Disusun Oleh:
SILVIA SHOREANI
NIM: 1804120810
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sendiri di buat dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas untuk
mata kuliah “Sistem Moneter Dalam Islam” dengan materi yang berjudul
”Analisis Teori Dan Praktik Moneter Konvensional Syariah di Indonesia”.
Penulis pun banyak mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
meluangkan waktunya, serta kepada para pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Wahyu Akbar, S.E.Sy., M.E. selaku dosen pengampu untuk mata kuliah Sistem
Moneter DalamIslam. Penulis pun sangat sadar bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi sistematik maupun penulisan.
Penulis sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
dan pembaca, dan meminta maaf apa bila ada kekurangan atau kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Metode Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Teori dan Praktik Giro Wajib Minimum di Bank Konvensional dan Bank
Syariah..........................................................................................................3
B. Teori dan Praktik FPJP dan FPJPS...............................................................4
C. Teori dan Praktik, SBI, Pasar Uang Antar Bank, SWBI, SBIS dan Repo
Sukuk............................................................................................................6
D. Penciptaan Kredit Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia....10
BAB III PENUTUP............................................................................................13
A. Simpulan.....................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri keuangan syariah memunculkan tantangan
tersendiri bagi otoritas pengaturan sektor keuangan sebuah negara. Tantangan
tersebut khususnya pada formulasi kebijakan moneter yang mengakomodasi
dua prinsip aplikasi, yaitu konvensional dan syariah. Pengaturan akan
kompleks manakala target penjagaan stabilitas harga harus diikuti dengan
pemenuhan pada prinsip-prinsip syariah. Kompleksitasnya juga meliputi
pemilihan instrumen dari instrumen yang beragam, baik konvensional maupun
syariah, untuk satu bentuk kebijakan moneter yang memberikan sinyal
kebijakan yang sama.
Pada umumnya, industri keuangan syariah di berbagai negara di dunia
tumbuh dalam satu sistem keuangan, di mana praktik keuangan konvensional
sudah berjalan lebih dulu. Keberadaan aplikasi keuangan syariah membuat
sistem keuangan dalam satu negara memiliki dua model atau konsep keuangan
ganda, yaitu syariah dan konvensional, (dual financial system). Hal tersebut
menuntut pengaturan industri keuangan dan kebijakan moneter yang ganda
pula sesuai prinsipprinsip yang dianut oleh kedua konsep keuangan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Untuk menguraikan beberapa hal terkait (Analisis Teori Dan Praktik
Moneter Konvensional Syariah di Indonesia/Sesuai Bahasan Makalah), maka
rumusan masalah yang digunakan untuk pembahasan makalah adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana teori dan praktik giro wajib minimum di bank konvensional dan
bank syariah?
2. Bagaimana teori dan praktik FPJP dan FPJPS?
3. Bagaimana teori dan praktik, SBI, Pasar Uang Antar Bank, SWBI, SBIS dan
Repo Sukuk?
1
2
1
Marysa Widya Fita Dela, Penerapan Giro Wajib Minimum Yang Ditetapkan Bank
Indonesia Pada Perbankan Syariah di Indonesia, Medan, Skripsi Minor, 2018, hlm.12.
3
4
2
Nufita Sari Utami, Pengaruh kebijakan Mikroprudensial dan Makroprudensial
Terhadap risiko pembiayaan di bank umumsyariah pada tahun 2013-2015, Yogyakarta, Skipsi
Ekonomi, 2017, hlm. 8.
5
3
Marluga Sidabutar, Staf Ahli Pada Satuan Kerja Di Departemen Makroprudensial Bank
Indonesia, Dalam Wawancara Dengan Penulis, 1 November 2017.
4
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Tanggerang: Azkia publisher,
2009, hlm. 198.
6
C. Teori dan Praktik, SBI, Pasar Uang Antar Bank, SWBI, SBIS dan Repo
Sukuk
1. SBI
Instrumen Moneter Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank
Indonesia Merupakan salah satu instrumen yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sesuai PBI Nomor 515/5/PBI/2013 dimana meliputi beberapa
operasi moneter kovensional lainnya. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan
langsung oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek. Suku bunga SBI dihitung menggunakan metode rata-rata
tertimbang dengan membobot suku bunga dengan volume transaksi SBI di
masing-masing suku bunga yang tidak melebihi SOR pada setiap periode
lelang. Stop-out rate (SOR) adalah tingkat diskonto tertinggi yang
dihasilkan dari lelang dalam rangka mencapai target kuantitas yang akan
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Instrumen Moneter Syariah, salah satunya adalah Sertifikat Bank
Indonesia syariah Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan instrumen
yang disiapkan khusus untuk melayani jual beli surat berharga dengan
menerapkan prinsip syariah. Instrumen moneter SBIS ini diatur dalam
pasal 6 PBI 10/36/PBI/2008. Instrumen yang diterapkan ini diharapkan
dapat membantu proses likuiditas rupiah di pasar uang. Dalam hukum
Islam, penerbitan SBIS merupakan bagian dari kegiatan muamalah, yaitu
dalam menjalankan aspek-aspek ekonomi harus bersumber hukum Al-
Qur’an dan Hadits6
5
Ibid., 199.
6
Sakinah Rachman dan Sri Herianingrum, Pengaruh Instrumen Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang
7
Bank Indonesia (SBI) yang selama ini dipakai sebagai instrumen moneter
konvensional. SBIS adalah surat berharga bedasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas mekanisme
moneter dengan prinsip syariah. SBIS mulai digunakan sebagai instrumen
moneter sejak tahun 2008, menggantikan peran instrumen moneter syariah
sebelumnya, yaitu Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Perbedaan
SBIS dan SWBI hanya terletak pada akad yang digunakan. Sebagai
Instrumen moneter, SBI dan SBIS memiliki jalur transmisi tersendiri
terhadap sektor riil dimana instrumen ini akan mempengaruhi besarnya
pembiayaan dan peyaluran kredit kepada sektor riil.9
Dalam menjalankan kebijakan moneter Bank Indonesia memiliki
beberapa instrumen moneter yaitu operasi pasar terbuka atau open market
operation (OPT), giro wajib minimum (GWM), fasilitas diskonto, dan
intervensi mata uang asing. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah salah satu instrumen yang
digunakan oleh bank sentral dalam menjalankan operasi pasar terbuka.
Peraturan Bank Indonesia nomor 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) menyatakan bahwa SBI adalah surat berharga dalam mata
uang rupiah yang diterbitkan bank Indonesia sebagai pengakuan utang
berjangka waktu pendek. SBI ditebitkan oleh Bank Indonesia sebagai
salah satu piranti dalam Operasi Pasar Terbuka (OPT). Sedangkan
Peraturan Bank Indonesia nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank
Indonesia Syariah menyatakan bahwa SBIS adalah surat berharga
bedasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad Jua’lah.
SBIS dibuat oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas
mekanisme moneter dengan prinsip syariah. Kedua instrumen ini memiliki
fungsi yang sama yaitu sebagai instrumen Operasi Pasar Terbuka dalam
9
Masyitha Mutiara Ramadhan dan Irfan Syauqi Beik, Analisis Pengaruh Instrumen
Moneter Syariah dan Konvensional Terhadap Penyaluran Dana ke Sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Indonesia, Jurnal al-Muzara’ah, Vol I, No. 2, 2013, hlm: 176.
9
bank dengan calon nasabah atau calon debitur. Perjanjian tersebut meliputi
perhitungan bagi hasil yang akan ditanggung bersama oleh kedua pihak
tersebut.14
14
Nidaa Nazaahah Kusumawati, Analisi Pembiayaan dan Sektor Konstruksi di
Indonesia: Studi Perbankan Syariah dan Konvensional, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Pembanguan, Vol 6 No 1 Tahun 2007, hlm: 24
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Giro Wajib Minimum disingkat GWM adalah jumlah dana minimum yang
wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar Persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga Bank/DPK. Antara praktik
GWM bank konvensional dan bank syariah terdapat perbedaan. Bank
konvensional menerima imbal bunga, meski tidak besar, sedangkan bank
syariah tidak.
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) adalah fasilitas pendanaan
dari Bank Indonesia kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek yang dialami oleh Bank. Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi
Bank Syariah (FPJPS) hanya diberikan kepada bank syariah yang mengalami
kesulitan pendanaan jangka pendek namun memenuhi persyaratan tingkat
kesehatan dan permodalan.
Pertama, SBI merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan langsung oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka
waktu pendek. Kedua, Pasar uang merupakan salah satu sarana penting untuk
mendorong pengembangan pasar uang. Ketiga, SWBI dikatakan sebagai
instrumen perbankan pengendali moneter yang dikeluarkan Bank Indonesia
yang bebas riba sebagai bukti dari penitipan dana oleh Bank–bank Syariah.
Keempat, SBIS adalah surat berharga bedasarkan prinsip syariah berjangka
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas
mekanisme moneter dengan prinsip syariah. Kelima, Transaksi repo adalah
yaitu: kombinasi antara pinjaman dan transaksi penjualan surat-surat berharga
jangka panjang. Sedangkan Sukuk adalah sertifikat yang merupakan bukti
kepemilikan atas aset berwujud, manfaat atau jasa atau kepemilikan aset suatu.
Bank menciptakan mata uang kredit. Juga disebut pembuatan deposit.
Uang kredit termasuk uang kertas dan mata uang deposito, tetapi dalam arti
biasa penciptaan kredit mengacu pada penciptaan mata uang deposit oleh bank
13
14
komersial. Jika ada setoran tunai (deposito uang nyata) di bank, jumlah setelah
dikurangi cadangan deposito dari sekarang dapat digunakan untuk pinjaman.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis memberikan saran terkait analisis
yang dibahas, pembaca diharap mempelajari lebih lanjut materi yang dibahas
dengan mencari informasi dari berbagai literature yang berkaitan dengan
materi, guna menabah pemahaman dan pengetahuan terkait materi yang telah
dibahas. Kekurangan dalam analisis dapat menjadi gagasan untuk analisis
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Any Widayatsari. 2004. Pasar Uang Antar Bank Syariah, Economic: Jurnal
Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 4, No. 2.
Marysa Widya Fita Dela. 2018. Penerapan Giro Wajib Minimum Yang
Ditetapkan Bank Indonesia Pada Perbankan Syariah di Indonesia.
Medan. Skripsi Minor.
Masyitha Mutiara Ramadhan dan Irfan Syauqi Beik. 2013. Analisis Pengaruh
Instrumen Moneter Syariah dan Konvensional Terhadap Penyaluran
Dana ke Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Jurnal al-Muzara’ah, Vol I, No. 2.
Saharuddin Didu. 2017. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Dana Pihak Ketiga
dan Pembayaran Murabahah Pada Bank Umum Syariah Indonesia.
Journal of Islamic Economics. Finance and Banking Vol.1 No.1.
Sakinah Rachman dan Sri Herianingrum. 2018. Pengaruh Instrumen Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Terhadap M2 di Indonesia Periode 2009-2016. Jurnal Ekonomi Syariah
Teori dan Terapan Vol. 5 No. 1.