Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sitna wali

Nim. : 1810106006
Tugas : Quis pertemuan ke 14

Di era new normal, kita bisa tetap menjalankan aktivitas normal, tapi mesti membarenginya
dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19. Di sini, perubahan
perilaku menjadi kunci. Namun, tatanan normal baru juga punya risiko besar. Jika
penerapannya sembarangan, ia bisa menjadi bumerang. Jika masyarakat abai dengan
rambu-rambu yang ditentukan, ia dapat meninggikan kembali tingkat penularan. Jika
pemerintah tak tegas, ia membuka peluang terjadinya penjajahan virus gelombang kedua.

Sehingga, masih banyak terjadi kasus kerumunan yang menumpuk terutama saat Tahun Baru
2021 kemarin. Kita ambil salah satu contohnya yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta yang sejak
30 Desember Pemerintah Provinsi mengeluarkan sebuah maklumat bahwa selama Tahun Baru
dan sejak waktu yang telah dilakukan, seluruh tempat wisata yang ada diseluruh Kabupaten
baik Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo serta Kota Yogyakarta resmi ditutup
sebagai antisipasi terjadinya perkerumunan yang kemudian bisa menyebabkan Daerah
Istimewa Yogyakarata termasuk klasifikasi zona hitam. Namun, semua itu nihil adanya. Justru
Pemetintah Kota Yogyakarta justru membuka kawasan Wisata Malioboro dengan alasan “ agar
masyarakat bisa merayakan indahnya tahun baru dikala pandemi”. Memang sangat tidak
selaras dan masuk akal. Hal seperti itu terus menerus terjadi, banyak kontroversi terkait
kegiatan masyarakat dengan covid-19. Disaat pandemi sedang marak terjadi, PILKADA pun
masih bisa tetap dilaksanakan. Saat pandemi pemerintah menutup akses sekolah namun
membuka secara lebar-lebar akses masyarakat untuk berlibur. Semua ini sebenarnya bisa kita
antisipasi dan kita perbaiki bersama. Saat ini banyak Generasi Millenial yang berjuang bersama
para tenaga medis maupun pemerintah untuk terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat
yang ada untuk teta menerapkan protokol 4M yaitu Menjaga jarak, Mencuci Tangan,
Menggunakan Masker juga Menghindari Kerumunan.

Hal sederhana diatas adalah yang seharusnya kita lakukan dan terapkan di setiap harinya
dalam masa new normal ini. Namun pada kenyataannya, masih sangat banyak masyarakat
Indonesia yang masih abai. Ketika ditanya mengapa mereka tidak menerapkan hal-hal tersebut,
maka akan bervariasi
jawabannya.
Saat ini, pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia sangat banyak, sekitar 9.000 kasus dalam
sehari. Berpuluh kali lipat jika dibandingkan pada masa
awal-awal Covid-19 muncul di Indonesia. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah
menekankan peraturan bahwa dilarang merayakan perayaan hari natal dan tahun baru. Akan
tetapi bisa kita lihat kasus di Indonesia masih sangat banyak. Saat ini khususnya di Yogyakarta,
juga masih banyak wisatawan dari luar kota yang berkunjung. Padahal, pemerintah sudah
mengeluarkan peraturan
sedemikian rupa supaya masyarakat tidak bepergian ke luar kota. Namun masyarakat kita
seolah tidak mendengarkan dan tidak menghiraukan
kebijakan dari pemerintah. Kurangnya kesadaran masyarakat akan memperburuk keadaan.
Seharusnya kita bersama-sama tetap menjaga kesehatan diri sendiri maupun orang lain.
Covid-19 bukan hanya dirasakan satu atau dua orang saja, tetapi semua kalangan masyarakat
merasakannya. Masyarakat Indonesia sudah sadar akan banyaknya kasus terkait Covid-19,
seharusnya dapat
menyadarakan kita pula untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat apalagi di masa new
normal seperti ini.

Disini masyarakat diberikan edukasi untuk lebih baik memesan makanan dan membawa pulang
makanannya untuk tidak makan ditempat. Disamping itu, jika memang ingin makan ditempat
sudah banyak cafe, rumah makan maupun warungkopi yang memberikan jarak serta
membatasi pengunjung yang bisa untuk makan di tempat. Semua yang diterapkan dan
diedukasikan kepada masyrakat tentunya demi kebaikan bersama. Semua orang pasti ingin
mencari nafkah, mereka juga ingin untuk melakukan sebuah
hiburan dan berkunjung kesebuah tempat wisata namun jangan sampai semua keinginan kita
justru membuat kita menjadi seseorang yang egois. Kita lebih mementingkan diri sendiri
dibandingkan dengan orang lain. Dan juga jangan sampai kebahagiaan kita justru membawa
malapetaka bagi lapisan masyarakat yang lainnya. Jadi kita Jangan sampai kita lengah oleh
pandemi ini dan mari kita bisa bersama bangkit mewujudkan gerakan yang sinergis.

Anda mungkin juga menyukai