Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PELAYANAN PERSEKUTUAN KAUM PRIA

MAKALAH
Diserahkan kepada
Pdt. Dr. Natan Sunarno, M.Th

Sebagai mata kuliah


Pembinaan warga gereja

Oleh:
Anis Dolmo
2018.1.616

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA BERITA HIDUP


SURAKARTA
2020
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1

A. Latar Belakang penulisan...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.................................................................................................. .........1
D. Metode Penulis..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN: Strategi Pelayanan persekutuan kaum


bapak......................................................................................................2
A. Pengertian Strategi Pelayanan....................................................................................2
B. Tujuan Pelayanan persekutuan kaum Bapa................................................................3
C. Macam-macam Potensi kaum bapak.........................................................................10

BAB III Penutupan..............................................................................................................11

Kesimpulan....................................................................................................................11

Daftar pustaka.............................................................................................................. ii
BAB I

A. Latar Belakang
Persekutuan kaum bapa adalah wadah yang didirikan oleh gereja untuk melaksanakan
tugas pelayanan dan kesaksian gereja kepada kaum bapa. Melalui wadah ini kaum
bapa bersekutu, bersaksi dan melayani, tapi juga terus melatih dan membina diri
untuk menjadi imam di tengah keluarga.
Persekutuan kaum bapa adalah bagian dari orang-orang percaya yang dipilih masuk
ke dalam suatu persekutuan yang disebut gereja atau jemaat yang kudus Yesus Kristus
adalah kepalanya. Dalam struktur organisasi Gereja persekutuan kaum bapa
merupakan unsur dalam jemaat untuk menghimpun, mempersatukan dan membina
anggotanya agar dapat mencapai kedewasaan yang penuh dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan kristus (Efesus.4:12-13)
Sesuai dengan amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius. 28:19-20 dan 1 petrus 2:9,
maka orang-orang percaya dipanggil masuk ke dalam persekutuan gereja atau jemaat
untuk mengajar orang mengenal Yesus Kristus, percaya dan dibaptis, 1 Petrus 2:9;
selaku orang percaya orang percaya yang dipanggil kedalam persekutuan gereja atau
jemaat kita diminta untuk memberikan perbuatan-perbuatan besar dari Yesus Kristus
yang telah memanggil kita.
Untuk melaksanakan tugas ini maka seluruh orang percaya perlu disiapkan atau
dilengkapi. Yang menjadi anggota persekutuan kaum bapa adalah setiap anggota
gereja yang statusnya sebagai seorang bapa atau keluarga atau setiap pria yang sudah
melewati masa remaja dan pemuda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pelayanan?
2. Apa tujuan pelayanan kaum bapak?
3. Apa saja macam-macam potensi kaum bapak.
C. Tujuan penulis
1. Untuk Menjelaskan pengertian strategi
2. Untuk menjelaskan tujuan dari pelayanan dari kaum bapak
3. Untuk Menjelaskan potensi apa saja yang dimiliki kaum bapak
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian Strategi Pelayanan


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “ Strategia” yang diartikan sebagai “ the art of
the general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau mencapai tujuan. Strategi pada dasaranya merupakan seni dan ilmu
mengunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya dan hukum) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Strategi pelayanan dikembangkan dari irisan tiga paktor yaitu:
1. Desired outcomes, pelayanan yang ingin diberikan perusahaan kepada pelanggan.
2. Customer expectation, eksprestasi/ harapan pelanggan terhadap produk/ atau jasa
persusahaan
3. Process capability, kemampuan perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggan.
Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegritas yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungn
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh suatu organisasi.
Pengertian strategi secara umum dan khus1us sebagai berikut
1. Pengertin umum
Strategi adalah proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upayan bagaiman agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senentiasa meningkat)
dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,
strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa
yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan
pola konsumen memerlukan kompetensi inti.
1
Husen Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi (Jakarta: Raja Grafindo, 2010).17
E. Tujuan Pelayanan persekutuan kaum Bapa
1. Pelayanan dan pemberitan firman Tuhan dapat diarahkan secara khusus sehingga
mudah diterima, disamping itu supaya pelayanan anggota muda digiatkan
2. Membina dan mempersiapkan anggota persekutuan kaum bapa sebagai warga
gereja dan atau warga jemaat yang bertanggung jawab serta berfungsi sebagai
imam di tengah keluarga, gereja, dan masyarakat.
Sama dengan kelompok-kelompok jemaat lainnya (sekolah minggu, pemuda,
lansia dan lain-lainnya), maka persekutuan pelayanan kaum bapa hadir dan ikut
memikul tanggung jawab pelayanan gereja sesuai dengan Panggilan gereja “
Persekutuan, kesaksian dan pelayanan”. Namun belum terorganisasi secara baik
dalam wadah persekutuan kaum bapa di tengah jemaat, Rayon dan gereja.
Dalam kokumen keesaan gereja diakui bahwa Roh Kudus yang menghimpun
umat-Nya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa kedala suatu persekutuan
yaitu gereja. Dimana Kristus adalah Tuhan dan kepala (Efesus 4:1;3:16 wahyu
7:9) Roh kudus yang telah memberi kuasa kepada gereja dan mengutusnya
kedalam dunia untuk menjadi saksi, memberitakan injil kerajaan Allah kepada
segala makhluk di segala tempat dan di sepanjan masa (kis. 1:8; Markus 16:15;
matius 28:20)
Sehingga Allah memelihara gereja-Nya, pemeliharaan itu dengan cara tugas
kepada gereja. Allah menunt2ut agar gereja melayani dan menyerahkan hidupnya
kepada tugas itu. Sebabnya Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan
( 1 Tim. 2:4). Oleh karena hal tersebut maka Allah bekerja untuk menyelamatan
dunia ini. Dalam hal ini gereja yang telah di panggil Tuhan tidak boleh hanya
sebagai penonton saja. tapi gereja dibentuk supaya melaksanakan kehendaknya
dengan turut campur tangan akan kehidupan orang lain. Gereja dalam pelaksanan
tugasnya dipenuhi dengan seluruh kepenuhan dari Allah (Ef. 3:18-19). Kepenuhan
Allah itu dinyatakn melalui karunia-karunia yang berbeda yang dianugerahkan
kepada gereja. Maka gereja hidup bukan untuk dirinya sendiri sama dengan
kristus telah meninggalkan kemuliannya di sorga, mengosongkan diri untuk
menyangkal diri dan mengabaikan kepentingan diri sendiri agar semua yang
menderita dapat mengalami pembebasan yang dari Allah dalam diri Yesus
Kristus. (Matius. 9:35-38; Luk. 4:18-19)

2
Tata Gereja dan Pedoman Pelayan gereja GMIT halaman, 56-57
Abineno mengatakan sepanjang sejarah atau zaman gereja mempunyai tiga tugas
yakni marturia, koinonia dan diakonia. Tugas yang diberikan Allah kepada gereja
merupakan pancaran dari pelayanan Yesus Kristus selama di dunia ini. Maka
Gereja harus bertindak dengan memb3eritakan injil. Hidup dalam persekutuan
yang kudus melayani satu dengan yang lain. Dengan demikian maka kaum bapa
dapat mengambil bagian dalam pelayanan:
a. Bersaksi (Marturia)
Marturia berasal dari bahasa Yunani (marturi’a) yang artinya adalah kesaksian
(markus. 14:59). ini merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
gereja dan jemaat sebagai persekutuan orang-orang percaya dan yang telah
diselanmatkan oleh kristus. Ini dipertegas oleh Homrighausen dan Enklaar,
kesaksian itu biasa disebut penginjilan yang berarti pemberitan kabar baik,
Pemberitaan injil kepada semua orang yang masih memikul dosanya dan
belum menrima kebenaran yang dari Yesus Kristus. Penginjilan ini menjadi
tugas semua komponen jemaat termasuk kaum bapa.
Hendaknya kita melakukan dengan gembira. Bersaksi bukan saja dengan
perkataan tapi juga dengan contoh hidup atau teladan hidup kita perseorang
dan sebagai anggota tubuh kristus di tengah-tengah dunia ini. Tugas bersaksi
merupakan tugas utama bagi setiap situasi gereja. Dengan tegas Abineno
mengatakan jemaat dipanggil bukan hanya untuk mengaku tetapi juga untuk
bersaksi. Karena Tuhan menghendaki supaya semua orang memperoleh
keselamatan (1 tim. 2:4). Untuk tugas itu ia memberikan kuasa dan Roh-Nya.
Ia bersama-sama dengan kiat (mat.28:20), ia mengatakan dalam kesaksiannya
(1 kor.2:13), malah ia sendiri yang berkata-kata (bersaksi )mengantikannya
(mat. 10:19-20), Maka gereja perlu bersaksi artinya gereja harus mengatakan
atau mengumumkan apa yang jemaat yakini dan pahami kepada orang lain
dengan maksud supaya orang itu datang kepada Yesus.
Tugas kesaksian ini diperlukan di dalam dunia, di dalam segala bidang
kehidupan, salah satu bidang kehidupan yaitu bidang kehdupan sosial. Gereja
harus lenih banyak menyatakan solidaritasnya dengan orang lain. meskipun
menderita dalam hal ini kesempatan kaum bapa terlibat dalam pelayanan

3
Harun handiwijono, inilah sahabatku, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999, hal 142
4. Abineno J.L.Ch, Jemaat, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999, hal 192
bersaksi dan menyatakan kabar kepada orang lain lewat orgnisa atau
kelompok persekutuan kaum bapa.

b. Bersekutu (Koinonia)
Istilah koinonia berasal dari bahasa Yunani ( koinonia) yang artinya Persekutuan.
Dalam perjanjian baru kata koinonia dipakai bagi ersekutuan orang-orang
percaya dengan Kristus (1 kor 1:9) dengan Roh kudus ( 2 kor. 13:13) artinya
mereka dipanggil keluar dari dunia mereka yang lama dan dikuduskan,
diasingkan dari persekutua-persekutuan yang lain di dunia ini serta digunakan
oleh Allah sebagai Alat dalam karya penyelamatan-Nya. Sebagai Alat gereja
harus nampak dan konkrit. Artinya dalam hal tamak dari sudut sosiologi,
maksudnya di dalam hidup bersama komunitas anggota-anggotanya
mempunyai sangkut paut dan menyatu dengan dunia sekitarnya ataupun dunia
sosial.
Persekutuan jemat dengan jemaat yang lain sebagai tubuh kristus (Efs. 6:3,
8:17, 1 kor.15). Koinonia merupakan suatu persekutuan kasih kristus, dimana
anggota-anggota saling membantu dalam penderitaan ( 1 kor. 12:16), saling
dihubungkan dengan persekutuan Roh (Roma 2:1), saling menolong dimana
yang kuat menolong yang lemah ( Rom.15:1) bersama-sama mengerti akan
kasih kristu (Ees. 2:1) bersama-sama mengasihi orang yang miskin (Yakobus
2:5). Jadi dengan jelas dapat dikatan bahwa gereja sebagai persekutuan yang
terpanggil bukan untuk diri sendiri tetapi u4ntuk orang lain juga dan demi
kemulian Allah dan kehendak-Nya ditengah-tengah dunia. Dan kehendak-Nya
dengan dunia yaitu menyelamatkan. Gereja harus tahu bahwa dia dipanggil
Tuhan sebagai alatnya untuk menyelamtkan dunia ini.
Koinonia ini berhubungan erat dengan gereja yang memuliakn Allah. Maka
persekutuan ini merupakan persekutuan yang saling menerima satu dengan
yang lain untuk kemulian Allah (Rm. 15:7). Koinonia ini merupakan
persekutuan umat Allah yang tujuan ada partisipasi bersama dalam kelompok
dan di dalam kehidupan Allah ( 1 Yoh. 3:7).
Berarti dapat dikatakan kasih disini merupakan tindakan yang praktis ( 1
Yoh. 3:17-18) ini kita terbuka karena Kristus lebih dahulu mengasihi kita

4
Homrighausen dan Enklaar, Penidikan Agama Kristen, BPK. Gunung Mulia, Jakarta 200,halm 173
5. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999,hal 313
melalui kematian-Nya di kayu salib untuk pendamain dosa-dosa kita ( 1
Yohanis 4:10 dan Roma. 15:7) itu sebabnya sikap saling mengasihi satu
dengan yang lain yang utama di lakukan setiap orang kristen. Persekutuan
kaum bapa merupakan bagian dari tugas gereaja yang tidak boleh diabaikan
karena melalui kelompok persekutuan, pelayanan dan kesaksian akan tercaai
demikain. Demikian kita sebagai orangorang yang dipanggil oleh Kristus
kedalam pelayanan-Nya untuk hidup dalam persekutuan yang hidup didunia.
c. Melayani (Diakonia)
Dalam bahasa Yunani, melayani disebut diakonia ( diakoni;a) dan arti
sebenarnya adalah pelayanan kasih terutama di meja makan, pemeliharan
hidup. Hal ini merupakan suatu cara untuk memuliakn Allah ( 1 pet. 2:12).
Yesus mengajarkan bahwa kebebasan terdaat dalam pelayanan dengan rendah
hati. Hal ini sesuai dengan penyatan bahwa Anak Manusia juga datang bukan
untuk dilayani melainkan melayani (Mrk.10:45). Yesus mengajar gereja-Nya
untuk mengikuti teladan-Nya dalam persekutuan melayani dengan kerendahan
hati satu dengan yang lain. Sebab gereja berada di dunia ini bukan utuk dirinya
sendiri melaikan demi untuk kerajaan Allah dan juga untuk dunia.
Harus nyata dalam dan pelayanan. Kita harus dapat melihat bahwa hubungn
Allah dengan dunia sangat erat, Ia ingin supaya perubahan ataupun
teransformasi di alam semesta ini oleh Yesus Kristus. Raja yang dinanti-
nantikan umat Israel. Raja yang melepaskan dari kekuasaan bangsa asing, Raja
yang bukan untuk dilayani tapi melayani. Ia membuat dalam seluruh hidupnya
mulai dari betlehem samapi ke golgota. Ia adalah pelayan ( Luk. 12:27; Rom
15:8), hamba Allah (Ilp. 2:7), yang dinubuatkan nabi Yesaya.
Pemerintahannya ialah pelayanan (Diakonia). Ia melayani bukan hanya
dengan perkatan tapi juga dengan perbuatan. Perkatannya adalah perbuatan
dan perbuatannya dalah perkataan. Pelayanan menurut amanat agung adalah
kreatif( mat. 25) Diakoni ini haruus dilakukan kepada semua orang, terutama
kepada yang membutuhkannya. Seperti orang sakit, orang lemah, atau orang
miskin, yatim piatu, dan orang yang hidup dalam 5kesusahan ( Luk. 4:8-9),
bukan hanya secara rohani tetapi juga secara jasmani. Dalam persekutuan
gereja pelayanan ini harus tercipta dengan penuh kasih yang merupakan

5
Abineno J.L. Ch, Teologi Praktika, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1984, hal 10
gambaran hidup baru ( Roma 6:: 15-23). Diakonia ini dilakukan bukan karena
berat hati atau paksaan ( 2 kor 9:1) tapi berdasarkan kasih dengan lemah
lembut. Dengan dilaksanakan diakonia oleh gereja maka akan tercipta
kehidupan yang penuh kasih. Diakonia yang pada awalnya bersifat kereatif,
maka dalam hal ini diakonia perlu bersifat transformatif. Karena pelayanan
bukan saja perkara materi tapi bagaimana menteransformasikan pelayanan itu
sehingga membebaskan.
Diakonia itu berdasarkan pada kasih Allah dan karya penyelamat Allah.
Karya keselamatan itu berupa seluruh kehidupan manusia baik rohani maupun
jasmani. Karena itu tidak hanya disampaikan degan perkataan tetapi juga
dengan perbuatan.
Dalam kehidupan berjemaat atau bergereja, persekutuan kaum bapa dalam
ibadah-ibadah yang dilaksanakan namun kehadiran bapa-bapa sangat minim,
kenyatanya kaum bapa pasti ada ada didalam setiap jemaat. Sehingga tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai terutama dalam pelayana kaum bapa. Dengan
adanya kaum bapa setiap pelayan gereja akan menjadi mudah dalam
melaksanakna setiap program gereja dan pelayanan akan berjalan dengan
baik. Hal ini berarti peran serta kaum Bapak di dalam jemaat sangat di
perlukan, visi dan misi itu akan nampak bila terjadi persekutuan bersama
6
diantara kaum bapa melalui ibadah-ibadah rutin. Kaum Bapa dalam gereja
seharusnya menjadi motivator atau pendorong bagi unsur-unsur yag lain
dalam mengingatkan Visi dan misi pelayanan jemaat. Namun kenyataan
menunjukan bahwa unsur pelayanan persekutuan kaum bapa tidak dapat
perhatian yang serius dari anggota-anggotanya sendiri.
Hal ini terlihat dari kegiatan kegiatan ibadah yang berjalan tersendak-sendak
bahkan sering kita jumpai kaum bapa tidak melakukan ibadah. Kurannya
perhatian dan ketidak hadiran anggota-anggota di dalam ibadah pelayanan
kaum bapak itu disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena kesibukan
dalam pekerjaan pokoknya, ada juga yang belum menyadari arti penting
pelayanan ibadah persekutuan itu, ada juga yang berpikir mereka cukup
mengikuti ibadah minggu saja. Hal ini menjadi persoalan dalam kebanyakan
gereja-gereja yang kita jumapai. Kondisi Ibadah persekutuan kaum bapak
yang kurang berjalan lancar seperti itu adalah merupakan tanggung jawab kita
6
Abineno J.L. Ch, Pelayanan Bantuan anatar Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1986, hal 20
bersama selaku persekutuan jemaat. Untuk mencari jalan keluar demi
menjawab persolan-persoalan sekitar persoalan kaum bapak.
Acap kali tanpa kita sadari terntaya perang kaum bapak telah mengabaikan
tugas seorang bapak sebagai “ imam” ditengah keluarga, kita harus sadar
bahwa tanggung jawab Rohani seorang bapak atau seluruh anggota keluarga
berada di tangan kita sebagai kepala rumah tangga.
Tapi sayangnya, ternyata tidak sedikit kaum bapak mengabaikan tanggung
jawab ini. Maka gereja harus membentuk dan menetapkan suatu wadah yang
bertujuan menghimpun, mempersatukan, membina kaum bapak dengan satu
kelompok besar yang diisebut jemaat atau pelayan jemaat kaum bapak.
Sebagai salah satu unsur jemaat yaitu persekutuan kaum bapak dibentuk agar
dapat mempersatukan seluruh anggota jemaat dewasa khususnya kaum pria.
Seorang bapak didalam keluarga adalah sebagai imam. Karena itu dia harus
mampu merangkul keluarga, menujukkan teladan yang baik dan selalu
membangun hubungan dengan Tuhan. Jika kegiatan pelayanan kaumbapak
dia adakan hanya untuk menambah daftar kegiatan dalam jemaat, maka
tindakan tersebut tidak akan menujukkan tujuan yang utama bagi pelayanan
kaum bapak. Sama seperti semua unsur kegiatan dalam jemaat, kegiatan
pelayanan kaum bapak harus diarahkan kepada keaktifan persekutuan
pelayanan kaum bapak dalam jemaat. oleh karena itu, kita harus memahami
secara benar arti atau makna jemaat yang bertumbuh menurut konsep Akitab.
Jemaat yang bertumbuh adalah jemaat yang kehidupannya mengalami
peningkatan mutu Rohani (kualitas), Peningkatan mutu rohani jemaat harus
nampak dalam kehidupan yang berkesinambung- meningkat dalam proses
kekudusan, 1 kor.1:1-8, meningkat secara total dalam ibadah kristini, sesuai
Kis. 2:41-47, mengalami peningkatan dalam mutu organisasi, mengalami
peningkatan Jumlah pertumbuhan jemaat.
Terlihat jelas dalam Alkitab bahwa dalam masyarakat umat Tuhan
(Bangsa Israel), Peran yang paling dominan adalah peran “ kaum bapak”. Hal
tersebut terjadi, baik dalam rumah tangga, dalam masyarakat luas, maupun di
dalam bidang pemerintahan dan organisasi masyarakat. Hal itu terutama
disebabkan oleh kepentingan penyataan Allaah sebagai “ bapa” yang sedang
dalam proses pada waktu itu. Fungsi kaum bapak secara teologis dapat di tarik
dari paling kurang sepuluh makna atau arti yang diberikan oleh Alkitab
terhada kaum bapak.
Bapa adalah ayah (orang tua) dari satu pribadi; Bapak adalah kepala dan atau
pembentuk rumah tangga, satu kelompok, satu keluarga dan satu suku atau
marga; Bapa adalah nenek moyang atau leluhur; Bapa adalah pemula atau
model dari satu kelompok dan profesi; Bapa alamat penghargaan dan
penghormatan; Bapa adalah pemimpin atau kepala; Bapak adalah penghasil
dan pembangkit; Bapa adalah sumber kebajikan dan perlindungan; Bapa
adalah gelar penghormatan.
Tujuan penyajian makna atau fungsi kaum Bapa oleh Alkitab adalah supaya
fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana atau tercapai di dalam kehidupan setiap
kaum bapak, secara kelomok maupun perorang.
Jemaat berkewajiban memberikan pelayanan kepada mereka supaya mereka
mampu menunaikan semua tugas panggilan tersebut, secara utuh dan
memuliakan Tuhan. Kaum bapak harus menunaikan tugasnya sebagai “
bayangan” dari ke “ bapak’an Alah atas ciptaan-Nya, baik manusia maupun
alam semesta.
F. Macam-macam Potensi kaum bapak
Dalam bergereja dan berjemaat. Gereja dan jemaat harus memahami potensi Kaum Bapak
dalam jemaat, karena dengan pemahaman itu, akan menjadi suatu daya dorong yang
kuat untuk melayani dan membina mereka secara lebih intensif supaya berdaya-guna
di dalam perluasan kerajaan Allah di duniaini. Kum bapak mempunyai paling kurang
dua potensi penting.
1. Potensi Kepemimpinan dan tanggung jawab, Pentingnya peran kepemimpinan
dalam pertumbuhan gereja dan jemaat, dibuktikan dalam strategi k7erja Tuhan
Yesus. Jauh sebelum Dia mengulirkan lembaga jemaat-Nya, Dia terlebih dahulu
menyiapkan beberapa lapisan kepemimpinan: ada kelompok 12, kelompok 70,
kelompok 120 dan kelompok 5000 orang percaya.
Suatu pilar atau tiang jemaat adalah rumah tangga warga jemaat, yang dikomadani
oleh kepala rumah tangga: Bapak. jika jemaat ingin membangun diri secara teguh,
hal itu dapat dicapai demgan memperkokoh kehidupan rumah tangga warga
jemaat.

7
http://www.kibaidlongori. org/ 2013 perag kaum peria dalam pertumbuhan gereja
2. Potensi keterampilan dan pengalaman Sebagai kepala dan pelindung keluarga,
kaum bapak telah dilengkapi dengan naluri alami oleh Tuhan untuk
mengupayakan diri lenih mampu dan lebih berpengalam. Termasuk upaya
mempunyai pendidikan yang baik dan memadai. Dan Tuhan melengkapi dia
dengan keadaan, kesempatan dan kemampuan serta daya fisik untuk mencapainya.
Kegiatan kaum bapak dalam jemaat akan menjadi tempat dan kesempatan di mana
mereka perlu didorong dan diberi motivasi yang benar dan dilengkapi dengan cara
dan etika yang berorientasi pada Firman Tuhan.
KESIMPULAN

Pelayanan adalah sebuah kepercayan dan anugrah Allah. Maka dalam berjemaat peran kaum
bapak juga sangat penting demi memberikan dorongan dan memajukan pelayanan gereja.
Pelayanan juga merupakan suatu kehidupan yang membutuhkan berbagai keterampilan dan
empati yang melibatkan pikiran, hati dan perbuatan yang penuh totalitas.

Dengan begitu, kaum bapak hadir dalam menjalankan fungsi sebagai terang melalui usahan
strategi pelayanan yang tepat unrtuk mendukung pemberitaan kerajaan Allah didunia ini.
Melalui strategi pelayanan kaum bapak ini juga gereja dapat memperbaharui sistem gereja
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Husen Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi (Jakarta: Raja Grafindo, 2010).17

Tata Gereja dan Pedoman Pelayan gereja GMIT halaman, 56-57

Harun handiwijono, inilah sahabatku, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999, hal 142
4. Abineno J.L.Ch, Jemaat, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999, hal 192

Homrighausen dan Enklaar, Penidikan Agama Kristen, BPK. Gunung Mulia, Jakarta 200,halm 173
5. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999,hal 313

Abineno J.L. Ch, Teologi Praktika, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1984, hal 10

Abineno J.L. Ch, Pelayanan Bantuan anatar Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1986, hal 20

http://www.kibaidlongori. org/ 2013 perag kaum peria dalam pertumbuhan gereja

Anda mungkin juga menyukai