran nafas kronik (cystic fibrosis,bronkiektasis,
penyakit neuromuskular)
8
Terminology
• Rhinorrhea
• Nasal Obstruction
• Snuffles
• Sneezing
• Itching
• Snoring
Upper respiratory tract • Anosmia
• Sore throat
Conducting zone • Stridor
Lower respiratory tract Air passage • Cough
• Wheezing
• Dyspnea
Respiratory zone • Tachypnea
Gas exchange • Crackles
• Bronchovesicular
9
Terminology
Acute respiratory infection
• Produksi mukus
11
CROUP
• Trakea, laring, dan bronkus ➜ stridor inspirasi dan barking cough
• Virus parainfluenza tipe 1 dan 2, influenza A dan B, measles, adenovirus, RSV
• Diagnosis: klinis.
• DD: epiglottitis, benda asing
• Kortikosteroid harus diberikan pada semua pasien dengan croup, dan
epinefrin diberikan pada pasien dengan croup sedang sampai berat.
12
PATOFIOLOGI
13
SKOR CROUP WESTLEY
Variabel Skor
Stridor inspirasi Tidak ada (0) Bila gelisah (1) Saat tenang (2)
Retraksi Tidak ada (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)
Entri udara Normal (0) Berkurang (1) Sgt berkurang (2)
Sianosis Tidak ada (0) Bila menangis (4) Saat tenang (5)
Kesadaran Sadar (0) Disorientasi (5)
14
BRONCHIOLITIS
• infeksi pada bayi < 2 tahun mengenai saluran nafas bagian bawah (bronchioles)
• Tanda distress nafas ringan hingga sedang.
• Penyebab tersering adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV).
• infeksi ringan yang sembuh sendiri pada sebagian besar anak
• tetapi terkadang dapat berkembang menjadi gagal napas.
• Terapi suportif dengan hidrasi dan oksigen.
• Tidak ada obat khusus yang mengobati infeksi.
15
Evidence: bronkodilator
30 studi yang mencakup total 1922 bayi, di beberapa negara.
• Tidak menemukan efek bronkodilator pada saturasi oksigen.
• Bronkodilator tidak mengurangi kebutuhan rawat inap, tidak memperpendek LOS dan
tidak memperpendek lamanya sakit di rumah.
• Tidak ada efek bronkodilator salbutamol pada saturasi oksigen atau skor klinis.
• Efek samping bronkodilator termasuk takikardi, gemetar.
• Mengingat efek samping ini, sedikit bukti bahwa mereka efektif dan biaya yang terkait
dengan perawatan ini, bronkodilator tidak membantu dalam pengelolaan bronkiolitis.
20
Influenza
21
COMMON COLD = SELESMA
• Selesma adalah infeksi virus ringan di saluran nafas atas, self-limited
• Bayi dan anak-anak lebih sering terkena (6-8 X / tahun) dan mengalami gejala
yang lebih lama
• Tidak membutuhkan terapi inhalasi
• Tidak ada pedoman yang merekomendasikan terapi inhalasi untuk pengobatan
selesma
• Mengencerkan lendir cukup dengan hidrasi (minum) atau dengan normal salin
intranasal drop atau spray
22
PNEUMONIA
Secara patologis, pneumonia merupakan
proses inflamasi di jaringan paru,
termasuk alveoli, jaringan ikat, pleura
viseral, dan struktur vaskular.
Respiratory zone
23
PNEUMONIA
• Tidak ada pedoman yang merekomendasikan terapi inhalasi untuk pengobatan
pneumonia
• Pada pneumonia berat terutama adalah mengatasi distress nafas dan hipoksia.
• suplementasi oksigen, CPAP, NIV, intubasi bila diperlukan
• Antibiotik :
• Antibiotik oral untuk rawat jalan amoksisilin 80 mg/kgBB/hari selama 5 hari
• Ampisilin, gentamisin, sefalosporin intra vena untuk anak dengan pneumonia
berat
• Penggunaan bronkodilator secara salah (dan luas) dipakai untuk pengobatan pada
pneumonia.
24
Meminimalkan Risiko Penularan SARS-CoV2
• Hindari terapi nebulisasi di unit rawat jalan, bangsal perawatan dan unit perawatan
intensif sebagai tindakan pengendalian infeksi.
• Hindari terapi nebulisasi yang tidak terbukti efektif (misalnya, n-asetilsistein).
• Batasi penggunaan terapi nebulisasi pada pasien yang menggunakan ventilasi
mekanis dengan sistem tertutup atau untuk pasien yang ditempatkan di kamar
rumah sakit bertekanan negatif.
26
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
27