Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
Tahun Akademik 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuransi ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah
satu materi dalam pelajaran Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Makalah ini disusun
bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam
bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Dahruji S,E.M,EI selaku Dosen mata kuliah Lembaga Keuangan Bank dan Non
Bank dan terima kasih kepada teman – teman yang membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Sumbawa, 30 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi.........................................................................................3
2.2 Perkembangan Asuransi..................................................................................5
2.3 Jenis Asuransi..................................................................................................5
2.4 Prinsip Asuransi...............................................................................................8
2.5 Jenis-Jenis Resiko Asuransi...........................................................................10
2.6 Manfaat Dari Adanya Asuransi.....................................................................12
2.7 Polis Asuransi................................................................................................12
2.8 Premi Asuransi...............................................................................................12
2.9 Perbedaan Asuransi Konvensional Dengan Asuransi Syariah......................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang
tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada
masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan
asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan non asuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional, para
pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat
kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi
permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi resiko.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang seperti resiko
kehilangan, resiko kebakaran, resiko kecelakaan, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau
resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Adalah
perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik
perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan
yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh
nasabahnya.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi dengan
keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di Indonesia, maka
akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ketahun akan
semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin
meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di indonesia
semakin dan akan terus meningkat.
1.2    Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dari asuransi ?
2.        Bagaimana Perkembangan asuransi ?
3.        Apa saja jenis asuransi ?
4.        Apa saja jenis resiko dari asuransi ?
5.        Apa saja prinsip asuransi ?
6.        Apa saja manfaat dari adanya asuransi?
7.        Apa yang disebut polis asuransi?
8.        Apa yang disebut dengan premi asuransi?
9.        Apa perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah?
10.    Siapa yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransurasian?
1.3    Tujuan Masalah
1.        Untuk mengetahui pengertian dari asuransi.
2.        Untuk mengetahui perkembangan asuransi.
3.        Untuk mengetahui apa saja jenis asuransi.
4.        Untuk mengetahui fungsi asuransi untuk mengatasi sebuah resiko
5.        Untuk mengetahui prinsip asuransi.
6.        Untuk mengetahui manfaat dari adanya asuransi.
7.        Untuk mengetahui yang disebut polis asuransi.
8.        Untuk mengetahui yang disebut dengan premi asuransi.
9.        Untuk mengetahui perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah.
10.    Untuk mengetahui badan yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan Industri
Peransurasian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang
dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab
melesatnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan
untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar
jika terjadinya sesuatu di masa yang akan datang hanya dapat direka reka semata.
Risiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit
atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa
risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu,
setiap risiko yang akan dihadapi harus di tanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian
yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti risiko
kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya, maka
diperlukan perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang
mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang
melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap risiko yang akan dihadapi oleh para
nasabahnya.
Dalam bahasa belanda kata asuransi disebut “Assurantie” yang terdiri dari kata “
assuradeur” yang berarti penanggung dan “geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian
dalam bahasa prancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya
bahasa inggris kata asuransi disebut “ insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance”yang bearti menanggung sesuatu yang pasti
terjadi.1[1]
Di indonesia pengertian asuransi menurut undang-undang nomor 1 tahun 1992 tentang usaha
asuransi adalah sebagai berikut:

1
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.2[2]
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian
tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi
yang harus dibayar tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu
atau diperhitungkandengan nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar premi yang harus
dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat-syarat, hak-hak,
kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu
asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai
dengan perjanjian yang telah di buat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Sistem dan perusahaan asuransi sudah ada dan dikenal sejak zaman penjajahan. Sejauh ini
sampai sekarang belum ada undang-undang yang khusus mengatur kegiatan perusahaan asuransi,
kecuali beberapa peraturan-peraturan.3[3]

2.2  Perkembangan Asuransi


Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di indonesia merupakan kelanjutan asuransi
yang ditinggalkan oleh pemerintah hindia belanda. Sedangkan peraturan pemerintah indonesia
yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun 1976 dengan keluarnya surat
keputusan menteri keuangan pada waktu itu.
Kemudian surat keputusan menteri keuangan nomor 1136/ KMK/IV/1976 tentang penetapan
besarnya cadangan premi dan biaya oleh perusahaan asuransi di indonesia. Selanjutnya keluar
keputusan mentri keuanngan nomor 1249/KMK/.013/1988 tanggal 20 desember 1988 tentang

3
ketentuan dan tata cara pelaksanaan di bidang asuransi kerugian dan nomor
1250/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988 tentang asuransi jiwa.4[4]
Peraturan menteri keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya undang-
undang nomor2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian di indonesia dan peraturan
pemerintahan nomor 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian. Disamping
keduaperundang-undangan dan peraturan tersebut dasar acuan pembinaan dan pengawasan usaha
asuransi di indonesia juga didasarkan kepada keputusan menteri keuangan nomor:
-            223/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang izin perusahaan asuransi dan reasuransi.
-            224/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentangkesehatan keuangan perusahaan asurasi
dan reasuransi.
-            225/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang penyelenggaraan usaha asuransi dan
perusahaan reasuransi.
-            226/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan
usaha penunjang usaha asuransi.5[5]
2.3    Jenis- Jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari berbagai
segi adalah sebagai berikut :
2.3.1        Dilihat dari Jenis Usaha Perasuransian
2.3.1.1  Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam undang-undang nomor 2 tahun 1992
tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan
jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak
diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasuransi. Kemudian yang
termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
a.       Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. 6[6] Asuransi kebakaran
yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang dan lainnya.

6
b.      Asuransi pengangkutan adalahasuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan asuransi akan
menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinmya kehilangan atau kerusakan pada
saat pelayaran.7[7] Asuransi pengangkutan meliputi :
a.                  Marine Hul Policy
b.                  Marine Cargo policy
c.                  Freight
c.       Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan
seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri pencurian, dan lainnya.
2.3.1.2  Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan
jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah :
a.         Asuransi berjangka (term insurance)
b.        Asuransi tabungan (endowment insurance)
c.         Asuransi seumur hidup (whole life insurance)
d.        Anuitas (anuity contrak insurance)
2.3.1.3  Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam penanggulangan ulang
terhasap risikoyang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut
asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam :
a.         Bentuk treaty
b.        Bentuk facultative
c.         Kombinasi dari keduanya
Fungsi dari adanya reasuransi adalah sebagai berikut:
a.         Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b.        Alat penyebaran risiko.
c.         Meningkatkan stabilitas usaha.
d.        Meningkatkan kepercayaan.8[8]

8
2.3.2        Dilihat dari segi kepemilikannnya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik
asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.
2.3.2.1  Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimilki sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.
2.3.2.2  Asuransi milik swasta Nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swata Nasional sehingga
siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam rapat umum
pemegnag saham (RUPS).
2.3.2.3  Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan
cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak asing.
2.3.2.4  Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamna dimiliki oleh campuran antara swasta nasional
dengan pihak asing.
2.4    Prinsip Dasar Asuransi
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip
asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.

2.4.1        Insurable interest


Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Pengertian lainnya adalah hak mempertanggung jawabkan risiko yang terkait dengan
keuangan yang diakui sah secra hukum antara tertanggung dan sesuatu yang
dipertanggungjawabkan (berupa harta, benda, atau kejadian yang menimbulkan kewajiban
keuangan secara hukum).9[9]
Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda
menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau
kerusakan atas obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau
kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa
Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak
menerima ganti rugi.
2.4.2        Utmost Good Faith
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya si
penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat
dan kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan
benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti mengenai
segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun
menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan
kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
2.4.3        Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif oleh
sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami
musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah
musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata
rantai peristiwa yang tidak terputus.
2.4.4        Indemnity

9
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
Idemnity adalah mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian
seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.10[10]
2.4.5        Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi:
"Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".
2.4.6        Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan
asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan maka secara otomatis
berlaku prinsip kontribusi.
2.5    Jenis-jenis Risiko
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar.
Sebelum membahas tentang jenis-jenis asuransi yang ada, akan dibahas terlebih dahulu
karakteristik risiko yang dapat diasuransikan, yakni sebagai9 berikut:
a.         Dapat dinilai dengan uang.
b.        Serupa dan dalam jumlah yang memadai.
c.         Harus bersifat murni.
d.        Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
e.         Tidak bertentangan dengan ketentuan umum.
f.         Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
g.        Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.11[11]

10
Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut.
2.5.1        Risiko Murni
Rikiko murni adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dsan tidak juga
memberikan keuntungan.12[12] Artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya suatu kerugian atau
dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan, contohnya
rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai mungkin akan tertabrak atau kapal
dan matannya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi
sama sekali.
2.5.2        Risiko spekulatif
Artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk mengalami
kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan. Dalam hal ini kemungkinan terjadi kerugian
atau keuntungan.
2.5.3        Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a.         Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat suatu hal
seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
b.        Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri, hilang rusak yang menyebabkan kerugian
keuangan.
c.         Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang sisebabkan apabila kita menanggung kerugian
seseorang dan kita harus membayarnya. Contohnya kelalaian dijalan yang menyebabkan orang
lain tertabrak danharus mengganti kerugian tersebut.
2.6    Manfaat Asuransi
Terdapat beberapa manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita meliki asuransi sebagai
perlindungan bagi kita, yakni:
a.         Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi berfungsi sebagai perlindungan sehingga
menciptakan rasa aman bagi sang tertanggung.
b.        Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih indah.

11

12
c.         Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d.        Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
e.         Alat penyebaran risiko.
f.         Membantu meningkatkan kegiatan usaha.

2.7    Polis Asuransi


Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat penjanjian antara pihak- pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi.13[13] Maksud dari pengertian tersebut adalah dimana polis
merupakan sebuah bukti autentik yang berisi perjanjian antara pihak penyedia asuransi dan pihak
tertanggung yang sah secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal berikut:
a.         Nama dan alamat tertanggung.
b.        Uraian risiko.
c.         Jumlah pertanggungan.
d.        Jangka waktu pertanggungan.
e.         Besar premi, bea materai, dan lain-lain.
f.         Bahaya-bahaya yang dijaminkan.
g.        Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor
rangka, (chasis), dan nomor mesin kendaraan.
2.8    Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. 14[14] Dari pengertian tersebut dapat
dipaparkan bahwa premi asuransi merupakan suatu kewajiban seorang yang memakai jasa
asuransi untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak penyelenggara asuransi secara
periodik yang biasanya dibayarkan dalam jangka waktu setiap bulan.
2.9    Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah
Kedua asuransi tersebut adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang ekonomi yang
keduanya bergerak dalam hal penanggungan resiko yang ada. Perbedaan yang mendasar dalam
kedua asuransi tersebut adalah pada prinsip ta’awun (tanggung menanggung) yang menjadi

13

14
tulang punggung bagi asuransi syariah, dibandingkan dengan asuransi konvensional yang lebih
mendasarkan pengalihan risiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.15[15]
Berikut adalah penjelasan beberapa perbedaab yang ada di dalam asuransi konvensional dan
syariah:
a.         Misi, dalam hal ini keduanya memiliki misi yang berbeda dimana asuransi konvensional
mengemban misi keuntungan atau profit sedangkan asuransi syariah mengemban misi akidah
yang dimana menggunakan hukum fiqih muamalah.
b.        Konsep, konsep dari asuransi konvensional adalah perjanjian antara dua pihak penanggung
dengan yang tertanggung, sedangkan syariah menganut konsep saling bantu membantu dan
bekerjasama.
Dan masih banyak lagi yang membedakan asuransi konvensional dengan syariah yang dapat
dilihat dari berbagai bidang.
2.10Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransurasian
Berdasarkan UU pasal 10 No. 2 tahun 1992 bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap
usaha perasuransian dilakukan oleh Menteri Keuangan. Selanjutnya, dalam pasal 11 dinyatakan
pula bahwa pembinaan dan pengawasan perusahaan perasuransian tersebut meliputi hal sebagai
berikut:16[16]
a.         Kesehatan keuangan, pembinaan dan pengawasan ini hanya berlaku pada asuransi jiwa,
kerugian, dan reasuransi yang pengawasannya meliputi batas tingkat solvabilitas, retensi sendiri,
reasuransi, investasi, cadangan teknis.17[17]
b.        Penyelenggaraan usaha yang meliputi syarat-syarat polis asuransi, tingkat premi, penyelesaian
klaim, persyaratan keahlian di bidang perasuransian.
Namun, setelah diterapkannya UU No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan fungsi
pengawasan dan pembinaaan tidak lagi berada di tangan Menteri Keuangan melainkan
diserahkan pada OJK.

15

16

17
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang
dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan, penyebab
melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan
untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar
bila terjadinya sesuau dimasa yang akan datang hanya dapat direka-reka semata.
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan asuransi
yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan peraturan pemerintah Indonesia
yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun 1976 dengan keluarnya surat
keputusan mentri keuangan pada waktu itu.
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari berbagai
segi adalah sebagai berikut, asuransi kerugian (non life insurance), asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan, asuransi aneka, asuransi jiwa (life insurance), reasuransi (reinsurance), asuransi
milik pemerintah, asuransi milik swasta Nasional, asuransi milik perusahaan asing, asuransi
milik campuran
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip
asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya .
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nurul Dan Heykal, Mohamad. 2010. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis
Dan Praktis. Jakarta: Kencana.
Kasmir. 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Triandaru, Sigit Dan Budiasantoso, Totok. 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Faried Dan Hadiwigeno, Soetatwo. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Bank.
Yogyakarta : BPFE.

Anda mungkin juga menyukai