Oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya semata, tugas kuliah makalah “Asuhan keperawatan gagal
ginjal” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
penugasan yang diberikan dalam mata kuliah sistem Perkemihan dalam Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang Bagaimana asuhan
keperawatan bagi pasien yang menderita gagal ginjal. Penulis yakin, tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Maka makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak Damon Wicaksi, SST, M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah KMB I
(Askep Sistem Perkemihan) Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso;
3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini.
Semoga segala sumbangsih yang telah di berikan kepada penulis mendapatkan balasan
dari Allah SWT, serta penulis juga meminta kritik dan saran atas perbaikan makalah ini. Terima
Kasih.
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimiatubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.Penyakit gagal
ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit seriusatau terluka dimana
hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagalginjal lebih sering
dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.Gagal ginjal dibagi
menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Pada gagal
ginjalakut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba$tiba dalam waktu beberapa hari
atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dankreatinin darah" dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. sedangkan
padagagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan$lahan. sehingga
biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak
dapatdisembuhkan. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya
kematiansebesar.
4
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, woc, dan pengkajian pada
penyakit gagal ginjal .
5
BAB II
PEMBAHASANAN.
2.1 Definisi
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaringdan
membuang zat zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangancairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium" dalam darah. Ginjal juga memproduksi
bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan
sehingga membuat tulang menjadi kuat. selain itu ginjal memproduksi hormon Eritropoietin
yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darahmerah, serta Renin yang
berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankanfungsinya
secara normal. Pada kondisi normal, pertama tama darah akan masuk ke glomerulus dan
mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebutkapiler. Di glomerulus,
zat zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapayang masih terpakai serta
cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darahmerah, protein dan zat zat yang
berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah.filtrat (hasil penyaringan" akan terkumpul
di bagian ginjal yang disebut kapsula-owman. selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam
tubulus ginjal. Di sini air dan zat zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan
diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat.
Hasil akhir dari proses iniadalah urin air seni. Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja
yang menderita penyakit serius atauterluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal
itu sendiri . Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih
pada kaum lanjut usia.secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian
penyakit yang menyerangtraktus urinarius.Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar
yakni gagal ginjal akut (acute renalfailure dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure).
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba tiba dalam waktu beberapa
hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dankreatinin darah" dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. sedangkan
padagagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan lahan.
6
Gagal ginjal adalah dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism
dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. (Padila 2012b)
2.2 Etiologi
1. Diabetes mellitus
2. Glumerulonefritis kronis
3. Pielonefritis
4. Hipertensi tak terkontrol
5. Obstruksi saluran kemih
6. Gangguan vaskuler
7. Lesi heriditer
8. Agen toksik (timah, cadmium, dan merkuri)
2.3 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan LFG / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi
sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik
dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. (Barbara
C Long, 1996) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap
sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat
menyebabkan edema dan acites. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis (Brunner &
Suddarth, 2015).
7
2.4 Manifestasi klinis
Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus urinarius,
batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, lupus eritomatosus sistemik dan lain sebagainya.
a. Sindrome uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pturitus, kejang – kejang sampai koma.
b. Gejala komplikasi antara lain hipertensi, anemia, payah jantung, asidosis metabolik,
gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida).
Manifestasi klinis :
1. Kardiovaskuler :
Hipertensi, edema ( kaki, tangan, sakrum ), edema periorbital, pembesaran vena dileher,
hiperkalemia, hiperlipidemia.
2. Integumen :
Warna kulit keabuan, kulit kering mudah terkelupas, pruritus, ekimosis, purpura, kuku rapuh,
rambut kasar dan tipis.
3. Paru-paru :
Ronchi basah, sputum kental, penurunan reflek batuk, nyeri pleura, sesak napas, takipnea,
kusmaul, pneumonitis uremik
4. Saluran cerna :
Bau amoniak, pengecapan rasa logam, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia, mual dan
muntah, cegukan, konstipasi, atau diare.
5. Neurologik :
6. Muskuloskeletal :
8
Kram otot, kehilangan kekuatan otot, nyeri tulang, lunglai kaki
7. Reproduksi :
8. Hematologi :
2.5 Penatalaksanaan
1. Dialisis
2. Obat obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
forosemid
2.6 Komplikasi
1. hiperkalemia
3. hipertensi
4. anemia
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Hematologi
b. Rft
c. Lft
9
d. BGA
e. Klorida (Klorida, kalium, kalsium)
2. Urine
a. Urine rutin
b. Urine khusus
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
a. ECG
b. ECO
4. Radiagostik
a. CT Scan
b. USG abdominal
c. BNO
10
2.8 WOC
HIPERTENSI
Vol Darah
Meningkat
Gangguan Fungsi
Proteinuri Hipoalbumin
ginjal
Ureum naik
Edema
11
2.9 Pengkajian
a. Demografi
1. Pemeliharaan kesehatan
b) Pola eliminasi
e. Pengkajian Fisik
4) Kepala
a) Mata : konjungtiva anemis, mata merah berair, penglihatan kabur, edema periorbital.
12
c) Hidung : pernapasan cuping hidung
5) Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia, mual,muntah serta cegukan,
peradangan gusi.
7) Dada : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan kusmaul serta krekels,
nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub pericardial.
10) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis, kelemahan
pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
11) Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema (Smeltzer,
2002)tersebut. (Padila, 2012a)
2.10 Diagnosa
a. Keletihan
13
2.10.1 Intervensi
KOLA
1. mengkolaborasikan dengan pasien,orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk manajemen nutrsi
Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen Eletrolit
cairan b.d kelebihan keperawatan selama 3 x 24 jam
asupan cairan Kelebihan volume cairan berkurang HE
atau hilang Kriteria Hasil : 1. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai jenis, penyebab dan
14
1. Edema perifer (5) pengobatan apabila terdapat ketidakseimbangan elektrolit
2. Berat jenis urine (5) yang sesuai
3. Tekanan darah (5)
4. Turgor kulit (5) NT
5. Kram otot (5) 1. Berikan suplemen elektrolit sesuai resep
Monitor
1. Monitor manifestasi ketidakseimbangan elektrolit
2. Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit yang
diresepkan
Kola
15
4. Tingkat stress (5) dicapai realistis
5. Kualitas tidur (5) 2. Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas Aktivitas yang
membangun ketahanan
Monitor
1. Monitor waktu dan lama istirahat pasien
2. Monitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber energe
adekuat
Kola
1. Konsultasikan kepada dokter tingkat kelelahan pasien
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaringdan
membuang zat zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangancairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium" dalam darah. Ginjal juga memproduksi
bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan
sehingga membuat tulang menjadi kuat. selain itu ginjal memproduksi hormon Eritropoietin
yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darahmerah, serta Renin yang
berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di
mana ginjal tidak dapat menjalankanfungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama
tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah
halus yang disebutkapiler. Keadaan ireversibel, ditandai fungsi nefron yang berkurang.
Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur,
untuk waktu yang cukup lama. Bila ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit, maka diperlukan dialisis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mocomedia.
Mocomedia.
Padila. (2012b). Keperawatan medikal bedah (1st ed.). Yogyakarta: medika nuha.
Suddarth, B. (2015). Keperawatan medikal bedah (12th ed.). Jakarta: Buku kedokteran EGC.
18
19
20