Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ni Made Hindi

Kelas : 3B
Nim : 1917051149
UAS PERPAJAKAN

Faktur pajak adalah bukti dari dilakukannya pemungutan pajak yang telahdibuat oleh pengusaha kena pajak atas pen
atau barang kena pajak daA6:A8n JKP atau juga jasa kena pajak. Faktur pajak ini dapat dijadikan sebagai bukti pemu
pertambahan nilai oleh pengusaha kena pajak. Berdasarkan ilustrasi pada soal Andi tersebut, yang menganalisa bahw
masukan perusahaan lebih tinggi dari saldo pajak keluaran, oleh karena itu ketidak lengkapan faktur pajak yang be
tidak optimalnya restitusi PPN atau Pajak Pertambahan Nilai yang diterima oleh perusahaan. Restribusi PPN yaitu p
dari kelebihan pembayaran dari PPN yang diberikan oleh suatu negara dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak kepad
Kena Pajak. Dari ilustrasi pada soal, yang menjadi inti masalah tersebut yaitu terletak pada tidak lengkapnya faktu
tawaran yang telah diterima oleh andi yang membuat dokumen atas transaksi yang faktur pajaknya tidak lengka
hilang dengan fee 1% dari total nilai Transaksi. Berdasarkan hasil analisis cost benefit maka Andi hanya perlu m
biaya sebesar 1% dari jumlah nilai transaksi dokumen yang akan dibuatkan. Dari total PPN 10% maka Nadi masih
dari nilai PPN sehingga Andi masih diuntungkan. Selain itu, Andi juga mendapat keuntungan dengan lengkapnya
maka jumlah PPN masukan dan PPN keluaran akan menunjukkan nilai yang sebenarnya, oleh karena itu Andi akan
restitusi PPN yang optimal. Jadi, jika didasarkan dengan analisis teori cost benefit, Andi sebaiknya menerima tawaran

Kemudian menggunakan analisis Risk Exposure. Dalam analisis ini pada prnsipnya mengitung seberapa besar k
terjadinya kontrak/exposure terhadap risiko dan seberapa besar konsekuennya. Maka dalam ilustrasi soal tersebut, m
apabila menerima tawaran tersebut tidak ada risiko yang besar, karena Andi hanya ditawarkan untuk emmbuat d
transaksi yang faktur pajaknya tidak lengkap, hilang ataupun rusak. Sehingga tidak ada indikasi kecurangan atau p
kewajiban perpajakan. Jadi, berdasarkan analisis risk exposure, Andi masih dapat menerima tawaran tersebut.

Saran yang bisa saya berikan yaitu untuk meningkatan efisiensi pembayaran PPN termasuk dalam Upaya untuk
restitusi yang lebih cepat yaitu perusahaan harus selalu memastikan bahwa setiap transaksi penyerahan BKP dan ata
dilengkapi dengan faktur pajak yang ketentutannya telah ditentukan dalam aturan perpajakan. Selanjutnya
memperoleh percepatan restitusi PPN, maka Aandi harus segera melaporkan SPT dan mengisi kolom pengembalian
dalam SPT, serta harus mengikuti syarat syarat untuk mendapatkan percepatan restitusi PPN sesuai ketentua
undangan yang berlaku
No Tgl.FP PKPM DPP PPN Keterangan
1 1-Apr Dikirim Bulan Mei
2 4-Apr PK Rp 100.000.000 Rp 10.000.000 Disetorkan Bulan April
3 5-Apr PM Rp 380.016.000 Rp 38.001.600 Dibayarkan ke Bea Cukai
4 6-Apr PK Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Disetorkan Bulan April
5 7-Apr PK Rp 60.000.000 Rp 6.000.000 Disetorkan Bulan April
6 10-Apr PK Rp 400.000.000 Rp 40.000.000 Disetorkan Bulan April
7 11-Apr Rp
KOREKSI TERHADAP LAPORAN LABA RUGI

1. -

2. (1) Biaya seragam supir diasumsikan tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan & berbentuk tunjangan, dan seragam ka

2. (2) Biaya penurunan nilai persediaan bahan baku dikoreksi + sebesar Rp 100.000

3. Beban rekreasi karyawan perusahaan sebesar dikoreksi + sebesar 600.000

4. Koreksi negatif tabel 1 sebesar - 18.700.000 dan koreksi negatif tabel 2 sebesar - 2.250.000

5. Beban penjualan termasuk biaya pemeliharaan dan bensin untuk kendaraan dikoreksi + sebesar Rp 100.000.

6. Beban pemasaran termasuk biaya entertainment dikoreksi + sebesar 800.000

7. Biaya administrasi lain seragam karyawan dikoreksi + 300.000

8. (1) Biaya penurunan nilai piutang dikoreksi + sebesar 400.000


8. (2) Tidak ada koreksi
8. (3) Bantuan kegiatan sosial dikoreksi + sebesar 300.000 dan Bantuan kegiatan keagamaan dikoreksi + sebesar 500.

9. -

10. (1) Dividen PT. Nitika telah dikenakan pajak sebesar 40% dikoreksi + sebesar 3.000.000
10. (2) Dividen Bella Inc dikenakan pajak sebesar 20% dikoreksi + sebesar 5.000.000

11. -

12. Pendapatan hasil investasi jangka pendek berupa capital gain yang telah terealisasi dikoreksi - sebesar Rp1.400.00

13. Keuntungan penjualan aset tetap dilakukan atas aset tetap yang menurut pajak dikoreksi + sebesar 20. 000.000

14. -
ABA RUGI

k tunjangan, dan seragam kantor dikoreksi + sebesar Rp. 600.000

sebesar Rp 100.000.

aan dikoreksi + sebesar 500.000

koreksi - sebesar Rp1.400.000

ksi + sebesar 20. 000.000


Soal Nomor 3.2

Pph pasal 24 ataspenghasilan luar negeri dimana untuk Pph 24 dari Nitika yaitu 1.200.000:40%=3000.000; Dari Bel
Inc yaitu 1.000.000:20% = 5.000.000. Untuk pajak yang seharusnya dari Pph pasal 24 yaitu Pajak dari Nitika =
3.000.000 x 25% = 750.000; Pajak untuk Bella = 5.000.000 x 25% = 1.250.000. Sehingga untuk Pph pasal 24 atas
penghasilan luar negeri totalnya adalah Rp.2.000.000,00
PPh 22 (1.500.000) + PPh 24 (10.000.000) + PPh 23 (dividen, 75.000) = 11.575.000 + PPh 25 (18.000.000) = 29.575
= Rp2.462.600 (PPh 29)
Penghasilan tidak teratur: kontrak Pemda (Rp38.000.000) + hasil penjualan dan dividen Bella (Rp45.000.000) = Rp83
Rp45.150.000. Pajak= 25% x Rp45.150.000 = Rp11.287.500. Kredit pajak: PPh 23 + PPh 24 minus punya Bella = Rp
Total pajak per tahun teratur = Rp10.212.500.
Angusuran per bulan = Rp10.212.500/12 = Rp851.042.
Ph 25 (18.000.000) = 29.575.000. Maka, Kurang Bayar = 25% x Rp128.150.000 - Rp29.575.000

Bella (Rp45.000.000) = Rp83.000.000. Penghasilan teratur: Rp128.150.000 - Rp83.000.000 =


h 24 minus punya Bella = Rp1.075.000.

Anda mungkin juga menyukai